Anda di halaman 1dari 10

Makalah

TOKOH FILSUF BARAT DAN PEMIKIRANNYA

DISUSUN OLEH:

Kelompok 10

Siti Nurhaliza (202124030)


Usika Maulia (202124005)
Wilda Ismaira (202124009)

Dosen Pembimbing:
Ustadz Khairul Azmi, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB UNIT II


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LHOKSEUMAWE
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat Nya yang selalu dan senantiasa memberikan nikmat dan pengetahuan dan anugrah akal
budi kepada insan yang berharap kepada Nya untuk berkreasi dan berkarya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah degan judul: “Tokoh Filsuf Barat dan
Pemikirannya” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, begitu banyak kekurangan dan
kelemahan baik pengetahuan, keterampilan, bahkan materi serta hambatan lain yang dialami.
Namun atas kerja keras, ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulisan
makalah ini dapat deselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Lhokseumawe, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Aristoteles..................................................................................................................... 2
B. Plato.............................................................................................................................. 4
C. Herakleitus.................................................................................................................... 6
D. thales.............................................................................................................................
E. Pytagoras.......................................................................................................................

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................................8
B. Saran ............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah bagian dari peradaban manusia. Semua peradaban yang pernah
timbul di dunia pasti memiliki filsafat masing-masing. Kenyataan ini juga sekaligus
membantah pandangan yang menyatakan bahwa berfilsafat hanya orang barat saja,
namun yang sebenarnya orang di seluruh dunia pun bisa berfilsafat seperti filsafat Persia,
Cina, India, dan filsafat islam.
Berkembangnya filsafat di dunia tak lepas dari peran besar para tokoh-tokoh dunia,
termasuk tokoh filsafat islam. Mereka yang telah membuat filsafat di dunia semakin
meningkat dan berkembang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, para tokoh dan
pemikirannya banyak yang mengabikannya. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa
juga patut mempelajari siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu
filsafat, baik filosof barat atau pun filosof islam.
Dengan demikian, dalam makalah ini, kami akan membahas tentang tokoh-tokoh
filsafat di dunia khususnya filsuf barat dan pemikirannya, agar kita bisa mengetahui dan
dapat mengambil teladan dari tokoh tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa sajakah tokoh-tokoh filsuf Barat?
2. Bagaimana pemikiran dari masing-masing tokoh?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tokoh-tokoh filsuf Barat,
2. Mengetahui pemikiran dari masing-masing tokoh tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aristoteles
1. Biografi Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi guru dari Iskandar Agung.[1] Ia


menjadi murid dari Plato ketika berada di Athena. Aristoteles belajar dari Plato selama 20
tahun.[2] Semasa hidupnya, ia menulis tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu fisika, politik,
etika, biologi dan psikologi.[3] Aristoteles membagi filsafat menjadi empat persoalan yaitu
logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.[4] Analisis mengenai filsafat dilakukannya
menggunakan silogisme.[5] Pemikiran Aristoteles mengenai logika yang memanfaatkan
metode deduktif dijadikan sebagai dasar dalam logika formal.[6] Aristoteles juga meyakini
bahwa keberadaan ilmu ditujukan untuk mendukung kehidupan manusia.[7]

2. Pemikiran Aristoteles

Aristoteles menganggap bahwa pemikiran manusia melebihi tiga jenis abstraksi yang


membentuk filsafat, yaitu fisika, matematika dan metafisika. Manusia melampaui fisika
ketika ia mulai berpikir saat sedang melakukan pengamatan. Selama berpikir, akal manusia
melepaskan diri dari pengamatan yang menggunakan indra untuk merasakan segala yang
dapat dirasakan keberadaannya. Pengetahuan yang bersifat umum kemudian diketahui dari
hal yang partikular dan nyata. Pengetahuan fisika kemudian terbentuk melalui pengetahuan
abstrak dan akal manusia.

Selanjutnya, abstraksi matematika membuat manusia mampu mengerti mengenai materi


yang tidak terlihat. Akal melepaskan diri dari segala sesuatu yang dapat dipahami. Semua ciri
material dari abstraksi ini kemudian menghasilkan ilmu pengetahuan. Sementara, abstraksi
metafisika muncul setelah manusia melakukan abstraksi fisika. Dalam abstraksi ketiga,
manusia telah mampu berpikir tentang kenyataan dari segala materi beserta dengan asal-usul
dan tujuan pembentukannya. Aristoteles menganggap abstraksi ini sebagai filsafat pertama.[12]

Aristoteles menggunakan istilah "filsafat pertama" dibandingkan metafisika karena


menurutnya semua filsafat berasal dari abstraksi ini. [13] Filsafat pertama dalam pandangan
Aristoteles dapat diartikan menjadi dua pengertian. Pertama yaitu sebagai ilmu yang menjadi
asas pertama. Sedangkan yang kedua sebagai ilmu yang membahas keberadaan sebagai
sebuah keberadaan beserta dengan ciri-ciri objek.

2
Aristoteles mengembangan jenis argumentasi yang disebut argumen pergerakan untuk
menjelaskan keberadaan Tuhan. Dalam pandangan Aristoteles, Tuhan adalah penggerak yang
tidak bergerak. Semua pergerakan yang terjadi di alam semesta disebabkan oleh Tuhan.
Aristoteles memandang bahwa Tuhan hanya berperan menciptakan segala pergerakan di alam
semesta, tetapi tidak mengurus lagi alam semesta beserta dengan ciptaan-Nya. Tuhan dalam
pandangan Aristoteles tidak mengetahui hal-hal kecil yang terjadi di dalam alam semesta.
Pandangan Aristoteles ini bertentangan dengan pandangan agama mengenai sifat ketuhanan.
[27]

B. Plato

1. Biografi Plato

Plato terlahir di Athena, Yunani sekitar tahun 429 SM dengan ayah yang bernama
Ariston dan ibunya bernama Perictione. Dalam catatan, Plato diketahui meninggal di usia 80
tahun, atau tepatnya sekitar tahun 347 SM. Oleh orangtuanya, ia diberi nama sebagai
Aristokles. Semasa kecilnya, Plato mendapatkan banyak ilmu pengetahuan diantaranya
tentang pelajaran menggambar, musik serta puisi. Sementara di masa remaja, Plato dikenal
sebagai pemuda yang ahir membuat sajak. Sebelum ia menjadi seorang filsuf terkenal, Plato
sempat menerima pendidikan dari para filsuf sebelumnya. Pelajaran filsuf pertamanya
didapat dari seseorang yang bernama Kratylos yang merupakan murid Herakleitos.

2. Pemikiran Plato
Ajaran filsuf Herakleitos yang diberikan pada Kratylos menjelaskan tentang segala
sesuatu akan berlalu ibarat seperti air. Sayangnya, ilmu tersebut sepertinya kurang begitu
diminati oleh Plato yang belakangan justru semakin penasaran tentang Sokrates. Plato pun
berusaha untuk terus mempelajari dan memahami filosofi Sokrates lebih jauh. Kemampuan
Plato dalam menyatukan unsur seni, filosofi, puisi dan ilmu, menjadikannya sebagai sosok
yang begitu istimewa karena sanggup mengikuti jejak Sokrates yang sanggup
menggabungkan berbagai unsur ini menjadi sebuah kesatuan.
Dalam pemikirannya, Plato menolak adanya hukuman. Baginya, hukuman adalah suatu
bentuk kezaliman serta perilaku yang tak bertanggungjawab yang ditunjukan kepada orang
lain. Filosofi Sokrates sendiri sepertinya banyak mendominasi diri dan pandangan yang
dibuat Plato. Inilah yang kemudian membuat Plato berpikir lebih baik menjadi korban
kezaliman ketimbang melakukan perbuatan zalim. Pasca meninggalnya Sokrates, Plato

3
kemudian melakukan perjalanan menuju ke Atena. Selama perjalanan 12 tahun itu, Plato tak
sekedar menjalani langkah dengan apa adanya. Ia menyempatkan diri untuk menulis dialog,
buku dan terus memperdalam ilmu matematikanya.

Salah satu pemikiran Plato yang terkenal dan terus berkembang adalah tentang idea. Ide
diawali dari logika rasional, atau bisa diterima oleh akal sehat lalu berkembang menjadi suatu
pandangan hidup. Tak hanya menjadi sebuah pandangan hidup saja, bisa saja ide tersebut
semakin berkembang menjadi dasar ilmu yang lain, seperti ilmu politik, ilmu sosial ataupun
ilmu agama.

Menurut Plato, ide bisa muncul dalam diri setiap manusia, dan tak selalu bergantung kepada
pendapat maupun pandangan orang lain. Tiap orang memiliki ide, walaupun perlu dicari
ataupun digali lebih jauh. Hal ini sepertinya sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran Sokrates
yang menjelaskan bahwa budi adalah pengetahuan.

C. Herakleitos
1. Biografi Herakleitos

Adalah seorang filsuf Yunani Kuno pra-Sokratik yang tidak tergolong mazhab apapun,


[1]
Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil.[1] Ia hidup di sekitar abad ke-5 SM
(sekitar 540-480 SM). Keterangan Diogenes Laertius juga menyebutkan Herakleitos lahir
sekitar 540 sebelum masehi pada keluarga aristokrat di Efesus, tetapi nantinya meninggalkan
kehidupan politik dan mengabdikasikan hak kekuasaan yang diwariskan padanya ke saudara
lelakinya.[8] Herakleitos hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, tetapi ia berusia
lebih muda daripada keduanya.[1] Akan tetapi, Herakleitos lebih tua usianya
dari Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf tersebut.[1]

2. Pemikiran Herakleitos
1. Segala sesuatu yang mengalir

Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di


alam semesta.[1][4] Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat
tetap atau permanen.[1][4][7] Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di
dalam proses menjadi.[1] Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang
berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap." [1]

4
Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena
adanya logos.[3][4][7] Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan
konsep logos pada mazhab Stoa.[1] Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai
segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. [1][4] Logos juga
dipahami sebagai sesuatu yang material, tetapi sekaligus melampaui materi yang biasa.[1] Hal
ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani
dan yang materi.[1]

2. Segala Sesuatu Berlawanan

Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. [1][7] Meskipun demikian, di
dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan.[1][7] Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu
adalah banyak dan yang banyak adalah satu.'

D. Thales
1. Biografi Thales
Thales dilahirkan dan tinggal di Miletus (Sekarang wilayah turki) pada tahun 620 SM.
Dia adalah seorang filsuf,matematikawan,dan saintis. Dalam filsafat ia dikenal sebagai Bapak
Filsafat Yunani Kuno yang mengawali timbulnya filsafat dalam masyarakat Yunani kuno. Ia
juga orang yang pertama kali mencoba mendobrak tradisi Yunani kuno dan mesir kuno. Sulit
sekali mengetahui biografi dan pemikiran-pemikirannya secara menyeluruh dikarenakan ia
tidak pernah menulis buku selama hidupnya.
Adapun informasi mengenai dirinya diperoleh melalui buku-buku murid-muridnya dan
paling banyak ditulis oleh Phytagoras dan Aristoteles. Ia juga mendirikan sekolah filsafat
alam Milesian dan bersama murid-muridnya,ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan
dibidang filsafat,matematika dan sains. Kemudian ia meninggal pada tahun 546 SM.

2. Pemikiran Thales

Air adalah Substansi Fundamental Pembentuk Segala Hal Thales berpendapat bahwa air
adalah unsur yang membentuk segala hal yang ada didunia ini dan segala sesuatu yang
hancur akan kembali menjadi air lagi. Bagi thales air memiliki sifat serta potensi dimana air
dapat berubah menjadi banyak hal baik itu dalam hal botani,fisiologis,meteorologis maupun
geologis.

5
Menurut thales,air menunjukkan perubahan yang lebih masuk akal dan lebih jelas
daripada unsur atau elemen-elemen lainnya karena dapat menjadi padat,menguap serta
menjadi cair. Sebenarnya pemikiran thales ini bisa ditelusuri alurnya karena ia juga hidup
ditepi pantai miletus dan juga pernah bepergian ke mesir kuno ditepi sungai nil,dimana disana
ia mengamati bagaimana air dapat membuat kehidupan.

Selain itu menurutnya seluruh bumi ini berada diatas air,dan apabila air ini bergetar atau
bergelombang maka akan menyebabkan gempa di bumi yang ada diatasnya. Bentuk Bumi
Thales. Terlepas teorinya yang kontroversi,namun ia adalah pemikir pertama yang berusaha
mencari jawaban atas permasalahan dan pertanyaan melalui akal pikiran dan observasi.
Bagi thales air juga memiliki potensi dalam memelihara serta menghasilkan alam
semesta,bahkan matahari dan bintang-bintang menurutnya berasal dari penguapan air. Kritik
Terhadap Mitologi Thales adalah seorang pemikir yang orisinal. Dimana semasa ia hidup,ia
sangat mengkritik budaya-budaya tradisional yang ada didalam masyarakat. Ia melihat
masyarakat yang masih bergantung kepada mitos ilahi dalam menjawab berbagai persoalan
yang ada ditengah masyarakat Pemikirannya ini adalah bentuk kritik terhadap orang mesir
kuno dan Yunani kuno yang mencari dan menjawab suatu permasalahan berdasarkan mitos
yang ada. Contohnya saat hujan tidak turun,maka orang Yunani kuno beranggapan bahwa
dewa zeus tengah marah.

D. Pytagoras
1. Biografi Pytagores
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras
adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.
Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.

2. Pemikiran Pytagoras
Pytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak
dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum
Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga
dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni

6
terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa
segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional
dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
Dengan kata lain tata tertib terjadimelaluiangka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu egitiga siku-siku adalah sama dengan
jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara
matematis.

Anda mungkin juga menyukai