Anda di halaman 1dari 18

ETIKA PENELITIAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

DOSEN PEMBIMBING : Rizki Muliani S.kep.,Ners.,MM

Disusun Oleh :

1. ALFRIAN W.B. AK 117.149

2. DELIANA R.P AK 117.055

3. ELSA S.Y. AK 117.060

4. FAISAL F.S AK 117.063

5. LUSI HARI S.N AK 117.069

6. UKHTIA A.A. AK 117.088

7. YOGI Y.S. AK 117.092

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Etika Penelitian.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Etika Penelitian memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN PENULISAN 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI ETIK, LEGAL, RISET KEPERAWATAN 6
2.2 KEPENTINGAN ETIK PENELITIAN 7
2.3 PRINSIP DASAR ETIK PENELITIAN KEPERAWATAN 10
2.4 PROTOCOL 11
2.5 ALUR UJI ETIK PENELITIAN 13
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN 16
3.2 SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu profesi yang sangat menuntut kedisiplinan dan
rasa tanggung jawab yang tinggi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
kepada pasien, perawat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang
memenuhi etika keperawatan, dimana pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu
berdasarkan cita-cita yang luhur dan niat yang murni dan tidak membedakan SARA,
suku, agama, ras dan antar golongan. Selain itu, prinsip-prinsip legal dan etis di dunia
keperawatan sangat penting. Karena jika seorang perawat ingin menjadi perawat yang
professional, seorang perawat harus memahami prinsip-prinsip legal dan etis serta
harus mampu mengimplementasikan dan megaplikasikannya dalam menjalankan
profesinya. Dalam hal menjalankan profesinya seorang perawat dalam ilmu
keperawatan dituntut juga untuk bisa melakukan penelitian. Karena penelitian sangat
penting untuk memperoleh ilmu baru bidang keperawatan, dan hasil penelitian juga
untuk mensejahterakan umat manusia.
Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai subyek
penelitian. Tidak bisa dipungkiri penelitian mempunyai resiko ketidaknyamanan atau
cidera pada subyek mulai dari resiko ringan sampai dengan berat. Manusia merupakan
integrasi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang tidak bisa dipisahkan.
Masalah yang terjadi pada salah satu aspek bisa menimbulkan masalah pada aspek
yang lain, sehingga penelitian perlu dikawal dengan etika penelitian dan aspek legal
yang memberikan jaminan bahwa keuntungan yang didapat dari penelitian jauh
melebihi efek samping yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas tentang aspek legal dan etik dalam riset keperawatan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan Etik, Legal, Riset keperawatan?
2. Jelaskan Kepentingan Etik Peneliian?
3. Jelaskan Prisip Dasar Eik Penelitian Keperawatan?
4. Jelaskan Protocol?
5. Jelaskan Alur Uji Etik Penelitian?

4
1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Etik, Legal, Riset Keperawatan
2. Mengetahui Kepentingan Etik Penelitian
3. Mengetahui Prinsip Dasar Etik Penelitian Keperawatan
4. Mengetahui Protocol
5. Mengetahui Alur Uji Etik Penelitian

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Etik, Legal, Riset Keperawatan


Etik sering disebut sebagai moral philosophy atau filsafat moral yang memiliki
pengertian akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik, yang layak. Etik
bukan ajaran moral tetapi cabang ilmu filsafat mengenai pemikiran kritis dan
mendasar dari yang baik, pantas dan benar dari ajaran moral. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, etik adalah ilmu tentang apa yang baik dan yg buruk, tentang
kewajiban dan hak moral, kumpulan asas yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang
benar dan salah yang dianut dalam masyarakat (Cecep Tribowo. 2014).
Riset keperawatan merupakan sebuah pelaksanaan penyelidikan ilmiah
terhadap kejadian keperawatan pada klien baik itu individu, keluarga, masyarakat
beserta pengalaman kesehatannya. Riset keperawatan merupakan suatu sarana untuk
menemukan jawaban atas permasalahan perawatan pada pasien. Melalu proses aktif
pengidentifikasian masalah, mengumpulkan, memeriksa dan menganalisa
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah secara valid.
Sedangkan pengertian legal adalah sesuai dengan hukum yang berlaku(KBBI, 2014).
Suatu peristiwa kehidupan bisa saja legal tetapi tidak etis, atau tidak etis juga tidak
legal. Dalam penelitian sering dihadapkan pada pemilihan keputusan etik dan legal.
Apakah keputusan tersebut benar atau salah, sesuai dengan hukum atau bertentangan
dengan hukum.(Pamela Brink, 2000)
Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh
sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.
Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang
dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan (Jacob, 2004).
Beberapa penelitian kesehatan mengikutsertakan subyek manusia. Penelitian ini
diwajibkan memperhatikan aspek etik dalam hal menghormati martabat manusia.
Secara hukum diatur dalam PP 39/1995 tentang penelitian dan pengembangan
kesehatan. Dalam PP tersebut, pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan
wajib dilaksanakan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia,
keluarga dan masyarakat yang bersangkutan. Prinsip dasar penerapan etik penelitian
kesehatan Internasional adalah :
1. Respect for person
2. Beneficience & non maleficience
3. Justice

2.2 Kepentingan Etik Penelitian


”Kualitas penelitian tidak hanya dilihat dari apa hasil akhirnya, tetapi juga
bagaimana proses sebuah penelitian itu berlangsung sehingga dibutuhkan etika dan
kode etik untuk mengaturnya”
Pernyataan di atas menunjukkan tentang arti penting mengapa seorang peneliti
harus beretika, tidak saja terhadap klien, responden, ataupun pada obyek penelitian
yang bukan manusia sekalipun. Jadi, meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek
penelitian, namun peneliti tetap perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob; 2004).
Bila dirunut dari aspek epistimologinya, etika penelitian merupakan pedoman
etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian termasuk perilaku peneliti,
sedangkan kode etik penelitian adalah hal-hal yang menjelaskan standar kinerja
perilaku etis yang diharapkan dari semua pihak yang terlibat penelitian di
lingkungan atau mengatas namakan sebuah institusi tertentu (Lestari; 2009).
1. Masalah etika dalam penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah
etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a) Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
b) Anonimiti (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau menantumkan nama responsen pada lembaran alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.

7
c). Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informsi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporka pada hasil riset.
2. Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
a. Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan
metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau
kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim
pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
b. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,
pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian
c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
Catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
Mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi
responden, jurnalatau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian.
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya.
Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin
penelitinya. Tuliskan narasumber semua yang memberikan kontribusi pada
riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi..
8
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau
data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus
menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke
berbagai media (jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi
mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka
menjadi penelitian yang berkualits.
j. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila
penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan
kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author),
sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan
menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban
hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan
nagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa
karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda
sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang
terkait
dengan penelitian Anda. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan
baik Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus

9
dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang
perlakuan pada hewan percobaan.
o. Mengutamakan keselamatan Manusia
Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka
penelitian harus: dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan,
manfaat dimaksimalkan, hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek
penelitian Anda tersebut siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel
Anda menderita efek negatif penelitian.

2.3 Prinsip Dasar Etik Penelitian Keperawatan


Dalam menerapkan etika penelitian, perlu diperhatikan beberapa prinsip-
prinsip yang harus diimplementasikan. Menurut Belomont, dikenal 3 prinsip
utama etika penelitian yang diterapkan oleh para peneliti, yaitu:
1. Manfaat
Dalam menerapkan prinsip azas manfaat tersebut antara lain adalah
untuk mempertimbangkan rasio antara manfaat dan resiko yang akan
dibebankan pada peneliti itu sendiri. Dalam meneliti, manfaat yang diperoleh
peneliti adalah hal yang paling penting. Karena, selain merupakan tujuan awal
diadakannya sebuah penelitian, manfaat tersebut juga haruslah berguna bagi
orang lain, bukan hanya untuk kepuasan peneliti itu sendiri. Manfaat tersebut
juga harus dapat mempengaruhi masyarakat.
Selain manfaat, resiko juga menjadi hal yang harus ditanggung oleh
peneliti. Peneliti harus mampu berpikir secara kritis dengan resiko yang akan
diterima agar tidak menjadi beban yang berat sehingga menghalangi
kebebasan sang peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang dijalankan
Selain itu juga sekaligus untuk bebas dari bahaya dan eksploitasi dari pihak
lain. Bahaya dan hal seperti eksploitasi dapat juga menjadi bagian dari resiko
yang diterima peneliti, namun peneliti juga memiliki hak untuk bebas dengan
tidak menerima gangguan dari luar.
2. Menghargai sesama
Hak yang dimaksud adalah hak untuk menetapkan diri dan hak untuk
mendapatkan penjelasan yang lengkap. Hak untuk menetapkan diri yaitu
peneliti memiliki hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ia ingin
berpartisipasi dalam suatu penelitian, tanpa beresiko untuk dihukum ataupun
dipaksa. Hal ini juga berkaitan dengan eksploitasi kepada kebebasan yang
dimiliki seorang peneliti.

10
Pada hak untuk mendapatkan dan memberikan penjelasan yang lengkap,
peneliti harus mengetahui berbagai macam kejelasan berkaitan dengan hal
yang akan diteliti, tanggung jawab, resiko yang akan didapat, dan hak subjek
untuk menolak ikut berperan.
Selain dua hal di atas, peneliti juga harus memperlakukan setiap individu
dengan sama dan memposisikan dirinya sebagai individu yang tidak
menganggap subjek yang ditelitinya hanya untuk dimanfaatkan semata.
3. Hak Keadilan.
Selain hak untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan yang diperoleh
oleh seorang peneliti, peneliti juga harus mampu memperlakukan orang lain
dengan baik dan membuat penelitian tersebut memiliki manfaat yang merata
kepada setiap orang dengan tidak merugikan pihak lain ataupun masyarakat
yang terlibat maupun yang tidak terlibat.
Selain prinsip yang dikemukakan oleh Belmont, terdapat prinsip-prinsip
lainnya yang tidak boleh dikesampingkan. Hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Plagiarisme dan manipulasi didalam penelitian
Tidak mengutip sebagian ataupun keseluruhan dari isi referensi yang
menjadi panutan, sekaligus memanipulasi rancangan penelitian hingga titik
akhir dari penyelesaian penelitian yang dijalankan menjadi prinsip yang harus
selalu ditekankan untuk setiap peneliti. Karena hal ini tidak mencerminkan
dari penghargaan terhadap hak cipta yang dimiliki orang lain.
b. Privasi yang dimiliki oleh subjek
Dalam melakukan proses penelitian, dibutuhkan bantuan subjek untuk
mencari kebenaran dari objek yang akan diteliti. Khususnya untuk orang-orang
atau lapisan masyarakat tertentu. Terkadang, beberapa subjek lebih memilih
untuk tidak diberi tahu identitas aslinya karena hak privasi yang dimiliki.
Sebagai peneliti, harus mematuhi hal tersebut sebagai bentuk menghormati
hak milik orang lain.

2.4 Protocol
Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional
(KEPPKN) menentukan standar ataupun kriteria/dasar pengambilan keputusan
persetujuan kelayakan etik atas usulan protokol penelitian yang
mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian. Standar ini diharapkan
dijadikan panduan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK). Uji coba
11
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Harapannya, keputusan KEPK
terhadap hasil telaah harus didasarkan pada penerapan yang konsisten
berdasarkan prinsip-prinsip etik yang tertuang pada dokumen panduan
internasional dan instrumen hak azasi manusia, serta aturan dan kebijakan
nasional.
KEPK harus menjelaskan panduan etik mana yang dipakai dan
memberikan akses pada peneliti dan publik untuk melihat panduan tersebut
sekaligus menjamin prinsip-prinsip etik yang sama dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan oleh KEPK lainnya. KEPK bisa menggunakan daftar
tilik (check list). Daftar Tilik ini merupakan catatan telaah protokol penelitian
yang diusulkan oleh peneliti untuk memperoleh persetujuan etik. Terdiri dari 7
butir standar universal yaitu;
1) Nilai Sosial dan/atau Nilai Klinis
Parameter nilai sosial adalah adanya fenomena kebaruan (novelty)
dan upaya mendiseminasikan hasil. Nilai ilmiah tidak cukup membuat
penelitian mempunyai nilai sosial yang berharga. Penelitian dapat
dirancang dengan ketat, tetapi tidak memiliki nilai sosial apabila
pertanyaan penelitian telah berhasil dibahas kemudian diketahui pada
penelitian sebelumnya.Namun, penelitian tidak dapat menunjukkan
nilai sosial yang bermanfaat tanpa metode penelitian yang sesuai dan
ketat untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan. Dengan
demikian, nilai ilmiah perlu tetapi tidak cukup bila tanpa
menunjukkan adanya nilai sosial.
2) Nilai Ilmiah (Desain Ilmiah)
Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasar pada
metode ilmiah yang valid.
3) Pemerataan Beban dan Manfaat
Penelitian dapat diterima secara etik bila risiko telah diminimalisir
(baik dengan mencegah potensi yang merugikan dan meminimalisir
dampak negatif yang mungkin terjadi) dan manfaat suatu penelitian
lebih besar dibanding risiko. Selain itu juga memastikan bahwa
manfaat dan beban didistribusikan merata
4) Potensi Risiko dan Manfaat
Hampir setiap penelitian yang mengikutsertakan subjek manusia akan
memberikan beberapa “konsekuensi” misalnya risiko seperti
ketidaknyamanan, pengorbanan waktu, atau biaya. Beberapa manfaat
12
yang sesuai tampaknya diperlukan untuk membenarkan hal itu demi
keseimbangan. Risiko penelitian minimal, dan kecil kemungkinan
risiko bahaya yang serius, dan bahaya potensial yang terkait dengan
efek samping.
5) Bujukan (Inducements), Keuntungan Finansial, dan Biaya Pengganti
Penelitian harus dihindari kecurigaan atas klaim adanya “eksploitatif”
terhadap subjek. Klaim berkaitan dengan aspek manfaat dan bahaya
(benefit and harm), kerentanan (vulnerability), dan persetujuan
(consent). Secara etis bisa diterima dan diperkenankan untuk
mengganti biaya apapun untuk individu yang berhubungan dengan
keikutsertaan dalam penelitian, termasuk biaya transport, pengasuhan
anak (child care), kehilangan penghasilan saat mengikuti penelitian dan
mengganti waktu yang dipakai saat mengikuti penelitian.
6) Perlindungan Privasi dan Kerahasiaan
Pelanggaran privasi dan kerahasiaan subjek penelitian adalah tidak
menghormati subjek serta kerugian tidak kasat mata kepada subjek
seperti stigma sosial, penolakan oleh keluarga atau masyarakat, atau
kehilangan kesempatan misalnya dalam pekerjaan atau mendapatkan
tempat tinggal. KEPK harus mempunyai mekanisme pencegahan untuk
menjaga privasi dan kerahasiaan subjek penelitian.
7) Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau Informed Consent (IC)
PSP/IC Informed Consent (IC) adalah persetujuan yang diberikan oleh
individu kompeten yang telah menerima informasi yang diperlukan.
PSP juga merupakan suatu proses komunikasi antara tim penelitian dan
peserta sebagai subjek, yang dimulai sebelum penelitian dimulai
dan terus dilakukan selama penelitian.

