Anda di halaman 1dari 19

HUKUM TAKLIFI

DAN
HUKUM WADH’I
Hukum Taklifi :

◦ Hukum yang mengandung perintah, larangan atau


memberi pilihan kepada mukallaf untuk mengerjakan
atau tidak mengerjakan suatu perbuatan.
◦ Contoh :
◦ Shalat 5 waktu hukumnya wajib,
◦ minum khamar hukum nya Haram,
◦ Makan dan Minum, tidur hukumnya mubah
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah
kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir
tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang
bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya[144].
Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim.
Qs.Al Baqoroh:229
Ayat inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu' yaitu
permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.
Hukum Wadh’i
◦ Hukum Wadh’i : Ketentuan ketentuan Hukum yang mengatur
tentang sebab , syarat, dan mani’ (penghalang) untuk
melakukan sesuatu perbuatan yang merupakan hukum taklif
Contoh :
◦ Penetapan waktu tergelincirnya matahari di tengah hari menjadi
sebab tanda wajibnya mukallaf menunaikan shalat dhuhur.
◦ Wudhu menjadi syarat sahnya shalat,
◦ Kedatangan haid bagi wanita menjadi penghalang untuk melakukan
kewajiban shalat, puasa maupun haji.

Anda mungkin juga menyukai