Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Model-model Pembelajaran di SD
Dosen Pengampu : Ratih Anjarwani,M.Pd.

Kelompok 5
Disusun Oleh :
1 Putwi Dede Lestari (NIM. 216223100)
.
2 Tiara Aprilyani (NIM. 216223102)
.
3 Ryan Sukma Maulana (NIM. 216223)
.

Kelas : PGSD 3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Model-model Pembelajaran di SD ini dapat
terselesaikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Makalah ini disusun
berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, dan untuk memenuhi tugas terstruktur.
Penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Ratih Anjarwani,M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Model-model Pembelajaran di SD. Penulis ucapkan terimakasih juga kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Semoga tugas yang penulis buat dapat
bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca.
Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan menyempurnakan tugas ini.

Kuningan, September 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................................2
A. Pembelajaran Kooperatif.................................................................................................................2
B. Model Pembelajaran Think Pair Share............................................................................................2
C. Implementasi...................................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi
partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju
dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Think-Pair-Share (TPS) ini
memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah kita ketahui, maka munculah beberapa
rumusan masalah diantaranya yaitu:
1. Apa pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana sintaks pembelajaran kooperatif think pair share ?
3. Bagaimana implementasi kooperatif think pair share pada pembelajaran ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penulisan makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui bagaimana sintaks pembelajaran kooperatif TPS.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kooperatif TPS pada Pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana
kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih
besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Peran guru dalam
pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat
jelas.
B. Model Pembelajaran Think Pair Share
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi
dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.
Pembelajaran dengan think pare ini akan memberikan variasi tersendiri dalam lingkungan
belajar siswa. Silberman (2009: 151) mengemukakan bahwa salah satu cara terbaik untuk
mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan
dalam kelompok kecil siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain
dan berupaya bertukar ide dalam kelompoknya. Rasa percaya diri siswa meningkat dan
semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan

2
jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang
menjawab.
Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang
telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya yang melantur dan tingkah
lakunya menyimpang karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikiran ke
mitranya. Think Pair Share meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya
informasi yamg diingat siswa.
Model pembelajaran think pair share ini merupakan model pembelajaran yang
dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan
keuntungan sinergi itu. Oleh karena hal itu Silberman (2009: 161) menyebutkan istilah
”dua kepala tentu lebih baik daripada satu”. Langkah- langkah dalam Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share sebagai berikut.
a. Langkah 1, yaitu berfikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir
sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau
mengerjakan bukan berfikir.
b. Langkah 2, yaitu berpasangan (pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang
mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan gagasan
masing- masing siswa. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
c. Langkah 3, yaitu berbagi (sharing)
Pada tahap akhir, guru meminta pasangan- pasangan untuk berbagi dengan
kelompok berpasangan keseluruhan kelas. Hal ini efektif baik untuk guru maupun
siswa untuk mengetahui ide- ide dari pasangan, dan kegiatan sharing ini dilanjutkan
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat hasil dari yang didiskusikan untuk
dilaporkan atau dipresentasikan.
Pada implementasinya, masing- masing model pembelajaran tentu memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kelompok berpasangan (kelompok yang
teridiri dari 2 orang siswa) adalah 1) akan meningkatkan pasrtisipasi siswa, 2) cocok

3
untuk tugas sederhana, 3) lebih banyak memberi kesempatan untuk kontribusi masing-
masing anggota kelompok, 4) interaksi lebih mudah, dan 5) lebih mudah dan cepat
membentuk kelompok. Selain itu, menurut Lie, keuntungan lain dari teknik ini adalah
teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik.
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah
sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu
yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak (Hartina, 2008: 12).
Menurut Lie (2005: 46), kekurangan dari kelompok berpasangan (kelompok yang terdiri
dari 2 orang siswa) adalah: 1) banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, 2)
lebih sedikit ide yang muncul, dan 3) tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam
kelompok.
Para ahli berpendapat bahwa ada beberapa manfaat pentingnya menggunakan TPS
sebagai berikut:
TPS membantu mengkonsturkan diskusi, dalam TPS siswa mengikuti proses yang
telah ditentukan sehingga membantu siswa salam memfokuskan pikiran dan perilaku
pada masalah yang sedang didiskusikan. Gunter, dkk (1999) berpendapat bahwa TPS
dapat meningkatkan pastisipasi dan meningkatkan banyaknnya informasi yang dapat
diingat siswa. Melalui TPS siswa saling belajar dan berupaya bertukar pikiran dan rasa
percaya diri sebelum mengemukakan idenya ke kelaompok yang lebih besar. Rasa
percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di
kelas karena mereka sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru.
TPS meningkatkan lamanya “time on task” dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa
dalam diskusi. Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial mereka. Melalui
TPS siswa dapat merasakan saling ketergantungan positif karena mereka belajar dari satu
sama lain. Mampu menjunjung akuntabilitas individu karena mereka saling berbagi ide
dalam kelompok maupun antar kelompok atau seluruh kelas. Mempunyai kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dan seyogyanya idak ada siswa yang mendominasi.
Interaksi antar siswa cukup tinggi karena akan terlibat secara aktif dan sengaja berbicara
atau mendengarkan.

4
C. Implementasi
Pembelajaran think pair share merupakan pembelajaran berbasis diskusi kelas
dengan kelompok siswa berpasangan. Model pembelajaran think pair share merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana model pembelajaran kooperatif
membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong
menolong dalam beberapa perilaku sosial. Siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya. Jadi, siswa tidak lagi memperoleh pengetahuan itu hanya
dari guru, dengan belajar kelompok seorang teman haruslah memberikan kesempatan
kepada teman lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara mengharagi
pendapat orang saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.
Pembelajaran Kooperatif tipe think pair share mempunyai tiga tahapan, yaitu tahap
berpikir (thinking), tahap berpasangan (pairing), dan tahap berbagi (sharing). Sebelum
memulai setiap pembelajaran, guru menyiapkan nomor undian bangku, siswa berbaris di
depan kelas untuk mengambil nomor undian bangku. Guru melakukan hal ini supaya
kelompok yang terbentuk tiap pertemuan berubah. Diharapkan dengan adanya pergantian
kelompok ini, siswa dapat lebih akrab antara satu dengan yang lain, dan menghindari
kesenjangan kelompok, sebab think pair share ini membutuhkan kerja sama yang baik
dalam kelompok berpasangannya.
Pada kegiatan inti, guru menerapkan think pair share kepada siswa. Pada tahap think,
guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa untuk berfikir sejenak tentang media
yang ditunjukkan oleh guru. Waktu berfikir ini kurang lebih 3-5 menit. Untuk
mengetahui hasil pemikiran siswa, dapat diperoleh dari jawaban siswa ketika ditanya
oleh guru mengenai media yang ditampilkan. Selanjutnya, siswa mengerjakan LKK
dengan cara berdiskusi bersama teman sebangkunya atau pasangannya, tahap ini disebut
pair. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK, siswa yang belum paham diberi
kesempatan untuk bertanya kepada guru. Tahap pair ini memberikan peluang bagi siswa
untuk mengungkapkan ide dan gagasan dengan saling berdiskusi dengan pasangannya.
Hal ini menjadikan pembelajaran lebih efektif, karena masing- masing siswa dituntut
aktif dalam pembelajaran.

5
Tahap selanjutnya adalah share atau berbagi, maksudnya adalah masing- masing
kelompok pasangan menyampaikan hasil diskusi kepada teman sekelas. Guru
membimbing siswa untuk menaggapi jawaban teman yang menyampaikan hasil diskusi.
Hal ini dilakukan guru untuk melatih siswa berani mengeluarkan pendapat dan berfikir
kritis. Pada kegiatan inti, guru menerapkan think pair share kepada siswa. tahap think,
guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa untuk berfikir sejenak tentang media
yang ditunjukkan oleh guru. Waktu berfikir ini kurang lebih 3-5 menit. Untuk
mengetahui hasil pemikiran siswa, dapat diperoleh dari jawaban siswa ketika ditanya
oleh guru mengenai media yang ditampilkan. Selanjutnya, siswa mengerjakan LKS
dengan cara berdiskusi bersama teman sebangkunya atau pasangannya, tahap ini disebut
pair. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK, siswa yang belum paham diberi
kesempatan untuk bertanya kepada guru. Tahap pair ini memberikan peluang bagi siswa
untuk mengungkapkan ide dan gagasan dengan saling berdiskusi dengan pasangannya.
Hal ini menjadikan pembelajaran lebih efektif, karena masing- masing siswa dituntut
aktif dalam pembelajaran.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan
pemikiran peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga
kualitas jawaban juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat
antusias saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe TPS, sebelum
berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih dahulu,
kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah mempunyai
bahan untuk dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik akan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil
belajar.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang rekonstruktif sangat kami harapkan dari pembaca,
guna peningkatan kualitas makalah ini dimasa mendatang dan kami selaku penulis
memohon maaf atas segala kekurangan dan khilafan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fahrullisa, Rifa, Putra, Ganda, Fredi & Supriadi, Nanang. 2018. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantuan Pendekatan
Investigasi Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis. Numerical: Jurnal
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(2), 79-86.
Jannah, Hayatul, Nuri & Mudjiran. 2019. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Aktivitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik. Universitas Pahlawan:
Jurnal Basicedu 3(4), 2125-2129.

Anda mungkin juga menyukai