Laporan Pendahuluan: Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Nyaman Nyeri Akut Di Rsud DR - Soeratno Gemolong
Laporan Pendahuluan: Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Nyaman Nyeri Akut Di Rsud DR - Soeratno Gemolong
PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN
NYAMAN NYERI AKUT DI RSUD DR.SOERATNO
GEMOLONG
NONIK MEILINDA PUSPA KUMALASARI ERIKA WULANDARI
(P21141) (P21143) (P21175)
Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia dan rasa yang
timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya serta senang dengan situasi dan kondisi
yang ada sehingga seseorang akan merasakan kenyamanan. Kebutuhan rasa nyaman adalah
suatu keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindung dari ancaman
psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri (purwanto, 2017).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
terkait kerusakan jaringan yang actual maupun potensial, atau yang di gambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut (Terry, 2017).
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman dan sempurna dalam kondisi fisik,
psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosialnya (Keliat dkk., 2015).
Menurut Mubarak, dkk (2015), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang
yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Secara umum, nyeri dapat
didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Menurut PPNI (2016) nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emostonal yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional , dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan .
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat , pasien yang mengalami nyri akut biasanya menunjukkan gejala
perspirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (mubaraketal, 2015)
2. ETIOLOGI
Menurut PPNI (2016) penyebab nyeri akut yaitu :
• Agen pencedera fisiologis (mis : inflamasi , iskemia , neoplasma)
• Agen pencedara kimiawi (mis : terbakar, bahan kimia iritan )
• Agen pencedera fisik ( mis : abses, amputasi , terbakar, terpotong,
mengangkat berat , procedure operasi trauma, Latihan fisik
berlebihan )
3. Manifestasi klinik
Gejala dan tanda menurut PPNI (2016) adalah sebagai berikut :
Gejala dan tanda mayor
• Subjektif : mengeluh nyeri
• Objektif : tampak meringis . bersikap protektif (mis .waspada posisi
menghindari nyeri ) gelisah, frekuensi nadi meningkat , sulit tidur
Gejala dan tanda minor
• Subjektif : tidak tersedia
• Objektif : tekanan darah meningkat , pola nafas berubah, nafsu makan berubah
, proses berfikir terganggu , menarik diri, berfokus pada diri sendiri,
diaphoresis .
4. PATOFISIOLOGI
Menurut Windy Octaviany (2020) Colic abdome adalah gangguan pada aliran
normal usus secanjang traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya
hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal
yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung
empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu,
batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang
daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti
muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik
abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri
viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.
5. PATHWAY
5. PATHWAY
6. PENATALAKSANAAN
2. Non farmakolongi
Menurut Mubarak (2015) menjelaskan bahwa penanganan nyeri secara non
farmakologis, sebagai berikut :
Distraksi (pengalihan): Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya ,antara
lain sebagai berikut:
• Imaging guide
• Distraksi pendengaran (Music theraphy)
• Fisik dan psikis Akupresus akupuntur
• Disurksi relaksasi
• Hipnotis
• Stimulus kuraneus: massage, rendam air hangat
• Kompres:
a) Kompres panas basah (dilakukan pada pasien yang
mengalami nyeri, risiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan
fisik (mobilitas).
b) Kompres panas kering (dilakukan untuk membebaskan rasa
nyeri, spamus otot, peradangan atau kongesti, dan
memberikan rasa hangat)
c) Kompres dingin basah, (dilakukan untuk mengurangi aliran
darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta
edema).
LOGO
THANK YOU
Fill in the description
Sharer :freeppt7.com
https://www.freeppt7.com