Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN: VI

I. Judul Praktikum : Biomassa Serasah di Desa Wak Toweren,


Kecamatan Laut Tawar, Kabupaten Aceh
Tengah.
II. Tanggal Praktikum : 26 Maret 2022

III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengetahui akumulasi karbon


organik pada tumbuhan (Serasah, herba,
dan pohon).
2. Untuk mengetahui hubungan karbon
absolut dalam biomassa tumbuhan pada
waktu tertentu.

IV. Dasar Teori :


Serasah daun sebagai komponen utama dalam produtivitas primer bakau
merupakan sumber karbon penting dalam proses dekomposisi. Ekosistem
mangrove dengan berbagai fungsi ekologisnya yang bersifat langsung sebagai
penyedia unsur hara bagi biota yang terdapat pada ekosistem mangrove dan
perairan sekitarnya, juga mempunyai fungsi jasa-jasa lingkungan. Beberapa fungsi
pentingnya adalah melokalisir dan melarutkan berbagai bahan pencemaran,
memperbaiki kualitas air, mencegah abrasi, penghasil oksigen, penyerap
karbondioksida, sebagai biodiversity, mencegah tejadinya perubahan iklim
global.1
Serasah hutan mangrove memiliki fungsi yang amat penting bagi ekosistem
mangrove, diantaranya untuk mempertahankan kesuburan tanah hutan yang
bersangkutan. Kesuburan tanah dan tanaman bergantung pada produktivitas dan
laju dekomposisi serasah. Serasah akan mengalami dekomposisi, memberikan

1
Arthur Muhammad Farhaby, “Analisis Produksi Serasah Mangrove Di Pantai Mang
Kalok Kabupaten Bangka”, Jurnal Enggano, (2019), Vol. 4. No. 1. h. 25.

1
sumbangan bahan organik bagi tanah hutan, serta menjadi sumber makanan bagi
kehidupan fauna tanah. Akumulasi bahan organik hasil dekomposisi serasah hutan
mangrove bermanfaat memperkaya hara pada ekosistem mangrove sebagai daerah
asuhan dan pembesaran (nursery ground), daerah pemijahan (spawning ground),
dan perlindungan bagi aneka biota perairan. 2
Serasah berfungsi sebagai tempat penyimpan air sementara yang selanjutnya
akan dilepaskan ke dalam tanah bersama dengan bahan organik yang berbentuk
zat hara larut, memperbaiki struktur tanah dan menaikkan kapasitas penyerapan.
Peran serasah dalam proses penyuburan tanah dan tanaman sangat tergantung
pada laju produksi dan laju dekomposisi serasah. Menurut Dita dekomposisi yaitu
proses penguraian bahan organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan baik
secara fisik maupun kimia menjadi senyawa anorganik (mineral) secara sederhana
yang dapat memberikan hara mineral sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh
tumbuhan sebagai sumber nutrisi. 3
Dekomposisi serasah merupakan proses penguraian serasah yang menjadi
kompenen penting dari proses siklus nutrisi karena dapat memberikan kontribusi
besar terhadap kesuburan tanah. Dekomposisi serasah daun Shorea guiso
dilakukan menggunakan litter-bag berukuran 30 cm x 40 cm. Setiap litter-bag
berisi 100 g berat kering serasah Shorea guiso. Kantong serasah kemudian
diikatkan pada patok bambu dan diletakkan di bawah tegakan Shorea guiso. 4

2
Yunus Watumlawar” Produksi Dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove (Sonneratia
Sp) Di Kawasan Hutan Mangrove Bahowo, Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Sulawesi
Utara ” , Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, (2019), Vol. 13, No. 1.

3
Ory Kurnia Ayu Devianti dkk, ” Studi Laju Dekomposisi Serasah Pada Hutan Pinus di
Kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II Jawa Timur ” Jurnal Sains Dan Seni Its,(2017), vol.2.
No.6, h.87.

4
Rudi Candra Aditama, dkk, “Struktur Komunitas Serangga Nocturnal Area Pertanian
Padi Organik Pada Musim Penghujan di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang”, Jurnal
Biotropika, Vol. 1, No. 4, (2013), h. 189.

2
V. Alat dan Bahan :
a. Alat:
1. GPS
2. Tali rafia
3. Mereran
4. Alat tulis
5. Cuter/ Gunting

b. Bahan:
1. Objek berupa komunitas tumbuhan dan serasah yang berukuran
1x1 meter.

VI. Cara Kerja:


1. Ditentukan lokasi yang akan diamati pada peta.
2. Ditentukan lokasi di lapangan dan tentukan intesitas sampling.
3. Di Buat food besar yang berukuran 20x100/ 10x50 Meter untuk pohon
DBH>30.
4. Dalam plot besar tersebut dibuat plate berukuran 5x40/2x20 meter
untuk pohon DBH5< DBH<30 meter.
5. Didalam plot 5x40/2x20 meter dibuat plot 1x1 meter untuk stok
karbon understorey (herba, perdu dan anakan pohon DBH<5 cm).
6. Didalam plot 1x1 meter ,dibuat 0,5x0.5 meter untuk serasah (daun -
daun yang sudah gugur/jatuh ditanah.
7. Dicatat jumlah pohon yang terdapat dalam plot berdasarkan DBH
yang telah ditentukan.
8. Plot berukuran 20x100/10x50 meter dan 5x40/ 2x20 meter di ambil
ranting /cabang/daun kemudian ditimbang perpohon.
9. Dicuci untuk menghilangkan pratikal tanah dijemur,Ditimbang berat
Totalnya diambil sup sampel sebanyak 300 g dan dikeringkan dalam
oven hingga beratnya konstan.

3
10. Dilakukan pengukuran ketinggian dan mendeteksi lokasi pengamatan
dengan GPS.
11. Diperoleh nilai stok karbon pada aplod yang dilakukan Estimasi maka
stok karbon pohon dihitung dengan persamaan W=0,188
DBH ,Khusus untuk hutan dengan curah hujan 1500-4000 mm.
12. Distok karbon Anderstorey dan Serasah dihitung dengan persamaan
berikut:
Biomassa total
berat basah total ( kg ) x berat kering subsampel( g)
kg /m 2 = 2
berat basah subsampel ( g ) x luas area m

13. Dihitung stok karbon dengan persamaan – persamaan berikut :


berat kering( g)
a. Bulk Density (DB) ( g/cm2 =
volume cincin pencuplik
b. kandungan karbon tanah (mg/ Ha pada kedalaman 0-20 cm
= DB X 200 kg /m2 x konsentrasi C (g) x 10

4
VII. Hasil Pengamatan :

Gambar : Serasah Pohon Keterangan


1. Serasah plot I

1. Serasah plot II

1. Serasah plot III

1. Serasah plot IV

5
1. Penimbangan serasah

1. Penjemuran serasah

Tabel Pengematan Biomassa Serasah

6
Plo Berat Berat Berat Luar Rumus Hasil
t Basah Basah Kering Area
Total Subsam Subsamp (m¿¿ 2)¿
(g) pel (g) el (g)
I. 600 g 100 g 45 g 1 m2 BB Total ( g ) x BK Subsampel ( g) 270
BM Total 2
BB subsampel ( g ) x Luas area(m )
2 g/m
II. 540 g 100 g 40 g 1 m2 BB Total ( g ) x BK Subsampel ( g) 216
BM Total 2
BB subsampel ( g ) x Luas area(m2 ) g/m
III. 450 g 100 g 30 g 1 m2 BB Total ( g ) x BK Subsampel ( g) 135
BM Total
BB subsampel ( g ) x Luas area(m )
2 g/m2
IV. 300 g 100 g 35 g 1 m2 BB Total ( g ) x BK Subsampel ( g) 105
BM Total
BB subsampel ( g ) x Luas area(m2 ) g/m2

Penyelesaian:
600 ( g ) x 45( g) 27.000(g)
Plot I : Biomassa Total 2
= 2
=270 g /m2
100 ( g ) x 1(m ) 100(m )

540 ( g ) x 40 (g) 21.600(g) 2


Plot II :Biomassa Total 2
= 2
=216 g/m
100 ( g ) x 1( m ) 100(m )

450 ( g ) x 30(g) 13.500(g) 2


Plot III : Biomassa Total 2
= 2
=135 g/m
100 ( g ) x 1(m ) 100 (m )

300 ( g ) x 35( g) 10.500(g)


Plot IV : Biomassa Total = =105 g /m2
100 ( g ) x 1(m2) 100(m2 )

VIII. Pembahasan :

7
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di danau laut tawar, Aceh
Tengah diketahui bahwa serasah dedaunan merupakan hasil dari aktifitas alami
tumbuhan. Serasah daun dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu
yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi karbon organik
pada tumbuhan (serasah, herba, dan pohon), tepatnya di daerah danau lut tawar,
Aceh Tengah. Umumnya, serasah dari spesies yang tumbuh pada lingkungan yang
miskin unsur hara lebih sulit terdekomposisi dan akan menyebabkan lambatnya
proses siklus hara pada lingkungan tersebut dibanding serasah yang berasal dari
tanaman yang hidup pada lingkungan yang kaya unsur hara.

Serasah merupakan istilah yang diberikan untuk sampah-sampah organik


yang berupa tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai sisa vegetasi
lainnya di atas lantai hutan atau kebun yang sudah mengering dan berubah dari
warna aslinya. Serasah banyak memiliki senyawa berbasis karbon. Beberapa
faktor yang memengaruhi jatuhnya serasah yaitu keadaan lingkungan meliputi
kondisi iklim, ketinggian, dan kesuburan tanah. Saat musim kemarau produksi
serasah relatif lebih tinggi bila dibandingkan pada musim hujan. Hal ini berarti
keadaan cuaca akan memengaruhi kecepatan gugurnya daun.

Seresah memiliki peranan yang penting di lantai hutan karena sebagian


besar pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari seresah. Seresah juga
berguna bagi tanah apabila telah mengalami penguraian, sehingga senyawa
organik kompleks pada seresah diubah menjadi senyawa anorganik dan
menghasilkan hara mineral yang dimanfaatkan oleh tanaman. Serasah menjadi
sumber bahan organik tanah yang didapatkan melalui proses dekomposisi, yaitu
saat serasah jatuh ke lantai tanah dan terjadi proses perombakan dan
penghancuran bahan organik menjadi partikel yang lebih kecil sehingga menjadi
unsur hara terlarut yang dimediasi oleh organisme dan mikroorganisme.

Produktivitas serasah akan meningkat dan mencapai maksimum pada


musim kemarau dan menurun pada musim hujan. Hal ini terjadi karena pada

8
musim kemarau persaingan diantara tanaman dan antar organ dalam satu tanaman
untuk mendapat air, sehingga akan menyebabkan terjadinya efisiensi dalam proses
fotosintesis dan tanaman akan cepat melakukan regenerasi. Selain itu, jenis
penyusunan, tingkat kerapatan pohon, dan luas bidang dasar suatu tegakan
diketahui akan berpengaruh terhadap produktivitas serasah suatu tegakan.

IX. Kesimpulan :
1. Serasah atau sarap yaitu istilah yang diberikan untuk sampah-sampah
organik yang berupa tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan
berbagai sisa vegetasi lainnya di atas lantai hutan atau kebun yang
sudah mengering dan berubah dari warna aslinya.
2. Serasah dedaunan merupakan hasil dari aktifitas alami tumbuhan.
3. Beberapa faktor yang memengaruhi jatuhan serasah yaitu keadaan
lingkungan meliputi kondisi iklim, ketinggian, dan kesuburan tanah.
4. Produktivitas serasah akan meningkat dan mencapai maksimum pada
musim kemarau dan menurun pada musim hujan
5. Seresah memiliki peranan yang penting di lantai hutan karena sebagian
besar pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari seresah.

X. Daftar Pusttaka :
Ayu, Ory Kurnia Devianti, dkk. 2017. “Studi Laju Dekomposisi Serasah
Pada Hutan Pinus di Kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II
Jawa Timur”. Jurnal Sains Dan Seni Its. Vol. 2. No. 6.
Kusmana, Cece. 2021. “Laju Dekomposisi Serasah Daun Shorea Guiso Di
Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat”. Jurnal Silvikultur
Tropika. Vol. 12. No. 3.
Farhaby, Arthur Muhammad. 2019. “Analisis Produksi Serasah Mangrove
Di Pantai Mang Kalok Kabupaten Bangka”. Jurnal Enggano. Vol. 4.
No. 1.
Watumlawar, Yinus. 2019. “Produksi Dan Laju Dekomposisi Serasah
Mangrove (Sonneratia sp.) Di Kawasan Hutan Mangrove Bahowo,

9
Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara”. Jurnal
Pesisir dan Laut Tropis. Vol. 13. No. 1.

10

Anda mungkin juga menyukai