Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAEDAH ‫ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬

DOSEN PENGAJAR :
Prof.Dr.Usman.M,Ag

DISUSUN OLEH :
MUH BAMBANG TAUFIK ( 10200212041 )

PRODI HUKUM TATANEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini”. Sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
Dan juga kami terima kasih kepada Bpk. Prof.Dr.Usman .M,Ag. Sebagai dosen
mata kuliah kaedah-kaedah hukum tatanegara islam UINAM yang telah
memberikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan
kita terhadap mata kuliah kaedah-kaedah hukum tatanegara. Oleh sebab itu
penting bagi kami kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah
yang kami buat diwaktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dijangkau
dengan mudah bagi siapapun yang menemukan dan juga dapat berguna bagi kami
pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata dalam penulisan makalah kami.

Makassar, 24 September 2022

Muh. Bambang Taufik

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………........................i
KATA PENGANTAR……................................................................................... ii
DAFTAR ISI…...…………………………………………..…………….,……..iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................... …1
B. Rumusan masalah……………………………………………………........ 1
C. Tujuan …………………………………………………………….............. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian negara hukum dan administrasi negara .......................... ...3
B. Sumber hukum negara hukum dan administrasi negara........................3
C. Hubungan negara hukum dengan administrasi negara..........................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……....................................................................................... ..5
B. Saran .……............................................................................................... ...6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Islam adalah agama yang mudah. Mudah di sini adalah kemudahan
dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Salah satu
ciri kemudahannya itu terletak dari banyaknya pilihan dalam beribadah dan
beramal shalih.
Kaidah fiqih dan semua ilmu cabangnya adalah pegangan bagi setiap
mujtahid untuk mengambil ijtihad dalam setiap perkara yang dihadapi. Ulama
terdahulu telah mengkaji banyak kitab dan ilmu hadist demi menciptakan dasar-
dasar ilmu yang sangat berguna dalam menjawab persoalan-persoalan yang hadir
pada zaman ini. Lalu apakah semua kaidah itu bisa diterapkan di segala aspek?
Apakah kaidah tersebut hanya disusun hanya untuk urusan agama? Apakah kaidah
yang sekilas hanya mencakup ruang lingkup ibadah dan ketuhanan memiliki
kolerasi dan substansi yang cocok jika dihubungkan dengan ekonomi syariah
zaman modern? Semua pertanyaan-pertanyaan itu mendorong kita untuk meneliti
dan menela‟ah kembali ilmu kaidah-kaidah ini dan mengkaji lebih dalam tentang
fenomena zaman modern yang belum ada pada saat kaidah fiqih didasarkan oleh
para ulama‟. Khususnya dalam makalah ini akan membahas kaidah fiqih “sesuatu
yang tidak bisa dikerjakan sepenuhnya maka jangan ditinggalkan seluruhnya”.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masahnya
yaitu antara lain:
1. Apa pengertian secara bahasa dan istilah kaidah ‫ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬
?
2. Bagaimana pembahasan mengenai kaidah ‫? ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬
3. Bagaimana contoh dari kaedah ‫? ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diambil beberapa tujuan,diantaranya:
1. Untuk mengetahui Pengertian secara bahasa dan istilah kaidah ‫ال ي ترك ك له‬
‫ما ال ي درك ك له‬.
2. Untuk mengetahui Pembahasan mengenai kaidah ‫ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬
‫ما‬
3. Untuk mengetahui contoh kaedah ‫ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian secara bahasa dan istilah kaidah ‫ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬
Secara bahasa ‫ ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬berarti “Apa-apa yang tidak
bisa dilakukan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya”. Dan, berdasarkan
secara istilah jika kita tidak bisa melakukan sesuatu amalan secara sempurna,
maka tidak mengapa kita melaksanakan sebagiannya saja sesuai dengan
kemampuan kita. Karena sesungguhnya melaksanakan sebagian amal shalih itu
lebih mulia daripada meninggalkannya sama sekali. Lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali.

B. Pembahasan mengenai hukum kaidah ‫الم ا ي درك ك له ال ي ترك ك له‬


Maksud dari kaidah ‫ الم ا ي درك ك له ال ي ترك ك له‬adalah : : “Sesuatu yang
tidak bisa dilakukan seluruhnya janganlah ditinggal seluruhnya”. Maksudnya
adalah jika kita tidak bisa melakukan sesuatu amalan secara sempurna, maka tidak
mengapa kita melaksanakan sebagiannya saja sesuai dengan kemampuan kita.
Karena sesungguhnya melaksanakan sebagian amal shalih itu lebih mulia daripada
meninggalkannya sama sekali. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al „Utsaimin menerangkan kaedah tersebut
bahwa perintah wajib, wajib untuk dilakukan sesuai kemampuan. Yang gugur
adalah yang tidak mampu dikerjakan. Namun yang tidak mampu dikerjakan ini
jika memiliki pengganti, maka pengganti inilah yang dikerjakan. Hendaknya kita
melaksanakan perintah Allah Swt. dan Rasulullah Saw. sesuai dengan
kemampuan. Namun tetap kita berusaha melaksanakan dengan bersungguh-
sungguh. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bila kita
tidak mampu melaksanakan suatu perintah dengan sempurna, hendaknya kita
tidak meninggalkan perintah itu secara keseluruhan. Namun hendaknya kita
melaksanakan bagian yang bisa dilakukan. Jangan meninggalkan seluruhnya.

3
C. Contoh kaedah ‫ما ال ي درك ك له ال ي ترك ك له‬
1. Shalat tahajud
Kita sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tahajud. Kalau bisa
hendaknya meniru Rasulullah Saw. Yaitu setiap malam. Bila tidak mampu setiap
malam, jangan lantas kita tidak tahajud sama sekali. Namun kita laksanakan
semampunya. Bisa dua hari sekali, seminggu sekali, sebulan sekali dan
seterusnya. Demikian pula dengan jumlah rakaat dan kualitas shalatnya. Sebisa
mungkin kita meniru Nabi Muhammad Saw. Bila tidak mampu seperti beliau,
hendaknya kita berusaha semampunya. Meskipun hanya dengan dua rakaat
tahahud dan satu rakaat witir.

2. Zakat Fitrah
Membayar zakat fitrah itu hukumnya wajib. Orang yang sangat miskin
mungkin di rumahnya tidak ada beras sebanyak nishab zakat fitrah. Mungkin
hanya ada satu kilogram beras saja. Maka hendaknya dia tetap membayarkan yang
satu kilogram beras itu kepada orang yang lebih miskin darinya. Atau kepada
sesama orang miskin yang lain. Adapun dia nanti memperoleh zakat fitrah dari
orang kaya, maka itu urusan yang lain.

3. Qurban kambing dengan patungan


Standarnya, satu ekor kambing merupakan hewan qurban untuk satu
orang. Satu ekor sapi atau unta boleh untuk qurban tujuh orang. Namun demikian,
bila ada orang yang belum mampu berqurban dengan seekor kambing. Padahal dia
sangat ingin berqurban. Maka dia boleh patungan dengan sesama orang yang
belum mampu untuk membeli seekor kambing. Lalu menyembelihnya sebagai
hewan qurban.

4. Memilih Pemimpin
Di era demokrasi, kita harus memiliki pilihan pemimpin. Orang yang tidak
memilih tetap dihitung telah memilih. Jadi orang yang golput (tidak ikut memilih)
pun tetap masuk dalam mekanisme demokrasi. Oleh karena itu, hendaknya kita
tetap datang ke TPS, meskipun misalnya semua calon adalah orang jahat. Kita

4
pilih yang paling sedikit jahatnya. Juga meskipun kita tidak kenal satu pun caleg
maupun capres, hendaknya kita tetap datang ke TPS. Dengan seluruh kemampuan
yang kita miliki, dengan bismillah kita memilih. Mohon petunjuk kepada Allah.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Negara hukum adalah negara yang didalamnya terdapat aspek-aspek
peraturan-peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu bersifat memaksa,dan
mempunyai sanksi yang tegas. hukum adminstrasi negara adalah sebagai
(perpanjangan tangan dari hukum tata negara) atau (sebagai hukum sekuder yang
berkenaan dengan keanekargaman lebih mendalam dari tatanan hukum publik
sebagai akibat dari pelaksanaan tugas oleh penguasa).
Posisi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Ada dua sumber hukum dalam Hukum Administrasi Negara yaitu
sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut kami menyarakan kepada seluruh
pembaca untuk rajin mengkaji atau memahami lebih tentang negara hukum
dengan administrasi negara, agar kita dapat lebih memahami tentang Pengertian
negara hukum dan administrasi negara, Ruang lingkup negara hukum dengan
administrasi negara, Hubungan negara hukum dengan administrasi negara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hutomo, Dimas.2022.”Pancasila Sebagai Sumber Hukum Tertinggi di


Indonesia”, https://www.hukumonline.com/klinik/a/pancasila-sebagai-sumber-
hukum-lt5cdbb96764783/, diakses pada 20 September Pukul 12.20.
Mardiansyah, Diki.2022.”Pengertian Administrasi Negara: Fungsi,
Tujuan, dan Ciri-Cirinya”, https://www.gramedia.com/literasi/administrasi-
negara/ , diakses pada 20 September 2022 pukul 12.15.
Prinda, Yuda.2021.”Pengertian dan Ciri-Ciri Negara Hukum Menurut
UUD 1945”, https://tirto.id/pengertian-dan-ciri-ciri-negara-hukum-menurut-uud-1945-
f9B8, diakses pada 20 September 2022 pukul 12.10.
Yusuf, Dinda Ayuningsih.2022.“Hubungan Konseptual Negara Hukum dan
Hukum Administrasi Negara”,
http://www.researchgate.net/publication/3380844_HUBUNGAN_KONSEPTUAL_NEG
ARA_HUKUM_DAN_HUKUM_ADMINISTRASI_NEGARA, diakses pada 20
September 2022 pukul 12.00.

Anda mungkin juga menyukai