Perlindungan Lingkungan Dalam Perspektif Keadilan Antar Generasi - Sebuah Penelusuran Teoritis Singkat
Perlindungan Lingkungan Dalam Perspektif Keadilan Antar Generasi - Sebuah Penelusuran Teoritis Singkat
Andri G. Wibisana
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Jalan Prof. Mr Djokosoetono, Kampus Universitas Indonesia, Depok
mragw@yahoo.com
Abstract
This paper discusses environmental protection from the perspective of intergenerational equity. The
paper attempts to answer the questions of how intergenerational equity will correspond to the
various concepts of intertemporal planetary obligations, how it should affect the economic
valuation of environmental resources, and how it could shape the intertemporal legal standing. The
paper observes that intergenerationalequity can give rise to various obligations related to the
conservation of options, quality, and access. The article is of the opinion that according to the
principle of inter-generational equity the use of discounting in economic appraisal for future
environmental damage should be modified to allow only the use of low discount rate. The article also
discusses the importance of the Minors Oposa v. Factoran Jr. in providing a link between
intergenerational equity and legal standing.
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan perlindungan lingkungan di dalam kerangka keadilan antar generasi.
Tujuan dari diskusi ini adalah memperkenalkan konsep keadilan lingkungan ini, serta untuk
menjelaskan bagaimana keadilan antar generasi ini dikaitkan dengan kewajiban seluruh penghuni
Bumi atas planetnya (planetary obligations), bagaimana relevansi keadilan dengan valuasi
ekonomi, dan bagaimana hubungan keadilan antar generasi dengan hak gugat. Terkait planetary
obligations, tulisan ini menggambarkan keadilan antar generasi sebagai kewajiban antara
generasi untuk melakukan perlindungan generasi atas opsi, kualitas, dan akses terhadap sumber
daya lingkungan. Terkait valuasi ekonomi, tulisan ini berpendapat bahwa penggunaan instrumen
diskon di dalam penafsiran ekonomi perlu dimodifikasi menjadi diskon yang rendah, sehingga lebih
sejalan keadilan antar generasi. Tulisan ini juga mendiskusikan pentingnya putusan Minors Oposa
v. Factoran Jr. yang mengakui hak gugat antar generasi.
9
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19
10
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan
11
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19
12
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan
merupakan upaya yang memang akan diambil konteks ini, penggunaan tingkat diskon
oleh para pihak yang berada dalam posisi berfungsi untuk mengurangi besaran dampak
asali, yaitu dalam keadaan keserbataktahuan perubahan iklim, sehingga “sesuai” dengan
(the veil of ignorance). Para pihak yang tidak perspektif masa kini. Semakin tinggi tingkat
tahu apakah mereka akan hidup sekarang atau diskon, semakin kecil dampak perubahan
pada masa yang akan datang, ketika iklim di masa depan jika dilihat dari kaca mata
dihadapkan pada pilihan apakah akan masa kini. Akibatnya, biaya pencegahan
memanfaatkan sumber daya secara perubahan iklim yang diizinkan pun akan
berkelanjutan atau menghabiskan sumber semakin rendah. Kondisi ini kemudian akan
daya saat ini dan menyisakan kerusakaan bermuara pada semakin rendahnya tingkat
alam di masa datang, diasumsikan akan penurunan emisi yang diperlukan.
memilih pilihan yang pertama. Hal ini terjadi Kajian dari Tol memperlihatkan
karena dengan memilih pilihan yang pertama, bagaimana perbedaan tingkat diskon
maka para pihak terhindar dari kemungkinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
terburuk, yaitu ketika mereka ternyata hidup hasil estimasi ekonomi dari dampak
di masa yang akan datang (dan dalam keadaan perubahan iklim. Dalam temuan Tol, dengan
lingkungan yang telah rusak dan sumber daya tingkat diskon sebesar 10%, MSC yang
yang telah habis). Pada sisi lain, pandangan dihasilkan berkisar 6 US$/tC. Ketika tingkat
Rawls bahwa setiap generasi memiliki diskon diturunkan menjadi 5%, MSC naik
kewajiban alamiah untuk menyisihkan menjadi 26 US$/tC, dan ketika tingkat diskon
(sumber daya) bagi generasi yang akan diturunkan lagi menjadi 0 (nol), MSC naik
datang, menunjukkan bahwa keberlanjutan sampai 317 US$/tC (Tol, 1999). MSC
pemanfaatan sumber daya merupakan sebuah merupakan singkatan dari Marginal Social
tindakan yang bersifat universal. Dalam Cost. Istilah untuk menunjukkan seberapa
konteks ini, maka penjelasan Rawlsian atas dampak yang akan dihasilkan dari
pembangunan berkelanjutan menjadi sejalan penambahan emisi sebesar 1 ton karbon, atau
dengan pandangan kaum deontologis. seberapa dampak yang akan dicegah dari
2. Keadilan antar Generasi vs penghilangan 1 ton karbon dari atmosfir. Dari
Diskonting dalam Perhitungan penelitian Tol ini, dapat dilihat bahwa
Ekonomi penentuan tingkat diskon ternyata sangat
Meskipun secara konsep keadilan antar mempengaruhi hasil perhitungan dan
generasi dapat secara mudah dipahami, tetapi rekomendasi yang diberikan. Estimasi
dalam prakteknya hal ini sangat sulit dampak yang tinggi, yang menunjukkan
dilaksanakan. Salah satu praktek yang pentingnya penurunan emisi, dan karenanya
menunjukkan adanya penyimpangan menghasilkan rekomendasi penurunan emisi
terhadap keadilan antar generasi dapat kita yang tinggi dihasilkan jika estimasi
lihat dalam penggunaan tingkat diskon menggungakan tingkat diskon yang rendah,
(discount rate) pada perhitungan ekonomi atau bahkan tidak menggunakan sama sekali.
valuasi ekonomi dan analisa biaya-manfaat Pertanyaannya tentu saja adalah
(Cost-Benefit Analysis—CBA) bagi kegiatan mengapa perhitungan ekonomi atas kebijakan
perlindungan lingkungan. Menurut CBA, mengenai upaya perlindungan lingkungan
sebuah upaya perlindungan dapat dibenarkan harus menggunakan tingkat diskon tertentu?
hanya jika nilai manfaat masa kini (present Terdapat beberapa alasan yang sering
benefit) dari upaya perlindungan lebih besar dikemukakan oleh para ekonom. Tulisan ini
atau sama dengan biaya yang harus bermaksud membantah setiap alasan yang
dikeluarkan untuk melakukan upaya diberikan tersebut, dan menunjukkan bahwa
perlindungan saat ini (Turner, Pearce, & berdasarkan keadilan antar generasi,
Bateman, 1993). penggunaan tingkat diskon seharusnya tidak
Ambil contoh misalnya perhidungan dilakukan, atau jika harus digunakan pun
ekonomi terkait perubahan iklim. Dalam maka tingkat diskon tersebut haruslah rendah.
13
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19
Alasan yang sering digunakan untuk akan datang diasumsikan akan lebih kaya dari
membenarkan penggunaan diskon terhadap pada generasi sekarang. Dengan asumsi ini
dampak lingkungan di masa depan adalah maka tingkat diskon digunakan untuk
bahwa penggunaan diskon ini merefleksikan merefleksikan “diminishing marginal utility”,
perilaku individu manusia. Dalam hal ini, yang muncul sebagai akibat dari peningkatan
seringkali dikatakan bahwa diskon (terhadap kekayaan dari waktu ke waktu. Pendapat ini
dampak di masa depan) digunakan sebab pun cukup problematik, karena apabila kita
manusia diasumsikan bersikap tidak sabar, memutuskan untuk tidak melakukan upaya
dalam arti bahwa manusia lebih menyukai perlindungan lingkungan dan hanya peduli
konsumsi saat ini dibandingkan dengan dengan tingkat pertumbuhan—misalnya saja
konsumsi pada masa depan. Dalam ekonomi, kita memutuskan untuk tidak melakukan
ketidaksabaran ini disebut sebagai “pure time pengurangan emisi gas rumah kaca, sebab
preference”, yang menunjukan preferensi dengan demikian kita bisa melakukan
manusia terhadap masa sekarang penghematan uang—maka kita sebenarnya
dibandingkan dengan masa yang akan datang, sedang menciptakan kemungkinan
sehingga mengindikasikan pula preferensi munculnya bencana di masa depan. Dengan
manusia atas kepentingan masa sekarang peningkatan kemungkinan bencana di masa
dibandingkan dengan kepentingan masa yang depan ini, maka asumsi bahwa generasi masa
akan datang. Pendapat ini perlu depan akan lebih kaya dari generasi sekarang
dipertanyakan sebab meskipun kita, menjadi perlu untuk dipertanyakan kembali.
misalnya, menerima asumsi ketidaksabaran Alih-alih membuat generasi yang akan datang
individu, namun asumsi ini tidak bisa menjadi lebih kaya, jika tindakan kita
diterapkan bagi kebijakan publik. Individu menimbulkan kemungkinan munculnya
dapat saja bersikap tidak sabar karena mereka bencana di masa depan, maka kita justru
percaya bahwa mereka tidak akan hidup sedang memiskinkan, atau bahkan
selamanya. Tetapi pembuat kebijakan tidak memusnahkan, generasi yang akan datang.
bisa menggunakan asumsi yang berasal dari Dalam konteks inilah, Gollier berpendapat
sikap individu ini karena pembuat kebijakan bahwa ketidakpastian mengenai
harus berpikir bahwa dampak positif dari pertumbuhan ekonomi di masa depan
keputusan yang diambilnya tidak hanya seharusnya mendorong pembuat kebijakan
dirasakan oleh dirinya dan generasi sekarang, untuk menerapkan tingkat diskon yang
tetapi juga oleh mereka yang hidup di masa rendah. Dalam pandangan Gollier, tingkat
depan. Atas dasar ini, Khanna dan Chapman diskon yang rendah ini merupakan tindakan
berpendapat bahwa penggunaan diskon atas prudent untuk mengantisipasi kemungkinan
dasar “pure time preference” untuk kebijakan bencana di masa depan, sebagai akibat dari
lingkungan, seperti perubahan iklim, tidaklah pembangunan yang dilakukan sekarang (C.
memiliki dasar etik. Kebijakan publik Gollier, 2002).
haruslah didasarkan pada asumsi “immortal Terkait dengan penggunaan diskon
society”, dan bukan pada “mortal karena alasan pertumbuhan, terdapat pula
individuals” (Khanna & Chapman, 1996). pendapat yang menganggap bahwa
Pembenaran lain yang sering kemakmuran di masa depan merupakan hasil
diketengahkan terkait penggunaan diskon dari pembangunan masa sekarang, yang
adalah asumsi mengenai “diminishing hanya bisa terjadi jika generasi sekarang
marginal utility”, penurunan perubahan menggunakan tingkat diskon yang tinggi.
utilitas relatif terhadap peningkatan Pendapat ini menganggap bahwa karena
kekayaan. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pembangunan sekarang tidak hanya
pembangunan yang dilakukan sekarang akan berpotensi menimbulkan dampak negatif
membawa kemakmuran tidak hanya bagi tetapi juga dampak positif berupa
generasi sekarang, tetapi juga bagi generasi kemakmuran di masa depan, maka
yang akan datang, sehingga generasi yang kemakmuran ini merupakan “kompensasi”
14
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan
atas munculnya dampak negatif di masa hidup dari pembangunan yang hanya
depan. Atas asumsi dan pendapat ini, Spash memfokuskan perhatian pada pertumbuhan.
mengatakan bahwa kita perlu membedakan Akan tetapi, menurut Broome, pandangan di
antara transfer kebutuhan dasar dari generasi atas keliru ketika menyalahkan tingkat diskon
sekarang ke generasi yang akan yang rendah sebagai penyebab munculnya
datang—dalam bentuk kemakmuran bagi ancaman bahaya lingkungan. Bagi Broome,
generasi yang akan datang—dengan persoalan lingkungan muncul sebagai akibat
kompensasi. Keduanya, menurut Spash dari eksternalitas, dan bukan akibat dari
didasarkan pada landasan etik yang berbeda. tingkat diskon yang rendah. Karenanya, bagi
Jika transfer kemakmuran didasarkan pada Broome, solusi dari persoalan lingkungan ini
keadilan distributif, maka kompensasi adalah internalisasi eksternalitas, dan
didasarkan pada keadilan korektif. Keadilan bukannya penggunaan tingkat diskon yang
distributif tidak bisa menghapuskan keadilan tinggi (Broome, 1992).
korektif, dalam arti bahwa kemampuan kita Secara singkat, artikel ini hendak
memberikan kemakmuran bagi seseorang, menyatakan bahwa dalam perspektif keadilan
tidak lantas memberikan hak kepada kita antar generasi, maka terdapat berbagai alasan
untuk secara sadar merugikan dan untuk menghilangkan faktor “pure time
membahayakan orang tersebut. Apabila kita preference” dalam tingkat diskon. Pada
melakukan ini, maka keadilan korektif akhirnya, penghilangan faktor
menuntut kita untuk memperbaiki keadaan ketidaksabaran, myopia, ini akan bermuara
dan memberikan kompensasi kepada orang pada penggunaan tingkat diskon yang rendah,
tersebut (C.L. Spash, 1994). Lebih jauh lagi, atau bahkan nol. Dan ini sejalan dengan
Spash menyatakan bahwa jika setiap orang keadilan antar generasi, terutama untuk
memiliki kebebasan dari ancaman bahaya menjamin bahwa tindakan generasi sekarang
yang ditimbulkan oleh orang lain, maka tidak akan menciptakan kemungkinan
apabila bahaya tersebut tidak bisa dicegah, munculnya bencana besar bagi generasi yang
kompensasi haruslah actual (C.L. Spash, akan datang.
1994). Apabila dapat diasumsikan bahwa 3. Keadilan antar Generasi dan Hak
kompensasi aktual antar generasi bukanlah Gugat antar Generasi
sesuatu yang mungkin, maka penggunaan Secara hukum, pengakuan terhadap
tingkat diskon seharusnya ditiadakan. keadilan antar generasi dapat dilihat dari
Terakhir, penggunaan diskon juga putusan Mahkamah Agung Filipina dalam
seringkali dibenarkan atas dasar kasus Minors Oposa v. Factoran. Kasus ini
pertimbangan lingkungan. Dalam pandangan adalah kasus gugatan anak-anak di bawah
ini, apabila penggunaan tingkat diskon juga umur, yaitu Juan Antonio Oposa, Anna
digunakan untuk penentuan tingkat investasi, Rosario Oposa, dan Jose Alfonso Oposa, yang
maka tingkat diskon yang tinggi memiliki diwakili oleh orang tua mereka Antonio
potensi untuk mengurangi tingkat Oposa dan Rizalina Oposa, serta beberapa
pembangunan saat ini. Dengan adanya anak di bawah umur lainnya yang masing-
pengurangan tingkat pembangunan—sebagai masing diwakili oleh orang tua mereka. Para
akibat tingkat diskon yang tinggi—maka penggugat ini menggunakan class action dari
penipisan sumber daya alam dapat dikurangi. para pembayar pajak, dan menyatakan bahwa
Sebaliknya, penggunaan tingkat diskon yang mereka adalah warga negara Filipina yang
rendah, justru akan menghasilkan tingkat mewakili generasi mereka dan juga generasi
penipisan sumber daya alam yang lebih yang akan datang (Supreme Court of the
tinggi. Tingkat diskon yang tinggi, karenanya, Philippines, 1994). Para penggugat ini
bagus bagi lingkungan (Pearce & Turner, menggugat Department of Environment and
1991). Broome menyatakan bahwa Natural Resources (DENR), dalam hal ini
pandangan di atas secara tepat telah Factoran, Jr. sebagai sekretaris departemen,
mengingatkan kita akan bahaya lingkungan terkait dengan pengelolaan kehutanan di
15
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19
16
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan
merupakan hak asasi yang muncul seiring antar generasi. Ada beberapa alasan yang
keberadaan manusia. Pencantuman hak atas dapat dikemukakan untuk mendukung
lingkungan yang baik di dalam Konstitusi pernyataan ini. Pertama, secara praktis,
dilakukan untuk menggarisbawahi meskipun pengadilan tidak memutuskan
pentingnya hak tersebut dan untuk mencabut atau menghentikan TLA, faktanya
mengaskan adanya kewajiban negara untuk pada tahun 2006 hanya terdapat 3 (tiga) TLA
melindungi dan memajukan hak tersebut. (satu di antaranya tidak aktif, dan satu lagi
Menurut pandangan Mahkamah Agung, dalam proses review). Di sisi lain, putusan
apabila hak tersebut tidak tercantum di dalam Minors Oposa v. Factoran pun telah
Konstitusi, maka tidak akan lama lagi menginspirasi lahirnya beberapa putusan
generasi sekarang akan mengalami pengadilan di Filipina yang melahirkan
musnahnya sumber daya lingkungan, serta putusan yang mendukung upaya
tidak akan mampu mewariskan apa-apa perlindungan lingkungan hidup (Houck,
kepada generasi yang akan datang, kecuali 2007). Kedua, putusan Minors Oposa v.
lingkungan hidup yang sudah tidak mampu Factoran memberikan penegasan bahwa hak
lagi untuk menyangga kehidupan. Hak atas atas lingkungan yang baik merupakan hak
lingkungan hidup yang baik, karenanya, yang dapat ditegakkan, sehingga dapat
melahirkan kewajiban untuk tidak menjadi dasar gugatan bagi pihak yang
menyebabkan gangguan pada lingkungan merasa hak tersebut telah dilanggar
hidup (Supreme Court of the Philippines, (actionable right) (Manguiat & III, 2003).
1994). Dalam hal ini, actionable right tersebut bukan
Putusan Mahkamah Agung Filipina hanya dimiliki oleh generasi sekarang, tetapi
ini segera mendapat sambutan dan kritik, baik juga oleh generasi yang akan datang. Ketiga,
dalam skala nasional maupun internasional. pengakuan putusan Minors Oposa v.
Kritik menyatakan bahwa pada tataran Factoran atas keadilan antar generasi dan
praktis, putusan ini tidaklah berarti apa-apa, kaitannya hak gugat, tidaklah bersifat obiter
karena putusan ini tidaklah mencabut atau dictum. Sebaliknya, pada saat putusan
menghentikan TLA yang telah ada; sedang Minors Oposa v. Factoran secara langsung
pada tataran teoritis, pengakuan hak gugat mengaitkan antara hak atas lingkungan yang
bagi generasi sekarang dan generasi yang baik dari generasi sekarang dengan hak atas
akan datang, sebagai wujud dari pengakuan lingkungan yang baik dari generasi yang akan
terhadap keadilan antar generasi, merupakan datang, maka putusan tersebut dapat dianggap
hal yang dibesar-besarkan dan bersifat obiter telah menjadi dasar preseden mengenai
dictum, sebab meskipun mengakui keadilan bagaimana hak atas lingkungan yang baik
antar generasi, pengadilan tidak memberikan dapat ditafsirkan dan ditegakkan, serta
pendapat yang jelas mengenai hak gugat (dari sejauhmana hak tersebut dapat dikaitkan
generasi yang akan datang) (Gatmaytan, dengan hak konstitusional dari generasi yang
2003). Pendapat yang skeptis juga akan datang (Manguiat & III, 2003). Dalam
menyatakan bahwa, meskipun penting, hal ini, putusan Minors Oposa v. Factoran
keberlakuan putusan Minors Oposa v. secara tegas menyatakan bahwa karena hak
Factoran hanya terbatas pada pengakuan atas lingkungan yang baik dimiliki baik oleh
keadilan antar generasi secara nasional, dan generasi sekarang maupun generasi yang
tidak bisa dijadikan bukti bahwa keadilan ini akan datang, maka generasi sekarang dapat
telah mendapatkan pengakuan dan melakukan gugatan tidak hanya untuk
dipraktekkan secara luas secara di seluruh melindungi haknya tersebut, tetapi juga hak
Negara (Barresi, 1998). dari generasi yang akan datang (Supreme
Namun demikian, perlu ditegaskan di Court of the Philippines, 1994). Keempat,
sini bahwa putusan Minors Oposa v. Factoran seperti dinyatakan oleh Maggio, putusan
tetaplah memiliki arti yang sangat penting Minors Oposa v. Factoran memiliki arti yang
bagi pengakuan dan implementasi keadilan sangat penting karena untuk pertama kalinya
17
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19
18
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan
19