Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabila Fathinah Ihsan

Jurusan : Geografi
NPM : 2106723716

Tugas LTM Pekan 2

Resume Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup


Al-Quran menjadi petunjuk yang penting untuk umat muslim. Al-Quran adalah
firman Allah yang diturunkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk
menjadi muslim/manusia yang memberikan ketundukan kepada Allah, hanya untuk
memberikan ketundukan kepada kebaikan bersama. Al-Quran memiliki misi yang
sama dengan Islam, yaitu menjadi rahmat bagi semesta dan bagaimana memberi
petunjuk kepada manusia agar berakhlak mulia. Al-Quran diturunkan untuk seluruh
manusia melalui masyarakat Arab, untuk seluruh bumi melalui Jazirah Arab, untuk
seluruh zaman melalui masa pewahyuan yaitu sekitar tahun 611-634 M atau masa
kerasulan Muhammad SAW. Maka, pesan Al-Quran adalah universal. Al-Quran
memiliki pesan konteksual sesuai kondisi masyarakat Arab masa itu dan tantangan
zaman Nabi Muhammad SAW. Al-Quran juga memiliki pesan umum seperti tauhid,
kemanusiaan, keadilan, kebajikan, dan lainnya. Al-Quran juga memiliki pesan
konsteksual seperti mengatur sistem perbudakan mausia, melaksanakan perang,
mengatur perkawinan, dan sebagainya. Dalam melihat Al-Quran, kita harus menyadari
bahwa ini merupakan petunjuk untuk mewujudkan kemaslahatan seluas-luasnya.
Karena itu ketika memahami Al-Quran, kita harus menyadari bahwa semua ayatnya
dijiwai dengan prinsip tauhid dan kewajiban universal. Dalam 23 tahun masa
pewahyuan, ada nilai-nilai kebajikan universal yang bisa langsung sampai di tujuan
akhir, tetapi juga ada yang melalui target antara, misalnya ayat mengenai peperangan.
Ketika kita hidup di masa yang berbeda, dalam situasi damai, ayat peperangan tidak
lagi menjadi ayat yang harus dipahami secara konteksual. Begitu juga dengan ayat yang
berhubungan dengan perbudakan manusia yang sudah tidak berlaku di masa sekarang.

Ada perbedaan antara Al-Quran dengan pemahaman kita mengenai Al-Quran.


Al-Quran adalah firman Zat Yang Maha Tahu dan Maha Benar sehingga semua
informasi yang terdapat di dalam Al-Quran didasarkan kepada informasi yang tak
terbatas dan pasti benar termasuk ayat-ayat yang memberi petunjuk mengenai
perbudakan dan perang. Pemahaman kita mengenai Al-Quran berasal dari manusia
yang tidak tahu, pengetahuan terbatas, bisa benar bisa salah. Maka pemahaman kita
terhadap Al-Quran itu sangat terbatas. Cara agar pemahaman kita sesuai dengan apa
yang dikehendaki Allah adalah tidak bertentangan dengan misi Islam dimana Al-Quran
menjadi petunjuk yaitu tauhid dan kemaslahatan bersama seluas-luasnya. Maka jika
pemahamannya salah, kita bisa menolak tanpa menolak Al-Quran karena banyak sekali
ayat Al-Quran yang merespon masalah masyarakat Arab pada masa itu. Karena itu,
pemahaman akan berbeda di masa berikutnya.
Pemahaman kita terhadap Al-Quran dipengaruhi oleh banyak hal. Pertama
adalah latar belakang keilmuan. Ayat yang sama dipahami oleh orang yang berbeda
latar belakang keilmuannya bisa melahirkan kesimpulan yang berbeda pada akhirnya.
Begitu juga latar belakang politik dan ekonomi. Faktor lain yang menentukan juga
adalah jenis kelamin dari orang yang memahami Al-Quran tersebut. Ayat tentang
menstruasi, melahirkan dan menyusui hanya dialami oleh wanita akan dijelaskan
berbeda dengan laki-laki yang tidak mengalaminya. Masih banyak faktor yang
menentukan pemahaman seseorang terhadap Al-Quran. Menentukan ayat Al-Quran
secara penggalan atau seluruhnya juga berpengaruh terhadap pemahaman. Berapapun
yang kita kutip dari ayat Al-Quran, ketika mendiskusikan sesuatu dan menggunakan
Al-Quran sebagai perspektif tertentu, maka Ayat yang digunakan itu pada umumnya
jauh lebih sedikit dari ayat yang tidak dikutip. Bukan dengan memilihnya, tetapi cara
kita memilih ayat tersebut menentukan perspektif Al-Quran. Maka pada akhirnya,
sesuatu yang dikatakan orang mengenai Al-Quran adalah hasil dari pemahamannya
mengenai Al-Quran itu sendiri. Maka, Al-Quran pasti benar, universal, tetapi manusia
tidak bisa mencapai pemahaman itu.

Anda mungkin juga menyukai