ContohTuntutan
1.Melaksanakan :
(penuhilah janji)
2.Meninggalkan :
( 11: )
Jangan
Contoh Pilihan
1. Rumah tangga yang tidak bisa
melaksanakan hukum-hukum
Allah, maka boleh memilih
bercerai dan boleh tidak (albaqarah 229)
2. Dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka
kamu boleh berburu (Al-Maidah :2)
Contoh Ketetapan
Ketetapan pembunuhan tidak
bisa mendapat harta warisan
dari keluarga terbunuh
Pengaruh yang
ditimbulkan oleh doktrin
syari dalam perbuatan
orang mukallaf seperti
Wajib, haram dll.
Pembahasan Hukum :
Hakim : Orang yang menjatuhkan
keputusan
Hukum : keputusan yang dijatuhkan
hakim sebagai kehendaknya
Mahkum Fih : Perbuatan mukallaf
yang berkaitan dengan hukum
Mahkum alaih : Orang mukalaaf
sebagai pelaku perbuatan yang
berkaitan dengan hukum
CONTOH BERBUAT
(103:
( 97
Wajib adalah Sesuatu yang dituntut oleh syari (Allah)
untuk dikerjakan oleh mukallaf secara pasti
( )
Sunnah adalah sesuatu yang
dituntut oleh Allah untuk
dilaksanakan secara tidak pasti
Seperti : Shalat sunnah
rawatib, dsb
Macam-macam sunnah
1.Sunnah Amiyah : Perbuatan yang dianjurkan
untuk dilakukan oleh setiap muslim, spt shalat
sunnah rawatib baik muakkadah/ghauru
muakkadah
2.Sunnah Kifayah : Perbuatan yang cukup dilakukan
oleh seorang saja dari sejumlah orang, spt.
Mengucapkan salam, mendoakan orang bersin.
3.Sunnah muakkadah : perbuatan sunnah yang
sering dilakukan rasulullah, spt.shalat witir,shalat
hari raya.
4.Sunnah ghairu muakkadah : perbuaatan sunnah
yang kadang-kadang dilakukan oleh rasulullah,
spt. Shalat sunnah sebelum maghrib
( )
Contoh Haram
Haram Lidzatihi : Mencuri, zina,
mengawini dua muhrim
Haram Lighairihi : Shalat dengan baju
ghasab, jual beli dengan unsur menipu,
menikah dengan tujuan sebagai
muhallil, puasa terus menerus 24 jam,
thalaq bidi (mentalaq istri sedang pada
waktu haid) atau istri dalam keadaan
suci tetapi suami masih menggaulinya.
Macam-macam makruh
Makruh Li al-Tanzih : Perbuatan lebih baik
ditinggalkan secara tidak pasti dan mendapat
pahala, dan apabila dikerjakan tidak berdosa,-Antonim sunnah-- Makruh li al-tahrim : Perbuatan lebih baik
ditinggalkan secara pasti, namun dasar hukumnya
tidak pasti (dalil dugaan), spt larangan memakai
cincin emas bagi laki-laki menurut ulama hanafi
Makruh tarku al-aula : Meninggalkan perbuatan
yang sangat dianjurkan, spt meninggalkan shalat
witir---Antonim Sunnah Muakkadah---
Mubah adalah Sesuatu yang oleh syara
seorang mukallaf diperintah antara
melakukan atau meninggalkan
Contoh
Jika kamu khawatir bahwa keduanya
(suami-istri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada
dosa atas keduanya tentang bayaran
yang diberikan oleh istri untuk
menebus dirinya (QS. Al-Baqarah :229)
Segala sesuatu pada hukum
asalnya adalah boleh (mubah),
kecuali ada dalil yang
menunjukkan keharamannya
Penjelasan
1. Fardlu : Sesuatu yang dituntut oleh Allah untuk
dikerjakan secara pasti dan dalil tuntutannya bersifat
pasti, spt ayat al-Quran atau hadist mutawatir
2. Wajib : Sesuatu yang dituntut oleh Allah untuk
dikerjakan secara pasti tetapi dalil tuntutannya
bersifat dugaan
Contoh
Fardlu : Aqimu al-shalah (al-Baqarah 43).
Mendirikan shalat adalah fardlu dan bukan wajib,
karena dituntut secara pasti dengan dalil yang pasti
(Qhatiy)
wajib : Laa shalata illa bifatiha al-kitab (tidaklah
shalat itu (sah) kecuali dengan membaca surah alfatihahnya al-quran
Macam-macam sebab
1. Sebab menjadi sebab pada hukum taklifi, spt shalat
dhuhur wajib sebab matahari tergelincir (al-isra:78)
2. Sebab menjadi sebab tetapnya kepemilikan, tetapnya
kehalalan, hilangnya kepemilikan, hilangnya kehalalan.
Spt Jual-beli menjadi sebab tetapnya kepemilikan bagi
pembeli dan hilangnya kepemilikan bagi penjual,
perkawinan menjadi sebab tetapnya kehalalan, thalaq
menjadi sebab hilangnya kehalalan ,dsb.
3. sebab berupa perbuatan yang mampu dilakukan
mukallaf, spt pembunuhan sengaja (Qatlu Amdin)
menjadi sebab kewajiban qishas, aqad jual-beli,
perkawinan , sewa menyewa Dsb.
4. sebab berupa perbuatan yang tidak mampu dilakukan
orang mukallaf dan bukan termasuk perbuatan mukallaf,
spt masuk waktu menjadi sebab wajibnya shalat
Pembagian Syarat
a. Syarat Syariy, yaitu syarat yang
telah ditetapkan oleh syara, spt
syarat2 shalat, pernikahan, jualbeli dsb.
b. Syarat Jaliy, yaitu yang
berdasarkan pengelolaan mukallaf,
spt syarat yang ditetapkan suami
untuk menjatuhkan thalaq pada
istrinya, dsb.
Macam-macam rukhshah
a) Diperbolehkannya suatu larangan (haram) ketika
dalam keadaan dlarurat atau menurut kebutuhan
(Ibahah al-mahdhurat inda al-dlarurati awi alhajati), spt orang yang dipaksa mengucapkan
kata-kata kafir, maka boleh mengucapkannya
dengan tetap hatinya ingkar dengan katakatanya, orang yang kelaparan boleh makan
daging haram demi menyelamatkan nyawa, dsb.
b) Kebolehan mukallaf meninggalkan kewajiban
ketika terdapat udzur dan sulit untuk
menunaikannya spt orang sakit boleh berbuka
disiang ramadlan, musafir boleh meringkas
(mengqashar) shalatnya
( MAHKUM
FIHI/BIHI)
( MAHKUM
ALAIH)
Mahkum alaih adalah : Orang mukallaf yang
perbuatannya berhubungan dengan hukum
syariy (pelaku hukum)
Syarat-syarat mukallaf /pelaku hukum :
1. Mampu memahami dalil-dalil taklif,spt alquran dan al-sunnah baik secara langsung
atau perantara orang lain (tidak langsung)
dan menggunakan aqal sehat (bukan
gila,tidur,lupa,mabuk, anak kecil dsb)
2. Mukallaf ahli dengan sesuatu yang
dibebankan (layak dan pantas)
Ushul
fiqh
adalah
pondasi
atau
dasar
membangun fikih, ushul fiqh harus dikuasai
terlebih dahulu sebelum membentuk fikih, ushul
fikih disiplin ilmu tersendiri yang digunakan para
mujtahid untuk membentuk fikih,seperti imam
syafii.
Ushul fikih baru dikodifikasikan (dibukukan)
pasca imam syafii. dan bagi yang mampu
berijtihad langsung dengan segala macam
persyaratan telah terpenuhi maka dipersilahkan
menggali hukum dengan sendirinya, jika tidak
mampu maka cukup ikut kepada pendapatnya
para mujtahid yang telah ada.
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan
diri (menunggu) tiga kali quru (QS. Al-Baqarah
228)
5. Menggunakan kata-kata yang mengandung
tuntutan untuk berbuat dan kewajiban yang harus
dilaksanakan spt:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya (QS. Al-Nisa 58)
KAIDAH-KAIDAH AMAR
A. Kaidah pertama :
( Asal dari
perintah menunjukkan wajib). Akan
tetapi apabila ada qarinah(petunjuk)
yang mengalihkan lafadh Amar dari
perintah wajib kepada arti yang lain
(yang tidak wajib) maka hendaklah
dialihkan sesuai dengan qarinah
tersebut.
Makna-makna Amar
Dan katakanlah
kepada orang-orang yang tidak beriman :
Berbuatlah menurut kemampuanmu ;
sesungguhnya kamipun berbuat pula (Hud 121)
B. Qaidah kedua
Asal dari amar tidak harus dilakukan
berulang-ulang semasa hidup, Seperti :
dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah
karena Allah (Al-Baqarah 196)
C. Qaidah Ketiga
Perintah mengerjakan sesuatu juga
perintah pada wasilahnya
(mediatornya), Seperti perintah
wajib mengerjakan shalat lima waktu
juga perintah wajib tehadap wudlu
D. Qaidah Keempat
Asal amar tidak menuntut dilakukan
segera, seperti contoh :
... ....
dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka
(sembelihlah) korban[120] yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu[121], sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya
berfid-yah, Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila
kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih)
korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang
korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa
haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar)
Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaan-Nya. (Al-Baqarah 196)
[120] Yang dimaksud dengan korban di sini ialah menyembelih binatang korban sebagai pengganti pekerjaan
wajib haji yang ditinggalkan; atau sebagai denda karena melanggar hal-hal yang terlarang mengerjakannya
di dalam ibadah haji.
[121] Mencukur kepala adalah salah satu pekerjaan wajib dalam haji, sebagai tanda selesai ihram.
(
E. Qaidah Kelima
Perintah sesudah larangan
menunjukkan kebolehan, Seperti
Sabda Nabi :
)
(
Dulu aku melarang kamu menzirahi
qubur, sekarang berzirahlah (HR.
Muslim)
AL-NAHYU (NAHI/LARANGAN)
Nahi
secara
bahasa
adalah
mencegah (lawan kata amar)
Nahi secara istilah adalah : Lafadz
yang
menunjukkan
untuk
meninggalkan suatu pekerjaan yang
diperintahkan oleh orang yang lebih
tinggi, atau
Nahi adalah : Perintah untuk
meninggalkan sesuatu dari atasan
kepada bawahan
BENTUK NAHI
Menggunakan fiil mudlari yang dihubungkan dengan La al-nahiyah,
seperti al-Isra ayat 32
Menggunakan kalimat yang berbentuk perintah untuk menjauhi
larangan atau meninggalkan perbuatan, seperti al-haj 30
Jauhilah olehmu berhala-berhala najis itu dan jauhilah perkataan dusta
Menggunakan kata nahi (larangan) dalam kalimat, seperti al-nahl ayat
90
...
Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan, ..
Menggunakan kalimat berita yang berarti larangan dengan cara
pengharaman terhadap sesuatu, seperti al-Nisa ayat 21
.....
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu..
QAIDAH-QAIDAH NAHI