Anda di halaman 1dari 5

SISTEMATIKA JURNAL BELAJAR

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Ummu Ashyfah
NIM : E1A018105
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Biologi
Dosen : Dr. Baiq Sri Handayani, M.Pd.
Kelas : D / IV
Pertemuan ke 1 (Hari Rabu, 22 April 2000)
Topik: Model-Model Pencapaian Konsep

II. KONSEP YANG TELAH DIPELAJARI ATAU PAHAMI


1. Pemahaman terkait contoh dan non contoh dan bagaimana aplikasinya dalam
model pembelajaran.
2. Pemahaman mengapa contoh merupakan konsep dan noncontoh bukan
merupakan konsep.
III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI
Ukuran keefektifan model pembelajaran, apakah model pembelajaran yang saat
ini kita lakukan lebih efektif dibandingkan denagn model pembelajaran yang ada
di sekolah lain?
IV. PERMASALAHAN YANG MUNCUL DALAM DISKUSI (Tulis nama
penanya/yang jawab, isi pertanyaan dan jawaban)
 Pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban:
1. Apa maksud dari mengurutkan contoh dan non contoh? Dan maksud dari
contoh dan non contoh itu tidak harus menyelang-nyeling? (Shopiatul
Hani dari Kelompok 4)
Jawaban (oleh Ummu Ashyfah Kelompok 1): yang dimaksud dengan
mengurutkan contoh dan non contoh itu, misalnya dalam suatu
pembelajaran seorang guru memberikan suatu konsep yang akan dipelajari,
contohnya konsep perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil, kemudian
guru memberikan contoh kalimat seperti ini:
a. Mangga termasuk tumbuhann dikotil.
b. Nangka termasuk tumbuhan dikotil.
c. Bayam termasuk tumbuhan monokotil.
d. Kelapa termasuk tumbuhan dikotil.
Kemudian guru memerintahkan siswanya untuk mengklasifikasikan
kalimat-kalimat tersebut apakah termasuk konsep atau tidak, dengan
memberikan simbol “Y” yang berarti ya dan simbol “B” yang berarti
bukan. Dengan jawaban seperti ini:
a. Mangga termasuk tumbuhann dikotil (Y)
b. Nangka termasuk tumbuhan dikotil (Y)
c. Bayam termasuk tumbuhan monokotil (Y)
d. Kelapa termasuk tumbuhan dikotil (B)
Dalam hal ini, pengetahuan siswa terhadap konsep sangatlah penting
sehingga memudahkan dalam menjawab pertanyaan di atas.
Dalam memilih contoh dan non contoh tidak selamanya perlu selang
seling, bisa saja semuanya merupakan contoh ataupun semuanya
merupakan non contoh.
2. Dalam pencapaian konsep apakah seorang pendidik hanya memberikan
contoh dan non contoh, apakah ada hal yang lain yang bisa dilakukan
untuk bisa mencapai pencapaian konsep? (Sirni Hadriwani dari Kelompok
3)
Jawaban (oleh Sila Ayu Gunanti Kelompok 2): Contoh dan non contoh
merupakan elemen paling penting dari model pencapaian konsep, dari
contoh dan non contoh yang diberikan akan muncul karakteristik atau
sifat-sifat dari contoh dan non contoh tersebut, sehingga nanti secara urut
akan diketahui pemahaman siswa dalam mengklasifikasikan konsep
tersebut. Jadi intinya untuk menerapkan model pencapaian konsep ini,
contoh dan noncontoh ini merupakan elemen penting dalam memulai
proses pembelajaran. Dimulai dari pemberian hipotesis dari siswa
kemudian menganalisis hipotesis tersebut apakah sudah benar atau tidak.
3. Apakah model pembelajaran yang kita lakukan saat ini lebih efektif
dibandingkan model-model yang lain di setiap sekolah? (Elmiatun dari
Kelompok 3)
Jawaban (oleh Siti Barrotul Sakinah dari Kelompok 1): model
pembelajaran ini belum sepenuhnya efektif dalam mengajar. Sebagai
seorang pendidik kta harus tahu bagaimana karakter dari peserta didik,
setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda serta perbedaan
dari cara belajarnya, misalnya: ada peserta didik yang belajar melalui
visual baru bisa mengerti, auditori, atau visul auditori, dll. Hal-hal seperti
ini harus kita perhatikan dalam memanajemen kelas. Sebagai seorang
pendidik harus bisa menguasai setiap macam model pembelajaran,
karena belum tentu satu model pembelajaran itu sesuai denga kondisi
peserta didik.
4. Apakah dalam pencapaian penerapan metode pembelajaran ini harus
menggunakan contoh dan non contoh saja? (Widya Nartika Sari dari
Kelompok 3)
Jawaban (oleh Sirni Hadriwani Kelompok 3): contoh dan non contoh
merupakan elemen yang paling penting dala model pencapaian konsep.
5. Apa maksud penulisan apel (Y) contoh, batu (B) non contoh, dst...
Mengapa apel termasuk contoh dan batu non contoh? (Sulistia Ningrum
dari Kelompok 2)
Jawaban (oleh Shabilla Ramadhita Kelompok 4): Hal ini tergantung
konsep yang diberikan oleh guru. Karena dalam hal ini diberikan konsep
buah, maka apel termasuk contoh buah dan batu non contoh (bukan buah).
6. Apakah ada lagi contoh yang lain dari noncontoh selain hiperbola, kiasan
dll? (Suhelmi dari Kelompok 4)
Jawaban (oleh Uswatun Hasanah Kelompok 1): noncontoh merupakan
model pembejaran yang membantu siswa dalam mengembangkan dan
memperkaya pemahaman mereka, selain dari hiperbola, personafikasi
tentunya masih banyak lagi contoh yang bisa dilakukan, diantaranya
menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar membantu
pendidik membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu
siswa dalam menganalsis terkait gambar tersebut.
V. PENGUATAN DARI DOSEN PEMBINA
1. Tujuan umum dari penggunaan model pencapaian konsep:
- Tujuan isi, sebagai seorang guru kita harus mengetahui potensi yang dimiliki
setiap siswa, seberapa jauh pengetahuan mereka, karena setiap siswa itu
memiliki potensi yang berbeda-beda. Ketika seorang guru memberikan
contoh dan non contoh, alangkah baikknya guru memberikan contoh dan non
contoh yang familiar atau yang dekat dekat siswa sehingga memudahkan
mereka dalam mengaitkan dengan konsep. Jadi sebelumnya siswa sudah
memiliki pengetahuan terkait konsep tersebut
- Melatih berpikir kritis siswa, ketika seorang seorang siswa sudah memiliki
pengetahuan terkait suatu konsep maka mereka akan mudah
mengklasifikasikannya apakah itu termasuk contoh dan non contoh. Dalam
hal ini akan melatih siswa berpikir, mengapa hal tersebut termasuk contoh
ataukah non contoh. Dalam berpikir kritis, ada 3 yang diperhatikan:
mengambil keputusan, pemecahan masalah, membuat gagasan baru.
2. Memiliki contoh dan non contoh merupakan elemen penting dalam model
pencapaian konsep. Dalam hal ini, siswa dapat belajar berpikir induktif, yaitu
berpikir dari hal-hal yang khusus kemudian menyimpulkan.
3. Setiap model pelajaran tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah,
semuanya sama saja, karena setiap model memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Ketika kita memilih suatu model pembelajaran
dalam satu RPP, kita bisa menggunakan berbagai macam metode pembelajaran,
seperti model diskusi, model ceramah, tanya jawab, dsb. Karena belum tentu
satu model pembelajaran itu sesuai dengan pokok pembahasan. Dalam
menentukan model pembelajaran, hal-hal yang diperhatikan, diantaranya:
pahami karakter dari konsep model pembelajaran itu, kemudian pahami
karakter dari setiap siswa.
4. Contoh dan non contoh adalah bagian dari konsep, sedangkan media
merupakan alat yang memudahkan penyampaian konsep.
5. Perbedaan strategi dengan metode, jadi urutannya seperti: yang pertama
pendekatan, merupakan sudut pandang atau titik tolak dalam memulai
pembelajaran. Kemudian model pembelajaran merupakan model pembelajaran
dari awal sampai akhir sehingga membutuhkan sintak. Yang ketiga strategi
pembelajaran merupakan suatu strategi pembelajaran yang harus dikerjakan
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti discovery learning atau
individual learning, dsb. Kemudian metode pembelajaran itu merupakan cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun oleg
guru, contohnya: ceramah, diskusi. Selanjutnya teknik merupakan cara yang
dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan metode. Taktik
merupakan gaya dari metode atau teknik seorang guru dalam menyampaikan
materi.
VI. REFLESKI DIRI (Berisi tanggapan diri terhadap proses perkuliahan)
Menurut saya, metode perkuliah online kali ini sangatlah bagus, dengan metode
diskusi saling tanya jawab antar mahasiswa akan memberikan peluang bagi setiap
mahasiswa dalam menyampaikan pertanyaannya dan memberikan jawaban.
Disinilah mahasiswa dituntut dalam berpikir kritis juga melatih mental
mahasiswa dalam bertanya dan menjawab. Selain itu yang paling penting adalah
adanya sesi penguatan dari Dosen pembina di akhir diskusi akan membantu
peningkatan pemahaman materi bagi mahasiswa itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai