Anda di halaman 1dari 15

PEMILIHAN MATERI

PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADITS


DI SD/MI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Al Qur’an Hadits
Dosen Pengampu : Zainal Arifin, M. Pd. I

Disusun Oleh :
Kelas B102.20.01
Kelompok 7
1. Evita Nurma Febrianti ( 1220018 )
2. Zahlatul Malihah ( 1220029 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYYAH
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022
PEMILIHAN MATERI
PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADITS
DI SD/MI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Al Qur’an Hadits
Dosen Pengampu : Zainal Arifin, M. Pd. I

Disusun Oleh :
Kelas B102.20.01
Kelompok 7
1. Evita Nurma Febrianti ( 1220018 )
2. Zahlatul Malihah ( 1220029 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYYAH
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan menyusun tujuan pembelajaran merupakan salah satu tugas
penting guru dalam proses pembelajaran. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI Nomor. 52
Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen
dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah adanya
tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
Tujuan adalah salah satu komponen perencanaan pembelajaran.
Sedangkan menganalisis dan merumuskan tujuan pembelajaran adalah
langkah awal penyusunan perencanaan pembelajaran. Tujuan perencanaan
pembelajaran memberikan arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran al-Quran Hadis hendaknya
mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada yang hendak dicapai, atau
gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Dengan demikian, dapat
diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya termasuk
menyusun materi pembelalajaran yang dapat mengantarkan siswa untuk
mencapai tujuan tersebut.
Tujun yang hendak dicapai adakalanya dapat diupayakan dalam jangka
waktu lama atau panjang, pertengahan atau jangka pendek. Untuk  suatu
kegiatan yang harus diicapai dalam jangka waktu lama, seringkali diperlukan
berbagai upaya. Upaya tersebut biasanya mempunyai langkah-langkah yang
dapat menuntun ke arah pencapaian hasil akhir, yaitu tujuan. Oleh karena itu,
jika perencanaan pembelajaran sebagai suatu alat pencapaian tujuan
pendidikan, maka tujuan yang hendak dicapai meliputi tujuan akhir, tujuan
perantara, dan tujuan segera.

1
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana
menyusun tujuan dan materi pembelajaran Al Qur’an Hadis ? Dari pokok
permasalahan tersebut, penulis mengangkat beberapa sub  permasalahan,
yaitu:
1. Bagaimana prosedur dan teknik penyusunan tujuan pembelajaran Al
Qur’an Hadis ?
2. Bagaimana kriteria dan prosedur pemilihan materi pembelajaran Al
Qur’an Hadis ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan tujuan pembelajaran Al Qur’an
Hadis ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami paparkan, akan mencapai
tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui prosedur dan teknik penyusunan tujuan pembelajaran Al
Qur’an Hadis
2. Mengetahui bagaimana kriteria dan prosedur pemilihan materi
pembelajaran Al Qur’an Hadis
3. Mengetahui bagaimana prinsip-prinsip pemilihan tujuan pembelajaran Al
Qur’an Hadis

2
BAB  II
PEMBAHASAN

A. Penyusunan Tujuan Pembelajaran Al Qur’an Hadis


1. Pengertian Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau
yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar
Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan
waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur
pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi
belajar siswa.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis
adalah sesuatu yang hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaran Quran
Hadits, atau dengan kata lain tercapainya perubahan perilaku pada siswa
yang sesuai dengan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik dan diwujudkan dalam bentuk prilaku atau
penampilan sebagai gambaran hasil belajar.
2. Analisis dan Kriteria Pembelajaran Al Qur’an Hadis
Tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis pada dasarnya merupakan
rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah
melakukan proses pembelajaran. Rumusan tujuan tersebut dirumuskan
berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan.
Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor
masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan
demikian, perumusan tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis harus

3
didasarkan pada harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil proses
kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan panduan, arah, dan sasaran
terhadap tindakan yang dilakukan.  Tujuan dapat dijadikan sebagai acuan
dalam mengukur tindakan, betul atau salah, ataukah  berhasil atau
gagal. Dengan demikian juga tujuan pembelajaran harus dapat memberi
gambaran yang jelas tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang diharapakn
dimiliki oleh siswa, bentuk-bentuk tingkah laku tersebut banyak ragamnya
seperti mengetahui, memahami, bersikaf positif, mampu melakukan suatu
pekerjaan, dan lain-lain.
Perumusan tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis merupakan
panduan dalam memilih materi pelajaran, menentukan strategi
pembelajaran dan memilih alat-alat pembelajaran yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran, dan sebagai dasar bagi guru untuk
mengantarkan siswa mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Selain itu, perumusan tujuan juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan alat-alat penilaian hasil belajar.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis dengan
baik, maka tujuan tersebut harus :
a. Berorientasi pada kepentingan siswa, bukan pada guru. Titik tolaknya
adalah perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran
b. Dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, yaitu menunjuk pada
hasil perbuatan yang dapat diamati dan diukur hasilnya dengan alat
ukur tertentu
3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
a. Kawasan Kognitif
Kawasan ini membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses
mental seperti; pemahaman terhadap pengetahuan, menyebutkan,
pengenalan dan sebagainya. Kawasan ini mengungkapkan kegiatan

4
mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang
lebih tinggi, yakni evaluasi
b. Kawasan Afektif
Kawasan ini berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi dan
penyesuaian dengan perasaan social
c. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik
Kegiatan pembelajaran bidang studi Al Qur’an Hadis, hendaknya
merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran terorganisir yang
diarahkan secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
mencakup ketiga kawasan tersebut, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu, rumusan tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis harus
mencakup ketiga kawasan domain tersebut.
4. Sumber-Sumber Perumusan Tujuan
Tujuan yang jelas dapat menjadi tuntutan dalam pengembangan
komponen perencanaan pembelajaran lain. Tujuan yang jelas menpunyai
manfaat yang sangat besar dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran. Tujuan itu sendiri menpunyai berbagai fungsi. Hilda Taba
menjelaskan, bahwa tujuan setidak-tidaknya menpunyai fungsi sebaggai
pemandu dalam menentukan materi yang menjadi isi perencanaan
pembelajaran, bentuk-bentuk pengalaman belajar yang ingin di capai
siswa, dan penetapan kriteria yang digunakan dalam menentukan materi
yang harus di ajarkan serta bagaimana mengajarkannya.
Perencenaan pembelajaran sebagai alat untuk mengantarkan siswa
mencapai apa yang diharapkan. Harapan itu tertuang dalam tujuan, agar
tujuan yang dirumuskan dapat secara efektif dicapai, diperlukan berbagai
pertimbangan. Pertimbangan itu didasari pada sumber–sumber perumusan
tujuan yang digunakan yaitu :

5
a. Kebutuhan Siswa
Kajian tentang kebutuhan banyak dilakukan dalam bidang psikologi.
Ini bertolak dari suatu pandangan bahwa perilaku individu selalu di
arahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Kebutuhan itu secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam kebtutuhan biologis dan
kebutuhan psikologis. Kebutuhan biologis berkaitan dengan berbagai
kebutuhan yang dapat menunjang kelangsungan hidup sebagai
mahkluk biologis, seperti kebutuhan makan, minum, atau seks.
Sedangkan kebutuhan psikologis berkaitan dengan keadaan mental,
seperti kebutuhan akan penghargaan, diakui oleh kelompok atau
kebutuhan untuk mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
b. Tuntutan kehidupan
Kehidupan manusia senantiasa berkembang sejalan dengan
perkembangan yang dicapai, baik dalam bidang ilmu pengetahuan
maupun teknologi. Dari masa ke masa tuntutan kehidupan selalu
berubah-ubah. Pada masyarakat tradisional misalnya, tuntutan
kehidupan masih bersifat sederhana. Sedangkan pada masyarakat
modern sudah lebih kompleks. Namun demikian, ada pula jenis-jenis
tuntutan yang berlaku secara kontemporer, tidak tergantung pada
berbagai jenis perubahan atau corak kehidupan. Tuntutan kehidupan
semacam ini perlu dilakukan kajian untuk dijadikan sumber dalam
perumusan tujuan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Al Qur’an Hadis sebagai bidang studi yang
mengkaji Quran dan Hadis Nabi saw, tentunya diharapkan mampu
menjawab berbagai tuntutan dan permasalahan yang muncul ditengah-
tengah masyarakat yang semakin kompleks. Kondisi ini seyogyanya
menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku pendidikan (guru) untuk
dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan
dan tuntutan tersebut.

6
5. Prosedur dan Teknik Perumusan Tujuan Pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran berfungsi secara maksimal, dalam
penegembangannya perlu diperhatikan dan digunakan tolak ukur atau
kriteria tertentu. Tolak ukur rumusan tujuan sebagai berikut :
a. Pernyataan tujuan harus menggambarkan jenis tingkah laku yang
diharapkan serta isi atau konteks penerapannya
b. Rumusan Tujuan yang kompleks perlu dijabarkan sehingga tidak
mengaburkan jenis tingkah laku yang diharapkan
c. Rumusan Tujuan harus jelas menggambarkan bentuk perilaku mana
dari berbagai pengalaman belajar yang beraneka ragam itu hendak
dicapai
d. Rumusan Tujuan harus jelas menggambarkan bentuk perilaku yang
dapat dikembangkan lebih lanjut
e. Tujuan harus bersifat realistis sehingga dapat diwujudkan dalam
perencanaan pembelajaran maupun dalam bentuk pengalaman belajar
di kelas

B. Pemilihan Materi Pembelajaran Al Qur’an Hadis


1. Pengertian Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Meteri pembelajaran terdiri atas beberapa aspek,
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai.
a. Pengetahuan, yang  meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur,
keterampilan, dan sikap atau nilai
b. Keterampilan, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan tertentu, yang dapat berarti secara jasmani
maupun rohani
c. Sikap atau nilai, yaitu berkaitan dengan sikap atau minat untuk
mengikuti  materi pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa
aspirasi terhadap sesuatu dan penyesuaikan perasaan social

7
Aspek-aspek tersebut hendaknya menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan materi pelajaran al-Quran Hadits dan rinciannya. Suatu
satuan bahasan yang telah ditentukan ditentukan perlu dianalisis lebih
lanjut tentang konsep-konsep yang terkandung dalam topik tersebut,
prinsip-prinsip yang perlu disampaikan dan seterunya.
2. Kriteria dan Prosedur Pemilihan Materi Pelajaran
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Kerena
itu, pemilihan meteri pelajaran al-Quran Hadis tentu saja harus sejalan
dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi
kurikulum bidang studi yang bersangkuan.
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan
dalam tujuan instruksional dan yang mendasari penentuan strategi
pembelajaran :
a. Kriteria tujuan instruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai
tujuan instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku.karena
itu,materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan
b. Materi pelajaran supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap
TIK telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur
c. Relevan dengan kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang
berdasrkan potensi yang dimilikinya
d. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
dan mampu hidup mandiri
e. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi
perkembangan moral siswa

8
f. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang
sitematis dan logis
Setiap mata pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas
ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topic masalah tertentu.
g. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, guru yang
ahli dan masyarakat
Ketiga factor ini perlu dipertimbangkan oleh karena ketiganya akan
saling melingkapi satu sama lain
Pemilihan materi pembelajaran yang sesuai dengan kriteria-kriteria
tersebut, diharapkan dapat mengahadirkan meteri pembelajaran yang
betul-betul sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa. Dengan
demikian, tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui kegiatan
pembelajaran yang efektif. Adapun prosedur pemilihan materi
pembelajaran adalah :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan
materi
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar
c. Memilih materi yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi
d. Memilih sumber materi
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu
ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi
dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar

9
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah
materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,
peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti
isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon,
cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,
penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi
pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan
rutin
b. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis
fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada
satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara
mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai
dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan
materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan
keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk
mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

10
c. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita
temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal,
koran, internet, media audiovisual, dsb.

C. Prinsip-Prinsip Memilih Materi Pembelajaran Al Qur’an Hadis


1. Prinsip-Prinsip Psikologi
a. Dari materi pembelajaran yang bersifat sederhana meningkat pada
yang makin rumit dan sulit
b. Dari materi pembelajaran yang bersifat konkrit menuju kemateri yang
bersifat abstrak, seperti konsep, ide, atau symbol
c. Dari materi yang bersifat umum meningkat ke materi yang  bersifat
analisis dengan kajian yang lebiih rumit
d. Didasarkan atas pengggunaan penalaran, baik induktif maupun
deduktif
e. Materi pembelajaran hendaknya mempunyai makna bagi siswa,
kebermaknaan tersebut dapt didasrkan atas tolok ukur dikenalnya
objek dalam kehidupan sehari-hari
2. Prinsip-Prinsip Umum
a. Prinsip relevansi/keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar
b. Prinsip konsistensi, yaitu jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa empat macam, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat.
c. Prinsip keecukupan, yaitu meteri pembelajaran hendaknya cukup
memadai dalam bentuk siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan

11
BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis menarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadis dirumuskan berdasarkan analisis
terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu,
tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor masyarakat, siswa
itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian, tujuan
pembelajaran merupakan harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari
hasil  kegiatan pembelajaran Al Qur’an Hadis.
2. Materi pembelajaran al-Quran Hadits berada dalam ruang lingkup isi
kurikulum. Oleh karena itu, pemilihan meteri pelajaran Al Qur’an Hadis
tentu saja harus sejalan dengan kriteria yang digunakan untuk memilih isi
kurikulum bidang studi yang bersangkuan.
3. Perumusan tujuan dan materi pembelajaran Al Qur’an Hadis merupakan
tugas pokok seorang guru sebagai langkah awal kegiatan pembelajaran
untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang
telah ditetapkan. Serta memenuhi 2 prinsip yakni, prinsip psikologi dan
umum.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT
Grasindo
Prastowo, Andi. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta:
Diva Press
Suhendra, Ade. 2016. Model Desain Pembelajaran Berbasis Tematik
Integratif di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Batusangkar
International Conference

13

Anda mungkin juga menyukai