Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

I J T I H A D S E B A G A I SU M B E R K A J I A N I S L A M
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam

DOSEN PENGAMPU:

BURHANATUT DYANA, MH

DISUSUN OLEH:

1. M. AL FARID AMINUDIN (220401061)


2. DINA NUR ARIYANTI (220401050)
3. SITI NUR FAIZAH. (220401057)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ADAB

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

BOJONEGORO

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Kami sangat berterima kasih kepada Bapak M. Eko Arief Cahyono, S.Hi., M.Ek. Sebagai
pembimbing, dan pihak-pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat kesehatan
berupa kesehatan jasmani, dan rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah sebagai tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang bertema “Konsep
Elastisitas Penawaran”

Dengan kerendahan hati, kami menyadar sepenuhnya bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan dan menerima
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Kami
mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam makalah ini.

Bojonegoro, 19 Oktober 2022

Kelompok IV Tingkat I B

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu.......................................................................................................... 6

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Elastisitas Penawaran.................................................................................8


3.2 Faktor yang mempengaruhi Elastisitas Penawaran......................................................9
3.3 Fungsi dan Kurva Elastisitas Penawaran......................................................................10
3.4 Contoh Analisis Elastisitas Penawaran.........................................................................11

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSAKA........................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendiri,
saling membutuhkan dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhan. Kegiatan tersebut akan terus berlangsung karena keinginan dan kebutuhan
manusia akan semakin bertambah tetapi hal itu berbanding terbalik dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Kegiatan menciptakan, mengirimkan, dan memenuhi kebutuhan ini
disebut kegiatan perekonomian dimana kegiatan ini merupakan suatu bidang kegiatan
manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Tentunya sebagai pemuas kebutuhan, beragam masalah muncul di dalam bidang
perekonomian ini.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam
permasalahan di bidang ekonomi. Adanya sifat perubahan permintaan, sifat perubahan
penawaran, dan harga barang menyebabkan munculnya konsep elastisitas. Konsep elastisitas
digunakan untuk dapat lebih memahami situasi pasar, dan untuk dapat melakukan prediksi
terhadap berbagai tindakan maupun keputusan yang diambil oleh produsen dan konsumen.
Suatu pasar kompleks memungkinkan terjadinya pergesaran sehingga barang tersebut dapat
bersifat elastis/inelastis.
Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Elastisitas penawaran penting dalam pembuatan keputusan managerial, karena tingkat
elastisitas ini menggunakan sensitivitas dari penawaran produsen terhadap perubahan harga.
Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada dalam bisnis, agar mampu membuat
keputusan berkaitan dengan strategi penerapan harga produk. Salah satu pokok penting
dalam fungsi penawaran adalah derajat kepekaan atau elastisitas jumlah barang yang
ditawarkan karena terjadinya perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.1

1
Alifianto, Hendry. 2009. Analisis Penawaran padi di Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Surakarta

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana definisi Ijtihad?
1.2.2. Mengapa ijtihad dijadikan hukum islam?
1.2.3. Apa jenis-jenis Ijtihad?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk memahami definisi Ijtihad
1.3.2 Untuk memahami alasan mengaps ijtihad bisa dijadikan sumber hukum islam
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ijtihad

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IJTIHAD

Ijtihad, secara bahasa berasal dari kata al-jahd dan al-juhd yang berarti kemampuan,
potensi, dan kapasitas. Ijtihad menurut bahasa artinya mengeluarkan segala upaya dan
memeras segala kemampuan untuk sampai pada satu hal dari berbagai hal yang masing-
masing mengandung konsekuensi kesulitan dan keberatan.Definisi ijtihad secara terminologis
(istilah) yaitu: upaya keras seorang ahli fiqih untuk sampai pada hipotesa terhadap hukum
syariah.
Dalam arti luas atau umum, ijtihad juga digunakan dalam bidang-bidang lain agama.
Misalnya Ibn Taimiyah yang menyebutkan bahwa ijtihad juga digunakan dalam bidang
tasawuf dan lain-lain, mengatakan:”Sebenarnya mereka (kaum sufi) adalah mujtahid-
mujtahid dalam masalah kepatuhan,sebagaimana mujtahid-mujtahid lain. Dan pada
hakikatnya mereka (kaum sufi di Bashrah) dalam masalah ibadah dan ahwal (hal ihwal) ini
adalah mujtahid-mujtahid, seperti halnya dengan tetangga mereka di Kufah yang juga
mujtahid-mujtahid dalam masalah hukum, tata negara, dan lain-lain. Dr. Muhammad al-
Ruwaihi juga menjelaskan bahwa di masa-masa akhir ini timbul berbagai pendapat tentang
Islam, baik di Barat, Timur, maupun pada orang Arab serta orang Islam sendiri. Pendapat-
pendapat orang Islam itu merupakan Ijtihad, baik secara perorangan maupun kolektif, yang
memperoleh pahala sesuai dengan benar atau salahnya ijtihad itu. Berikut adalah sejarah dan
perkembangan ijtihad.
Aktivitas ijtihad hanyalah bisa berlaku khusus dalam bidang fikih, yakni bidang hukum
yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia, dan memang ijtihad – menurut para ulama
fikih (fuqoha') sekali -kali tidak bisa menyentuh wilayah pemikiran bidang lainnya semisal
akidah islam. Sehubungan dengan hal inilah kemudian ibrahim husain, sebagaimana
disampaikan oleh jalaluddin rahmad, secara tegas menyatakan bahwa wilayah calupan
pelaksanaan ijtihad hanyalah terbatas dalam bidang fikih semata. Dalam konteks ini
kemudian ibrahim husain mengatakan “jika ada pendapat yang menyatakan bahwa ijtihad
secara istilah juga berlaku dalam lapangan akidah atau akhlak jelas tidak dapat di benarkan.
Berlainan dengan pendapat tersebut, adalah pandangan Harun Nasution. Menurut Harun
Nasution, wilayah otoritas ijtihad sebenarnya sangatlah luas dan Kompleks mencakup seluruh
bidang ajaran agama Islam, bukan hanya dibatasi Pada bidang fikih semata. Dikatakan oleh

6
Harun Nasution, bahwa ijtihad haruslah Dimaknai dengan pengertian yang lebih luas dan
kompleks, di mana ijtihad— Selain dalam bidang fikih—juga bisa terjadi pada bidang politik,
akidah
(keimanan), tasawuf (ihsan atau akhlak) dan falsafah (filsafat Islam). Sejalan
Dengan pandangan Harun Nasution ini, Ibrahim Abbas adz-Dzarwi pernah
Menyampaikan rumusan definisi ijtihad sebagai “pengerahan daya dan upaya
Untuk mencapai maksud”.30 Hal senada disampaikan oleh Ibn Taimiyah,
Sebagaimana dinukil oleh Imam Syaukani, bahwa pemikiran-pemikiran yang
Disampaikan oleh para Sufi, Fuqaha’ dan Mutakallimun yang melahirkan
Perdebatan sengit, dan mengundang yang mengundang berbagai komentar
Penilaian, baik yang memuji maupun yang mencela, semuanya termasuk dalam
Melakukan ijtihad dalam rangka taat kepada Allah…31 Selain Harun Nasution dan
Adz-Dzarwi serta Ibn Taimiyah, sejumlah ulama’ lain seperti Fakhruddin ar-Razi,
Muhammad Ruwaih dan Jalaludin Rahmat pun ternyata juga tidak membatasi
Ijtihad hanya pada bidang fikih semata, melainkan juga bisa masuk ke dalam
Bidang ajaran Islam lainnya. Dalam konteks ini, Jalaluddin Rahmat menegaskan
Bahwa ijtihad hendaknya diartikan dengan pengerahan segenap kemampuan untuk
Mengeluarkan hukum syara’, baik yang amaliyyat, i’tiqadiyyat dan khuluqiyyat
Dari dalil-dalil yang rinci. Dengan perkataan lain, ijtihad atau jihad intelektual
Adalah upaya untuk memahami suatu teks atau preseden yang relevan di masa
Lampau yang berisi suatu aturan, dan untuk mengubah aturan tersebut dengan memperluas
atau membatasi atau memodifikasinya melalui cara yang sedemikian
Rupa, sehingga situasi baru dapat dicakupkan di dalamnya dengan suatu solusi
Baru.32 Dari penjelasan ini tampaknya Jalaluddin Rahmat memang bermaksud
Memperluas arti ijtihad sebagaimana yang telah dilakukan oleh Harun Nasution
Dan Ibn Taimiyah di atas.
Dari penjelasan di atas terlihat betapa telah terdapat persamaan dan
Sekaligus perbedaan di kalangan ulama’ perihal ijtihad.
33 Apabila dilakukan
Identifikasi, sesungguhnya perbedaan itu lebih terletak pada hal-hal sebagai
Berikut ini: Pertama, menyangkut penggunaan term bahasa untuk menunjuk
Ijtihad; sebagian ulama’ menjelaskan dengan menggunakan kata istifragh
(menghabiskan keseluruhan kesanggupan), dan sebagian ulama’ lainnya
Menggunakan kata badzl al-wus’i (pengerahan seluruh kesanggupan). Kedua,

7
Menyangkut wilayah atau bidang sasaran ijtihad; sebagian ulama’ hanya
Menisbahkan dan membatasi wilayah ijtihad khusus dalam bidang fikih,
Sedangkan ulama’ yang lainnya melihat secara lebih luas dan kompleks lagi
Dengan menisbahkan ijtihad ke dalam wilayah lain termasuk keimanan atau
Akidah dan bahkan akhlak (ihsan). Ketiga, menyangkut pada metode ijtihad:
Sebagian ulama’ ada yang menggunakan metode manquli (dari al-Qur’an dan asSunah)
Dengan mengikuti metode Rasulullah saw yang selalu menunggu wahyu
Dalam menyelesaikan setiap persoalan (Qs. An-Najm (53): 3-4, dan sebagian yang
Lainnya lagi menggunakan metode ma’quli, yang didasarkan kepada asumsi dasar
Bahwa Rasulullah saw diperbolehkan melakukan ijtihad (Qs. Al-Hasyr (59): 2).
Adapun sisi persamaannya dapat dijelaskan sebagai berikut ini: Pertama,
Menyangkut produk hukum hasil ijtihad: seluruh produk yang dihasilkan ijtihad
Mestilah bersifat dhanni (diduga kuat benar), mengingat karena produk ijtihad
Adalah merupakan hasil kreasi akal pikiran manusia (ulama’); kedua, sasaran
Ijtihad berkisar pada hukum taklifi, yakni yang berkenaan dengan amaliah ibadah dan ketiga,
seluruh ulama’ menggunakan terminologi “kesungguhan” untuk
Menunjuk aktivitas ijtihad, sehingga ijtihad bukanlah main-main, sehingga mutlak
Diperlukan upaya dan syarat-syarat tertentu bagi subjek pelaku ijtihad.

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 PENGERTIAN ELASTISITAS PENAWARAN

Pada umumnya konsumen sensitif terhadap perubahan harga, namun di sisi lain,
produsen juga sensitif terhadap perubahan harga. Ketika harga berubah (naik atau turun), hal
itu mempengaruhi keputusan produsen untuk berproduksi. Ukuran kepekaan suatu produk
terhadap perubahan harga disebut elastisitas harga penawaran atau disebut elastisitas
penawaran.

8
Penawaran didefinisikan sebagai tingkat kepekaan terhadap perubahan jumlah barang
yang ditawarkan sebagai akibat dari perubahan harga barang. Elastisitas penawaran juga
dapat dijelaskan dengan membandingkan persentase perubahan jumlah barang yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang. Besar kecilnya elastisitas penawaran
diukur dengan tingkat koefisien elastisitas penawaran.
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, Elastisitas
Penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam :
 Penawaran Inelatis Sempurna (Es = 0), Penawaran ini terjadi ketika tidak ada
perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga. Dengan kata lain,
setiap perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan.
 Penawaran Inelastis (Es < 1), Perubahan harga yang turun sangat mempengaruhi
perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, persentase perubahan
kuantitas yang ditawarkan relatif kecil dibandingkan dengan persentase perubahan
harga. Penawaran yang tidak elastis ini sering disebut penawaran yang tidak peka
terhadap harga.
 Penawaran Elastis Uniter (Es = 1), Perubahan harga sebanding dengan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, persentase perubahan kuantitas
yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga.
 Penawaran Elastis (Es > 1), Perubahan harga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, persentase
perubahan kuantitas yang ditawarkan relatif lebih besar daripada persentase
perubahan harga.
 Penawaran Elastis Sempurna (Es = tak terhingga), Penawaran ini terjadi jika ada
perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga.

3.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS PENAWARAN

1. Waktu
Proses produksi membutuhkan waktu produksi yang memakan waktu lama untuk
berproduksi, distribusinya tidak elastis, hal ini karena walaupun harga naik, produsen
tidak dapat meningkatkan pasokan produksinya dengan cepat.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan jumlah barang yang ditawarkan
dengan perubahan harga barang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:

9
a. Jangka waktu sangat pendek
Jangka waktu sangat pendek merupakan satu atau beberapa hari atau dalam
waktu yang ditentukan, semua input ditawarkan, terlepas dari apakah
pengguna bersedia membayar harga yang mahal atau harga yang lebih tinggi.
Banyaknya barang yang ditawarkan tergantung pada jumlah persediaan yang
tersedia pada saat itu sehingga dalam waktu yang relatif singkat, penawaran
ini dapat bersifat elastis atau inelastis.
b. Jangka pendek
Jangka pendek merupakan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan
produsen meningkatkan produksi mereka dengan bekerja lebih banyak atau
lebih keras, menggunakan lebih banyak bahan, dll. Namun waktu yang
dibutuhkan tidak cukup untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi yang
ada.
c. Jangka panjang
Jangka panjang merupakan jangka waktu yang cukup lama sehingga produsen
dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik
baru, mesin, perluasan lahan pertanian, dll).
2. Daya tahan barang / produk
Ada beberapa produk atau barang yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang
lama (durable goods). Namun ada juga barang yang memiliki waktu penyimpanan yang
lebih singkat, mudah rusak, seperti produk pertanian. Kalaupun harga buah turun, jika
daya tahannya berkurang, sebaiknya segera dijual untuk menghindari kerugian besar
akibat penurunan kualitas barang.
3. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi sering dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi jika dapat
dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika faktor-faktor produksi
memiliki mobilitas yang tinggi, produsen dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas
produksinya atau jumlah produksi dan penawaran menjadi sangat elastis.
4. Kemudahan Produsen Baru Untuk Memasuki Pasar
Ada beberapa pasar produk yang mudah dimasuki oleh produsen baru atau yang
sudah dikenal, tetapi ada pasar produk yang sulit dimasuki oleh produsen baru. Misalnya:
Es Kopi Kontemporer dan Minuman Busa. Ketika semua orang mulai menyukainya dan
membelinya, harganya perlahan mulai naik, ini menarik pedagang dan produsen lain

10
untuk membuka bisnis. Pedagang dan produsen dapat membuka usaha ini dengan mudah
karena tidak membutuhkan banyak modal.
5. Jumlah Persediaan Barang
Jika produsen menyimpan cukup pasokan barang manufaktur, kurva penawaran akan
lebih elastis karena mereka dapat langsung memasok barang ke pasar ketika ada
permintaan barang manufaktur dari konsumen atau masyarakat. Dan jika persediaan
penyimpanan barang produksi habis, maka sulit bagi produsen untuk mensuplai kembali
barang produksi sehingga penawaran tersebut memiliki sifat yang lebih inelastis.

3.2 FUNGSI DAN KURVA ELASTISITAS PENAWARAN

Elastisitas memiliki beberapa manfaat dalam bidang ekonomi, berikut merupakan


manfaat-manfaat adanya Elastisitas Penawaran:
 Sebagai landasan dalam menyusun strategi penjualan yang dilakukan suatu pabrik atau
tempat produksi dan membuatnya dapat mengetahui respon yang akan dilakukan untuk
menentukan kelanjutan tempat produksi tersebut apakah untuk menaikkan hasil dari
penjualannya apakah harus menaikkan jumlah produksi atau tidak menaikkan jumlah
produksinya.
 Sebagai salah satu alat pemerintah agar bisa mengetahui sifat dari barang yang diproduksi
termasuk eksport ataupun import dan dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengan ekonominya.
Tujuan dari terciptanya Elastisitas penawaran adalah untuk mengetahui seberapa besar
tingkat kepekaan pada perubahan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta oleh konsumen
atau pasar dan barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen sebagai akibat terjadinya
perubahan harga barang/jasa yang diminta atau barang/jasa yang ditawarkan tersebut.

Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga


barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Kurva ini dibuat
atas dasar data riel mengenai hubungan tingkat harga barang dan jumlah penawaran barang
tersebut yang dinyatakan dalam daftar penawaran (tabel penawaran).

11
Pada kurva penawaran, jika terjadi peningkatan harga dan penambahan kuantitas
barang, maka kita perlu menambahkan kurva baru. Penambahan penawaran harus
digambarkan dengan kurva baru yang terus bergeser ke kanan mengikuti kenaikan harga dan
penambahan kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi, jika kurva terus mengarah ke
kanan, dapat disimpulkan bahwa penawaran meningkat. 

3.6 CONTOH ANALISIS ELASTISITAS PENAWARAN

Penelitian oleh Ismanto, A. ., & Wulandari, F. I. . (2015). ANALISIS PENAWARAN


CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) CHILI (Capsicum frutescens L.) SUPPLY
ANALYSIS, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran cabai dan cabai akibat perubahan harga jumlah cabai yang ditawarkan. Data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan observasi dan wawancara langsung ke
petani cabai. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan
elastisitas penawaran. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh benih harga, harga pupuk, harga pestisida, dan upah tenaga kerja untuk
memasok cabai. Sedangkan pasokan elastisitas digunakan untuk mengetahui pengaruh
perubahan harga terhadap perubahan jumlah cabai yang dipasok. Hasil penelitian
menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,497 artinya independent variabel seperti harga
benih, harga pupuk, harga pestisida, dan upah tenaga kerja yang dapat menjelaskan variasi
penawaran cabai sebesar 49,7%. Sedangkan sisanya 50,3% dijelaskan oleh lainnya penyebab.
F diperoleh dari uji F hitung sebesar 8.161 dengan taraf signifikansi 0,000, artinya harga
benih, harga pupuk, harga pestisida, dan upah tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh

12
nyata terhadap cabai kesepakatan. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel harga benih dan
harga pupuk berpengaruh tidak signifikan untuk memasok cabai. Sedangkan variabel harga
pestisida dan upah tenaga kerja signifikan mempengaruhi pasokan cabai. Harga berubah
secara positif dan cabai elastis terhadap perubahan jumlah cabai yang disediakan.2

Cabe rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial
yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seharihari, cabe banyak
digunakan sebagai bumbu masak dan bahan campuran pada berbagai industri pengolahan
makanan dan minuman,farmasi, sehingga semakin meningkatkan peran cabe rawit sebagai
komoditas strategis dalam perekonomian nasional. Sentra produksi cabe di Indonesia adalah
di Pulau Jawa. Dalam tahun 2008 produksi cabe diperkirakan mencapai 1,311 juta ton
(meningkat 26,14 persen dibandingkan 2007), terdiri dari jenis cabe besar 798,32 ribu ton
(60,90 persen) dan cabe rawit 512,67 ribu ton (39,10 persen). Daerah sentra produksi utama
cabe besar antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur,
Bandung); JawaTengah (Magelang, Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi).
Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok,
Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Sentra utama cabe rawit adalah
Lombok Timur, Lombok Barat, Kediri, Jember, Boyolali, Sampang, Banyuwangi, Blitar dan
Lumajang (deptan.go.id diakses 4 Desember 2012).

Pada tabel di atas terlihat bahwa Kabupaten Bondowoso berpotensi untuk usaha tani
cabe rawit salah satunya di Kecamatan Bondowoso yang memiliki kontribusi terbesar kedua
di antara kecamatan lainnya.bBerdasarkan hasil survey pendahuluan, penduduk Desa
Kembang Kecamatan Bondowoso sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani cabe
rawit. Seiring semakin meningkatnya kebutuhan konsumen, maka penjualan hasil produksi

2
Ismanto, A. ., & Wulandari, F. I. . (2015). ANALISIS PENAWARAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) CHILI
(Capsicum frutescens L.) SUPPLY ANALYSIS. Progresif : Media Publikasi Ilmiah, 3(1), 49–55. Retrieved from
http://ejournal.unibo.ac.id/index.php/progresif/article/view/241

13
usahatani cabe rawit sangat diharapkan petani untuk dapat memperoleh keuntungan. Namun
hal ini terkendala oleh beberapa hambatan. Masalah yang dihadapi petani cabe rawit yaitu
harga cabe rawit dapat turun drastis bahkan dalam sehari harga dapat berubah sampai tiga
kali, pemasaran cabe yang sulit, dan harga yang ditentukan oleh pasar.

Daya tawar petani yang lemah menyebabkan bagian harga yang diterima petani sedikit
sedangkan harga input yang dipakai untuk kebutuhan usahatani cabe rawit tinggi. Oleh
karena itu perlu diketahui apakah harga benih, pupuk, obat-obatan, dan upah tenaga kerja
berpengaruh terhadap penawaran cabe rawit; serta bagaimana akibat perubahan harga cabe
rawit terhadap perubahan jumlah cabe rawit yang ditawarkan.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran


cabe rawit dan mengetahui bagaimana akibat perubahan harga cabe rawit terhadap perubahan
jumlah cabe rawit yang ditawarkan. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap
penawaran cabe rawit adalah harga benih, harga pupuk, harga obat-obatan, dan upah tenaga
kerja.

Berdasarkan tabel di atas, elastisitas penawaran cabai rawit di Desa Kembang sebesar
524,11, sehingga rata-rata elastisitas dari 30 petani diperoleh 17,47. Artinya jika harga naik
sebesar 1% maka jumlah cabai rawit yang ditawarkan akan naik sebanyak 17,47%. Karena
elastisitas penawaran lebih dari 1 maka penawaran cabai rawit adalah elastis. Respon atau
tanggapan perubahan jumlah cabai rawit yang ditawarkan oleh petani terhadap perubahan
harga cabai rawit adalah bersifat positif. Artinya jika terjadi penurunan harga maka jumlah
cabai rawit yang ditawarkan akan berkurang, namun jika terjadi kenaikan harga maka jumlah
cabai rawit yang ditawarkan akan bertambah. Persentase perubahan jumlah cabe rawit yang
ditawarkan tersebut ditunjukkan oleh nilai elastisitas sebesar 17,47%.

Persamaan elastisitas penawaran digunakan untuk mengetahui bagaimana akibat


perubahan harga cabai rawit terhadap perubahan jumlah cabai rawit yang ditawarkan.

Contoh dari pengaruh perubahan harga cabai rawit terhadap perubahan cabai rawit yang
ditawarkan pada petani responden Pak Samsul Badar dengan elastisitas 21,31. Dia sejak

14
panen pertama sampai terakhir mengalami peningkatan serta penurunan antara hasil panen
dan harga jual cabai rawit. Fluktuasi harga tersebut karena harga jual cabai rawit juga
ditentukan oleh pasar nasional yaitu pasar induk Kramatjati di Jakarta. Sedangkan
tengkulak/pengepul juga mempunyai peranan penting di tiap-tiap daerah yaitu dapat
menentukan harga cabai rawit di daerahnya berdasarkan informasi dari pasar induknya.
Penyebab lain yaitu ketika panen raya yang bersamaan se-Indonesia sehingga harga akan
mengalami penurunan. Perubahan yang terjadi pada penawaran cabai rawit Pak Samsul Badar
tersebut bersifat elastis karena hasil elastisitas penawaran lebih dari 1. Artinya jika harga
cabai rawit naik sebesar 1% maka jumlah cabai rawit yang ditawarkan akan naik sebanyak
21,31%.3

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai rincian di atas, dapat disimpulkan bahwa elastisitas penawaran


merupakan alat untuk mengukur kepekaan harga terhadap kuantitas yang ditawarkan suatu
komoditi. Elastisitas penawaran juga dapat mengukur tingkat perubahan yang diharapkan
dalam kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari persentase perubahan harga.
Faktor yang mempengaruhi Elastisitas Penawaran adalah Waktu, Daya tahan
barang/produk, Mobilitas faktor produksi, Kemudahan Produsen baru untuk memasuki pasar,
dan Jumlah persediaan barang.
3
Ismanto, A. ., & Wulandari, F. I. . (2015). ANALISIS PENAWARAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) CHILI
(Capsicum frutescens L.) SUPPLY ANALYSIS. Progresif : Media Publikasi Ilmiah, 3(1), 49–55. Retrieved from
http://ejournal.unibo.ac.id/index.php/progresif/article/view/241

15
Tujuan dari terciptanya Elastisitas penawaran adalah untuk mengetahui seberapa besar
tingkat kepekaan pada perubahan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta oleh konsumen
atau pasar dan barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen sebagai akibat terjadinya
perubahan harga barang/jasa yang diminta atau barang/jasa yang ditawarkan tersebut.
Elastisitas Penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam :
 Penawaran Inelatis Sempurna (Es = 0), Setiap perubahan harga tidak mempengaruhi
jumlah barang yang ditawarkan.
 Penawaran Inelastis (Es < 1), Persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan relatif
kecil dibandingkan dengan persentase perubahan harga.
 Penawaran Elastis Uniter (Es = 1), Persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan
sama dengan persentase perubahan harga.
 Penawaran Elastis (Es > 1), Persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan relatif
lebih besar daripada persentase perubahan harga.
 Penawaran Elastis Sempurna (Es = tak terhingga), Penawaran ini terjadi jika ada
perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga.

DAFTAR PUSTAKA

Delvina, Gusriati, & Herda Gusvita. (2017). ANALISIS PENAWARAN BERAS DI


KABUPATEN PESISIR SELATAN . UNES JOURNAL MAHASISWA PERTANIAN,
1(1), 043-053. Retrieved from https://faperta.ekasakti.org/index.php/UJMP/article/view/63

Ismanto, A. ., & Wulandari, F. I. . (2015). ANALISIS PENAWARAN CABE RAWIT


(Capsicum frutescens L.) CHILI (Capsicum frutescens L.) SUPPLY ANALYSIS. Progresif :
Media Publikasi Ilmiah, 3(1), 49–55. Retrieved from
http://ejournal.unibo.ac.id/index.php/progresif/article/view/241

16
Savira, Serly Nabila (2020) Elastisitas Penawaran. Elastisitas Penawaran. pp. 1-15.
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6814

Tupamahu, Y.M., 2017. RESPON PENAWARAN KACANG TANAH DI


INDONESIA. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10(2): 56
64. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.10.2.56-64

17

Anda mungkin juga menyukai