Anda di halaman 1dari 10

1

BAB III
LAPORAN KASUS

3.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. P
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Bangsa/ Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa 4 Margo Rukun RT 15 RW 04, Muara
Sugihan
Tanggal kunjungan / jam : 6 Februari 2017/ 11.00 WIB

3.2. Anamnesis
Diperoleh secara autoanamnesa pada tanggal 6 Februari 2017, pukul
11.00 WIB.
3.2.1 Keluhan utama
Bercak kemerahan pada dada kiri
3.2.2 Keluhan tambahan
Nyeri dan panas pada bercak

3.2.3 Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien wanita, 51 tahun datang dengan keluhan bercak kemerahan
pada lengan kiri berjumlah 2 buah disertai mati rasa sejak ± 1 tahun yang
lalu. Awalnya, bercak timbul sebesar ukuran uang koin berwarna putih,
lama-kelamaan bercak berubah menjadi kemerahan, dan membesar dengan
tepi menebal disertai rasa nyeri dan panas. Pasien lalu berobat ke Puskesmas
2

dan diberi pengobatan berupa obat MDT sebanyak 12 keping. Pengobatan


dijalani pasien selama 1 tahun dan berhasil diselesaikan sejak ± 5 bulan
yang lalu.
Dua bulan sebelumnya, pasien mengeluh adanya bercak kemerahan
pada dada kiri. Awalnya, bercak timbul sebesar uang koin berwarna putih,
disertai keluhan mati rasa pada bercak tersebut. Keesokan harinya bercak
tampak semakin memerah, dan membesar dengan tepi menebal disertai rasa
nyeri dan panas sehingga kerap mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Pasien juga kerap merasakan demam (+). Demam dirasakan tidak terlalu
tinggi dan hilang timbul.
Satu bulan sebelumnya, pasien merasakan bercak tersebut semakin
lama semakin terasa panas. Pasien juga merasa seringkali kesemutan pada
jari-jari tangan kanan dan kiri. Pasien mengatakan kesemutan dialami
selama beberapa menit dan setelahnya mati rasa hingga pasien sulit untuk
menggenggam. Bercak juga menyebar ke paha kiri. Bercak di paha kiri
awalnya bercak putih lama-kelamaan menjadi bercak kemerahan disertai
mati rasa, panas, dan nyeri pada tepi bercak. Gangguan penglihatan
disangkal. Keluhan rambut dan alis mata rontok disangkal. Tidak ada
kesulitan menutup mata. Keluhan mata merah, berair, dan silau disangkal.
Penebalan cuping telinga disangkal. Pembesaran kelenjar di leher, ketiak,
dan lipat paha disangkal.

3.2.4 Riwayat penyakit dahulu


Riwayat penyakit kusta : 1 tahun yang lalu
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal

3.2.5 Riwayat penyakit dalam keluarga


Pasien menyangkal ada yang menderita keluhan yang serupa di
keluarganya. Riwayat penyakit kulit dalam keluarga juga disangkal.
3

3.2.6 Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal di rumah
padat penduduk dimana tetangga pasien ada yang menderita penyakit kusta.

3.2.7 Riwayat Kebersihan


Penderita mandi 2 kali sehari, pagi hari dan sore hari. Pasien
menggunakan sumber air dari sumur.

3.3. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,6oC
Tekanan Darah : 120/90 mmHg

B. Status Generalisata
Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
- Hidung : sekret (-/-)
- Telinga : sekret (-/-)
Leher
- JVP 5-2 cmH2O
- Pembesaran KGB (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-/-)
Thorax
- Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
- Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
4

Abdomen
- Inspeksi : Datar, lemas
- Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
- Perkusi : tymphani,
- Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)

3.4. Status Dermatologikus


Regio antebrachii sinistra : tampak plak hipopigmentasi, multiple, dengan
tepi eritem, ukuran numular hingga plakat, irregular, diskret, sirkumskrip,
ditutupi dengan skuama halus, sebagian ditutupi jaringan parut.

Plak hipopigmentasi
dengan tepi eritem
ditutupi skuama
halus

Jaringan parut
5

Regio thorakalis anterior sinistra : tampak patch hipopigmentasi yang


anestesi dengan tepi eritem, multiple, irregular, diskret, sirkumskrip, dan
ditutupi dengan skuama halus

Patch hipopigmentasi yang


anestesi dengan tepi eritema,
irregular, diskret, sirkumskrip
dan ditutupi skuama halus

3.5. Resume
Pasien mengeluh adanya bercak kemerahan pada dada kiri. Awalnya,
bercak timbul sebesar uang koin berwarna putih, disertai keluhan mati rasa
pada bercak tersebut. Keesokan harinya bercak tampak semakin memerah,
dan membesar dengan tepi menebal disertai rasa nyeri dan panas sehingga
kerap mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Pasien juga kerap merasakan
demam (+). Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan hilang timbul.
6

Satu bulan sebelumnya, pasien merasakan bercak tersebut semakin


lama semakin terasa panas. Pasien juga merasa seringkali kesemutan pada
jari-jari tangan kanan dan kiri. Pasien mengatakan kesemutan dialami
selama beberapa menit dan setelahnya mati rasa hingga pasien sulit untuk
menggenggam. Bercak juga menyebar ke paha kiri. Bercak di paha kiri
awalnya bercak putih lama-kelamaan menjadi bercak kemerahan disertai
mati rasa, panas, dan nyeri pada tepi bercak. Gangguan penglihatan
disangkal. Keluhan rambut dan alis mata rontok disangkal. Tidak ada
kesulitan menutup mata. Keluhan mata merah, berair, dan silau disangkal.
Penebalan cuping telinga disangkal. Pembesaran kelenjar di leher, ketiak,
dan lipat paha disangkal.
Didapatkan pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas
normal, keadaan spesifik dalam batas normal, pada status dermatologikus
didapatkan Regio antebrachii sinistra : tampak plak eritema, multiple,
dengan tepi hipopigmentasi, ukuran numular hingga plakat, irregular,
diskret, sirkumskrip, ditutupi dengan skuama halus, sebagian ditutupi
jaringan parut. Regio thorakalis anterior sinistra : tampak patch
hipopigmentasi yang anestesi dengan tepi eritem, multiple, irregular,
diskret, sirkumskrip, dan ditutupi dengan skuama halus

3.6. Pemeriksaan Penunjang


Kanan Pemeriksaan Tangan Kiri
7

Anestesi
Kelemahan gerakan otot-otot
Opposisi
Memegang
Tidak ada
Lambrikal Tidak ada
Abduksi jari kelima
Extensi Pergelangan
Kontraktur
WEB
Jari pertama
Jari kedua
Jari keempat
Jari kelima
Absorbis mutilasi
Cacat
Kondisi kulit
Kelainan lain
Pemeriksaan Kaki
Anestesi
Dorsifleksi
Cacat
Tidak ada Absorbs/mutilasi
Tidak ada
Luka
Kondisi kulit
Kelainan kulit
Pemeriksaan Muka
8

Mengedipkan mata
Bisa Memejamkan mata Bisa
Ada Alis mata Ada
Kelainan mulut
Kelainan pipi
Tidak ada Tidak ada
Kelainan telinga
Kelainan hidung

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan apusan kulit bakteriologi kusta
Pengambilan sampel dilakukan pada kedua cuping telinga, jari tengah
tangan kanan dan kiri, dada kiri dan kaki kiri. Pada pemeriksaan didapatkan
hasil kuman BTA (-)

3.7. Diagnosis Banding


1. Morbus Hansen Multibasiler tipe Borderline + Reaksi Kusta Tipe 1
2. Tinea Corporis
3. Psoriasis

3.8. Diagnosis Kerja


Morbus Hansen Multibasiler tipe Borderline + Reaksi Kusta Tipe 1

3.9. Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
- Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai cara pemberian terapi
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga personal hygiene
9

- Menjelaskan kepada pasien harus rutin kontrol ke dokter dan tidak


boleh putus obat
- Penyakit ini mengganggu saraf, sehingga pasien akan merasakan mati
rasa, oleh karena itu disarankan agar pasien menghindari trauma agar
tidak terkena infeksi lain
- Penyakit kusta ini dapat ditularkan secara inhalasi sehingga pasien
disarankan untuk sering menggunakan masker
- Apabila muncul tanda-tanda perubahan sensiblitas dan kekuatan otot,
segera kembali memeriksakan diri ke dokter. Perhatikan pula adanya
tanda-tanda kelainan pada saraf.

Medikamentosa
- Prednisone 2x1 tablet selama 4 minggu
- Eritromisin 3x1 tablet
- Mecobalamin 3x1 tablet
-
3.10. Prognosis
a. quo ad vitam: bonam
b. quo ad functionam: dubia ad bonam
c. quo ad sanationam: dubia ad bonam
10

Anda mungkin juga menyukai