OLEH:
NOVI ANITA SAFITRI 2021030414
CHRISTINA AYU SAVITRI 2021030415
1.1 Definisi
Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009)
1.2 Etiologi
Penyebab dari diabetes melitus adalah:
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe
I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola
familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin
maupun dalam kerja insulin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
1) Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
3. Diabetes dengan Ulkus
Faktor Genetik Faktor Gaya Hidup Faktor Imunologi Faktor Infeksi virus
Faktor Obesitas
Insufisiensi Insulin
Starvasi seluler
HbA1c >8,5%
GD Puasa >125mg/dL
↑ Produksi Glukosa
GDPP >200mg/dL Mekanisme Lapar
Tremor,
KETIDAKSTABILAN Hipoglikemik palpitasi,
KADAR GLUKOSA DARAH takikardi,
berkering
Aktivasi epineprin
↑ Kadar Glukosa dalam Darah
↑ Viskositas Darah
↑ Glukosa pada Membran Basal PD
Ukuran Lumen ↓
↑ Tekanan Osmotik
1.6 Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM digolongkan sebagai akut dan
kronik :
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek
dari glukosa darah.
a. Hipoglikemia.
b. Ketoasidosis diabetic (DKA)
c. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HONK).
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskular perifer dan vaskular selebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau
menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Ulkus/gangren terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
6) Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai
1.7 Penatalaksanaan
1. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
a) kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
b) kerja OAD tingkat reseptor
2) Mekanisme kerja Biguanida
a) Menghambat absorpsi karbohidrat
b) Menghambat glukoneogenesis di hati
c) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
d) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
e) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
2. Insulin
a. Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
b. Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Mandi 0
Berpakaian 1
Eleminasi 0
Pindah 1
Ambulansi 0
Naik tangga 1
Gosok gigi 0
Keterangan :
3. Pola Istirahat dan Tidur
⮚ Waktu tidur : Pasien mengatakan jarang tidur siang dan malam
tidur pukul 22.00 bangun pukul 04.30
⮚ Kualitas : tidak terkaji
⮚ Kuantitas : tidak terkaji
⮚ Frekuensi : tidak terkaji
⮚ Gangguan tidur : sering terbangun karena sering merasa ingin
BAK
⮚ Tanda-tanda gangguan tidur : tidak terkaji
4. Pola Nutrisi–Metabolik
⮚ Diet khusus : tidak ada diet khusus, makanan pantang rendah
gula
⮚ Anjuran diet sebelumnya : rendah gula
⮚ Nafsu makan : normal
Normal √
⮚ BB naik turun 6 bulan terakhir : Ya □ : Tidak □
Berapa kg : tidak terkaji
⮚ Kesulitan menelan : tidak
5. Pola Eliminasi
⮚ Kebiasaan BAB :1x/hari;tgl BAB terakhir : tidak terkaji
Normal√ Konstipasi (-) diare(-) inkontinent(-)
⮚ Kebiasaan BAK : 8-10x/hari, konsistensi cair, bau khas BAK,
jernih.
Keterangan : Klien mengalami poliuri
⮚ Penggunaan bantuan : (-)
6. Pola Kognitif–Perseptual
⮚ Status mental : sadar
⮚ Bicara : normal
Bahasa yang digunakan : Indonesia
⮚ Kemampuan membaca : bisa
⮚ Kemampuan mengartikan : bisa
⮚ Kemampuan interaksi : sesuai
⮚ Pendengaran : normal (kanan/kiri)
⮚ Penglihatan : normal
⮚ Vertigo : tidak
⮚ Manajemen nyeri : 1-2
7. Pola Konsep Diri
⮚ Harga diri : klien mengatakan sangat merasa malu, terlebih pada
suaminya
⮚ Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh
⮚ Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
perempuan
⮚ Gambaran diri : klien mengatakan menerima kondisinya saat ini
⮚ Peran diri : klien mengatakan peran sebagai seorang ibu sangat
terganggu karena tidak dapat melakukan banyak aktivitas
8. Pola Koping
⮚ Masalah utama selama masuk Rumah Sakit (keuangan, Perawatan
diri, lainnya) : tidak terkaji
⮚ Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak
⮚ Takut terhadap kekerasan : . tidak
⮚ Pandangan terhadap masa depan : optimistis
9. Pola Seksual–Reproduksi
⮚ Menstruasi Terakhir (LMP) : tidak terkaji
⮚ Masalah Menstruasi : tidak terkaji
⮚ Papsmen terakhir : tidak terkaji
⮚ Perawatan payudara setiap bulan : tidak terkaji
⮚ Pola seks selama masuk rumah sakit : tidak terkaji
10. Pola Peran Berhubungan
⮚ Status perkawinan : kawin
⮚ Pekerjaan : IRT
⮚ Kualitas bekerja : tidak bekerja
⮚ Sistem dukungan : pasangan, anak dan tetangga sekitar rumah
⮚ Dukungan keluaga selama masuk RS : suami, anak dan saudara
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
⮚ Agama : islam
⮚ Larangan agama : tidak
⮚ Permintaan rohaniawan selama masuk RS : tidak
- Pasien mengatakan ↓
badan lemas Glukosa tidak dapat
tidur intrasel
DO: ↓
Metabolisme glukosa
- Pasien tampak lemas
intrasel menurun
- Pasien tampak tirah
↓
baring
Produksi energi
metabolik menurun
↓
Intoleransi aktivitas
NURSING CARE PLANNING
NO TAN DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
GGA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
L
- Diharapkan
klien dapat
melakukan
aktivitas secara
bertahap dan
dapat
melakukan
mobilitas
dengan kembali
normal
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL/ DIAGNOSA TINDAKAN TANDA
JAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN TANGAN
EVALUASI
NO TANGG DIAGNOSA CATATAN TANDA
AL/JAM KEPERAWATAN PERKEMBANGAN TANGAN