Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU EKONOMI

OLEH:
KELOMPOK 2

1. HIKMAH SUCI RAHMAWATI (A1A122009)


2. DEAN ADITIYA NINGSIH (A1A122039)
3. HARIANI.H (A1A122091)
4. WAODE SRI MAIMPAT (A1A122069)
5. JULIATI (A1A117060)
6. JUNITA (A1A122051)
7. SAFITRI (A1A122021)
8. ZANI HANDAYANI (A1A122031)
9. KIFLAN HARYMURTI SAFARUDIN (A1A122093)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Keterkaitan pasar dengan konsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta tentang
produksi dan ketertarikan pasar dan distribusi”tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Ekonomi yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Dasar-dasar Ilmu
Ekonomi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah dasar-dasar ilmu
ekonomi ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Kendari, 13 November 2022


Penulis

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai .................................................................................................... 3
B. Pengertian Harga .................................................................................................. 5
C. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia ...................................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling utama, mempunyai beberapa kebutuhan
dasar yang harus terpenuhi jika ingin dalam keadaan sehat dan seimbang. Kebutuhan dasar
manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan
dan kesehatan. Keadaan seimbang fisiologis dan psikologis itulah yang akan kita capai dalam
membantu memenuhi kebutuhan klien yang kita asuh. Untuk itu teman-teman kami ajak untuk
bersama-sama belajar tentang konsep kebutuhan dasar manusia. Pada bab ini dibahas tentang
Kebutuhan Dasar Manusia menjelaskan tentang kebutuhan-kebutuhan kita sebagai manusia
seperti: kebutuhan personal hygiene, kebutuhan eliminasi urine, kebutuhan eliminasi bowel,
kebutuhan istirahat/tidur, kebutuhan aktivitas, sampai dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman
serta dapat melakukan tindakan prosedur keperawatan yang diperlukan dalam asuhan dengan
mempelajari panduan praktikum. Sedangkan kebutuhan yang lain akan dibahas di mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia.
Dalam rangka memajukan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 Amandemen ke empat, dapat disimpulkan bahwa
kekayaan alam yang berada di bumi Indonesia harus dimanfaatkan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat dan secara berkelanjutan, demikian juga dengan kekayaan negara sebagai
domain privat yang merupakan amanat pasal 23 UUD 1945 harus digunakan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengelolaan kekayaan negara harus dilaksanakan dengan
transparan dan akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan, untuk mencapai kondisi tersebut
dapat di lakukan dengan tata kelola yang profesional, berkelanjutan, adil, transparan, dan
akuntabel, serta mampu melindungi kepentingan negara, pelaku bisnis dan juga masyarakat. Untuk
mencapai tata kelola kekayaan Negara yang baik, antara lain diperlukan kepastian “Nilai” yang
tidak merugikan kepentingan pihak-pihak yang terkait. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
profesi Penilai sebagai penghasil “Nilai” merupakan salah satu ujung tombak dalam menumbuh
kembangkan interaksi antara pemerintah dan pelaku ekonomi dalam masyarakat. Harga adalah
sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa1. Dalam
kehidupan bisnis, harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu

1
produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka
mencari suatu produk. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus,
sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa

B. Rumusan Masalah
1. Mejelaskan tentang arti Nilai?
2. Menjelaskan tentang harga?
3. Apa itu Kebutuhan Dasar Manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti Nilai
2. Mengetahui tentang Harga
3. Megetahui penjelasan Kebutuhan Dasar Manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai

Berikut ini penulis kemukakan beberapa pengertian tentang nilai, sebagai berikut:

1. Lorens Bagus (2002) dalam bukunya Kamus Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu
sebagai berikut:
a. Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere (berguna, mampu akan,
berdaya, berlaku, kuat).
b. Nilai ditinjau dari segi Harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu
dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan.
c. Nilai ditinjau dari segi Keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi
atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah
“tidak bernilai” atau “nilai negative”. Baik akan menjadi suatu nilai dan
lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negative” atau “tidak
bernilai”.
d. Nilai ditinjau dari seudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan
nilai tukar benda-bendsa material, pertama kali mengunakan secara umum kata
nilai‟.
2. Nilai adalah the addressee of a yes (sesuatu atau alamat yang ditujukan dengan kata
“ya”). Hans Jonas (Bertens, 2004). Dengan kata lain nilai adalah sesuatu yang kita
iakan atau sesuatu yang kita setujui, sedangkan sesuatu yang tidak kita setujui seperti
sakit, penderitaan atau kecelakaan adalah non nilai atau disvalue. Sesuatu yang kita
iakan selalu bersifat positif atau kita sebut nilai positif dan yang tidak kita setujui
dikenal dengan istilah nilai negative.
3. Mulyana (2004) mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam
menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh Mulyana yang secara
eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak hanya sekedar alamat yang
dituju oleh sebuah kata “ya”.
4. Beberapa pengertian yang lainnya tentang nilai dari para ahli dikemukakan oleh
Rohmat dalam bukunya (Mulyana, 2004:9) sebagai berikut:

3
a. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar
pilihannya, Gordon Allfort (1964). Definisi ini dilandasi oleh pendekatan
psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah,
baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil proses psikologis. Termasuk
kedalam wilayah ini seperti hasrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif.
b. Nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi manusia dalam
menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternative (Kuperman,
1983). Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang mempengaruhi
prilaku manusia. Pendekatan yang melandasi definisi ini adalah pendekatan
sosiolgis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan terpenting dalam
kehidupan sosial akan membuat seseorang menjadi tenang dan membebaskan
dirinya dari tuduhan yang tidak baik.
c. Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu
atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, mempengaruhi tindakan pilihan
terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir (Kluckhohn, Brameld, 1957). Definisi
yang dikemukakan oleh Klukhon ini berimplikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai
budaya, seperti yang diungkap oleh Brameld dalam bukunya tentang landasan-landasan
budaya pendidikan dia mengungkapkan ada enam implikasi terpenting yaitu sebagai
berikut:
 Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif (logic dan rasional)
dan proses ketertarikan dan penolakan menurut kata hati
 nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila
diverbalisasai
 apabila hal itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang
unik oleh individu atau kelompok
 karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa
pada dasarnya disamakan (equated) dari pada diinginkan, ia didefinisikan
berdasarkan keperluan system kepribadian dan sosio budaya untuk mencapai
keteraturan atau mengahargai orang lain dalam kehidupan social
 pilihan di antara nilai-nilai alternative dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan
antara (means) dan tujuan akhir (ends)

4
 nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang sama
ia adalah norma-norma yang telah disadari.
Barmeld melihat pandangan Klukhon itu mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang
diinginkan baik itu materi, benda atau gagasan mengandung nilai, karena dipersepsi sebagai sesuatu
yang baik, seperti makanan, uang, rumah, kebenaran, kejujuran dan keadilan. Kattsoff dalam
Soejono Soemargono (2004:318) mengatakan bahwa nilai itu sangat erat kaitannya dengan
kebaikan atau dengan kata baik‟, walaupun fakta baiknya, bisa berbeda-beda satu sama yang
lainnya
5. Hakikat dan Makna Nilai
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan kembali bahwa nilai itu
adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu maka
yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan,
undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan
dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada dibalik fakta, memunculkan
tindakan, terdapat dalam
Moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang kearah
yang lebih kompleks. Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004: 323) mengatakan bahwa
hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat
subyektif, tergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu, nilai-nilai merupakan
unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan Mengenai makna nilai Kattsoff
mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam makna. Sejalan dengan itu, maka
makna nilai juga bermacam macam.Rumusan yang bisa penulis kemukakan tentang makna
nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik
benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai
kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai sifat
nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi seseuatu sebagai hal yang diinginkan
atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu.
B. Pengertian Harga
Harga adalah suatu nilai uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang atau
jasa yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna memuaskan
keinginan pelanggan. Pengertian harga menurut Swastha “Harga adalah jumlah uang (ditambah

5
beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya“. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayar
oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjualan. Bahkan penjual juga
menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. Sedangkan Menurut Kotler “Harga adalah
jumlah uang yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
dan jasa. Harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya
elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lain menimbulkan
biaya. Harga sendiri merupakan suatu permainan dalam pemasaran, apabila harga yang ditetapkan
oleh penjual terlalu tinggi maka harga tersebut tidak mampu terjangkau oleh konsumen atau
customer, akhirnya akan berdampak pada lesu atau menurunnya pemasaran suatu produk di
perusahaan tersebut. Sebaliknya ketika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut terlalu
rendah maka akan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas serta konsumen menganggap
barang yang ditawarkan dengan harga rendah tersebut merupakan barang lama atau barang yang
kualitasnya buruk. Karena harga dari suatu barang itu dapat mencerminkan kualitas yang
dimilikinya. Selain dalam bauran pemasaran yang terdiri dari Product, Place, Price, serta
Promotion, unsur Price atau harga ini merupakan suatu unsur yang bisa mendatangkan tingkat
profitabiliatas bagi perusahaan. Karena unsur lainnya akan menambah pengeluaran dari suatu
perusahaan menjadi lebih besar.
1. Startegi dalam Penetapan Harga
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa
dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Dari sudut pandang pemasaran,
harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atas penggunaan suatu barang atau jasa.
Menurut Tjiptono metode penetapan secara garis besar dikelompokan menjadi empat
kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis
laba, dan berbasis persaingan.
a. Metode penetapan berbasis permintaan
Metode ini lebih menekankan faktor- faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi
pelanggan daripada faktor faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan
pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:
 Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)

6
 Kemauan pelanggan untuk membeli
 Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut
 Apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk
 Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.
 Harga-harga produk substitusi
b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau
biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi
dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-
biaya langsung, biaya overhead dan laba.
c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam
penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume laba spesifik
atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.
d. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan Selain berdasarkan pada
pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar
persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis
persaingan terdiri atas empat macam: customary pricing, above, at, or below
market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing.
2. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Saladin beberapa tujuan yang dapat diraih perusahaan melalui penetapan harga,
yaitu:
a. Bertahan hidup (survival)
Pada kondisi tertentu (karena adanya kapasitas yang menganggur, persaingan yang
semaikin gencar atau perubahan keinginan konsumen, atau mungkin juga kesulitan
keuangan), maka perusahaan menetapkan harga jualnya dibawah biaya total produk
tersebut atau bibawah harga pasar. Tujuannya adalah bertahan bidup (survival) dalam
jangka pendek. Untuk berahan hidup jangka panjang, harus mencari jalan keluar
lainnya.
b. Memaksimalkan laba jangka pendek (maximum current profit) Perusahaan
merasa yakin bahwa dengan volume penjualan yang tinggi akan mengakibatkan

7
biaya per unit lebih rendah dan keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan
menetapkan harga serendah rendahnya dengan asumsi pasar sangat peka
terhadap harga. Ini dinamakan “penentuan harga untuk menerobos pasar (market
penetration pricing)”. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila:
 Pasar sangat peka terhadap harga, dan rendahnya harga sangat merangsang
pertumbuhan pasar.
 Biaya produksi dari distribusi menurun sejalan dengan bertambahnya
produksi.
 Rendahnya harga akan melemahkan persaingan.
c. Memaksimalkan hasil penjualan (maximum current revenue) Untuk
memaksimalkan hasil penjualan, perusahaan perlu memahami fungsi
permintaan. Banyak perusahaan berpendapat bahwa maksimalisasi hasil
penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh maksimalisasi laba
dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.
d. Menyaring pasar secara maksimum (maximum market skiming). Banyak
perusahaan menetapkan harga untuk menyaring pasar (market skiming price).
Hal ini dilakukan untuk menarik segmen segmen baru. Mula-mula dimunculkan
ke pasar produk baru dengan harga tinggi, beberapa lama kemudian
dimunculkan produk baru dengan harga tinggi, beberapa lama kemudian
dimunculkan pula produk yang sama dengan harga yang lebih rendah.
e. Menentukan permintaan (determinant demand) Penetapan harga jual membawa
akibat pada jumlah permintaan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga Dalam menetapkan harga suatu
produk dan jasa perusahaan perlu mempertimbangkan dua faktor berikut yakni:
1. Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan meliputi:
a. Tujuan pemasaran perusahaan
Semakin jelas tujuan tujuan dari suatu perusahaan, semakin mudah
pula perusahaan tersebut dalam menetapkan harganya. Tujuan tersebut
dapat berupa maksimilisasi keuntungan bagi perusahaan sendiri, untuk

8
kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, dan
meraih kepemimpinan dari kualitas produk, dll.
b. Startegi bauran pemasaran
Harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang digunakan
perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya. Perusahaan juga
seringkali menetapkan harga sebagai salah satu indikator dari produk
mereka, dimana dalam hal ini harga menjadi faktor yang menentukan
pasaran produk, kualitas produk, dan rancangan produk.
c. Biaya
Biaya menjadi dasar dari suatu perusahaan dalam menetapkan harga
dari produk yang ia hasilkan supaya tidak mengalami kerugian.
d. Pertimbangan organisasi
Perusahaan-perusahaan menetapkan harga dengan berbagai cara.
Dalam perusahaan kecil harga seringkali ditetapkan oleh manajemen
puncak. Sedangkan dalam perusahaan berskala besar, penetapan harga
biasanya dilakukan oleh divisi-divisi atau lini produk.
2. Faktor Eksternal perusahaan
a. Pasar dan Permintaan
Sebelum penetapan harga, seseoran pemasar harus memahami hubungan antara
harga dengan pasar dan permintaan atas produknya.
b. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menetukan harga itu tergantung pada jenis pasar
yang berbeda-beda. Apakah pasar tersebut merupakan pasar persaingan
sempurna, pasar persaingan monopoli, pasar persaingan oligopoli, pasar
persaingan monopoli murni.
c. Faktor eksternal lainnya
Dalam menetapkan harga perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-
faktor lain diluar perusahaan seperti, keadaan ekonomi, inflasi, tingkat suku
bunga acuan. Karena beberapa faktor ini dapat mempengaruhi biaya produksi
maupun perespsi konsumen terhadap harga dan nilai dari suatu produk.

9
4. Indikator Harga
Menurut Kotler dan Armstrong ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu:
a. Keterjangkauan harga,
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk,
c. Daya saing harga,
d. Kesesuaian harga dengan manfaat.
C. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Sebelum kita mempelajari kebutuhan dasar manusia, kita harus mengenal konsep manusia
terlebih dahulu, karena sasaran asuh kita sebagai seorang perawat adalah manusia dari berbagai
kelompok umur dan manusia dengan segala kebutuhannya. Manusia dapat ditinjau dari dua sudut
pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan manusia sebagai sistem.
 Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari
unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk biologis, manusia tersusun
atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir,
tumbuh kembang, hingga meninggal. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai
struktur kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan kemampuan berpikir
serta kecerdasan. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup bersama orang lain, saling
bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi
kebudayaan, serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang
ada. Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan, pandangan hidup, dan
dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya. Jadi maksudnya di sini
adalah bila kita memandang manusia, kita harus melihatnya secara utuh menyeluruh tidak
boleh di penggal-penggal. Misalnya apabila seseorang sedang dirawat karena sakit, sebagai
makhluk holistik, dia akan mengalami beberapa gangguan, selain gangguan fisik/biologis,
secara bersamaan dia juga mengalami gangguan psikologis, sosial dan spiritual, oleh karena
itu sebagai seorang perawat, dalam memberikan asuhan keperawatan harus memperlakukan
manusia/klien secara holistik/menyeluruh tidak terpisah-pisah, misalnya kalau klien dirawat
karena kanker payudara, yang diperhatikan bukan hanya payudaranya (fisik/biologis) saja
tetapi secara utuh bagaimana psikologis, sosial dan spiritualnya. Demikian saudara, konsep
manusia secara holistik. Nah....saudara.., setelah Anda memahami konsep manusia sebagai

10
makhluk holistik, mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya, yaitu manusia sebagai
sistem.
 Manusia sebagai Sistem
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal, dan sosial.
Sistem adaptif merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan. Sebagai sistem personal,
manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang. Sebagai sistem interpersonal,
manusia dapat berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi terhadap orang lain. Sedangkan
sebagai sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan di lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan.
Contoh: apabila seseorang sedang dirawat karena sakit...sebagai sistem, dia akan
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan rumah sakit, terhadap orang-orang yang
merawat, terhadap sesama klien, dan secara bersamaan juga dia akan mengalami gangguan
terhadap semua hal tersebut apabila dia tidak bisa melakukan adaptasi. Namun apabila dia
tidak mampu beradaptasi dia akan mengalami gangguan.

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan
Patricia 1997). Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap
orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka
kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Dalam memenuhi kebutuhan kita
sebagai manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, marilah kita pelajari selanjutnya
tentang faktor apa saja yang mempengaruhi.
a. Model kebutuhan dasar manusia menurut beberapa ahli.
Berikut akan dibahas beberapa ahli yang memahami kebutuhan dasar manusia.
 Abraham Maslow
Beliau membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut:
Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan memiliki prioritas
tertinggi dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang

11
mutlak harus terpenuhioleh manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut
terdiri dari pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan
(minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, kebutuhan kedua adalah
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi perlindungan fisik
dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas
ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari
lingkungan dan sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu
perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya,
kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena
merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
sebagainya. Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk
memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang,
kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial,
dan sebagainya, kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang
lain kebutuhan ini terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,
meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga
memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yang terakhir/ke lima kebutuhan
aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa
kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai
potensi diri sepenuhnya.
 Imogine King King
Berpendapat bahwa manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi
terhadap situasi orang dan objek tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa
manusia sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, dia tidak terlepas dari
tiga kejadian dalam hidupnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain dan
selalu berinteraksi satu sama yang lain. Sesuai dengan hal tersebut, King
membagi kebutuhan manusia menjadi:
1) Kebutuhan akan informasi kesehatan
2) Kebutuhan akan pencegahan penyakit

12
3) Kebutuhan akan perawatan jika sakit.
 Martha E. Rogers
Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh
serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan nya
masing-masing. Dengan kata lain, setiap individu tidak ada yang sama satu sama
yang lainnya, walaupun mereka dilahirkan kembar. Konsep Martha E. Rogers
ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit.
 Johnson
Johnson mengungkapkan pandangannya dengan menggunakan
pendekatan sistem perilaku. Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai
sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik
dalam lingkungan internal maupun eksternal. Individu juga memiliki keinginan
untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang terjadi
karena hal tersebut.
 Virginia Henderson
Ibu Virginia Henderson (dalam Potter dan Perry, 1997) membagi
kebutuhan dasar manusia ke dalam 14 komponen berikut yaitu manusia harus
dapat bernafas secara normal, makan dan minum yang cukup, setiap hari harus
bisa buang air besar dan buang air kecil (eliminasi) dengan lancar, bisa bergerak
dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan, bisa tidur dan istirahat
dengan tenang, memilih pakaian yang tepat dan nyaman dipakai,
mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan
pakaian yang dikenakan dan memodifikasikan lingkungan, menjaga kebersihan
diri dan penampilan, menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari
membahayakan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan,kekhawatiran, dan opini, beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan, bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk
membiayai kebutuhan hidup, bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk
rekreasi dan belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang

13
mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
 Jean Watson Jean Watson (dalam B. Taleuto, 1995)
Membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam dua peringkat utama yaitu
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk
mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap
kebutuhan lain, dan semuanya dianggap penting.
 Sister Calista Roy Pendapat Roy
Bahwa manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya
dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku mal
adaptif. Sebagai makhluk biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Untuk mencapai suatu posisi seimbang/homeostasis, manusia
harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Adaptasi tersebut
dilakukan dengan beberapa rangsangan, yaitu: rangsangan fokal, konstektual
dan residual.
2. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia itu seperti: Penyakit, hubungan keluarga, konsep diri, tahap perkembangan
dan struktur keluarga, maksudnya disini kita sebagai manusia akan berusaha
memenuhi kebutuhannya demi konsep diri yang tinggi, dan tahap perkembangan yaitu
dari bayi baru lahir sampai dengan kita tutup usia kebutuhan tetap akan berkembang
sesuai dengan berjalannya umur. Untuk memberikan alasan mengapa faktor-faktor di
atas bisa mempengaruhi kebutuhan dasar manusi

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Menurut King (1971) kebutuhan
dasar manusia adalah perubahan energi didalam maupun diluar organisme yang ditunjukkan
melalui respon perilaku terhadap situasi, kejadian dan orang, sedangkan menurut Roy (1980)
kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan individu yang menstimulasi respon untuk
mempertahankan integritas (keutuhan) tubuh.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dasar manusia


memiliki ciri yang bersifat heterogen, setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama
akan tetapi karena perbedaan budaya dan kultur yang ada maka kebutuhan tersebut berbeda. Dalam
memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan dengan prioritas yang ada, kemudian apabila terjadi
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan maka membuat manusia lebih berpikir dan bergerak untuk
berusaha mendapatkannya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bagus Lorens (2002), Kamus Filsafat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Bartens, K. (2004), Etika, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Mulyana Rohmat, (2004), Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta.

O. Kattsoff, Louis, (Alih Bahasa: Soejono Soemargono), (2004), Pengantar Filsafat, Yogyakarta,
Tiara Wacana Yogya.

Alman. 2000, Fundamental & Advanced Nursing Skill, Canada, Delmar Thompson, Learning
Publisher.

Asmadi. 2008, Teknik prosedural keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika.

A. Azis Alimun. 2006, Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika

A. Azis Alimun H, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1, Buku 2, Jakarta: Salemba Medika.

A. Azis Alimun H, Musrifatul U., 2005, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai