Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Muhammad Yahya Maliun

NIM : 0802521221
KELAS : KM21C

1. Coba jelaskan apa yang anda pahami tentang Al Qur'an dan hadits?
Terangkan pula perbedaannya

2. Selain keduanya, apalagi yg menjadi sumber hukum dalam Islam?

3. Ceritakan,seberapa dekat anda berinteraksi dengan Al Qur'an dan hadits?


Aktivitas apa yang anda lakukan sebagai bukti pengamalan keduanya

Jawab:

1. Al-Quran adalah wahyu atau firman yang diberikan Allah SWT kepada
nabi Muhammad SAW yang diturunkan secara berangsur-angsur melalui
malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan secara mutawattir, membaca dan mempelajarinya merupakan
ibadah. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW
dan Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia.

Hadist merupakan catatan yang berisikan catatan yang berisi segala hal
yang dilakukan ataupun yang dikatakan Nabi Muhammad SAW yang
ketika dikumpulkan memunculkan gambaran yang disebut sunnah.

Mengutip penjelasan Syekh Muhammad Al Maliki, ada beberapa hal yang


patut kita cermati tentang perbedaan Al-Qur’an dan Hadits Qudsi:

 Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga sepanjang masa dari


segala pengubahan, serta lafal dan seluruh isinya sampai taraf
hurufnya, tersampaikan secara mutawatir.

 Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus


dihafalkan sebagaimana adanya. Berbeda dengan hadits Qudsi,
yang bisa sampai kepada kita dalam hadits yang diriwayatkan
secara makna saja. Pun ia masih bisa dikritik secara sanad dan
matan sebagaimana hadits-hadits lainnya.

 Dalam mazhab Syafi’i, Mushaf Al-Qur’an tidak boleh dipegang


dalam keadaan berhadats kecil, serta tidak boleh dibaca saat
berhadats besar. Sedangkan pada hadits Qudsi, secara hukum, ia
boleh dibaca dalam kondisi berhadats.

 Hadits Qudsi tentu tidak dibaca saat shalat, berbeda dengan ayat
Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an, membacanya adalah ibadah, dan
setiap huruf diganjar sepuluh kebaikan, sebagaimana disebutkan
dalam banyak hadits.
NAMA: Muhammad Yahya Maliun
NIM : 0802521221
KELAS : KM21C

 Al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta


nama-nama Al-Qur’an yang lainnya.

 Al-Qur’an tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah


ditentukan.

 Lafal dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada


Nabi Muhammad, sedangkan lafal hadits Qudsi bisa hanya
diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/81064/perbedaan-al-
quran-dan-hadits-qudsi

2. Ijtihad

Ijtihad merupakan sumber hukum Islam setelah Al Quran dan hadist.


Ketika melakukan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Quran dan
hadist. Menurut bahasa ijtihad artinya bersungguh-sungguh dalam
mencurahkan pikiran. Sedangkan menurut istilah ijtihad adalah
mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh untuk
menetapkan suatu hukum.

Bentuk ijtihad itu ada ada tiga macam, yakni:

- Ijma
Ijma adalah kesepakatan dan ketetapan hati untuk melaksanakan sesuatu.
Ijma dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan
secara khusus dalam Al Quran dan hadis.

- Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada
kedudukan hukumnya dengan masalah lama yang pernah karena ada
alasan yang sama.

- Maslahah Mursalah
Maslahah mursalah merupakan cara dalam menetapkan hukum. Di mana
berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.
NAMA: Muhammad Yahya Maliun
NIM : 0802521221
KELAS : KM21C

Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/09/140000069/
sumber-hukum-pokok-ajaran-islam?page=all.

3. Pengamalan Al-Quran & Hadist


- Alhamdulillah sekarang ini saya sedang dalam tahap untuk mencoba
membiasakan diri membaca Al-Quran minimal sekali setelah sholat
maghrib. Dalam tahap pembiasaan saya ini tentu saja tidak selalu
berjalan mulus ada kalanya saya mendapat godaan sehingga saya tidak
membaca Al-Quran, tetapi saya mencoba untuk melawan godaan
tersebut hingga akhirnya ada rasa dimana saya merasakan ada yang
kurang dalam diri saya ketika saya tidak membaca Al-Quran sehabis
sholat magrib. Semoga apa yang saya lakukan sekarang ini bisa terus
saya lakukan dan saya bisa istiqomah menjalankannya.

- Pengamalan hadist yang sedang saya terapkan ialah “Berprasangka


Baik”. Seringkali saya berfikiran buruk terhadap segala sesuatu hal
dan itu membuat saya cemas dan khawatir berlebihan. Hingga
akhirnya saya perlahan membiasakan diri saya untuk berprasangka
baik terhadap suatu hal dan ketika saya sedang berfikiran buruk saya
mulai membiasakan melafalkan kalimat thayyibah (istighfar).

Anda mungkin juga menyukai