Anda di halaman 1dari 5

Penelitian Luar Sekolah Di SSB(Sekolah Sepak Bola) Porskid FC Sukaregang Kec.

Garut Kota

A. Asas-asas pendidikan

Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat setidaknya enam asas yang menjadi landasan dalam bidang
pendidikan atau yang harus dipunyai oleh lembaga pendidikan baik itu formal maupum nonformal. Asas
pendidikan tersebut meliputi asas filosofis, asas religious, asas psikologis, aasas sosial budaya, dan asas
historis.

1. Asas Filosofis

Asas filosofis dalam pendidikan diperlukan adanya, karna dengan adanya asas filosofis dapat banyak
menjawab soal pendidikan yang tak hanya menyangkut pada proses pengalaman saja. Asas filosofis
merupakan pengaplikasian filsafat dalam dunia pendidikan, yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikandan memberikan pedoman kepada para pelaksana
pendidikan agar dapat mengaitkan pendidikan dengan dasar negara dan agama yang dianutnya.
Masalah- masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang biasanya muncul terkait dengan dunia pendidikan
diantaranya mengenai pengajaran/pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
Semua pertanyaan tersebut bisa terjawab dengan adanya asas filosofis dalam dunia pendidikan.

Dizaman modern sekarang lembaga pendidikan bukan hanya memberikan pengajar tentang ilmu ektrak
seperti yang ada di sekolah atau madrasah tapi lebij dari itu. Kini banyak bermunculan lembaga
pendidikan nonformal yang bergerak diberbagai bidang seperti bidang pendidikan bahasa, pendidikan
mengemudi, dll.

Sebagai peneliti saya tertarik untuk meneliti atau melakukan observasi terhadap lembaga pendidikan
yang bergerak dibidang olahraga yaitu SSB(Sekolah Sepak Bola) Porskid FC Sukaregang.

Asas filosofis yang dianut oleh Lembaga Pendidikan berbentuk SSB tersebut adalah sebuah jawaban dari
berkembangnya Ilmu Pengetahuan yang bukan hanya tentang pelajaran agama ataupun pelajaran
konvensional yang ada di sekolah, akan tetapi SSB tersebut lahir karna pada zaman sekarang sepak bola
bukan hanya sekedar permainan belaka. Namun sepak bola di zaman modern dipandang sebagai dalah
satu oleh raga bahkan jika tekun dan mampu menjalaninya lewat olahraga kita bisa menghasilkan uang
atau bisa membantu orang lain.

Dengan demikian berdasarkan asas filosofi tersebut dibangunlah SSB(Sekolah Sepak Bola) Porskid FC
yang berdiri pada tahun 1990-an, didirikan oleh salah satu tokoh masyarakat. Pada waktu itu Porskid FC
bukan sebuah Sekolah Sepak Bola melainkan hanya sebuah komunitas warga atau organisasi warga
sukaregang yang sangag cinta terhadap sepak bola. Namun pada tahun 2019 karna melihat kepada asas
filosofis yang sebelumnya sudah disebutkan maka dibentukan SSB(Sekolah Sepak Bola) yang diharapkan
dapat mampu membantu anak-anak/siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya terutama yang
berbakat di ranah sepak bola. Senada dengan hal itu, para pakar filsafat pragmatisme beranggapan
bahwa pendidikan harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan bakat siswa. Berlandaskan filsafat
pragmatis tersebut maka selajan antara asas filosofis yang telah diuraikan sebelumnya.
2. Asas religius

Asas religius merupakan dasar dimana pendidikan harus berdasarkan pada ajaran agama. Hal itu juga
yang disebutkan oleh UUD bahwa tindak tanduk masyrakat Indonesia harus sejalan dengan ajaran
agama. Contoh pengaplikasian dari asas religius ini bisa dilihat di sekolah-sekolah, terdapat mata
pelajaran agama disetiap sekolah yang ada di Indonesia dan hal itu terjadi karna sistem pendidikan di
Indonesia menganut asas religius.

Dari hasil wawancara dengan salah satu tokoh yang sampai sekarang Aktif di SSB (Sekolah Sepak Bola)
Porskid FC Sukaregang sebagai salah satu pengurusnya. Menyebutkan bahwa berdirinya SSB Porskid FC
ini juga tak lepas dari salah satu cita-cita besar atau harapan besar dari para warga Sukaregang yang
mengharapkan suatu saat nanti yang menjadi pemain Sepak Bola terbaik adalah seorang muslim. Tak
hanya itu, ternyata organisasi Porskid ini bukan hanya mendirikan sebuah SSB (Sekolah Sepak Bola)
namun Organisasi Porskid ini juga bergerak di bidang kemasyarakatan dan juga sering terlibat aktif
dalam acara keagamaan seperti mengadakan ziarah kemakam para wali dan bermain sepak bola, seperti
contoh kemarin, menurut keterangan pengurus porskid beliau kemarin mengadakan agenda ziarah ke
cianjur dilanjut silaturahmi bermain sepak bola dengan warga cianjur.

Dalam pendidikan islam terdapat tiga nilai pokok yaotu terkait dengan nilai pendidikan akidah, nilai
pendidikan syari'ah/ibadah, dan nilai pendidikan akhlak. Yang paling ditekankan dalam SSB Porskid
terkait nilai pendidikan islam yang ada di lembaga pendidikan non formal tersebut terkain dengan
akhlak. Karna etika atau akhlak adalah puncak dari segala ilmu.

Berdasar hasil wawancara tersebut dapat terlihat bahwa peran asas religius menjadi warna baru dari
berdiri dan berjalannya SSB Porskid FC.

3. Asas Psikologis

Asas psikologis merupakan dasar yang mempelahajai mengenai tingkah laku manusia dalam segala hal.
Dalam perkembangannya psikologis terbagi menjadi beberapa bagian tergangtung terhadap
penerapannya. Yang oertama terkait psikologi oerkembangan, yang mempelajari mengenai aspek
perkembangan manusia dari mulai masa konsepsi sampai akhir hayat. Yang kedua psikologi pendidikan,
yang merupakan sebuah ilmu untuk memoelajari proses manusia dari segi belajar. Yang ketiga psikologi
sosial, yang mempelajari mengenai fungsi manusia ditengah masyarakag.

Berkaitan dengan asas psikologis, setelah melakukan observasi SSB porskid FC menjadikan dasar
psikologi pendidikan sebagai salah satu acuan untuk berjalannya organisasi atau lembaga pendidikan
bermuatan olahraga tersebut. Pada dasarnya SSB porskid sebagai lembaga pendidikan mengadakan
pengajaran diruangan kelas yang lebih luas yaitu lapangan sepak bola, lalu membuat sistem kurikulum
sendiri yang mengacu pada kebutuhan siswa akan materi sepak bola dan mengikuti kompetisi sepak
bola tingkat kecamatan sampai kabupaten sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi dan menguji hasil
belajar siswa selama mengikuti kelas sepak bola.

4. Asas sosial budaya


Asas sosial budaya bermakna bahwa manusia hakikatnya tidak bisa hidup sendiri dan pasti akan
membutuhkan bantuan orang lain, maka dari itu lembaga pendidikan harus menjadikan asas sosial
budaya sebagai salah satu dasar atau pijakan dalam menjalankan peran pendidikan.

Dalam kaitannya dengan peserta didik, maka dengan adanya asas sosial budaya peserta didik diarahkan
atau dipersiapkan agar dapat berbaur dan menyatu dengan masyarakat. Karna pada hakikatnya tujuan
dari pendidikan itu sendiri adalah menciotakan manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Dalam sosiologi islam, hubungan antar manusia harus dibangun berlandaskan pads tiga hubungan poko
yaitu, ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah basyariyah berarti
bahwa manusia harus saling menyangi satu sama lain atas dasar sesama manusia ciptaan tuhan.
Ukhuwah wathoniyah berarti bahwa manusia hafus sayang menyangi karna pada dasarnya mereka
hidup dan menjalankan aturan yang sama di negara yang sama. Ukhuwah islamiyah bermakna bahwa
sesama manusia harus saling membantu saling menyangi saling mengasihi karna pada dasarnya mereka
adalah pemeluk agama yang sama yaitu aga Islam.

Hasil observasi dilembaga pendidikan SSB(Sekolah Sepak bola) Porskid FC Sukaregang, dapat penulis
simpulkan bahwa terdapat asas sosial budaya yang dianut oleh SSB tersebut. Hal itu terungkap ketika
melukan wawancara yang hasilnya secara garis besar menerangkan bahwa dalam proses pendidikan
sepak bola tersebut tidak lepas dari saling keterbutuhannya sesama manusia, jiga merupakan sebuah
proses penanaman nilai atau norma yang berlaku sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah
tersebut.

Dengan merujuk pada pengertian asas sosial budaya, maka dapat dipahami bahwa dalam sebuah sistem
organisasi yang baik harus terdapat tujuan yang memuat mengenai sosial budaya. Karna pada
hakikatnya dengan berlandasrkan asas sosiologis dan budaya, kita dapat mengarahkan pendidikan itu ke
arah yang lebih menentukan.

5. Asas historis

Asas historis adalah sebuah landasan yang mengungkap atau melihat kilas balik secara komprehensif
dari dunia pendidikan di waktu lampau. Seperti kita ketahui bahwa dalam pendidikan indonesia telah
melewati beberapa fase diantara masa kolonial, masa pra kemerdekaan dan masa pasca kemerdekaan.
Berdasarkan hal itu kita dapat melihat dan memperbaiki sistem pendidikan agar lebih baik kedepannya.

Asas historis juga dapat diartikan sebagai alasan mengapa suatu lembaga pendidikan itu dibangun?, atas
dasar apa lembaga pendidikan itu ada,? Dan lain sebagainya. Berkaitan dengan pengertian itu maka asas
historis dari SSB (Sekolah Sepak Bola) Porskid FC Sukaregang adalah sebuah jawaban dari yang awalnya
hanya sekedar pelipur lara atau hanya sebagai sebuah komunitas yang menampung beberapa orang
untuk bersilaturahmi dengan cara bermain sepak bola, menjadi sebuah lembaga pendidikan nonformal
yang bergerak dibidang olahraga dengan tujuan untuk menyalurkan minat dan bakat para generasi
muda yang mempunyai ketertarikan terhadap sepak bola.

6. Asas Yuridis
Asas yuridis atau landasan hukum pendidikan dapat diartikan seperangkat konsep peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak atau acuan (bersifat material, dan bersifat konseptual)
dalam rangka praktek pendidikan dan studi pendidikan. Jadi landasan hukum pendidikan adalah dasar
atau fondasi perundang-undangan yang menjadi pijakan dan pegangan dalam pelaksanaan pendidikan
di suatu negara.

Berdasarkan pengertian diatas maka jelas bahwa asas yuridis adalah payung hukum yang menaungi
lembaga pendidikan di Indonesia. Kemudian SSB Porskid FC Sukaregang secara hukum sudah terdaftar di
Asosiasi PSSI Garut kota sebagai salah satu SSB yang ada di Garut. Secara hukum SSB Porskid FC sudah di
akui sebagai Lembaga Pendidikan Sepak Bola sejak tahun 2012.

B. Sistem pendidikan

Sistem pendidikan adalah kumpulan komponen-komponen pendidikan yang berkaitan satu sama lain,
yang dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pendidikan memuat beberapa komponen di
dalamnya meliputi; tujuan, pendidik, peserta didik, alan pendidikan, dan lingkungan.

Dalam SSB (Sekolah Sepak Bola) Porskid FC Sukaregang memuat sistem pendidikan yang komplek, yang
berarti kelima komponen atau sistem pendidikan yang sebelumnya sudah dikemukakan, terdapat dalam
sistem pendidikan SSB Porskid FC.

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan arah yang ingin dicapai dari sebuah proses pengajaran atau
pembelajaran. Dalam kaitannya dengan hasil observasi kepada salah satu pengurus SSB Porskid FC,
menyebutkan bahwa tujuan dari adanya SSB tersebut adalah menjadi wadah bagi anak-anak yang
mempunyai minat bakat bermain sepak bola sehingga dengan berdirinya SSB Porskid FC ini bertujuan
agar dapat mengembangkan potensi anak-anak dalam bidang Sepak Bola.

2. Pendidik

Pendidik dalam arti lain guru adalah orang yang membantu, memfasilitasi peserta didik agar dapat
belajat dan juga membagikan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya, juga menciptakan
suasana belajar yang efektif.

Di SSB Porskid FC ada beberapa pendidik atau guru yang mengajar juga memfasilitasi anak didiknya agar
mendapatkan pengetahuan mengenai sepak bola. Sampai saat ini ada tiga guru/pelatih dalam hal ini
adalah pendidik yang aktif membagikan ilmunya di SSB Porskid Sukaregang.

3. Peserta didik

Dalam sistem pendidikan peserta didik disebut dengan raw input (bahan mentah yang perlu mendapat
sebuah proses) atau bisa juga disebut dengan objek pendidikan.

Di SSB Porskid FC yang menjadu objek nya pembelajarannya tentu peserta didik, peserta didik di SSB
Porskid FC juga dibedakan berdasarkan umur dan tahap perkembangannya. Artinya pemberian ilmu
mengenai sepak bola disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didiknya. Sampai saat ini
terdapat lebih dari 30 siswa yang terdaftar di SSB Porskid FC yang terbagi menjadi 3 kelas utama. Yaitu
kelas umur 7-9 tahun, 10-12 tahun, dan 13-15 tahun.

4. Alat pendidikan

Alat pendidikan merupakan unsur pendukung agar pendidikan yang dijalankan atau diberikan dapat
terlasurkan dengan maksimal. Alat pendidikan terbagi menjadi dua yaitu softwere dan hardwere.
Softwere adalah alat pendidikan yang dapat berupa metode, kurikulum, atauoun teknologi pendidikan.
Sedangkan hardwere dalam alat pendidikan berupa sarana dan prasarana ataupun media yang dapat
menunjang proses pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan hasil observasi terhadap lembaga pendidikan nonformal yaitu SSB Porskid FC
tentu alat pendidikan adalah hal yang memang seharusnya ada atau dipunyai oleh penyelenggara
pendidikan baik itu formal atau nonformal. Di SSB Porskid FC Sukaregang terdapat dua macam alat
pendidikan yang sebelumnya sudah di uraikan yaitu softwere dan hardwere. Softwere sebagai akat
pendidikan yang terdapat di SSB Pirskid FC berupa materi dan metode pengajaran sepak bola yang
diberikan kepada peserta didika. Sedangkan hardwere sebagai alag pendidikannya berupa sarana dan
prasarana seperti bola, sepatu, dll.

5. Lingkungan

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mengelilingi peserta didik dalam menjalani proses
pendidikan. Lingkungan dalam pendidikan dapat berupa fisik atau psikis. Libgkungan fisik seperti adanya
ruang kelas, guru, orang tua, teman, ataupun masyarakat. Sedangkan lingkungan psikis bisa beruoa
motivasi atau cita-cita.

Dalam kaitannya dengan hasil observasi di SSB Pirskid FC, dua lingkungan yang sudah dikemukakan di
atas sudah ada ataupun sudah dijalankan. Lingkungan berupa fisik yang sudah dijelaskan memang ada di
SSB Porskid FC yaitu adanya sosok pendidik, orang tua, teman/tin sepak bola dan masyarakat sekitar.
Sementara lingkungan psikis yaitu niat yang dipunyai oleh para peserta didik yang sebelumnya sudah
dipunyai oleh peserta didik sehingga mendaftar ke SSB Porskid FC kemudian di kembangkan oleh
lembaga pendidikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai