Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Irwan Budyarsana


……………………………………..............

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041950471


………………………………………..........

Kode/NamaMataKuliah : HKUM4403/Ilmu Perundang-Undangan


………………………………………………

Kode/NamaUPBJJ : UPBJJ : 86 / Ambon


………………………………………………

MasaUjian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
No Soal
1 Undang-undangan Dasar 1945 sudah di amandemen sebanyak empat (4) kali. Hal tersebut
menjelaskan bahwa amandemen/perubahan UUD 1945 bisa saja dilakukan dalam kurun waktu yang
pendek/singkat.

a. Mekanisme amandemen Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUD


NKRI) 1945 dan dasar hukumnya adalah sebagai berikut:
1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, apabila diajukan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2) Setiap usul perubahan pasal di Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjuk
dengan jelas pada bagian yang diusulkan untuk dirubah beserta alasannya.
3) Untuk mengubah pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Dasar hukum mekanisme amandemen undang-undang adalah UUD 1945 pasal 37.

b. Simpulan amandemen sebuah UUD NKRI 1945 bersifat rigid (kaku) karena kewenangan yang
dipegang oleh MPR dalam merubah Undang-Undang Dasar tetap dibatasi oleh prosedural yang ketat,
dan tidak bisa serta merta tanpa alas yang jelas dalam melakukan perubahan Undang-Undang Dasar

2 Kita sepakat bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia
dan menempatkan Pancasila sebagai filter utama dalam menyaring peradaban yang berkembang di
Indonesia, tetapi belakangan ini ada wacana bahwa Pancasila akan dibreakdown ke Undang-Undang
atau ada juga yang berpendapat mengenai ekasila, trisila dan lain sebagainya.

a. Posisi Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:


Sistem norma hukum Negara Republik Indonesia mengenai norma yang berlaku adalah dalam
rangkaian jenjang sistem yang berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang. Selain berlapis dan berjenjang,
sistem norma hukum negara itu berkelompok dalam masing-masing jenjangnya. Norma dalam sistem
tersebut, terbentuk dari norma yang bersumber dan berdasarkan pada norma yang lebih tinggi lagi dan
seterusnya sampai pada sebuah norma dasar negara. Norma hukum dasar negara tersebut disebut
sebagai staatsfundamentalnorm. Norma dasar negara yang disebut staatsfundamentalnorm tersebut di
Negara Republik Indonesia yaitu Pacasila.
b. Pandangan mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang
saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah:
Pancasila adalah ideologi final dan status bangsa Indonesia yang tidak bisa diubah, sedangkan, RUU
HIP bertujuan agar Pancasila sebagai ideologi tetap melekat dalam diri setiap warga Indonesia namun
tetap relevan serta mampu menjawab seluruh permasalahan yang muncul di tengah globalisasi.
Namun saya kurang setuju jika Pancasila akan dibreakdown ke Undang-Undang atau ada juga yang
berpendapat mengenai ekasila, trisila.

3 Perbedaan konsep dari pemisahan kekuasaan (separation of power) dan pembagian kekuasaan
(distribution of power) serta pandangan apa yang dianut oleh Indonesia saat ini adalah:
Pemisahan kekuasaan (separation of power) adalah kekuasaan eksekutif, legistatif, dan yudikatif
harus dipisah dan pelaksanaanya harus dilakukan oleh organ sendiri. Pembagian kekuasaan
(distribution of power) kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dipisah dan pelaksanaannya tidak
secara tegas dibagi kepada organ-organ tersendiri.
Menurut pandangan saya saat ini Indonesia menganut pembagian kekuasaan (distribution of power)
dimana Indonesia tidak memisahkan kekuasaan yudikatif, eksekutif, dan legislatif ke dalam organ-
organ negara yang juga terpisah. Dalam perspektif ini menjadi sah jika Presiden memegang
kekuasaan eksekutif dan legislatif segaligus.

Anda mungkin juga menyukai