2.5 Alur Uji Etik Penelitian


Alur Uji Etik Penelitian meliputi 4 alur, ssebagai berikut :
1. Memastikan setiap penelitian yang diselenggarakan sesuai dengan
prinsip etik dalam penelitian dan memiliki negative consequence
kepada subjek penelitian sekecil mungkin.
2. Memberikan pedoman agar hasil riset secara kualitas lebih baik.
3. Memberikan arahan agar kesesuaian praktek etika riset akan
memberikan perhatian pada aspek detail dari riset ilmiah termasuk

13
analisis kualitatif dan teknik-teknik kuantitatif dan statistik serta
untuk kolaborasi yag seksama diantara periset.
4. Menjaga nilai-baku atau standar etik yang paling tinggi dalam riset
untuk menjamin dan menjaga kreadibilitas ilmiah pada publik
secara luas.

Keterangan diagram alur pengajuan pengajuan Surat Keterangan Kelaikan


Etik (Ethical Approval) dan syarat-syarat yang harus dilengkap untuk
pengajuan adalah sebagai berikut.

1. Untuk melakukan pengajuan uji kelaikan etik (Ethical Approval),


maka proposal harus memiliki legalitas terlebih dahulu. Untuk
mahasiswa, maka penelitian harus sudah disetujui oleh dosen
pembimbing dan dosen penguji. Sedangkan untuk penelitian dosen,
maka proposal penelitian harus disetujui oleh
pembimbing/pimpinan/ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat.
2. Peneliti mengajukan permohonan uji kelaikan etik dengan membawa
syarat-syarat sebagai berikut.
14
1. Formulir pengajuan uji kelaikan etik (dapat didapatkan di
PP2M)
2. Surat Pengantar dari Fakultas
3. Proposal penelitian rangkap 3.
4. Curiculum Vitae peneliti
5. Kuesioner/pedoman wawancara/lembar observasi/check list
3. Sekretariat akan meneruskan surat pengajuan ke Komisi Etik melalui
PP2M. Setelah itu Komisi Etik akan membentuk tim penguji/penelaah
disesuaikan dengan penelitian yang diajukan oleh peneliti. Setelah tim
penguji terbentuk, tim penguji akan menguji proposal penilaian yang
diajukan oleh peneliti.
4. Hasil dari tim penguji akan disampaikan ke peneliti dalam kurun
waktu maksimal 2 minggu. Apabila proposal telah mendapatkan
penilaian layak (approved) tanpa rekomendasi, maka peneliti akan
langsung mendapatkan surat lolos kelaikan etik. Sedangkan apabila
hasil penilaian adalah layak (approved) dengan rekomendasi, maka
peneliti harus memperbaiki dulu proposal setelah itu baru
mendapatkan surat keterangan lolos kelaikan etik. Jika proposal
mendapatkan hasil penilaian tidak layak (not approved), maka
proposal harus diperbaiki terlebih dahulu oleh peneliti. Setelah itu
proposal diserahkan ke secretariat komisi etik untuk untuk dilakukan
penilaian ulang oleh tim penguji.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain
untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk
memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika
kemanusiaan.
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang
harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data
penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
ditempat ia meneliti. Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah
orang sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan
dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan
dokumen, foto, dan sebagainya. Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak
menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat
dan pribadi tersebut. Sementara peneliti tetap berpegang teguh pada latar
belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi
sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti
yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan
diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas
merupakan modal penting.
Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun,
norma hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan
diindahkan supaya penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan. Etika
penelitian mencakup: Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian, keterbukaan,
penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penghargaan
terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang terpercaya, pembinaan yang
konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja, tanggung jawab sosial,
tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang pengujian dengan
hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan manusia.

16
3.2 Saran
Dari makalah yang telah disusun oleh penulis, penulis berharap karya ini
bisa menjadi sumber referensi dari para pembaca. Selain itu penulis juga sangat
berharap akan ada lagi karya serupa yang lebih sempurna dan mampu melengkapi
kekurangan-kekurangan dari makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, E Dorothy. Dasar-Dasar Riset Keperawatan. 1999. Jakarta, EGC


Herdiansyah, H. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Setyad. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. 2007. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Sudomo, dkk.2009. Pedoman Operasional Baku. Jakarta: Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan dan Kesehatan (KEPK - BPPK)
Usman, H. Akbar, S.P. 2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

18

Anda mungkin juga menyukai