Anda di halaman 1dari 1

DISKUSI 8, DIFUSI INOVASI

RINI SUBIYATI, 530081328

Pengalaman saya dalam proses pembelajaran pada masa Covid-19 akan berpengaruh pada proses
pembelajaran tatap muka sekarang. Seperti diketahui, pembelajaran kami pada masa sebelum Covid-19
adalah pembelajaran tatap muka yang biasa-biasa saja. Tergantung pada buku teks, buku referensi. Dan
kami mempunyai target bagaimana bisa menghabiskan materi buku yang kami sudah kami rencanakan
secara tepat waktu. Bagaimana kami bisa memberi ulangan harian, tugas-tugas, melaksanakan penilaian
tengan semester, penilaian akhir semester dan mengerjakan rapor anak-anak. Jadi cenderung monoton.

Setelah covid-19, gaya mengajar kami mulai berbeda. Entah karena tuntutan jaman, atau mencoba
mengajar yang bermakna buat anak-anak didik. Terus terang pada waktu pandemi, kemampuan
mengajar dan pengetahuan kami tentang pembelajaran benar-benar di upgrade. Penggunaan gawai dan
perangkat IT juga di upgrade. Kami menjadi mengenal berbagai aplikasi IT untuk pembelajaran. Kami
bisa bergabung dengan grup guru-guru se Indonesia baik di aplikasi telegram maupun WA grub. Disitu
kami banyak bertukar informasi tentang perangkat IT dan pembelajaran. Rasanya senang sekali, karena
segala apa yang kita butuhkan dalam pembelajaran bisa kita komunikasikan bersama. Ini menjadi
pencerahan buat kami.

Apakah ada inovasi baru dalam proses pembelajaran tatap muka yang saya lakukan sekarang? Saya
jawab ya ada. Seperti kita ketahui, inovasi dimaknai sebagai pembeharuan atau perubahan yang
ditandai oleh adanya hal yang baru. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik, obyek, atau benda yang
disadari dan diterima sebagai suatu yang baru oleh seseorang atau suatu kelompok untuk diadopsi.
Dalam pembelajaran di kelas saya mengubah pola pembelajaran klasikal menjadi pembelajaran
berkelompok. Karena saya anggap pembelajaran berkelompok lebih efisien untuk membuat anak-anak
mengerti dan memahami suatu materi pelajaran. Karena mereka akan mencoba berdiskusi dengan
kelompoknya untuk memecahkan segala permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi di kelas .
Mereka akan membangun kekompakan di kelompoknya.Mereka juga akan malu jika kelompok mereka
nilainya lebih jelek dari kelompok lain. Didalam kelompok juga mereka akan belajar tolerasi terhadap
perbedaan teman-temannya. Mereka juga akan saling menasehati jika ada teman di kelompoknya
melakukan kesalahan. Bagi kami sebagai guru, ini semua menyenangkan dan memudahkan saya dalam
mengajar di kelas. Untuk menyampaikan pelajaran di kelas , saya bisa menayangkan vidio-vidio
pembelajaran yang sesuai dengan jadwal materi pembelajaran saya. Vidio-vidio ini bisa saya ambil atau
cari di youtube. Ditayangkan , tinggal anak-anak mengamati video pembelajaran tersebut. Jika sudah
selesai tinggal mereka mendiskusikan dalam kelompok-kelompok mereka. Jika mereka mempunyai
kesulitan, tinggal kami sebagai guru menjelaskan materi tersebut. Umpan baliknya tinggal kami beri
mereka LKPD atau LKS atau tugas-tugas untuk mereka kerjakan secara kelompok. Jadi lebih ringan
daripada sistem klasikal terdahulu, dimana guru harus bekerja lebih keras untuk menghadapi murid satu
persatu, prosesnya juga lama. Dengan pembelajaran berkelompok ( cooperative learning ) , melatih
anak-anak bertanggung jawab dan bekerja mandiri karena didalam kelompok itu juga akan dibagi tugas-
tugas oleh kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai