Anda di halaman 1dari 22

A.

KARAKTERISTIK SD NEGERI KETINTANG IV/421


Dalam kondisi darurat pendidikan karena adanya pandemi dan sekarang
menjadi endemi covid-19 ini, dibutuhkan rancangan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dan berpihak kepada peserta didik. Karena mereka akan mengalami
perubahan pembelajaran yang bisa jadi dapat menyebabkan ketidaknyamanan
saat mereka belajar. Selain itu, banyaknya karakter dan tingkat kognitifitas pada
peserta didik, pemerintah memiliki terobosan yang mengajak secara langsung
kepada guru dan satuan pendidikan yang mengerti dengan gamblang kebutuhan
peserta didiknya untuk menciptakan kurikulum baru yang disebut dengan
Kurikulum Merdeka.
Pada Kurikulum Merdeka, peserta didik dijadikan objek utama dalam
kegiatan pembelajaran dengan mengedepankan kebutuhan dan kemampuan
mereka. Untuk itu perlu dilakukan analisis karakteristik baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan sekitar. Berikut adalah analisis karakter yang
dimiliki oleh SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya:
1. Potensi SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya berada di Jl. Gayung
Kebonsari III Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan. SD Negeri
Ketintang IV/421 Surabaya terletak di tengah perumahan yang secara
keamanan lalu lintas sangat terjaga dan menjadi sekolah yang lebih ramah
anak karena berada dekat dengan perumahan yang terdapat pos
keamanan. Berikut tadi merupakan karakteristik secara letak geografis.
Selain itu, lahan yang cukup luas, tanah yang cukup subur dan lingkungan
yang asri menjadi daya tarik bagi SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
untuk mengembangkan potensi di bidang lingkungan hidup.
Selain potensi geografis, potensi tenaga pendidik dan kependidikan
yang sesuai dengan kualifikasi juga menjadi kekuatan di SD Negeri
Ketintang IV/421 Surabaya untuk berkembang menjadi sekolah yang bisa
bersaing dengan sekolah lainnya. Berikut ini adalah tabel data tenaga
pendidik dan kependidikan di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya:

1
a. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Potensi tenaga pendidik dan kependidikan dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
- Tenaga Pendidik
Jenis Tersertifikat
Jenis Kualifikasi Pendidikan
Kelamin Pendidik
Kepegawaian
L P <S1 S1 >S1 Sudah Belum
PNS 1 8 9 7 2
PPPK 1 1 2 1 1
GTT 2 2 2
Jumlah 2 11 13 8 5

- Tenaga Kependidik
Jenis
Jenis Kualifikasi Pendidikan
Kelamin
Kepegawaian
L P ≤SMP SMP SMA D3 S1 ≥S1
PNS
PPPK
PTT 1 3 1 1 2
Jumlah 1 3 1 1 2

b. Potensi Siswa
Setiap anak adalah memiliki keunikan masing-masing, sehingga
perlu adanya pengembangan kemampuan sosial dan emosional yang
berbeda pula. Sekolah berusaha dengan sebaik mungkin memfasilitasi
kebutuhan mereka dengan menyiapkan program pengembangan potensi
dan minat mereka. Dengan demikian, program yang dirancang
memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual, fisik) dengan
ranah spiritual sebagai payung besar.
Berikut adalah jumlah siswa yang ada di SD Negeri Ketintang
IV/421 Surabaya:
Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
L P
Kelas 1 10 8 18
Kelas 2 9 9 18
Kelas 3 10 11 21
Kelas 4 10 8 18
Kelas 5 11 7 18
Kelas 6 11 12 23
Jumlah 61 55 116

2
Siswa di atas mendapatkan perhatian penuh dalam hal
pemenuhan kebutuhan peminatan melalui ekstrakurikuler yang ada baik
dari segi kesenian, keagamaan dan teknologi informatika.

2. Karakteristik Masyarakat di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya


Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan dan kuisioner
kemampuan kognitif dan sosial peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat.
Karakteristik masyarakat yang dapat dianalisis oleh pihak sekolah
antara lain:
a. Keluarga Peserta Didik
SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya memiliki siswa yang
sebagian besar orang tuanya memiliki tingkat ekonomi menengah ke
bawah, namun demikian memiliki kepedulian yang besar terhadap
pendidikan.
Kepedulian yang diberikan salah satunya dalam bentuk:
 Kolaborasi bersama dengan wali kelas untuk membuat keyakinan
kelas
 Mendukung program-program yang direncanakan sekolah, untuk
pengembangan minat siswa
 Mendampingi siswa dalam pembelajaran di rumah, dan lain-lain.
b. Masyarakat di Sekitar Rumah Peserta Didik
Peserta didik di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya berasal dari
beberapa daerah yang berbeda dan secara realita mereka tinggal di
daerah yang multikultural baik secara pergaulan maupun adat istiadat.
Hal ini memiliki dampak positif karena mereka bisa bersosialisasi dengan
berbagai budaya dan mempelajari budaya dari berbagai daerah.
Selain dampak positif ada dampak negatif yang harus diantisipasi
oleh pihak sekolah maupun orang tua, karena dampak multikultural
dapat menimbulkan kehidupan yang metropolis. Oleh karena itu,
kegiatan pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya
tradisional sangat dioptimalkanmelalui kegiatan pengembangan diri.

3
Menyikapi kondisi ini, SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama
yang harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan
mengadakan kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
c. Kemitraan/Kerjasama dengan Pihak Lain
SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya selain menjalin kemitraan
dengan masyarakat sekitar dan wali siswa juga menjalin kemitraan
dengan pihak lain, antara lain:
1) Puskesmas Gayungan , kerjasama yang dilakukan antara SD Negeri
Ketintang IV/421 Surabaya adalah pelaksanaan program bulan
imunisasi (BIAS) setiap tahun; pemeriksaankesehatan terhadap
peserta didik setiap bulan serta pembinaan pelaksanaan
programUKS dan Dokter Kecil, PHBS dan Penerapan Pencegahan
Covid-19;
2) Kepolisian Sektor Gayungan, kerjasama yang dilakukan dalam hal
pembinaan tataupacara bendera, peraturan baris-berbaris dan
penerapan patroli keamanan sekolah;
3) Perpustakaan Kota Surabaya dan beberapa perpustakaan sekolah di
Kecamatan Gayungan, melakukan kerjasama tentang
pembinaanperpustakaan SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
menuju perpustakaan digital, berbagi informasi keliterasiandan
pengembangan literasi sekolah;

3. Kekhasan/Tradisi yang kuat di SD Negeri Ketintang IV/421Surabaya


Adapun kekhasan/tradisi yang dimiliki oleh SD Negeri Ketintang
IV/421 Surabaya antara lain:
a. Budaya Prestasi
Budaya berprestasi di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
dibuktikan dari:
1) Berbagai prestasi lomba bidang Akademik dan non akademik yang
diraihpeserta didik dari tingkat kota. Contoh prestasi yangdiraih

4
tingkat kota adalah lomba karawitan yang diselenggarakan Dinas
Pendidikan Kota Surabaya;
2) Persaingan belajar yang sehat dari peserta didik untuk memperoleh
hasilbelajar yang sangat baik sehingga mampu untuk melanjutkan ke
SMP Negerisesuai pilihan siswa/orangtua siswa.
b. Budaya Literasi
Peserta didik SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya memiliki
budaya literasi yang sangat baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya
di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya di antaranya:
1) Kegiatan membaca dan menuliskan resume karya fiksi (terutama
berupanovel) dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum memulai
pembelajaran;
2) Melakukan kerjasama dengan perpustakaan kota dan di sekolah-
sekolah terdekat dalam memperbaiki tingkat literasi peserta didik;
3) Kegiatan menulis karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan dapat
berupacerpen, sajak, puisi, atau bentuk lain. Hasil karya ini kemudian
dibukukan disetiap kelas dan peserta didik sudah mampu
mengorganisasi koleksinya.
c. Peduli Lingkungan
Sesuai dengan Visi Sekolah, Budaya Lingkungan sudah
menjadi kegiatan wajib. Peserta didik SD Negeri Ketintang IV/421
Surabayamemiliki budaya lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah
beberapa kegiatan yang dilakukan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler misalnya kegiatan Jumberling (Jum’at Bersih
Lingkungan), operasi semut dan kegiatan Adiwiyata.

4. Analisis Rapor Pendidikan


Analisis ini diambil dari Nilai Rapor Pendidikan tahun 2021 yang
diidentifikasi dengan melihat beberapa indikator yang masih masih perlu
perbaikan yaitu dengan kriteria perlu intervensi khusus dan kriteria dalam
capaian dasar. Diharapkan dengan adanya analisis Rapor Pendidikan ini
dapat memperbaiki pelayanan di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya.
Adapun indentifikasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

5
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
A.1. Kemampuan Indikator level 2: - Pemanfaatan platform
Literasi sudah A.1.5. Kompetensi merdeka mengajar untuk
di atas mengevaluasi dan peningkatan kapasitas guru
kompetensi merefleksikan isi dan kepala sekolah terkait
minimum teks (L3) masih materi literasi (Benahi 1)
tetapi ada rendah (capaian Bentuk kegiatan:
proporsi nilai sekolah 1. Guru dan Kepala
peserta didik sebesar 58,67 dari Sekolah mempelajari
dengan nilai maksimal 100) contoh-contoh cara
kemampuan membangun
literasi Perlu pemahaman isi teks
Intervensi 2. Guru dan Kepala
Khusus Sekolah melakukan
identifikasi kebutuhan
dan karakteristik
peserta didik di setiap
jenjang
- Kegiatan membaca dan
mendiskusikan beragam
buku dari berbagai sumber
dan genre secara rutin oleh
guru dan siswa (Benahi 3)
Bentuk kegiatan:
1. Menjadwal kegiatan
kunjungan
perpustakaan atau
pustakawan berkunjung
dan membahas buku
koleksi perpustakaan
2. Menerapkan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS)
atau gerakan membaca
dan bercerita untuk
mendiskusikan isi teks
yang dibaca
- Pembentukan dan
optimalisasi komunitas
belajar untuk peningkatan
kompetensi guru dan
kepala sekolah dengan

6
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
berbagi pengetahuan dan
diskusi terkait literasi
(Benahi 4)
Bentuk kegiatan:
1. Melakukan kegiatan KKG
baik tingkat sekolah
maupun kecamatan
untuk pembahasan
peningkatan kemampuan
merefleksi, mengevaluasi
isi teks yang ada di
sekolah
- Penyusunan dan
Penerapan kurikulum
operasional satuan
pendidikan yang terkait
peningkatan literasi sesuai
dengan kebutuhan siswa
dan kondisi sekolah
(contohnya, dengan
penerapan kurikulum
merdeka atau kurikulum
darurat) (Benahi 6)
Bentuk kegiatan:
1. Menyusun jadwal
kunjungan perpustakaan
2. Menyusun program
Gerakan Literasi Sekolah
(GLS)
A.2. Kemampuan Indikator level 2: - Pemanfaatan platform
Numerasi - A.2.1. Kompetensi merdeka mengajar untuk
mencapai pada domain peningkatan kapasitas guru
kompetensi Bilangan masih dan kepala sekolah terkait
minimum rendah (capaian materi numerasi (Benahi 1)
tetapi ada nilai sekolah Bentuk kegiatan:
proporsi sebesar 34,50 dari 1. Guru dan Kepala
peserta didik nilai maksimal Sekolah mempelajari
dengan 100) contoh-contoh cara
kemampuan - A.2.2. Kompetensi membangun
numerasi pada domain pemahaman numerasi

7
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
Perlu Aljabar masih yang sesuai dengan
Intervensi rendah (capaian konteks peserta didik
Khusus nilai sekolah 2. Guru dan Kepala
sebesar 37,84 dari Sekolah melakukan
nilai maksimal identifikasi kebutuhan
100) dan karakteristik peserta
- A.2.3. Kompetensi didik di setiap jenjang
pada domain - Penguatan pembelajaran
Geometri masih numerasi dengan
rendah (capaian menggunakan modul
nilai sekolah numerasi berbasis tema
sebesar 39,95 dari dan sumber lainnya di luar
nilai maksimal platform merdeka mengajar
100) (Benahi 2)
- A.2.4. Kompetensi
pada domain Data
dan Bentuk kegiatan:
Ketidakpastian 1. Guru memberikan
masih rendah berbagai bentuk soal
(capaian nilai numerasi dari berbagai
sekolah sebesar sumber, khususnya pada
47,99 dari nilai platform merdeka
maksimal 100) mengajar
- A.2.5. Kompetensi - Pembentukan dan
mengetahui (L1) optimalisasi komunitas
masih rendah belajar untuk peningkatan
(capaian nilai kompetensi guru dan
sekolah sebesar kepala sekolah dengan
48,42 dari nilai berbagi pengetahuan dan
maksimal 100) diskusi terkait numerasi
- A.2.6. Kompetensi (Benahi 4)
menerapkan (L2) Bentuk kegiatan:
masih rendah 1. Melakukan kegiatan KKG
(capaian nilai baik tingkat sekolah
sekolah sebesar maupun kecamatan
40,97 dari nilai untuk pembahasan
maksimal 100) peningkatan kecakapan
- A.2.7. Kompetensi numerasi yang ada di
menalar (L3) sekolah
masih rendah - Penyusunan dan

8
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
(capaian nilai Penerapan kurikulum
sekolah sebesar operasional satuan
34,08 dari nilai pendidikan yang terkait
maksimal 100) peningkatan numerasi
sesuai dengan kebutuhan
siswa dan kondisi sekolah
(Benahi 6)
Bentuk kegiatan
1. Menyusun program
kegiatan pendampingan
siswa untuk
meningkatkan
kemampuan numerasi
A.3. Indeks Indikator level 2: - Pemanfaatan platform
Karakter - A.3.1. Beriman, merdeka mengajar untuk
dalam taraf Bertakwa kepada peningkatan kapasitas guru
berkembang Tuhan yang Maha dan kepala sekolah terkait
Esa, dan materi karakter (Benahi 1)
Berakhlak Mulia Bentuk kegiatan:
masih dalam taraf 1. Guru dan Kepala
berkembang(capai Sekolah mempelajari
an nilai sekolah contoh-contoh cara
sebesar 2,15 dari meningkatkan indeks
nilai maksimal 3) karakter siswa
- A.3.2. Gotong khususnya dalam
Royong masih konteks religi, gotong
dalam taraf royong dan kebinekaan
berkembang global
(capaian nilai 2. Guru dan Kepala
sekolah sebesar 2 Sekolah melakukan
dari nilai maksimal identifikasi kebutuhan
3) dan karakteristik
- A.3.5. Kebinekaan peserta didik di setiap
global masih jenjang
dalam taraf - Pembentukan dan
berkembang optimalisasi komunitas
(capaian nilai belajar untuk peningkatan
sekolah sebesar 2 kompetensi guru dan
dari nilai maksimal kepala sekolah dengan
3) berbagi pengetahuan dan

9
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
diskusi terkait karakter
(Benahi 4)
Bentuk kegiatan:
1. Melakukan kegiatan KKG
baik tingkat sekolah
maupun kecamatan
untuk pembahasan
peningkatan karakter
religi, gotong royong dan
kebinekaan global yang
ada di sekolah
- Penyusunan dan
Penerapan kurikulum
operasional satuan
pendidikan yang terkait
peningkatan karakter sesuai
dengan kebutuhan siswa
dan kondisi sekolah,
terutama terkait penguatan
profil pelajar pancasila
(Benahi 6)
Bentuk kegiatan
1. Menyusun jadwal
kegiatan peningkatan
kegiatan religi seperti
perayaan hari besar
agama
2. Menyusun jadwal
kegiatan peningkatan
kegiatan gotong royong
melalui kegiatan bakti
sosial baik di sekolah
maupun di masyarakat
sekitar
3. Menyusun program
bersama dengan
Pembina ekstrakurikuler
khususnya Pramuka
untuk meningkatkan
karakter peserta didik

10
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
4. Menyusun program P5
(Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila)
maupun UKK (Unjuk
Kerja dan Karya) sebagai
bentuk peningkatan
karakter peserta didik
D.4. Iklim Indikator level 2: - Pembentukan dan
Keamanan - D.4.1. optimalisasi komunitas
Sekolah dalam Kesejahteraan belajar untuk peningkatan
taraf aman psikologis murid kompetensi guru dan
masih dalam taraf kepala sekolah dengan
berkembang(capai berbagi pengetahuan dan
an nilai sekolah diskusi terkait iklim
sebesar 2 dari nilai keamanan (Benahi 4)
maksimal 3) Bentuk kegiatan:
- D.4.2. 1. Melakukan kegiatan KKG
Kesejahteraan baik tingkat sekolah
psikologis guru maupun kecamatan
masih dalam taraf untuk pembahasan
berkembang(capai peningkatan iklim
an nilai sekolah keamanan yang ada di
sebesar 2 dari nilai sekolah
maksimal 3) - Pelatihan guru dan kepala
sekolah serta pembelajaran
terkait isu perundungan,
kekerasan seksual,
intoleransi, dan
pencegahan penggunaan
narkoba (Benahi 7)
Bentuk kegiatan:
1. Membentuk satuan tugas
yang terdiri dari
beberapa unsur (siswa,
guru dan orang tua) yang
diberikan surat tugas
oleh
- Pembuatan peraturan dan
tata tertib sekolah terkait
perundungan, kekerasan

11
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
seksual, intoleransi dan
pencegahan penggunaan
narkoba (Benahi 9)
Bentuk kegiatan:
1. Membentuk satuan tugas
yang terdiri dari
beberapa unsur (siswa,
guru dan orang tua) yang
diberikan surat tugas
oleh Kepala Sekolah
untuk menjaga iklim
keamanan sekolah
2. Membuat kotak aduan di
berbagai sudut sekolah,
dan di periksa setiap hari
3. Mengadakan buku
bimbingan siswa di
setiap kelas
4. Membuat
sosialisasi/poster/mading
yang berisi larangan
Perundungan,
Kekerasan Seksual,
Intoleransi, dan
Penggunaan Narkoba
dan kanal pelaporan baik
di kelas maupun di
lorong-lorong baca
D.8. Iklim Indikator level 2: - Pembentukan dan
Kebhinekaan - D.8.1. Toleransi optimalisasi komunitas
masih dalam agama dan belajar untuk peningkatan
posisi merintis budaya masih kompetensi guru dan
dalam taraf kepala sekolah dengan
merintis(capaian berbagi pengetahuan dan
nilai sekolah diskusi terkait iklim
sebesar 2 dari nilai kebinekaan (Benahi 4)
maksimal 3) Bentuk kegiatan:
- D.8.2. Sikap 1. Melakukan kegiatan KKG
Inklusif dalam taraf baik tingkat sekolah
merintis (capaian maupun kecamatan

12
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
nilai sekolah untuk pembahasan
sebesar 2 dari nilai peningkatan iklim
maksimal 3) kebhinekaan yang ada di
- D.8.3. Dukungan sekolah
atas kesetaraan - Penyusunan dan
agama dan Penerapan kurikulum
budaya masih operasional satuan
dalam taraf pendidikan sesuai dengan
merintis (capaian kebutuhan siswa dan
nilai sekolah kondisi sekolah, terutama
sebesar 2 dari nilai terkait penguatan profil
maksimal 3) pelajar pancasila dalam hal
kebinekaan (Benahi 6)
Bentuk kegiatan:
1. Menyusun program
perayaan hari besar
agama
2. Menyusun program
perayaan hari besar
nasional
3. Menyusun program
ekstrakurikuler yang
berhubungan dengan
iklim kebinekaan
4. Bekerjasama dengan
guru untuk menyiapkan
pembelajaran yang
berhubungan dengan
penguatan nilai
kesetaraan agama dan
budaya
- Pelatihan guru dan kepala
sekolah serta pembelajaran
terkait isu intoleransi,
keberagaman, kebinekaan,
dan inklusivitas (Benahi 7)
Bentuk kegiatan:
1. Guru dan Kepala
Sekolah mengikuti
pelatihan terkait dengan

13
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
penguatan iklim
kebhinekaan
2. Guru menyiapkan video
bertema Iklim
Kebhinekaan untuk
didiskusikan bersama
dikelas dengan
mengaitkan mata
pelajaran yang ada
3. Guru menyiapkan video
bertema Iklim
Kebhinekaan melalui
kegiatan bersama
melalui kegiatan
ekstrakurikuler,
khususnya
ekstrakurikuler Pramuka
- Kegiatan pembelajaran
dengan menonton dan
diskusi terkait materi
pencegahan intoleransi,
penguatan keberagaman,
kebinekaan global, akhlak
mulia, dan inklusivitas
(Benahi 10)
Bentuk kegiatan:
1. Guru menyiapkan video
bertema Iklim
Kebhinekaan untuk
didiskusikan bersama
dikelas dengan
mengaitkan mata
pelajaran yang ada
2. Guru menyiapkan video
bertema Iklim
Kebhinekaan melalui
kegiatan bersama
melalui kegiatan
ekstrakurikuler,
khususnya

14
IDENTIFIKASI:
REFLEKSI:
Memilih dan BENAHI: Menentukan
Merumuskan Akar
Menetapkan Program dan Kegiatan
Masalah
Masalah
ekstrakurikuler Pramuka

B. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Adapun landasan yang dijadikan pengembangan Kurikulum di SD Negeri
Ketintang IV/421 Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Landasan Hukum/Yuridis
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun
2014,tentang Kurikulum 2013 SD/MI;
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan Konseling untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah;
d. Permendikbud nomor 37 tahun 2018tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaannomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
e. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah;
f. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
g. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 tentangStandar Proses Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
h. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentangStandar Penilaian
Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah;
i. Permendikbudristek No. 262 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No.

15
56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran;
j. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
009/H/Kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar
Pancasila pada Kurikulum Merdeka;
k. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
033/H/KR/2022 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan
Standar Kurikulum dan Asesmen pendidikan Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka;
l. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 Tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Mulok Wajib di Sekolah/Madrasah;
m. Keputusan Wali Kota Surabaya No.188.45/241/402.1.2/2002 tentang
Mata Pelajaran Bahasa Inggris sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah;
n. Instruksi Walikota Surabaya Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Sekolah Adiwiyata di Kota Surabaya.
2. Landasan Sosiologis
Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung
jawab terhadap proses belajar siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam
mengembangkan pendidikan anak – anak Indonesia di lingkungannya.
Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang mereka dapatkan berlandaskan
pada agama dan nilai – nilai luhur yang dianut oleh bangsa serta tidak
melupakan akar budaya dalam perjalanan belajar mereka.
Siswa Indonesia diharapkan menjadi warga negara yang mandiri dan
bertanggung jawab, menghargai kebhinekaan, mengedepankan berpikir
positif dan kritis, serta mampu berkolaborasi. Hal tersebut bertujuan untuk
melahirkan generasi penerus yang tangguh.

16
3. Landasan Pedagogis
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang
memiliki karakteristik unik. Siswa di kelas awal adalah anak-anak usia dini
yang masih berpikir konkret dan baru mengenal pendidikan formal. Transisi
dari pendidikan sebelumnya membutuhkan program yang disesuaikan
dengan perkembangan usia. Siswa pada tingkatan kelas yang lebih tinggi
adalah siswa dengan usia transisi dari pendidikan usia dini ke jenjang
pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak. Pada
jenjang ini keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui proses belajar
yang menantang sehingga kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di sekolah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan
karakter. Proses penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui
pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar dari nilai-
nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka menjadi sangat penting.
Sekolah dan rumah harus memberikan contoh baik sehingga siswa dapat
belajar langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi fondasi
yang sangat penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan
selanjutnya.
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan membantu
siswa memahami konsep yang diberikan. Belajar bagi siswa harus
menyenangkan, bermakna, sekaligus menantang. Kesempatan untuk
bereksplorasi membantu siswa menumbuhkan rasa ingin tahu. Keberhasilan
proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari semua
pihak. Manajemen sekolah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan
siswa, serta dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak
memaksimalkan potensinya.

17
C. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL SD NEGERI
KETINTANG IV/421 SURABAYA
Prinsip penyusunan kurikulum operasional di SD Negeri Ketintang IV/421
Surabaya adalah:
1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi
keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapanbelajar, serta
kepentingan peserta didik yang ada di SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya;
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, yang terdapat di
SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya;
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan
lugas, ringkas, dan mudah dipahami;
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum
satuan pendidikan melibatkan komite SD Negeri Ketintang IV/421 Surabaya
dan berbagai pemangku kepentingan, antara lainorang tua, seluruh Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, di bawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan Kota Surabaya melalui pengawas yang ada di Kecamatan
Gayungan.

D. PROSES PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONALSD NEGERI


KETINTANG IV/421 SURABAYA
Proses penyusunan Kurikulum Operasional di SD Negeri Ketintang
IV/421 Surabaya bersifat tetap dan fleksibel:
1. Tetap artinya mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat, dan
2. Fleksibel artinya mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan
kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan di SD
Negeri Ketintang IV/421 Surabaya.

18
Sedangkan untuk prosesnya bisa kita lihat bagan di bawah ini:

Ada 5 komponen yang harus diperhatikan dalam proses penyusunan


Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, antara lain:
1. Menganalisis konteks Karakteristik Satuan Pendidikan
Ditinjau atau dievaluasi dalam jangka panjang yaitu 4 – 5 tahun. Dari analisis
konteks, diperoleh gambaran mengenai karakteristik satuan pendidikan yang
mencakup kondisi riil satuan pendidikan termasuk peserta didik, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, serta sosial budaya;
2. Merumuskan Visi, Misi dan Tujuan
Kegiatan perumusan ini ditinjau atau dievalusi dalam jangka panjang.
Perumusan Visi, Misi dan Tujuan dibuat sesuai dengan cita-cita SD Negeri
Ketintang IV/421 Surabaya dan bersinergi dengan Profil Pelajar Pancasila.
Selain itu, Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan
menunjukkan prioritas satuan pendidikan. Merumuskan visi, misi, dan tujuan
satuan pendidikan merupakan langkah awal yang sangat penting sebagai
acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Untuk
satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada peserta didik;
Kegiatan merumuskan Visi, Misi dan Tujuan dapat ditinjau atau dievaluasi
dalam jangka panjang yaitu 4 – 5 tahun. Tetapi jika dibutuhkan maka bisa
dievaluasi dalam kurun waktu tertentu sebelum jangka evaluasi.

19
3. Menentukan Program Pembelajaran
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan proses awal dalam menyusun
pengorganisasian pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan sebelum menentukan struktur kurikulum dan program
pembelajaran pada satuan pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
untuk menganalisis kebutuhan satuan pendidikan.
Dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mengorganisasi dan
merancang pembelajaran, satuan pendidikan memiliki arah yang lebih jelas
dalam menyusun pengorganisasian serta perencanaan pembelajaran yang
lebih aktual sesuai dengan kenyataan dan kontekstual sesuai dengan
kehidupan sehari-hari.
Program pembelajaran ini dievaluasi dalam jangka pendek yang meliputi:
a) Intrakurikuler: Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan
tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi;
b) Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Kegiatan
kokurikuler yang dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan
upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar
Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan
fase;
c) Ekstrakurikuler: Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di
bawah bimbingan danpengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan menentukan program pembelajaran dapat ditinjau atau dievaluasi
dalam jangka pendek atau setahun sekali.
4. Menyusun Rencana Pembelajaran
Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan
kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.
Perencanaan pembelajaran meliputi:
a) Ruang lingkup satuan pendidikan: penyusunan alur tujuan pembelajaran
atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan
penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran
berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan,
mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan

20
sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten,
dan terukur;
b) Ruang lingkup kelas: penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan
pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada
ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan,
memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan
Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana
kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian
Lampiran.
Kegiatan rencana pembelajaran dapat ditinjau atau dievaluasi dalam jangka
pendek atau setahun sekali.
5. Merancang Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Profesional
Pendampingan dan pengembangan professional pendidik dalam
pembelajaran merupakan salah satu tindak lanjut dari evaluasi. Evaluasi
berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan balik dilakukan secara
terus menerus dalam keseharian belajar mengajar penting dilakukan oleh
pendidik. Pendidik dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria
kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, Capaian Pembelajaran,
Profil Pelajar Pancasila).
Prinsip-prinsip melakukan evaluasi:
a) Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan;
b) Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan
peninjauan;
c) Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan
data/informasi yang diinginkan;
d) Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan
pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program; dan
e) Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.
Kegiatan merancang Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan
Profesional oleh Kepala Sekolah dan Pengawas dapat ditinjau atau dievaluasi
dalam jangka pendek atau setahun sekali.
Karena Kurikulum Operasional Tingkat Satuan Pendidikan ini atau sering
dikenal dengan KOSP baru di kalangan Satuan Pendidikan. Maka dari Dinas

21
Pendidikan Kota Surabaya melakukan sosialisasi dan pembinaan agar Satuan
Pendidikan tidak rancu dalam mengisi elemen-elemen yang ada di dalam KOSP.
Selain itu, Pendampingan juga dilaksanakan oleh Pengawas Pembina di setiap
Kecamatan guna mengatasi masalah-masalah yang ada pada tingkat Satuan
Pendidikan.
Pengawas Pembina di setiap kecamatan juga mengadakan verifikasi dan
validasi pada aplikasi deone demi terciptanya Kurikulum yang sesuai dengan
keadaan dan memerdekakan warga di Satuan Pendidikan tersebut.

22

Anda mungkin juga menyukai