Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kelas XII MIPA 1 Semester Ganjil
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Qiyyamullail. T (2017475)
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Untuk itu izinkan kami
M.Pd.I selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
yang sudah memberikan tugas ini dengan tujuan mengasah wawasan kami terkait
materi “Qada dan Qadar”. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
dan pihak lainnya yang ikut terlibat dalam proses penyusunan makalah ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
makalah ini.
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat
diterima dan memberikan manfaat bagi pembaca pada khususnya dan penulis
pada umumnya.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah
terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah Swt. Begitu pula dengan bencana-
bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami,
tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda
bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah Swt. Dengan bekal
keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt. seorang
mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, serta tidak
Ketentuan atau ketetapan Allah Swt. dari sejak zaman Azali tentang segala
keputusan Allah Swt. yang telah terjadi pada diri seseorang atau makhluk-Nya
yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa yang dilakukan orang
tersebut disebut dengan “Qadar”. Maka Iman kepada Qada dan Qadar adalah
1
Allah juga berkuasa mengubah ketetapan- Nya apabila orang mau berusaha
Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap
termasuk yang terakhir yaitu beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang
baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir
hati dan dunia akan dating kepadanya dengan patuh, akan tetapi barang siapa
yang cita-citanya adalah dunia, niscaya Allah swt. akan mencerai beraikan
kecuali yang telah ditentukan oleh Allah Swt. bagi dirinya. (H.R.Ibnu Majah
terkait masalah takdir ini. Untuk itu, makalah ini dibuat untuk memberi
pemahaman dan menambah wawasan pembaca terkait Qada dan Qadar secara
2
lebih dalam dan terperinci mulai dari hakikat hingga cara penanaman sikap
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana keterkaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah Swt
3. Bagaimana cara menanamkan sikap beriman kepada Qada dan Qadar dalam
diri seseorang?
C. Tujuan
Qada dan Qadar Allah Swt dengan sikap optimis, berikhtiar, dan bertawakal
3. Untuk mengetahui cara menanamkan sikap beriman kepada Qada dan Qadar
3
BAB II
PEMBAHASAN
Qadar kerap diartikan sebagai ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan
sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan
ilmu dan kehendaknya. Akan tetapi, sebagian ulama lain ada juga yang
menerapkan definisi Qada dan Qadar di atas secara terbalik atau ditukar.
ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah Swt. berupa Qadar-Nya sesuai
Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh
hati bahwa Allah Swt. sudah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya.
Iman kepada Qada dan Qadar memiliki arti mengimani adanya kehendak Allah
Swt. yang Qadim dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku
Qada dan Qadar ini kerap juga disebut dengan takdir. Ya, takdir bahwa
kita terlahir sebagai manusia, takdir bahwa kita terlahir sebagai laki-laki atau
perempuan serta takdir bahwa kita terlahir di bumi Indonesia. Hal-hal seperti
ini tidak bisa kita pilih karena memang bukan pilihan tetapi bagian dari rencana
Allah Swt.
4
Berdasarkan penjelasan di atas nasib manusia memang telah ditentukan
Qada dan Qadarnya oleh Allah Swt. sebelum ia dilahirkan. Akan tetapi, tidak
berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha
kepada Tuhan tanpa melakukan aksi apapun untuk mencari jalan keluar dari
kesulitan tersebut. Mereka berlindung di balik kata “takdir”. Padahal kita bisa
bijak, mengendalikan diri secara tegas, dan aksi-aksi lain yang membuat kita
Seperti gelombang riak air yang diakibatkan oleh jatuhnya sebutir batu di
tengah kolam, hal ini terjadi pula di tengah komunitas umat manusia. Pada
hakikatnya manusia adalah insan yang bebas, tetapi bebas yang bertanggung
jawab. Itulah mengapa lahir kitab-kitab suci dari agama-agama besar di dunia
masing. Kita semua terikat dengan norma, kaidah, dan hukum yang mengatur
klise bahwa kita adalah makhluk yang tidak sempurna, yang bisa dan rentan
untuk selalu melanggar berbagai aturan dan norma sosial maupun agama. Kita
memang ciptaan Tuhan, tetapi bukan berarti kita bisa seenaknya bersembunyi
5
di belakang kekuasaan Tuhan (takdir) atas semua peristiwa yang terjadi pada
diri kita.
eksplisit telah dicantumkan dalam kitab suci bahwa manusia adalah wakil
Tuhan di muka bumi. Dari kalimat tersebut, ada kata “wakil”. Kita tentu tahu
jika ada wakil berarti ada ketua, ada pemimpin, ada kepala, atau apa pun
namanya. Jika kita manusia disebut wakil, berarti ada pendelegasian tugas dan
tanggung jawab, itu berarti ada unsur kepercayaan di situ. Dari siapa? Tentu
dari Tuhan sebagai Pemimpin Utama, sebagai Mahakepala dan Mahaketua dari
semua makhluk.
Begitulah hakikat Qada dan Qadar yang menjadi dasar umat manusia
untuk yakin dan percaya atas keberadaannya. Perwujudan sikap percaya dan
B. Kaitan Antara Beriman kepada Qada dan Qadar Allah Swt dengan Sikap
disampaikan untuk umat manusia melalui para Rasul, yang tercantum di dalam
6
bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api merasakan panas,
takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada
sungguh sesuai hukum-hukum Allah Swt. disertai dengan do’a, ikhlas, dan
berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin
jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, “Pukul saja orang ini
dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!” para sahabat lain bertanya,
“Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan
Beriman kepada takdir selalu terkait dengan empat (4) hal yang selalu
berhubungan dan tidak terpisahkan. Keempat hal itu adalah sikap optimis
7
Mengapa manusia tidak mampu terbang laksana burung, tumbuh-
bila selalu disiram dan sebaliknya bila dibiarkan tanpa pemeliharaan akan
mati. Semua contoh tersebut adalah ketentuan Allah Swt. dan itulah yang
disebut Takdir.
Fussilat/41:11).
2. Ikhtiar
8
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati
dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita
memperolehnya.”
keberhasilan.”
pasti, ataukah Dajjal, kejahatan terburuk yang pasti datang, atau bahkan
9
Jika sudah diikhtiarkan namun kegagalan yang diperoleh, maka
dalam hubungan inilah letak “rahasia Ilahi.” Meskipun begitu, Allah Swt.
Firman Allah Swt.: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang
telah Allah Swt. berikan kepada manusia berupa naluri, panca indera, akal,
kalbu, dan aturan agama, sehingga lengkaplah sudah bekal yang dimiliki
3. Doa
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang
meyakininya. Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik.
4. Tawakal
10
Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan
ikhtiar dan do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal
adalah “menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah
Swt.” Hubungan antara tawakal dan yakin juga sangat kuat dan erat, karena
Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr bin Umayah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku
kemudian bertawakallah.”
ini juga memberikan pemahaman bahwa tawakal itu terkait erat dengan
ikhtiar, atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada tawakal tanpa ikhtiar.
1. Merenung
di saat hati dan jiwa mereka jernih. Sebab, mereka tahu bahwa semua itu
11
mampu mengantarkan mereka pada istana yakin yang selama ini tertimbun
lumpur kelalaian. Karena itu, sebagian dari mereka ada yang di saat
qiyamul lail.
2. Mentadaburi Al-qur’an
sesuatu yang dinginkan dari diri kita. Tanpa ini. Al-qur’an tak ubahnya
Beliau pernah bersabda: “Siapa yang senang melihat hari Kiamat, seolah-
3. Mengetahui Tafsir
12
maknanya? Bagaimana mereka mampu menjauhi larangan, sedangkan
4. Berdoa
orang shaleh sebelum kita. Jika demikian, bukankah Allah Swt. juga kuasa
Apabila telah berdoa namun tidak tampak tanda-tanda doa itu akan
5. Berkontemplasi
kehidupan alam kubur yang cepat atau lambat pasti akan dirasakannya.
13
Tatkala keyakinan telah memenuhi hati orang-orang shaleh maka
6. Khalwat
م فَاِنَّهُ ْم ِعبَا ُدكَ ۚ َواِ ْن تَ ْغفِرْ لَهُ ْم فَاِنَّكَ اَ ْنتَ ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُمMْ ُاِ ْن تُ َع ِّذ ْبه
(73):6)
keyakinan. Sebab, pada malam itu jauh dari hiruk-pikuk keributan, dan
suasananya pun tenang dan hening. Saat itulah Anda diberi kesempatan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Qada dan Qadar pada hakikatnya adalah takdir atau ketetapan Allah Swt.
adalah ketetapan Allah Swt. sejak Zaman Azali, sedangkan Qadar adalah
perwujudan dari Qada. Sebagai umat islam, kita patut yakin dan percaya
terhadap Qada dan Qadar sebagai perwujudan salah satu rukun iman.
2. Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar akan senantiasa menjauhkan
3. Cara untuk beriman kepada Qada dan Qadar atau jalan menuju yakin
4. Saran
15
Setelah menyusun makalah terkait Qada dan Qadar, penulis menyarankan
agar pembaca bisa lebih meningkatkan lagi keyakinannya terhadap Qada dan
Qadar atau takdir yang sudah menjadi ketetapan Allah Swt. Akan tetapi, jangan
sampai kepercayaan dan keyakinan tersebut membuat kita tutup mata dan
ikhtiar, dan tawakal di setiap masalah maupun kesulitan yang dihadapi. Karena
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mikirbae.com/2019/03/meyakini-qada-dan-qadar-
melahirkan.html?m=1
https://bincangsyariah.com/kolom/hakikat-qada-dan-qadar/
HA. Sholeh Dimyathi, Feisal Ghozali. Pendidikan Agama Islam dan Budi
HA. Sholeh Dimyathi, Feisal Ghozali. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Syadzi, Khalid Abu. Yakin: Agar Hati Selalu Yakin Dengan Allah.
Syadzi, Khalid Abu. Yakin: Agar Hati Selalu Yakin Dengan Allah.
17