Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Kuesioner
a. Konsep Sehat
Pertanyaan:
Apa arti sehat menurut Bapak/ibu? 
Jawaban:
1) Sehat adalah dimana keadaan manusia secara mental dan fisiknya baik dalam
artian tidak dalam keadaan sakit (Ahmad Mushowwir).
2) Sehat itu uang (Sumarniazis).
3) Sehat adalah baik dari seluruh badan dan terhindar dari penyakit (Hikmatullah).
4) Kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar
tidak adanya penyakit atau kelemahan (Sumarni).
5) Mampu melakukan kegiatan yang baik (Handayani).
6) Sehat adalah kunci kehidupan (Andi Ihlas Zul Amal).
7) Sehat adalah ketika tubuh dan pikiran kita masih bekerja dengan baik dan aktif
(Naysilla Putri).
8) Manusia yang produktif (Dini Frigian).
9) Tidur teratur, makan bergizi, berprotein, rajin olahraga, dan tidak merokok (Cece
Kirani).
10) Kebahagiaan dan anugerah (I Gusti Putu Arya Putra).

b. Pengetahuan tentang COVID-19


Pertanyaan:
Apa yang Bapak/ibu ketahui terkait COVID-19? 
Jawaban:
1) COVID-19 yaitu virus yang menyerang sistem pernapasan (Faradiba).
2) Virus yang berbahaya yang banyak merenggut jiwa manusia saat ini. Berasal dari
Cina sekitar tahun 2019 dan mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020
(Ahmad Mushowwir).
3) Virus yang mewajibkan kita untuk memakai masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak (Hikmatullah).
4) COVID-19 adalah virus yang dapat menular dari satu manusia ke manusia yang
lain yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia (Aurelya Slaf Abdullah).
5) Virus berbahaya yang menyerang imunitas tubuh kita (Muhammad Arjunazzar
Hasan).
6) Menurut saya COVID-19 semacam virus yang katanya mematikan dan obatnya
langkah, penyakit ini dapat menyebabkan penderita meninggal dan jika
bersentuhan dengan orang yang positif COVID-19 besar kemungkinan kita akan
tertular dengan virus ini (Nurmila Syam).
7) Virus yang penyebarannya cepat tetapi ada virus lain yang lebih mematikan
(Gema Elwalie).
8) COVID-19/Corona adalah virus jahat yang menyerang masyarakat di belahan
dunia dan sangat meresahkan masyarakat (Nurfirma).
9) Flu biasa, namun dapat memperparah penyakit bawaan (Muhammad Abdul
Jamil).
10) COVID-19 adalah penyakit menular yang mengakibatkan terjadinya infeksi
saluran pernapasan (Sariati).
c. Gejala COVID-19
Pertanyaan:
Sebutkan gejala yang dimiliki seseorang yang terinfeksi COVID-19/Corona? 
Jawaban:
1) Suhu tubuh diatas 37 derajat, tidak bisa mencium apa apa dan bagian dalam bola
mata terasa panas (Maura Maqnalia).
2) Saya sendiri kurang mengetahui dengan pasti gejalanya, tapi dari cerita yang
tersebar, gejala yang di miliki seseorang yang terinfeksi COVID-19 diantaranya
hilangnya indra penciuman (Khairul Abrar).
3) Gejala paling umum demam, batuk, kelelahan, nyeri, tenggorokan, diare, sakit
kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman serta untuk gejala paling serius
kesulitan bernafas atau sesak nafas, dan nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
(Putri Retnosari).
4) COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti
demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai
dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita COVID-19 yang berat, dapat
menimbulkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai
kematian (A.A Kade Rosita Devi).
5) Asma (Sitti Nurul Jannah).
6) 1. Malaria
2. Flu
3. Batuk
4. Panas badan
5. Sakit kepala (Luh De Gayatri Santi Dewi).
7) Gejala COVID-19 yang umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Ada
juga yang mengalami rasa nyeri, sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan
atau diare. Ada juga yang tidak merasakan apa-apa seperti orang sehat (Nurul
Farhani).
8) Kejang-kejang, flu, radang tenggorokan, dan lain-lain (Alfa Harnando Gora, S.
Pd).
9) Suhu tubuh melebihi 38°C, flu, pegal-pegal, dan sesak nafas (Miftahul jannah).
10) Anosmia, parosmia, demam ringan, batuk (Siti masita).
d. Upaya meningkatkan daya tahan tubuh
Pertanyaan:
Apa saja yang Bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan
terhindar dari COVID-19? 
Jawaban:
1) Jaga kesehatan, minum vitamin, olahraga, jauhin kerumunan, dan patuhi protokol
kesehatan (Luthfi Armadani).
2) Menjaga pola makan dan berolahraga (Nurul Qhalby Aulia Putri Karim).
3) Makan-makanan yang bergizi (Salsa Ayu Lestari).
4) Minum air yang cukup, istirahat, mengkonsumsi vitamin, dan pakai masker
(Syafira).
5) Tetap di rumah, bekerja, belajar, dan beribadah di rumah-rumah jika terpaksa
keluar rumah karna kebutuhan penting, pakai masker dan selalu jaga jarak (Nurul
Farhani).
6) Berjemur di matahari pada jam 10 pagi, menghindar dari kerumunan, stay at
home, makan cukup sehat dan kaya akan vitamin (Juanda).
7) Menjaga kebersihan, mematuhi protokol kesehatan (Yolan Talan).
8) Produktif, jaga pola hidup (Gema Elwalie).
9) Senam SKJ 88 (Vasily).
10) Rajin beraktivitas dalam rumah seperti membersihkan dan berolahraga (Whiwi
Sumanti).

e. Sikap terhadap anggota keluarga yang teridentifikasi positif COVID-19


Pertanyaan:
Apa yang Bapak/ibu lakukan apabila terdapat anggota keluarga yang
teridentifikasi positif COVID-19/Corona? 
Jawaban:
1) Melakukan isolasi mandiri (Saiful).
2) Segera melapor ke pihak terkait agar secepatnya mendapatkan penanganan
kesehatan (Susia Soulisa).
3) Menjaga jarak (Rasmia Syamsul.J).
4) Swab seluruh keluarga yang berinteraksi dengan orang tersebut (Rut Sisilia
Tunggai).
5) Memberi dukungan agar si pasien merasa tidak tertekan (Ulfa Lagandja).
6) Meningkatkan daya tahan tubuh mengomsumsi makanan bergizi (Nur
Ramadhani).
7) Menghindari kontak langsung dengan orang tersebut (Tasri).
8) Jangan panik dan tetap tenang (Rahdiana).
9) Melakukan pola hidup sehat dan menerapkan 5M agar tidak terjangkit (Kezia
Catherine Ame).
10) Berolahraga (Faiz Al Fayed).

f. Hambatan dalam memanfaatkan layanan kesehatan ditengah wabah COVID-19


Pertanyaan:
Apa saja hambatan Bapak/ibu dalam memanfaatkan layanan kesehatan ditengah
wabah COVID-19/Corona melanda? 
Jawaban:
1) Kurangnya publikasi kepada masyarakat serta edukasi mengenai pemanfaatan
pelayanan kesehatan (Azizah Ayu Safitri).
2) Hambatan yang ada yaitu dengan mahalnya biaya untuk melakukan tes rapid
ataupun swab sehingga banyak masyarakat yang enggan atau tidak mau mengecek
kesehatan di rumah sakit ataupun puskesmas (Fahrowzi).
3) Tidak ada (Sumarni Azis)
4) Hambatannya yaitu puskesmas jauh dari kampung (Wili A lestari)
5) Salah satu hambatannya adalah tenaga kesehatan banyak yang lebih difokuskan
pada penanganan COVID-19, oleh karenanya sulit untuk pasien normal (non-
COVID) untuk berada di layanan kesehatan seperti puskesmas, dan lain-lain.
Selain itu, ketakutan terhadap virus ini juga menjadi salah satu alasan utamanya
(Nurfadillah).
6) Kurang terfasilitasi layanan kesehatan karena daerah terpencil (Cory Lembang).
7) Kepanikan warga dalam merespon gejala pada dirinya yang identik dengan
COVID-19 (batuk, flu, demam, dan sesak nafas), kesulitan dalam mengakses
pelayanan fasilitas kesehatan, serta hambatan birokratisasi dan administrasi yang
menyulitkan warga untuk melindungi diri dari serangan virus ini (Nurul Farhani).
8) Susahnya untuk ke rumah sakit/puskesmas dikarenakan takut tertular virus
COVID-19 (Hikmatullah).
9) Kurang fasilitas kesehatan dan mahalnya rapid test dan swab test (Maarifa).
10) Banyaknya pasien COVID-19 menyebabkan banyak masyarakat takut untuk
melakukan pengobatan di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya (Irma
Apriani).

g. Ketersediaan pengobatan Non Medis/Pengobatan Tradisional terkait COVID-19


Pertanyaan:
Apakah terdapat pengobatan Non-Medis/pengobatan tradisional terkait penyakit
COVID-19 di lingkungan tempat tinggal Bapak/ibu?
Jawaban:
Dari hasil data 506 kuesioner yang kami dapatkan terdapat 364 atau 71,9%
reponden yang mengatakan “TIDAK“, sementara 142 atau 28,1% responden
mengatakan “YA”.

h. Jenis pengobatan Non Medis/Pengobatan Tradisional terkait COVID-19


Pertanyaan:
Jika iya, tolong jelaskan pengobatan tradisional seperti apa yang dilakukan di
lingkungan Bapak/ibu? 
Jawaban:
1) Mengkonsumsi buah-buahan yang bervitamin C dan rempah-rempah tradisional
(Maekel Ferdinand wenur).
2) Minum air hangat dan minum air dari bawang putih yang sudah di haluskan
(Willa Lestari).
3) Mengkomsumsi jamu, obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan (Eny).
4) Seperti merebus jahe dan sereh serta gula merah secara bersamaan, kemudian
hasil rebusan airnya diminum (Suci Sevti Adiningsi).
5) Daun sereh dan madu (Nurazizah).
6) Jamu-jamuan yang terbuat bahan alami (IntanWahyuningsih).
7) Minum air kelapa (Bella Grace Tohoy).
8) Tetap makan sayur-sayuran hijau dan konsisten makan sayur kelor bening (Riska).
9) Minum minuman herbal seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak, dan jeruk (Nur
Masita).
10) Minum daun pepaya (Ahmad Anhar).

i. Peran Pemerintah setempat terhadap penanganan COVID-19


Pertanyaan:
Bagaimana peran pemerintah di daerah Bapak/ibu dalam menangani wabah
COVID-19/Corona? 
Jawaban:
1) Dengan menerapkan protokol kesehatan seperti 5M (Safia Shalu).
2) Menganjurkan memakai masker jika keluar rumah (Hikmatullah).
3) Pemerintah berperan baik dan mengingatkan kita semua agar tetap patuhi protokol
kesehatan (lin Latifatul Mutmainnah).
4) Dilarang melakukan perkumpulan disuatu tempat (Waris).
5) Pemerintah ikut serta dalam meningkatkan atau menerapkan protokol kesehatan
(Elna Dejana Wengkau).
6) Masih kurang tegas, dilihat dari banyaknya kerumunan yang dibiarkan begitu saja
dan orang-orang anti corona (Maftilah Fitriana Nur).
7) Selalu mengarahkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada
dan jika melanggar mendapatkan denda sebesar Rp.50.000 (Mercy Gabriella).
8) Pemerintah memberi penanganan yang cukup baik, tetapi belum optimal bagi
beberapa kalangan masyarakat (Intan Wahyuningsih).
9) Pemerintah menerapkan Satgas COVID-19 di setiap perbatasan provinsi agar
mengurangi penularan COVID-19 (Naftah Wahdina).
10) Sangat serius dalam mencegah dan memutus mata rantai penularan wabah
tersebut (Ifdal K).

j. Peran Tenaga Kesehatan setempat terhadap penanganan COVID-19


Pertanyaan:
Bagaimana peran tenaga kesehatan di daerah Bapak/ibu dalam menangani
wabah COVID-19/ Corona? 
Jawaban:
1) Cukup baik (Febbi).
2) Sangat baik (Samsinah).
3) Diwajibkan setiap pasien atau pengunjung untuk menggunakan rapid test dan
wajib masker (Yuyun Septiani).
4) Bagus, baik (Devi).
5) Menganjurkan memakai masker dan rutin mencuci tangan (Mas'ah).
6) Masih kurang baik (Ruslan).
7) Peran tenaga kesehatan cukup baik karena mereka memiliki peran untuk
memutuskan rantai penyebaran virus corona selain itu menjadi garda terdepan
dalam menangani pandemi corona (Moh. Yusril).
8) Peran tenaga kesehatan sudah cukup baik dengan memberikan penyuluhan bagi
masyarakat dan memberikan pengobatan ditengah pandemi (Irma Apriani).
9) Melakukan sosialisasi dan melakukan vaksinasi (Ahmad Mushowwir).
10) Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya COVID-19 (Saiful).

k. Peran Tokoh Agama setempat terhadap Penanganan COVID-19


Pertanyaan:
Bagaimana peran tokoh agama di daerah Bapak/ibu dalam menangani wabah
COVID-19/Corona? 
Jawaban:
1) Memberikan sosialisasi melalui dakwah dengan tetap menjaga kesehatan dan
menggunakan masker saat beribadah (Ahmad Mushowwir).
2) Mengingatkan untuk memakai masker dan mengingatkan untuk selalu berdo’a
kepada yang maha kuasa agar virus cepat berakhir (Avin safitri).
3) Tokoh agama memberi arahan agar tetap beribadah di rumah guna menghindari
penularan (Intan Wahyuningsih).
4) Baik, dengan cara menghimbau masyarakat untuk menerapkan protocol kesehatan
di masjid (Atthaliah Ayu).
5) Menyampaikan kebijakan pemerintah akan pentingnya menjalankan protokol
kesehatan, terutama dalam menangkal informasi-informasi hoax kepada umat
terkait COVID-19 (Andi Husnul Huriyah).
6) Peran para pemuka agama adalah untuk mengajak masyarakat untuk lebih dekat
dengan tuhan dan bersabar dengan segala cobaan yang ada di masa pandemi ini
(Ni Made Eri Sukmawati).
7) Meskipun wabah COVID-19 menyerang, tokoh agama tetap menyarankan untuk
selalu menjaga kesehatan (Amalia Rahman).
8) Tokoh agama lebih memberikan penguatan terhadap masyarakat dalam
menghadapi pandemi ini, sehingga kita terhindar dari keadaan stress. (Olivia
Fensia Puahadi, S. Kep).
9) Sudah sangat baik, contohnya seperti di gereja saya. Yang dimana selalu para
pendeta menyampaikan disaat ibadah untuk selalu menerapkan 5M dan pola hidup
sehat (Kezia Catherine Amelia Mentang).
10) Senantiasa memberikan pencerahan dan nilai-nilai agama mengenai wabah virus
baik yg terjadi di masa nabi (Muh. Aril Widi Saputra).

l. Pendapat tentang penerapan Social distancing


Pertanyaan:
Bagaimana pendapat Bapak/ibu terkait dengan penerapan social
distancing/physical distancing dalam mencegah penyebaran COVID-19/Corona? 
Jawaban:
1) Sangat baik karena selain mencegah dari paparan COVID-19 juga mencegah
paparan sinar matahari serta menjadi terbiasa hidup steril (Safiashallu).
2) Pendapat saya pribadi, hal tersebut memang perlu di lakukan untuk
memberhentikan penyebaran virus ini karena dengan social distancing tersebut
dapat meminimalisir penyebaran (Aurelya Slaf Abdullah).
3) Meskipun terdapat beberapa kerugian, penerapan social distancing selalu
dilakukan demi memutus rantai pandemik (Mohammad Zulkarnain).
4) Langkah yang sangat baik, hanya saja perlu penerapan yang lebih tegas oleh
pemerintah. (Livia Henita)
5) Sangat bagus karena dengan hal tersebut masyarakat tidak dapat terjangkit
COVID-19 apabila ada salah satu pasien di lingkungan masyarakat (Cece Kirani).
6) Saat ini penerapan physical distancing mulai kurang diindahkan oleh masyarakat
mungkin hal ini disebabkan beberapa warga yang menganggap kalau virus corona
ini sudah tidak ada lagi, namun untuk penerapannya itu sendiri sudah sangat baik,
karena saya sendiri melihat banyak termpat tempat umum yang memang
menerapkan physical distancing ini, tetapi masih ada juga tempat-tempat yang
kurang memperdulikan physical distancing ini seperti pasar, rumah makan, dan
lain-lain (Moh. Indra M. Batalipu).
7) Itu merupakan cara yang baik untuk mencegah penularan COVID-19 namun jika
tidak diterapkan dengan baik hanya akan sia-sia (Andi Husnul Huriyah).
8) Menurut saya, penerapan social distancing ini cukup untuk mengatasi solusi
secara cepat, sebab ketika tidak melakukan social distancing maka penyebaran
COVID-19 akan terus meluas, walaupun ketika melakukan social distancing
banyak terjadi ketidakstabilan ekonomi pada setiap masyakarat (Salman Faris).
9) Terkait dengan penerapan social distancing, sebenarnya hal tersebut dapat
mencegah penyebaran COVID-19 apabila dilaksanakan sesuai dengan anjuran
yang telah dikeluarkan oleh WHO, akan tetapi terkadang masyarakat masih
melanggar aturan social distancing tersebut (DesikaWinasti Imran).
10) Penerapan social distancing/physical distancing memang perlu, tapi dengan
catatan semua itu dilakukan secara adil kepada seluruh elemen masyarakat, tanpa
melihat dari golongan mana dia, karena pada kenyataannya ada sistem tebang
pilih dalam penerapan itu semua dalam masyarakat kita (Moh. Salim M).

m. Pendapat tentang penerapan Social distancing di daerah setempat


Pertanyaan:
Bagaimana penerapan social distancing/physical distancing di daerah Bapak/ibu? 
Jawaban:
1) Sudah cukup baik namun pada beberapa lokasi masih banyak yang abai (Faiz Al
Fayed).
2) Kita dianjurkan untuk belajar dari rumah (online) (Hikmatullah).
3) Masih belum baik, karena masih banyak masyarakat yang tidak peduli akan
kewajiban pemerintah dan masih banyak yang melanggar anjuran pemerintah
seakan-akan tidak peduli dengan adanya wabah virus tersebut (Waode Nurdinia
Anisa).
4) Berdiam diri dirumah, menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan serta
menghindari kerumunan (Reskiyanto).
5) Kurang diterapkan. Karena masih banyak terjadinya kerumunan. Masih banyak
masyarakat yang datang berkunjung ke tempat-tempat umum tanpa menerapkan
5M (Kezia Catherine Amelia Mentang).
6) Penerapan social distancing maupun physical distancing sangat penting untuk
diperhatikan. Mengingat, penyebaran virus corona yang semakin masif tidak
menutup kemungkinan Sulawesi tengah sedang menuju pada puncak pandemi
(Fitriani).
7) Sangat buruk sih menurutku, hehehe apalagi kalau ditegur sama satpam, biasa ada
yang kepala batu. Terutama para ibu-ibu, huuu sudah pasrah satpam baliat ituu
wkwkwk (Salsabila).
8) Penerapan social distancing di daerah saya ketat dengan adanya larangan
berkerumun disatu tempat dan menjaga jarak dengan orang lain (Dessy Gracia
Nathalia Dias)
9) Ada beberapa yang menerapkan dan juga ada beberapa yang tidak menghiraukan
(Reksa Pasau).
10) Mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, dan sebagian tempat umum belum
dibuka agar tidak terjadi kerumunan (Zulfina Astri).

n. Pendapat tentang himbauan Pemerintah


Pertanyaan:
Bagaimana pendapat anda tentang himbauan pemerintah terkait dengan stay at
home (tetap berada di rumah) dan rajin Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk
mencegah COVID-19/ Corona?
Jawaban:
1) Hal itu memang perlu dilakukan untuk menekan jumlah orang yang terpapar
COVID-19 (Ahmad Mushowwir).
2) Menurut saya ada baik dan tidak baiknya, yang baiknya kita jadi terbiasa hidup
steril dan yang tidak baiknya kita disuruh tetap di rumah, tanpa pekerjaaan itu
sangat tidak adil bukan? (Safiashallu).
3) Agak aneh, karena kita disuruh tinggal di rumah namun di kota besar juga tetap
banyak yang melanggar (Irma damaiyanti lelewana).
4) Tertekan. Untuk soal stay at home. Kalau mencuci tangan mungkin wajar (Nell
Avhiaz).
5) Baik, karena waktu untuk kumpul dengan keluarga lebih banyak (Chika).
6) Jika hanya sekedar himbauan warga masyarakat banyak yang tidak mendengar.
Untuk itu perlu ada tindakan lebih dari itu yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Pemantauan dan tindakan lainnya harus terus dilakukan oleh pemerintah. Bukan
sekedar himbauan. (Febi Dwi Handayani).
7) CTPS merupakan keharusan demi tercapainya cara hidup yang sehat Namun
esensi dari stay at home apa? apakah ini solusi? jawabannya adalah bukan, justru
dengan hal yang demikian justru membunuh warga negara Indonesia secara
perlahan (Risky Ukum, SE).
8) Kita harus mendukung himbauan itu demi untuk kebaikan kita semua dan diri kita
sendiri agar tidak terkena virus COVID-19, maka dari itu kita harus menjaga
kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan tetap berada di rumah (Dessy Gracia
Nathalia Dias).
9) Juga belum terbilang maksimal, karena banyak masyarakat yang masih bepergian
padahal mereka tidak ada kepentingan (Yonathan Immanuel P).
10) Menghambat aktivitas masyarakat (Ni Nyoman Ika Artati).

o. Pendapat tentang penerapan stay at home dan CTPS


Pertanyaan:
Bagaimana penerapan stay at home dan rajin CTPS di lingkungan sekitar
Bapak/ibu? 
Jawaban:
1) Di daerah saya tidak melakukan stay at home karena orang-orang ingin bekerja
menghidupi keluarganya (Safia Shallu).
2) Stay at home tidak sepenuhnya yang pasti frekuensi keluar rumah sejak Corona
ini jadi berkurang dari, CTPS selama disediakan di tempat yang dituju pasti
dilakukan, tinggal kesadaran diri saja untuk peduli (Fifin).
3) Ada beberapa yang melaksanakannya ada yang tidak dikarenakan ada tanggung
jawab yang harus dilakukan di luar (Putri Alifyha).
4) Dilingkungan kami penerapan stay at home sangat dipatuhi, sehingga dengan
penerapan tersebut, sedikit demi sedikit pemaparan wabah tersebut sedikit
berkurang (Ninda Safitri).
5) Saat awal merebaknya COVID-19 sangat membatasi dengan orang lain dan
hampir seluruh tempat perbelanjaan menyediakan tempat cuci tangan, seiring
berjalannya waktu semakin melonggar atau kurang diterapkan lagi (Reksa Pasau).
6) Penerapan stay at home dalam masyarakat terkadang belum sepenuhnya dilakukan
karena banyak orang berfikir kalau hanya diam di rumah apa yang akan terjadi
dengan aktivitas-aktivitas yang lain yang menghasilkan kebutuhan dalam rumah,
sehingga banyak orang-orang yang melanggarnya, tetapi mungkin saja CTPS
sudah diterapkan baik itu di rumah dalam masyarakat dan dimanapun (Inlarades
Wengkau).
7) Untuk sholat atau beribadah di rumah dan CTPS dilingkungan sekitar disediakan
sabun dan air dalam lingkungan masjid atau tempat beribadah dan di portal
wilayah sebelum memasuki perumahan (Syahfirman Virga H).
8) Untuk sekolah masih diterapkan tapi untuk kerja di rumah sudah tidak ada dan
untuk CTPS di tempat ibadah, bank, rumah sakit masih diterapkan (Alinda).
9) Penerapannya dengan menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah masing-
masing masyarakat dan mengurangi kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan
kerumunan (Alfa Harnando Gora, S. Pd).
10) Untuk CTPS sudah bagus akan tetapi untuk stay at home masih terdapat beberapa
masyarakat yang abai (Syahru).

Anda mungkin juga menyukai