Anda di halaman 1dari 23

Diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris - www.onlinedoctranslator.

com
Subscribe to DeepL
Berlangganan DeepL
ke DeepL
Pro
Proto
Pro
sehingga
edit
untuk
thismengedit
Anda
document.
dapat
dokumen
mengedit ini.presentasi ini.
Untukwww.DeepL.com/profor
Kunjungi
Visit informasi
www.DeepL.com/profor
www.DeepL.com/pro
lebih lanjut, kunjungi
more
untuk
informasi
information.
mengetahui
www.DeepL.com/pro.
lebih lanjut.
lebih lanjut.

DOKUMEN
MANAJEMEN
PROYEK

DISELENGGARAKAN OLEH :

Erna Temmerman Simanihuruk


14101088

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM JL. A


PANJAITAN NO 128 PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
manajemen proyek ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen


Proyek yang telah memberikan kesempatan untuk menulis artikel ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman atas dukungannya
dalam bentuk doa dan materi.

Penulis menyadari bahwa dokumen ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, baik dalam
mengembangkan ide maupun menambah pengetahuan.

Purwokerto, 27 Desember 2015

Penulis,

Erna Temmerman Simanihuruk


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dana

Manajemen proyek adalah prosedur untuk mengatur dan mengelola


sumber-sumber pendapatan yang penting untuk menyelesaikan suatu proyek
dari awal hingga akhir. Manajemen proyek dapat diterapkan pada semua jenis
proyek dan banyak digunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek besar dan
kompleks. Tujuan utama dari manajemen proyek adalah pencapaian semua
tujuan akhir proyek dalam semua kendala, waktu dan dana yang tersedia.
Ketika merencanakan pembuatan proyek sistem, diperlukan beberapa
komponen. Salah satu hal yang harus diperhatikan/diprioritaskan oleh seorang
manajer proyek dalam perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, risiko-risiko yang akan muncul dalam proses pengerjaan.
Jelas ada banyak persaingan di dunia IT, baik dari individu,
perusahaan, maupun industri yang lebih luas. Itulah mengapa perlu diketahui
terlebih dahulu apa itu risiko manajemen proyek? Risiko proyek adalah suatu
kejadian yang tidak pasti yang jika terjadi, memiliki dampak positif atau
negatif pada setidaknya satu tujuan proyek (waktu, biaya, ruang lingkup,
kualitas). Risiko dapat memiliki satu atau lebih penyebab, yang jika terjadi
memiliki satu atau lebih dampak pada manajemen. Dan jika kita definisikan
secara keseluruhan, maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyek dan
Risiko adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi,
menganalisis dan menanggapi risiko proyek. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan peluang dan dampak dari kejadian positif dan mengurangi
peluang dan dampak dari kejadian yang merugikan proyek atau dampak
negatifnya. Ketika mengimplementasikan teknologi dalam suatu perusahaan,
diperlukan perencanaan strategis, khususnya untuk implementasi teknologi
dalam manajemen proyek, sehingga implementasi tersebut dapat sejalan
dengan tujuan bisnis yang diinginkan. Jika implementasi teknologi informasi
dalam manajemen proyek tidak sejalan dengan tujuan bisnis yang diinginkan,
maka akan timbul risiko. Risiko
Penerapan teknologi informasi yang salah dalam manajemen proyek akan
menyebabkan proses bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial, penurunan
reputasi perusahaan, bahkan kehancuran perusahaan itu sendiri. berkembang
dari waktu ke waktu, membuat proses manajemen proyek menjadi semakin
sulit karena diperlukan pemahaman terhadap teknologi yang baru. Dengan
adanya manajemen risiko proyek yang didukung dengan penggunaan
perangkat keras diharapkan dapat membantu perusahaan meminimalisir
tingkat kerugian yang tidak diinginkan perusahaan.

1.2 Perumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan proyek telematika dan manajemen proyek?
2. Mengapa fase manajemen diperlukan dalam manajemen proyek?
3. Mengapa Anda memerlukan keterampilan manajemen proyek?
4. Apa saja keterampilan yang diperlukan dalam manajemen proyek?
1.3 Tujuan
1. Pengetahuan tentang proyek telematika dan manajemen proyek.
2. Tambahkan gambaran umum tentang tahapan tata kelola pemerintahan
yang baik secara umum.
3. Memahami alasan mengapa keterampilan manajemen proyek diperlukan.
4. Memberikan informasi tentang pengetahuan yang harus dimiliki dalam
manajemen proyek.
BAB II
ISI

2.1 Definisi manajemen

Manajemen adalah proses terpadu di mana individu, sebagai bagian dari


organisasi, terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian kegiatan, yang semuanya diarahkan pada tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya dan terus menerus dari waktu ke waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan struktur dan sistem organisasi yang baik.
Dalam organisasi, semua kegiatan harus berorientasi pada tujuan. Organisasi
berfungsi sebagai forum untuk pertukaran konsep dan ide manajemen. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah serangkaian tanggung jawab
yang berkaitan erat.
2.2 Definisi proyek
Proyek adalah tugas yang harus dirumuskan untuk mencapai tujuan tertentu
dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sumber
daya manusia dan alat yang terbatas dan sangat kompleks sehingga memerlukan
manajemen dan kolaborasi yang berbeda dari biasanya.
Menurut Inspektur Cleland dan Wr. King (1987), proyek adalah kombinasi
dari berbagai sumber daya yang disatukan dalam suatu organisasi sementara untuk
mencapai tujuan tertentu. Definisi manajemen proyek. Manajemen proyek adalah
suatu kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
sumber daya organisasi dengan cara memperkerjakan personil untuk ditugaskan
pada tugas-tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dan dengan sumber daya tertentu.
2.3 Definisi manajemen proyek telematika
Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan, metode teknis terbaik dan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
untuk mencapai hasil yang optimal dari segi kinerja, waktu, kualitas dan
keselamatan kerja.
Definisi lain dari manajemen proyek adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian sumber daya
organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dan dengan sumber daya tertentu.
2.4 3 Tujuan manajemen proyek
Setiap proyek memiliki tujuan tertentu, dan dalam proses pencapaian
tujuan tersebut terdapat tiga kendala yang harus dipenuhi, yang dikenal
dengan istilah trade-off triangle atau triple constraint. Triple constraint
merupakan upaya pencapaian tujuan yang didasarkan pada tiga kendala,
yaitu:
1. Biaya yang benar.
Proyek harus dilaksanakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
baik biaya setiap item pekerjaan, biaya setiap periode pelaksanaan, maupun
total biaya sampai akhir proyek.
2. Tepat waktu.
Proyek harus dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan jadwal
pelaksanaan proyek (kronogram), yang ditunjukkan dalam bentuk kemajuan
pekerjaan.
3. Kualitas bagus.
Kualitas produk, atau yang disebut performa, harus memenuhi
spesifikasi dan kriteria pada level yang disyaratkan oleh pemilik.
2.5 Tahapan manajemen proyek
1. PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu susunan langkah-langkah yang sistematis dan
teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu.
Perencanaan juga diartikan sebagai upaya penggunaan sumber daya yang
tersedia dengan mempertimbangkan segala kendala untuk mencapai tujuan
secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses
manajemen karena dengan merencanakan kegiatan organisasi di masa depan,
semua sumber daya organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Perencanaan melibatkan kegiatan-kegiatan tertentu: peramalan
(perencanaan) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Peramalan
digunakan untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh
organisasi di masa yang akan datang dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Ketika melakukan peramalan, perhatian harus selalu diberikan
pada tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan juga analisis
organisasi (dapat digunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan
eksternal.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan, yaitu
harus SMART. SMART, artinya spesifik, artinya perencanaan harus memiliki
tujuan dan ruang lingkup yang jelas. Tidak terlalu luas atau terlalu idealis.
Measurable artinya program atau rencana kerja organisasi harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat direalisasikan. Oleh karena
itu, bukan hanya sekedar keinginan dalam perencanaan dan tidak dapat
dilaksanakan. Realistis artinya sepadan dengan kemampuan dan sumber daya
yang ada. Tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Temporal artinya ada
kerangka waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau
tahunan. Agar mudah dievaluasi.
Setelah melakukan perencanaan kegiatan organisasi secara sistematis
dan terukur, perlu juga dilakukan perencanaan anggaran untuk pelaksanaan
kegiatan. Prinsip perencanaan anggaran adalah menggunakan semua sumber
daya keuangan seefisien dan seefektif mungkin. Hal ini harus direncanakan
dengan sungguh-sungguh agar organisasi tidak menghambur-hamburkan
uang dan, pada saat yang sama, melihat sumber daya keuangan yang dapat
diperoleh di luar organisasi.
Tahapan mengembangkan rencana:
1. Analisis situasi dan identifikasi masalah
Melakukan analisis dan identifikasi situasi organisasi dengan
mempertimbangkan tujuan organisasi. dalam analisis situasi, teknik analisis
SWOT dapat digunakan.
2. Tentukan skala prioritas
Setelah menganalisis dan mengidentifikasi masalah, perlu ditentukan
skala prioritas untuk melaksanakan kegiatan. Dengan cara ini, kebutuhan
organisasi yang paling mendesak akan diprioritaskan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi.
3. Tentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi dapat mengarah pada
pencapaian tujuan organisasi, maka perlu ditentukan tujuan program sehingga
selanjutnya dapat diukur kinerjanya.
4. Menyiapkan rencana kerja operasional (termasuk penganggaran).

2. ORGANISASI
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pengalokasian tugas-tugas
di antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi, berdasarkan
kompetensi sumber daya manusia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
kegiatan ini merupakan keseluruhan proses pemilihan orang-orang dan
pengalokasian sarana dan prasarana untuk mendukung tugas-tugas orang-
orang tersebut dalam organisasi, serta pengaturan mekanisme kerja dalam
rangka menjamin tercapainya tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut
George R. Terry, tugas organisasi adalah menyelaraskan berbagai kelompok
orang yang berbeda, menyatukan kepentingan yang beragam, dan
menggunakan semua kemampuan ke arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yaitu personalia
(penempatan personil) dan pengintegrasian semua sumber daya dalam
organisasi. Personil merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi.
Menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi akan
menjamin kelangsungan kegiatan organisasi. Peran pemimpin adalah mampu
menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat. Pemimpin harus mampu
melihat potensi sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan organisasi. Setelah menugaskan orang
yang tepat untuk tugas tertentu, perlu juga untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya manusia ini sehingga mereka
bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Tahapan organisasi:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf (jelaskan kepada semua staf
tujuan organisasi yang ingin dicapai).
2. Bagikan pekerjaan dengan jelas di antara staf (tempatkan orang yang
kompeten di posisi yang tepat.) Dan jangan biarkan posisi strategis kosong,
karena ini akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan).
3. Menentukan prosedur personalia (menentukan metode kerja dan evaluasi
personil, serta hukuman dan penghargaan yang diterima. Hal ini juga
menjelaskan garis koordinasi dan sinergi dalam organisasi sehingga semua
posisi terintegrasi menuju tujuan organisasi).
4. Mendelegasikan wewenang (berani mendelegasikan wewenang sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing anggota staf).

3. BIMBINGAN (GERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik tidak ada artinya jika
tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab.
Untuk itu, semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku dalam
organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, pengalaman
dan keterampilan masing-masing SDM untuk mewujudkan visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari bertindak adalah
mendorong semua anggota kelompok untuk bekerja mencapai tujuan
organisasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, pelaku organisasi harus:
1. Merasa percaya diri dan mampu melakukan pekerjaan
2. Percaya bahwa pekerjaan memiliki nilai tambah dalam dirinya sendiri,
3. Jangan dibebani dengan masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan yang harmonis di antara para mitra.
Kinerja (gerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan, yaitu gaya manajemen pemimpin untuk mengoptimalkan
segenap potensi dan sumber daya organisasi sehingga dapat mencapai tujuan
program dan organisasi. Koordinasi, di sisi lain, merupakan kegiatan untuk
menyatukan orang-orang yang terlibat dalam organisasi dalam suasana
kerjasama yang harmonis. Dengan koordinasi, kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran tindakan orang-orang yang
terlibat dalam pencapaian tujuan dapat dihindari. Koordinasi ini mengajak
semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerja sama dalam arah
yang telah ditentukan. Pekerjaan manajemen mencakup lima kegiatan, yaitu.
1. Proses pengambilan keputusan
2. Lakukan komunikasi sehingga ada saling pengertian antara pimpinan dan
bawahan.
3. Mendorong, menginspirasi dan merangsang bawahan untuk bertindak.
4. Pilih dengan benar orang-orang yang akan menjadi anggota kelompok.
5. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap bawahan sehingga mereka
mampu mencapai tujuan mereka.
Dalam manajemen terdapat kegiatan manajemen (perintah) dan
motivasi. Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan
dan pengarahan, para pelaku organisasi dilibatkan, baik secara struktural
maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas berjalan lancar. Dalam
praktiknya, pengarahan (perintah) sering dilaksanakan bersamaan dengan
pengendalian. Jika perintah yang diberikan oleh pemimpin sejalan dengan
keinginan dan kemampuan staf, maka staf akan termotivasi untuk
mewujudkan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Motivasi
dapat dicapai dengan memiliki staf
rekan kerja, serta memberikan penghargaan jika staf bekerja dengan baik.
Tujuan dari unit (gerakan) adalah:
1. Menciptakan kolaborasi yang lebih efektif
2. Mengembangkan keterampilan dan kompetensi staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan cinta pekerjaan
4. Cobalah menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
kinerja staf.
5. Untuk membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. PEMERIKSAAN (KONTROL/PENGAWASAN)
Pengendalian berarti tidak hanya memantau pelaksanaan program dan
kegiatan organisasi, tetapi juga mengawasinya sehingga dapat dilakukan
koreksi jika diperlukan. Dengan cara ini, apa yang dilakukan staf dapat
diarahkan ke arah yang benar untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Inti dari pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan program
kerja organisasi, diperlukan pengendalian, baik berupa pengawasan, inspeksi,
maupun audit. Kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda-beda, namun
aspek yang paling penting adalah bagaimana penyimpangan dapat
diidentifikasi pada tahap awal, baik pada tahap perencanaan maupun pada
tahap pelaksanaan dan pengorganisasian. Sehingga situasi, kondisi dan
perkembangan lingkungan sekitar organisasi dapat diantisipasi, dikoreksi dan
disesuaikan dengan segera.
Proses pemantauan, sebagai bagian dari pengendalian, akan mencatat
kemajuan organisasi terhadap tujuan yang direncanakan dan memungkinkan
para pemimpin untuk mendeteksi penyimpangan dari rencana pada waktunya
untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Dengan pemantauan
yang efektif terhadap kegiatan organisasi, upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pemantauan:
1. Hal ini memungkinkan untuk mengetahui sejauh mana program tersebut
telah dilaksanakan.
2. Mampu mendeteksi penyimpangan
3. Dapatkah Anda mengetahui apakah waktu dan sumber daya sudah
mencukupi
4. Mampu mengidentifikasi penyebab penyimpangan
5. Dapat mengetahui personil yang akan diberikan penghargaan atau promosi.

Proses kontrol meliputi:


1. Tentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pemantauan,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang dicapai melalui evaluasi kinerja
dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki,
3. Tolok ukur kinerja atau hasil terhadap standar.
4. Bandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana)
kegiatan yang dilaksanakan tersebut dan ukur hasil keberhasilannya,
5. Mengambil tindakan korektif.
6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, maka harus segera diperbaiki,
7. Tinjau dan revisi rencana.
8. Penjadwalan ulang jika terjadi penyimpangan. Namun, jika hasilnya sesuai
dengan tujuan program, rencana baru harus dibuat untuk melanjutkan
program yang sukses sehingga tujuan organisasi lebih dekat dengan
pencapaian.
Pengawasan dilakukan secara dekat dengan staf, sering kali untuk
tujuan tertentu dan khusus, untuk menghindari penyimpangan atau kesalahan
sekecil apapun. Controlling mengarahkan semua organisasi yang terlibat agar
tidak terjadi penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu, controlling
harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan standar
organisasi agar mereka yang terlibat dalam organisasi tetap bekerja secara
optimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian
juga mencakup evaluasi dan pelaporan.
5. EVALUASI (MENILAI)
Evaluasi adalah analisis hasil pelaksanaan kegiatan atau program.
Evaluasi harus komprehensif dan mencakup pencapaian tujuan kegiatan,
kinerja personel, pengetahuan mereka, dan efektivitas dan efisiensi proses
penganggaran dan kegiatan. Pelaporan, di sisi lain, terdiri dari penyampaian
kepada manajemen senior tentang perkembangan hasil kegiatan atau
memberikan informasi tentang semua masalah yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi.
2.6 Keterampilan manajemen proyek
Untuk melaksanakan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, semua orang yang terlibat dalam organisasi harus
memiliki kompetensi manajemen (kompetensi manajerial) tertentu.
Kompetensi tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Keterampilan teknis
Pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tertentu,
seperti mengoperasikan komputer, merancang bangunan, membuat
rencana bisnis, dll., sangatlah penting.
2. Keterampilan komunikasi dan interaksi masyarakat (keterampilan
hubungan manusia)
Pengalaman dalam memahami dan berinteraksi dengan berbagai jenis
orang di masyarakat. Misalnya, mampu bernegosiasi, memotivasi,
membujuk, dll.
3. Keterampilan konseptual
Pengalaman dalam berpikir abstrak dan sistematis, termasuk diagnosis
dan analisis berbagai masalah dalam situasi yang berbeda, termasuk
kemampuan untuk memprediksi masa depan.
4. Pengalaman dalam pengambilan keputusan (kemampuan mengambil
keputusan) Pengalaman dalam mengidentifikasi masalah dengan
menawarkan berbagai alternatif solusi atas masalah yang diajukan.
5. Kemampuan manajemen waktu Kemampuan untuk
menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
Manajemen bisnis juga memerlukan sejumlah keterampilan lain jika
dikaitkan dengan kompetensi bisnis secara keseluruhan. Ini termasuk:
1. Pengalaman manajemen global (keterampilan manajemen global)
Keterampilan manajemen yang tidak hanya berfokus pada situasi di
negara tertentu, tetapi juga pada situasi di negara lain dan bahkan budaya
lain.
2. Pengetahuan teknologi (keterampilan teknologi)
Kemampuan manajemen untuk mengikuti dan menguasai perkembangan
teknologi yang berbeda saat terjadi.
2.7 9 Bidang pengetahuan proyek
1. Manajemen ruang lingkup proyek
Apa saja yang dapat dilakukan dalam manajemen ruang lingkup proyek dan
kegiatan apa saja yang tidak boleh dilakukan untuk menyelesaikan suatu
proyek.
Ø Proses pada ruang lingkup proyek:
§ Startup meluncurkan proyek atau melanjutkan ke fase berikutnya.
§ Merencanakan ruang lingkup proyek.
§ Tentukan ruang lingkup proyek.
§ Membangun WBS.
§ Verifikasi ruang lingkup proyek.
§ Kontrol perubahan pada ruang lingkup proyek.
2. Manajemen waktu proyek
Proyek manajemen waktu dapat diimplementasikan pada jadwal yang
ditetapkan.
Ø Proses manajemen waktu:
§ Definisi aktivitas
§ Urutan aktivitas
§ Waktu yang diharapkan untuk aktivitas.
§ Pemrograman
§ Kontrol waktu
3. Manajemen biaya proyek
Manajemen biaya proyek adalah sekumpulan sumber daya yang harus
dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai hasil
utama seperti biaya proyek.
Biaya, di sisi lain, umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dolar,
rupee, dll. Manajemen biaya proyek mencakup proses yang diperlukan
untuk memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan dalam anggaran yang
telah disepakati.
Ø Proses manajemen biaya:
§ Estimasi biaya: pengembangan perkiraan atau estimasi biaya dari sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
§ Penganggaran biaya: menetapkan estimasi biaya keseluruhan untuk item-
item pekerjaan individual untuk menetapkan garis dasar untuk mengukur
kinerja.
§ Kendali biaya: kendali perubahan dalam anggaran proyek.
4. Proyek manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia suatu proyek adalah proses mengatur
dan mengelola atau memposisikan orang-orang yang terlibat dalam proyek
sehingga mereka dapat menggunakan potensi mereka secara efektif dan
efisien. Sumber daya manusia proyek termasuk sponsor, klien, anggota tim
proyek, staf pendukung (jika ada), pemasok, dll.
Ø Proses manajemen sumber daya manusia:
1. Perencanaan sumber daya manusia mengidentifikasi dan
mendokumentasikan peran seseorang dalam proyek, tanggung
jawabnya, dan bagaimana hubungannya dengan orang lain dalam
proyek.
2. Akuisisi tim proyek korporat untuk memperoleh sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
3. Membangun tim proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi
anggota tim proyek, baik secara individu maupun kelompok, untuk
meningkatkan kinerja proyek.
4. Mengelola tim proyek Memantau kinerja tim proyek dengan
memberikan umpan balik atau motivasi, solusi, atau sekadar
berkoordinasi untuk meningkatkan kinerja proyek.
5. Manajemen risiko proyek
Manajemen risiko proyek adalah proses sistematis perencanaan,
identifikasi, analisis, dan menanggapi risiko proyek. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kemungkinan dan dampak peristiwa positif dan
mengurangi kemungkinan dan dampak peristiwa negatif untuk proyek.
Ø Proses manajemen risiko:
§ Perencanaan manajemen risiko
§ Identifikasi risiko
§ Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
§ Perencanaan respons risiko
§ Pengendalian dan pemantauan risiko
6. Manajemen komunikasi proyek
Manajemen komunikasi proyek adalah keterampilan yang harus dimiliki
oleh manajer proyek yang tujuan utamanya adalah untuk memastikan
bahwa semua informasi terkait proyek tiba tepat waktu, disiapkan,
dikumpulkan, dibagikan, disimpan, dan dikelola dengan tepat.
Ø Proses manajemen komunikasi:
§ Perencanaan komunikasi mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan
informasi di antara para pemangku kepentingan proyek.
§ Distribusi informasi adalah proses yang dilakukan untuk memastikan
bahwa kebutuhan informasi terpenuhi pada waktu yang tepat untuk setiap
pemangku kepentingan.
§ Proses pengumpulan dan penyebaran informasi kinerja proyek, termasuk
laporan kemajuan, pengukuran kemajuan, dan prakiraan.
§ Mengelola proses pengelolaan komunikasi dengan para pemangku
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka serta
menyelesaikan masalah apa pun.
7. Manajemen kualitas proyek
Manajemen kualitas proyek adalah aspek dari fungsi manajemen secara
keseluruhan yang menetapkan dan menerapkan kebijakan kualitas
perusahaan/organisasi. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
memenuhi tenggat waktu dalam anggaran yang efisien dan hemat biaya,
perusahaan/organisasi perlu
Manajer proyek harus memasukkan dan menerapkan pelatihan manajemen
mutu
8. Manajemen pengadaan proyek
Manajemen pengadaan proyek adalah proses mendapatkan barang atau jasa
dari luar organisasi.
Manajemen pengadaan adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan untuk suatu proyek dari
luar organisasi yang "mendukung" proyek tersebut.
Ø Proses manajemen pengadaan:
1. Perencanaan pengeluaran dan pengadaan, proses penentuan apa yang
dibutuhkan, kapan dibutuhkan, dan bagaimana proses pengadaan
dilakukan. Dalam rencana ini perlu diputuskan apa yang akan diambil dari
luar, jenis kontraknya, dan menggambarkan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh distributor di masa depan.
2. Perencanaan kontrak kolaboratif, proses menggambarkan persyaratan
produk atau layanan yang diminta seperti yang dijelaskan dalam RFP,
kriteria evaluasi, dan SOW.
3. Permintaan umpan balik dari distributor, proses mendapatkan informasi,
tanggapan, penawaran atau proposal dari vendor.
4. Pemilihan distributor, proses pemilihan jumlah terbesar dari pemasok
potensial melalui proses analisis dan negosiasi pemasok potensial.
5. Manajemen kontrak kerja sama, formalisasi pernyataan kerja sama
6. Penutupan kontrak
9. Manajemen integrasi proyek
Manajemen integrasi proyek merupakan pilar yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh semua area pengetahuan manajemen proyek. Manajemen
integrasi proyek melibatkan koordinasi semua bidang pengetahuan dalam
siklus hidup proyek. dilakukan selama proyek berlangsung, serta gerbang
komunikasi antara proyek dan proyek.
manajemen senior.
Ø Proses integrasi manajemen:
§ Pembuatan piagam proyek.
§ Menyusun pernyataan pelingkupan awal.
§ Pembuatan rencana manajemen proyek.
§ Pengarahan dan manajemen pelaksanaan proyek.
§ Pemantauan dan pengendalian proyek.
§ Melaksanakan dan mengendalikan perubahan proyek secara terpadu.
§ Penutupan proyek
2.8 Fase awal proyek
Fase ini merupakan tahap studi kelayakan dan fase pertama interaksi
langsung dengan proyek yang akan dikelola. Studi kelayakan melibatkan
beberapa tahapan. Salah satunya adalah analisis kebutuhan, karena
kelayakan proyek sistem informasi didasarkan pada hasil analisis ini. Hasil
studi kelayakan kemudian disusun dalam bentuk proposal proyek yang
dipresentasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Proyek dianggap
layak jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memberikan manfaat kepada pelanggan
b. Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh pemilik proyek
c. Hal ini dapat diimplementasikan sesuai dengan waktu, anggaran yang
tersedia, serta kegiatan dan sumber daya yang terukur.
Mengendalikan proyek
Kegiatan mengawasi/memantau suatu proyek untuk memastikan bahwa
proyek tersebut berjalan lancar dan mencapai kualitas yang baik, efisiensi
biaya dan waktu serta untuk mengevaluasi atau mengambil tindakan yang
diperlukan selama pelaksanaan sehingga proyek tersebut dapat diselesaikan
sesuai rencana.
Dalam pengendalian dan pengawasan pekerjaan lapangan atau biasa
disebut monitoring (Quality, Time and Cost Control) suatu sarana atau alat
yang dapat merangkum informasi secara akurat dan cepat.
dapat diketahui. Secara umum, kontrol-kontrol ini digunakan sebagai media
jaringan, kurva-S, formulir, serta kontrak (spesifikasi teknis, gambar, dll).
Media-media tersebut berguna untuk memastikan kemajuan proyek,
masalah-masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil
oleh pihak yang berwenang. Pengendalian proyek yang diterapkan secara
umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kontrol kualitas.
Tugasnya adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar
tercapai mutu yang baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam kontrak. Alat-alat pengendalian mutu proyek yang harus dikuasai
oleh pengawas/site manager adalah sebagai berikut:
 Spesifikasi teknis (produsen, RKS).
 Metode aplikasi (produsen, RKS).
 Desain lokakarya.
 Hasil uji laboratorium pada bahan.
 Peraturan pemerintah.
 Aturan spesifik yang harus diikuti ditetapkan dalam kontrak.
Setiap pengawas harus memahami ERS/spesifikasi teknis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, serta metode pelaksanaan, gambar
kerja, pembacaan hasil uji laboratorium, dan standar yang harus diikuti.
2. Kontrol waktu
Rencana pemantauan harus mencakup aspek-aspek yang secara
aktif diamati, dicatat dan dilaporkan selama pelaksanaan. Secara umum,
alat yang paling banyak digunakan untuk memonitor pelaksanaan
pekerjaan adalah jaringan (network planning). Ada dua versi
perencanaan jaringan: PERT dan CPM. Program Evaluation and Review
Technique (PERT) cocok untuk proyek-proyek yang kegiatannya belum
pernah dilaksanakan (non-repetitive) atau proyek-proyek penelitian,
sedangkan Critical Path Method (CPM) cocok untuk proyek-proyek
yang kegiatannya telah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sifatnya
Dari kegiatan tersebut diketahui dengan pasti. Tujuan perencanaan dan
pengendalian dengan CPM adalah untuk dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai proyek dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan dengan
biaya seekonomis mungkin. Untuk ini kita perlu mengetahui komponen-
komponen apa saja yang menentukan keberhasilan suatu proyek. CPM
sebagai alat kontrol dan monitoring, ternyata mampu secara simultan
mengelola waktu, struktur dan biaya kegiatan dalam suatu rencana yang
terintegrasi (integrated planning). Jaringan kerja menggambarkan
keseluruhan kegiatan pengendalian proyek dalam simbol-simbol jaringan
kegiatan, itulah sebabnya teknik ini disebut juga perencanaan jaringan
kerja (network planning).
3. Pengendalian biaya.
Tujuan pengendalian biaya dalam surat kontrak/perjanjian adalah
agar pengawas dapat mewaspadai dan memantau agar biaya proyek tidak
melebihi anggaran yang disediakan. Aspek-aspek yang perlu
diperhatikan oleh pengawas adalah sebagai berikut:
 Sumber pendanaan proyek.
 Status kemajuan pembayaran yang dilakukan pada suatu pekerjaan
(kontrak) sesuai jadwal.
 Tahapan/cara pembayaran yang dilakukan oleh
kontrakLokal.
 Kontrol biaya setiap item pekerjaan dalam bill of material.
 Tahap-tahap/keadaan pembayaran yang dilakukan oleh
Kontrak Internasional.
 Kontrol biaya pada jadwal pencairan/penyerapan yang dikontrak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN AN

