Anda di halaman 1dari 5

POLIOMYELITIS(POLIO)

A.Definisi
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan
predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang
otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta
autropi otot.

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir
ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).

B. Etiologi

Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu:


1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa
inkubasi : 7-10-35 hari
Klasifikasi virus
Golongan : Golongan IV ((+)ssRNA)
Familia : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus

C. Tanda dan gejala


Poliomelitis dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1.      Poliomielitis Asimtomatis: Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena
daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali. Pada suatu
epidemi diperkirakan terdapat pada 90-95% penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap
virus tersebut.
2.      Poliomielitis abortif : Diduga secara klinik hanya pada daerah yang terserang epidemi
terutama yang diketahui kontak denga pasien poliomeilitis yang jelas. Diperkirakan terdapat
4-8% penduduk pada suatu epidemi . Timbul mendadak berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejela berupa malaise, anoreksia, nause, muntah nyeri kepala, nyeri
tenggorokan, konstipasi dddan nyeri obdemen.
3.      Poliomielitis Non Paralitik: Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya
nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang
diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase 2
dengan nyeri otot. . Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi
pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4.      Poliomielitis Paralitik: Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu
atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan
paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
a.       Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh,
diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
b.      Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan
pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c.       Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.
d.      Bentuk ensefalitik: Dapat disertai dengan gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan
kadang- kadang kejang.

1. Medula spinalis terutama


D. Patway
kornu anterior
Poliovirus 2. Batang otak pada nucleus
(PV)
vestibularis dan inti-inti saraf
.
cranial serta formasio
  Melalui mulut retikularis yang mengandung
pusat vital
M Ve
enginfeksi saluran usus 3. Sereblum terutama inti-inti
rimia virus + DC faecese
(berkembang biak) beberapa
virmis minggu
Aliran darah
  4. Otak tengah “midbrain”
terutama masa kelabu
substansia nigra dan kadang-
kadang nucleus rubra
5. Talamus dan hipotalamus
sistem saraf pusat
Melemahnya otot 6. Palidum
  7. Korteks serebri, hanya
daerah motorik
kelumpuhan (paralysis)
E. Komplikasi

1. Hiperkalsuria
2. Melena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis

F. Penatalaksanaan Askep

Untuk mencegah penularan pasien perlu dirawat diruang isolasi dengan perangkap
lengkap kamar isolasi dan memerlukan pengawasan yang teliti, mengingat bahwa virus polio
juga terdapat pada feses pasien, maka jika membuang feses harus betul- betul kedalam lubang
WC dan disiram air sebanyak mungkin.

Masalah pasien yang perlu diperhatikan bahaya terjadi kelumpuhan, gangguan


psikososial, dan kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

1.      Bahaya terjadi kelumpuhan


Penyakit poliomielitis aka selalu menimbulkan kelumpuhan yang sarafnya terkena virus polio
tersebut (kecuali yang ringan tidak). Misal jenis paralitik, kelumpuhan mengenai anggota
gerak terutama kaki. Kelumpuhan tersebut akibat atrofi otot sehingga kaki terlihat kecil
sebelah. Jika polio mengenai bayi dapat terjsdi kelumpuhan otot obdemen, sehingga dapat
terjadi gangguan eliminasi. Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami
kelumpuhan, maka pasien perlu perawatan secara kontinu:
a.       Pasien perlu istirahat ditempat tidur selama 2 minggu atau lebih, tergantung pad jenis
penyakit bentuk polio.
b.      Pernafasan pasien perlu diawasi secara cermat dan sering serta disediakan catatan khusus,
jika pasien dirawat dengan dugaan poliomeilitis bentuk bulbar, pengamatan pernafasan
dilakukan setiap ½- ¼ jam(melihat keadaan pasien.

2.      Gangguan psikososial


Penyakit poliomeilitis akan meninggalkan gejala sisa berupa kelumpuhan anggota
gerak terutama kaki, keadaan ini akan membuat sedih orang tua dan pasien itu sendiri karena
kehilangan kemampuan tuk beraktifitas seperti anak- anak lainnya yang tidak cacat.
Orang tua akan merasa sedih mempunyai anak yang cacat, perlu dijalaskan kepada
orang tua maupun anaknya bahwa aak yang cacat tubuhnya belum tentu kalah pandai dari
pada anak yang lain,orang tua harus memberikan dorongan kepada anaknya agar bersikap
wajar saja dan jika anak sudah sekolah tidak akan terganggu kecerdasannya asal tetapmau
belajar semestinya.
Orang awam menganggap bahwa anak cacat karena disuntik, hal itu harus diterangkan bahwa
kecacatan bukan karena kesalaha pengobatan tetapi memang penyakit tersebut akan demikian
akibatnya, hanya kecacatan berkurang asalkan fisiotrapi dilakukan dengan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai