0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan4 halaman
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang hipertensi pada penyakit ginjal kronik. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah ≥140/90 mmHg pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Panduan ini menjelaskan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, edukasi, dan prognosis hipertensi pada penyakit ginjal kronik.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang hipertensi pada penyakit ginjal kronik. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah ≥140/90 mmHg pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Panduan ini menjelaskan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, edukasi, dan prognosis hipertensi pada penyakit ginjal kronik.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang hipertensi pada penyakit ginjal kronik. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah ≥140/90 mmHg pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Panduan ini menjelaskan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, edukasi, dan prognosis hipertensi pada penyakit ginjal kronik.
sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan / atau sama atau lebih dari 90 1. Pengertian (Definisi) mmHg diastolic. Keadaan ini terjadi pada pasien yang mengalami penyakit ginjal kronik.
2. Anamnesis ● Durasi hipertensi
● Riwayat terapi hipertensi sebelumnya dan efek sampingnya ● Riwayat hipertensi dan kardiovaskular pada keluarga ● Kebiasaan makan dan psikososial ● Faktor risiko lainnya: kebiasaan merokok, perubahan berat badan, dyslipidemia, diabetes, inaktivitas fisik ● Bukti hipertensi sekunder : riwayat penyakit ginjal, perubahan penampilan, kelemahan otot, tidur tidak teratur,, mengorok, somnolen di siang hari, gejala hipo- atau hipertiroidisme, riwayat konsumsi obat yang dapat menaikan tekanan darah ● Bukti kerusakan organ target : riwayat TIA, stroke, buta sementara, penglihatan kabur tiba-tiba, angina, infark miokard, gagal jantung, disfungsi seksual ● Pengukuran tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital ● Metode asukultasi pengukuran TD ● Palpasi leher apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid ● Palpasi pulsasi arteri femoralis, 3. Pemeriksaan Fisik pedis ● Auskultasi bruit karotis, bruit abdomen ● Funduskopi ● Evaluasi gagal jantung dan pemeriksaan neurologis Penderita penyakit ginjal kronik dengan 4. Kriteria Diagnosis tekanan darah >140/90 mmHg 5. Diagnosis Kerja Hipertensi pada penyakit ginjal kronik Hipertensi Esensial 6. Diagnosis Banding Hipertensi Sekunder ● Darah rutin ● Glukosa darah ● Kolesterol total serum ● Kolesterol LDL dan HDL ● Trigliserida serum 7. Pemeriksaan Penunjang ● Asam urat serum ● Kreatinin serum ● Kalium serum ● Urinalisis ● Elektrokardiogram 8. Tata Laksana ● Lini pertama: Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) atau Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) ● Lini kedua (tambahan): Calcium Channel Blocker (CCB) atau Thiazide ● Lini ketiga: Beta Blocker (BB) + ACEI/ARB + Thiazide Tatalaksana dimulai ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg. ● Stop merokok ● Menurunkan berat badan berlebih ● Menurunkan konsumsi alcohol berlebih 9. Edukasi ● Latihan fisik ● Menurunkan asupan garam ● Meningkatkan konsumsi buah dan sayur ● Menurunkan asupan lemak ● Hipertensi yang tidak terkontrol behubungan dengan risiko artherosclerotic pada 30% dan kerusakan organ pada 50% dalam 10. Prognosis waktu 8-10 tahun. ● Kematian dari penyakit jantung iskemik atau stroke meningkat bersamaan dengan peningkatan tekanan darah. 11. Tingkat Evidens I 12. Tingkat Rekomendasi A 13. Penelaah Kritis KSM IPD 14. Indikator Medis Target tekanan darah <140/90 mmHg ● Panduan Praktik Klinis Ilmu Penyakit Dalam 15. Kepustakaan ● The Eighth Joint National Committee (JNC 8)
Disetujui oleh:
Ketua Komite Medik Ketua KSM Ilmu Penyakit Dalam
RS Fatima Ketapang RS Fatima Ketapang dr. Budhi Hartoko, M.Sc., Sp.PD dr. Budhi Hartoko, M.Sc., Sp.PD NIY. 770303140245 NIY. 770303140245