Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN NY.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


DIABETES MELLITUS
DI RUANG HASTINA RSIA PURI BUNDA KOTA
MALANG

OLEH:
NOVI ANITA SAFITRI 2021030414
CHRISTINA AYU SAVITRI 2021030415

PROGRAM PENDIDIKAN PROGAM KHUSUS SARJANA


KEPERAWATAN
STIKES HUSADA JOMBANG
2022
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009)

1.2 Etiologi
Penyebab dari diabetes melitus adalah:
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe
I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.  Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
2.  Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
      Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola
familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin
maupun dalam kerja insulin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
1)    Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2)    Obesitas
3)    Riwayat keluarga
4)    Kelompok etnik
3.    Diabetes dengan Ulkus

1.3 Tanda dan Gejala


1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. keletihan dan kelemahan
d. ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, ada
perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b. gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
c. komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
3. Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal
PATOFLOWDIAGRAM DM

Faktor Genetik Faktor Gaya Hidup Faktor Imunologi Faktor Infeksi virus
Faktor Obesitas

Resistensi Insulin Kerusakan Sel β


↑ beban metabolism
glukosa
Hipertropi sel β pankreas ↓ Produksi Insulin

Insufisiensi Insulin

Glukosa tidak diserab dengan baik


oleh tubuh
Glukosa dalam sel berkurang

Starvasi seluler
HbA1c >8,5%
GD Puasa >125mg/dL
↑ Produksi Glukosa
GDPP >200mg/dL Mekanisme Lapar

↑ Kadar Glukosa dalam Darah Polifagia


Insulin/ADO Glikogenolisis Glukoneogenesis ↑ asupan makan

Hiperglikemia ↓ Glokosa/asupan Proteolisis Lipolisis

Tremor,
KETIDAKSTABILAN Hipoglikemik palpitasi,
KADAR GLUKOSA DARAH takikardi,
berkering
Aktivasi epineprin
↑ Kadar Glukosa dalam Darah

↑ Viskositas Darah
↑ Glukosa pada Membran Basal PD

Ukuran Lumen ↓
↑ Tekanan Osmotik

Kerusakan Dinding PD: Makrovaskular dan Mikrovaskular


↑ Perpindahan cairan dari sel ke PD

Polidipsi ↓ Perfusi jaringan


↑ Volume Darah ↑ asupan cairan
Poliuri
↑ Aliran Darah ke Ginjal Baal (matirasa)
Aliran darah ↓ Nyeri Kesemutan
Retinopati Nefropati Arteri Koroner Neuropati
↑ Produksi Urin
Resistensi
Urin
Diuresis Osmosis Gangguan Gangguan Hipoksia Miokard Ektremitas bawah
pengelihatan Filtrasi Ginjal
Lipolisis
↓ Cairan dlm Sel Mikroalbuminuria Infark Miokard
Makroalbuminuria Hypoesthesia
Asam Lemak Gliserol
GANGGUAN
ELIMINASI Muncul luka
↑ Badan Keton URIN Injuri Kelemahan otot
Deformitas kaki
GANGGUAN INTEGRITAS
Ketonuria Napas bau
KULIT/JARINGAN
↑ pH Darah keton Infeksi

↑ pH, ↑HCO3- Napas


Asidosis Metabolik Kussmaul A Amputasi Kematian jaringan

GANGGUAN CITRA TUBUH


1.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5%
lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi
2. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180%
maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin:  + nilai
ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang  populer: carik celup
memakai GOD.
3. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat
didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-
hidroksibutirat tidak terdeteksi
4. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol,
HDL, LDL, Trigleserid), fungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet
cellantibody)

1.6 Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM digolongkan sebagai akut dan
kronik :
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek
dari glukosa darah.
a. Hipoglikemia.
b. Ketoasidosis diabetic (DKA)
c. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HONK).
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskular perifer dan vaskular selebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau
menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Ulkus/gangren terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1)     Grade 0  : tidak ada luka
2)     Grade I   : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3)     Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4)     Grade III : terjadi abses
5)     Grade IV  : Gangren pada kaki bagian distal
6)     Grade V  : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai

1.7 Penatalaksanaan
1. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
a) kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
b) kerja OAD tingkat reseptor
2) Mekanisme kerja Biguanida
a) Menghambat absorpsi karbohidrat
b) Menghambat glukoneogenesis di hati
c) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
d) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
e) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
2. Insulin
a. Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
b. Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.

1.8 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
b. Intoleransi aktivitas
c. Nyeri Akut
d. Gangguan Integritas kulit
e. Gangguan citra tubuh
FORMAT PENGKAJIAN 
I. DATA UMUM 
Nama : Ny. S
Umur : 41th
Jenis : Perempuan
Alamat : Jl. b
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Status : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Golongan Darah :-
Tanggal MRS : 19/05/2022
Tanggal Pengkajian : 19/05/2022
Diagnosa Medis : DM
II. DATA DASAR 
Keluhan Utama : klien mengatakan badan lelah, lemas
Alasan Masuk Rumah Sakit : 
MRS 
⮚ Dari Rumah sendirian □ 
 ⮚ Dari Rumah dengan keluarga □ 
⮚ Jalan □ 
⮚ Emergensi □ 
⮚ Lain-lain (sebutkan)
Alat yang digunakan : 
 ⮚ Kursi roda □ 
⮚ Ambulan □
⮚ Brankart □ 
⮚ Lain-lain (sebutkan)
Masuk Rumah Sakit terakhir tanggal : 16/01/2022
Alasan : klien mengeluhkan lemas dan sering buang air kecil malam
hari
Riwayat Penyakit Sekarang : 
Ny. S usia 41 tahun datang ke IGD RSIA Puri Bunda dengan keluhan lelah sejak
kemarin. Klien mengatakan tidur kurang nyaman karena sering buang air kecil
pada saat malam hari . Klien juga mengatakan sering merasa lapar. Keluarga
klien mengatakan bahwa klien kurang menjaga pola makan seperti sering
memakan makanan cepat saji. Keadaan klien tampak lemah. Di IGD RS
dilakukan pemeriksaan didapatkan pemeriksaan TTV menunjukkan hasil TD:
147/80mmHg , N: 89x/mnt , RR: 20x/mnt , S: 36,2°C , GDS: 270 g/dL, GDP :
110mg/dL. Kemudian dokter menyarankan klien untuk rawat inap.

Riwayat Penyakit Sebelumnya : 


Pasien mengatakan mempunyai riwayat diabetes melitus sejak ± 10 tahun yang
lalu.

Riwayat Pengobatan Sebelumnya : 


Terapi insulin 0,8 unit/kgBB, metformin 500mg, sulfonilurea 5mg

III. POLA FUNGSI KESEHATAN 


1. Persepsi terhadap Kesehatan–Manajemen Kesehatan 
⮚ Mengkonsumsi : 
▪ Tembakau (merokok) : Ya □  Tidak √
Kalau ya berapa batang sehari
▪ Alkohol : Ya □  Tidak √
Kalau ya sebutkan jenis, jumlah dan lama mengkonsumsi alkohol:
⮚ Alergi : Obat (-) Makanan (-)
Kalau ya sebutkan jenis obat dan makanan serta reaksinya
2. Pola Aktivitas dan Latihan 
⮚ Kemampuan Perawatan Diri 
Skor 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : perlu bantuan orang lain,  3 : perlu
bantuan orang lain dan alat, 4 : tergantung pada orang lain/tidak mampu.
Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi 0

Berpakaian 1

Eleminasi 0

Mobilisasi di tempat tidur 0

Pindah 1

Ambulansi 0

Naik tangga 1

Makan dan minum 0

Gosok gigi 0
Keterangan :
3. Pola Istirahat dan Tidur
⮚ Waktu tidur : Pasien mengatakan jarang tidur siang dan malam
tidur pukul 22.00 bangun pukul 04.30
⮚ Kualitas : tidak terkaji
⮚ Kuantitas : tidak terkaji
⮚ Frekuensi : tidak terkaji
⮚ Gangguan tidur : sering terbangun karena sering merasa ingin
BAK
⮚ Tanda-tanda gangguan tidur : tidak terkaji
4. Pola Nutrisi–Metabolik 
⮚ Diet khusus : tidak ada diet khusus, makanan pantang rendah
gula
⮚ Anjuran diet sebelumnya : rendah gula
⮚ Nafsu makan : normal
Normal √
⮚ BB naik turun 6 bulan terakhir : Ya □ : Tidak □
Berapa kg : tidak terkaji
⮚ Kesulitan menelan : tidak
5. Pola Eliminasi 
⮚ Kebiasaan BAB :1x/hari;tgl BAB terakhir : tidak terkaji
Normal√ Konstipasi (-) diare(-) inkontinent(-) 
⮚ Kebiasaan BAK : 8-10x/hari, konsistensi cair, bau khas BAK,
jernih.
Keterangan : Klien mengalami poliuri
⮚ Penggunaan bantuan : (-)
6. Pola Kognitif–Perseptual 
⮚ Status mental : sadar
⮚ Bicara : normal
Bahasa yang digunakan : Indonesia
⮚ Kemampuan membaca : bisa
⮚ Kemampuan mengartikan : bisa
⮚ Kemampuan interaksi : sesuai
⮚ Pendengaran : normal (kanan/kiri)
⮚ Penglihatan : normal
⮚ Vertigo : tidak
⮚ Manajemen nyeri : 1-2
7. Pola Konsep Diri 
⮚ Harga diri : klien mengatakan sangat merasa malu, terlebih pada
suaminya
⮚ Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh
⮚ Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
perempuan
⮚ Gambaran diri : klien mengatakan menerima kondisinya saat ini
⮚ Peran diri : klien mengatakan peran sebagai seorang ibu sangat
terganggu karena tidak dapat melakukan banyak aktivitas
8. Pola Koping 
⮚ Masalah utama selama masuk Rumah Sakit (keuangan, Perawatan 
diri, lainnya) : tidak terkaji
⮚ Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak
⮚ Takut terhadap kekerasan : . tidak
⮚ Pandangan terhadap masa depan : optimistis
9. Pola Seksual–Reproduksi 
⮚ Menstruasi Terakhir (LMP) : tidak terkaji
⮚ Masalah Menstruasi : tidak terkaji
⮚ Papsmen terakhir : tidak terkaji
⮚ Perawatan payudara setiap bulan : tidak terkaji
⮚ Pola seks selama masuk rumah sakit : tidak terkaji
10. Pola Peran Berhubungan 
⮚ Status perkawinan : kawin
⮚ Pekerjaan : IRT
⮚ Kualitas bekerja : tidak bekerja
⮚ Sistem dukungan : pasangan, anak dan tetangga sekitar rumah
⮚ Dukungan keluaga selama masuk RS : suami, anak dan saudara
11. Pola Nilai dan Kepercayaan 
⮚ Agama : islam
⮚ Larangan agama : tidak
⮚ Permintaan rohaniawan selama masuk RS : tidak

IV. PEMERIKSAAN FISIK 


1. Keadaan umum 
a. Kesadaran : cukup
b. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 138/87mmHg
- Nadi : 99x/mnt
- Suhu : 36°C
- Pernafasan : 20x/mnt
c. Tinggi badan : 157cm
2. Kepala dan Leher 
a. Kepala
- Bentuk : bulat
- Massa : tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
- Distribusi rambut : tidak kotor, tersebar rata, warna rambut
hitam
- Warna kulit kepala : putih
- Keluhan :-
b. Mata : 
- Bentuk : normal
- Kongjungtiva : anemis (+), sklera tidak ikterus, reflek pupil ada
- Pupil : Isokor
Tanda-tanda radang :
- Fungsi penglihatan : Baik
- Penggunaan alat bantu : Tidak 
Apabila ya menggunakan : tidak terkaji
Pemeriksaan mata terakhir : tidak terkaji
- Riwayat operasi : tidak terkaji
c. Hidung
- Bentuk : simetris kanan/kiri
- Warna : coklat
- Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
- Nyeri tekan : tidak ad anyeri tekan
- Perdarahan : tidak ada
- Sinus : tidak ada
- Riwayat Alergi : tidak ada
Cara mengatasinya :
- Penyakit yang pernah terjadi : tidak terkaji
Frekuensi : tidak terkaji
Cara mengatasi : tidak terkaji
d. Mulut dan Tenggorokan
- Warna bibir: tampak pucat
- Mukosa : mukosa bibir tampak kering,
- Ulkus : tidak ada
- Lesi : tidak ada
- Massa : tidak ada
- Warna lidah : pink
- Perdarahan gusi : tidak ada
- Caries : tidak terkaji
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Gigi geligi : tidak terkaji
- Sakit tenggorok : tidak ada
- Gangguan bicara : tidak ada
- Pemeriksaan gigi terakhir : tidak terkaji
e. Telinga
- Bentuk : normal
- Warna : coklat
- Lesi : tidak ada lessi
- Massa : tidak ada massa
- Nyeri : tidak ada nyeri tekan
- Fungsi pendengaran : normal
- Alat bantu pendengaran : tidak ada
- Masalah yang pernah terjadi : tidak ada
- Upaya untuk mengatasi :-
f. Leher
- Kekakuan : tidak ada
- Nyeri/Nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan/massa : tidak ada
- Keterbatasan gerak : tidak ada
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
- Tiroid : tidak ada
- Limfe : tidak ada
- Trakea : normal
- Keluhan :-
- Upaya untuk mengatasi : -
g. Dada
- Bentuk : simetris kanan/kiri
- Pergerakan dada : tidak ada retrakasi intercostae
- Nyeri/nyeri tekan : tidak ada
- Massa : tidak ada
- Peradangan : tidak ada
- Taktil Fremitus : sama
- Pola nafas : normal
- Jantung : ictus cordis teraba
Perkusi: tidak terkaji
Auskultasi : tidak ada suara bunyi tambahan
- Paru : normal
Perkusi : terdengar suara sonor
Auskultasi : tidak ada suara bunyi tambahan pada lobus dextra
dan sinistra
h. Payudara dan Ketiak
- Benjolan/Massa : tidak ada
- Nyeri/Nyeri Tekan : tidak ada
- Bengkak : tidak ada
- Kesimetrisan : simetris
i. Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat bekas luka
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tidak terdapat bising usus
j. Genetalia
- Inspeksi : tidak terkaji
- Palpasi : tidak terkaji
Perempuan
a) Siklus menstruasi : tidak terkaji
b) Kontrasepsi : tidak terkaji
c) Kehamilan : tidak terkaji
d) Keluhan : tidak terkaji
k. Ekstremitas
- Kekuatan otot : 5 5
5 5
- Kontraktur : tidak terkaji
- Pergerakan : bisa digerakan
- Deformitas : -
- Pembengkakan : tidak ada
- Edema : tidak ada edema
- Nyeri/Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Pus/luka : tidak ada
- Refleks-refleks : Sensasi 
a) Bisep : – Raba/sentuhan : tidak terkaji
b) Trisep : – Panas :  tidak terkaji
c) Brakioradialis : – Dingin : tidak terkaji
d) Patelar : – Tekanan/tusuk : tidak terkaji
e) Achiles : tidak terkaji
f) Plantar (babinski) : tidak terkaji
l. Kulit dan Kuku
Kulit
- Warna : coklat
- Jaringan Parut : tidak ada
- Lesi : tidak ada lesi
- Suhu : normal
- Tekstur : normal
- Turgor : baik
Kuku
- Warna : normal
- Bentuk : normal
- Lesi : tidak ada
- Pengisian kapiler : crt<2dtk
V. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG 
▪ Laboratorium 
Pemeriksaan Hasil Normal
GDS 270 mg/dL <200 mg/dL
GDP 110 mg/dL 90mg/dL

▪ Radiologi : tidak ada


VI. PENGOBATAN 

Nama dan Dosis Obat Rute Fungsi Obat


Infus NS IV Rehidrasi cairan dalam tubuh
Insulin 0,8 unit/kg/BB IM Mengontrol kadar gula darah
dalam tubuh
Metformin 500mg PO Meningkatkan efektivitas
tubuh dalam penggunaan
insulin untuk menekan
peningkatan kadar gula darah
Sulfonylurea 5mg PO Menurunkan kadar glukosa
darah yang tinggi

VII. PERSEPSI KLIEN TERHADAP PENYAKITNYA


Klien dapat menerima dan terus berjuang untuk menerima penyakitnya
VIII. KESIMPULAN
Klien merasa lemah
IX. PERENCANAAN PULANG 
▪ Tujuan pulang : Ke rumah
▪ Transportasi pulang : Mobil
▪ Dukungan keluarga : Ada yaitu anak dan suami
▪ Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : tidak terkaji
▪ Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : tidak terkaji
▪ Pengobatan : metformin 500mg, insulin dan sulfonylurea 5mg
▪ Rawat jalan ke : klinik terdekat atau ke RSIA Puri Bunda
▪ Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : menjaga pola makan, rutin
pengobatan
▪ Keterangan lain (-)
ANALISA DATA
NO TGL SIMPTOMA ETIOLOGI PROBLEM

1. 19/5/22 DS: Resistensi insulin Ketidakstabilan kadar


↓ glukosa darah
- Pasien mengatakan
Glukosa tidak diserap
badan lemas
baik oleh tubuh
- Pasien mengatakan

pusing
Penumpukan glukosa
- Pasien mengatakan
dalam darah
sering merasa lapar

DO:
Kadar glukosa darah
- Pasien tampak lemas meningkat
- GDS 270mg/dL ↓
- GDP : 110mg/dL hiperglikemia
- TD: 145/82 mmHg ↓
- S: 36,2 C0
Ketidakstabilan kadar
- N: 74 x/menit glukosa darah
- RR : 20x/mnt

2. 19/5/22 DS: Intoleransi aktiviats


Resistensi insulin

- Pasien mengatakan ↓
badan lemas Glukosa tidak dapat

- Pasien mengatakan sulit diantar dari

beranjak dari tempat permukaan sel ke

tidur intrasel

DO: ↓
Metabolisme glukosa
- Pasien tampak lemas
intrasel menurun
- Pasien tampak tirah

baring
Produksi energi
metabolik menurun

Intoleransi aktivitas
NURSING CARE PLANNING
NO TAN DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
GGA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
L

1. 19/5/ Ketidakstabilan Tujuan : - Monitor kadar - Mengetahui


22 kadar glukosa darah Setelah dilakukan glukosa darah perkembangan
asuhan keperawatan - Monitor tanda kadar glukosa
selama 1x24 jam dan gejala hiper- darah
diharapkan kadar glikemia - Untuk mengatasi
glukosa darah stabil (poliuri, gejala yang
Kriteria hasil : polidipsi, dirasakan klien
- Kestabilan kadar polifagi, - Mengetahui dan
glukosa darah kelemahan) menentukan
- Lesu menurun - Monitor intake status
dan output keseimbangan
cairan nutrisi
- Kolaborasi - Memberikan
dengan dokter terapi
pengobatan dan
menstabilkan
kadar glukosa
darah

2. 19/5/ Intoleransi aktivitas Tujuan : - Monitor - Mengetahui


22 Setelah dilakukan kelelahan fisik kondisi
asuhan keperawatan dan emosional kelelahan fisik
selama 1x24 jam - Sediakan dan emosional
diharapkan klien dapat lingkungan
- Agar klien
beraktivitas ringan nyaman dan
merasa rileks
secara bertahap rendah stimulus
dan nyaman
Kriteria hasil cahaya, suara
- Keluhan lelah - Lakukan rentang - Untuk melihat
menurun gerak aktif perkembangan
- Perasaan lemah - Berikan aktivitas gerak aktif klien
menurun distraksi yang
- Memberikan
menyenangkan
kenyamanan
- Anjurkan
dan ketenangan
melakukan
klien selama
aktivitas secara
bedrest karena
bertahap
penyakitnya

- Diharapkan
klien dapat
melakukan
aktivitas secara
bertahap dan
dapat
melakukan
mobilitas
dengan kembali
normal

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL/ DIAGNOSA TINDAKAN TANDA
JAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN TANGAN

1. 19/5/22 Ketidakstabilan kadar 1. Memonitor kadar glukosa


Jam : 10.00 glukosa darah darah
2. Memonitor tanda dan gejala
hiperglikemia (poliutia,
polidipsia, kelemahan)
3. Memonitor intake dan output
cairan
4. Berkolaborasi dengan dokter

1. Memonitor kelelahan fisik


2. 19/05/22 Intoleransi aktivitas dan emosional
Jam 10.30 2. Menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
cahaya, suara
3. Melakukan rentang gerak
aktif
4. Memberikan aktivitas
distraksi/ relaksasi yang
menyenangkan
5. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap

EVALUASI
NO TANGG DIAGNOSA CATATAN TANDA
AL/JAM KEPERAWATAN PERKEMBANGAN TANGAN

19/5/22 - Ketidakstabilan kadar glukosa darah S :


Jam : b.d resistensi insulin d.d lelah, kadar - Klien mengatakan
10.00 glukosa dalam darah tinggi badannya masih lemas
- Klien mengatakan masih
sering merasa haus
O:
- Klien tampak lemas
- Kadar glukosa darah
230mg/dL
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

19/5/22 - Intoleransi aktivitas b.d tirah baring S :


Jam : d.d mengeluh lelah, merasa lemah - Klien mengatakan masih
10.10 lemas dan tidak dapat
beranjak dari tempat tidur
O:
- Klien tampak lemah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai