Oleh:
Kelompok
5
Ketua kelompok: -
Anggota kelompok: -
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-Nya Sholawat dan salam
tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw.
Kami disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami
beri judul Dinamika Nilai-Nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman sebagai tugas pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan
tentang isi dari bab 1 bagian B yang kami mulai dari hakikat ideologi terbuka , kedudukan pancasila
sebagai ideologi terbuka, serta tiga dimensi pancasila.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN
C. Tujuan .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat ideologi terbuka
d. Franz Magnis Suseno, menyatakan definisi ideologi dalam arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas, ideologi sebagai segala kelompok cita-cita,nilai-nilai dasar
dan keyakinan-keyakinan yang dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.
Sementara itu, dalam arti sempit ideologi adalah gagasan atau teori menyeluruh
tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
jika ideologi tersebut berakar pada nilai-nilai yang berasal dari luar bangsanya
atau pemikiran perseorangan. Dengan kata lain, ideologi tersebut bersifat
tertutup.
Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral. dan budaya
masyarakat itu sendiri.
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa sehingga
memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Keterbukaan Pancasila,
mengandung pengertian bahwa Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara
dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak berubah, namun pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap waktu.
a. Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa;
kemanusiaan yang adil dan beradab; persatuan Indonesia; kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan;
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut,
bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita cita, tujuan, serta
nilai-nilai yang baik dan benar
Adapun perwujudan nilai dasar Pancasila sebagai ideologi terbuka tersebut adalah
sebagai berikut.
B. Nilai instrumental ini sebagai penjabaran dari nilai nilai dasar ideologi Pancasila
berupa peraturan perundangan dan lembaga pelaksananya
C. Nilai praksis merupakan realisasi dari nila nilai instrumental berupa suatu
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat berbangsa
dan bernegara
Suatu ideologi selain memiliki aspek aspek yang bersifat ideal berupa cita cita
pemikiran pemikiran serta nila nilai yang dianggap baik juga harus memiliki
norma yang jelas.
D. 3 Dimensi pancasila
Suatu ideologi, selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal berupa cita-cita,
pemikiran-pemikiran, serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki
norma yang jelas. Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu direalisasikan
dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka
secara struktural memiliki tiga dimensi. Adapun ketiga dimensi Pancasila tersebut,
di antaranya sebagai berikut.
a. Dimensi Idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional, dan menyeluruh itu, pada hakikatnya
bersumber pada filsafat Pancasila. Hal tersebut karena setiap ideologi, bersumber
pada suatu nilai-nilai filosofis atau sistem filsafat. Dimensi idealisme yang
terkandung dalam Pancasila, mampu memberikan harapan, optimisme, serta
memberikan motivasi pendukungnya untuk berupaya mewujudkan cita-citanya.
Ideologi mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga masyarakat atau
bangsa dapat mengetahui ke arah mana mereka ingin membangun kehidupan
bersama.
b Dimensi Normatif
c. Dimensi Realitas