1. Manajemen adalah proses terpadu di mana individu, sebagai bagian


dari organisasi, terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan, yang semuanya diarahkan
pada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan terus menerus dari
waktu ke waktu.
2. Untuk melaksanakan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
perannya masing-masing, maka semua orang yang terlibat dalam
organisasi perlu memiliki keterampilan manajemen (managerial skill)
tertentu.
3. Ilmu pengelolaan proyek disebut manajemen proyek. Oleh karena itu,
manajemen proyek adalah kegiatan menerapkan pengetahuan,
pengalaman, metodologi, dan teknik untuk menggunakan sumber daya
untuk mengelola proyek dan memenuhi harapan pemangku
kepentingan.
4. Area pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola sebuah proyek
meliputi delapan aspek pengetahuan, yaitu: manajemen ruang lingkup,
manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen
komunikasi, manajemen sumber daya manusia, manajemen risiko, dan
manajemen pengadaan.
BIBLIOGRAFI

[1] NA Rachman, "Makalah tentang manajemen proyek," 1 Oktober 2013.


[Online]. Available: https://www.
academia.edu/5951557/MAKALAH_MENEJEMEN.
DRAFT. [Dikonsultasikan pada 18 Desember 2015].
[2] S. N, "Definisi dan contoh manajemen proyek," 27 Maret 2015. [Online].
Tersedia: http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian- manajemen-
proyek-dan-contoh.html. [Diakses 18 Desember 2015].
[3] Dayat, "Manajemen proyek," 9 November 2011. [Online]. Tersedia:
http://masterraider.blogspot.co.id/. [Diakses 27 Desember 2015].
[4] RA Nggil, "POAC: Planning, Organizing, Acting, Controlling," 21
November 2011 [online].
Tersedia: http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-
organizing- implementation. html. [diakses 27 Desember 2015].
[5] Y. D, "AREA PENGETAHUAN MANAJEMEN PROYEK," 20 April 2011.
[Online]. Tersedia: http://agustinariyanti.blogspot.co.id/2011/04/knowledge-
project-management-area.html. [Diakses 27 Desember 2015].
[6]Anonim, "Pengendalian proyek," 2 Februari 2012. [Online]. Tersedia:
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2012/02/pengendalian-project.html.
[Diakses 18 Desember 2015].

Anda mungkin juga menyukai