Nama : Dhiarrafii Bintang Matahari Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
NIM : 17312244023 Dosen : Isniatun Munawaroh, S.Pd., M.Pd.
Kelas : Pendidikan IPA A 2017 Tugas : UAS (Take Home)
1. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk memanusiakan manusia hingga mencapai
kedewasaannya. Sebagai calon guru khususnya di bidang studi IPA, profil pengajar ideal masa depan sesuai konsep ilmu pendidikan adalah sebagai berikut : Guru masa depan sendiri adalah guru yang memiliki kemampuan, dan keterampilann bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal, selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya. a. Guru harus memiliki program kerja pribadi yang jelas. Guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan, dan sudah terprogram secara baik. b. Guru harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan yang dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, sistem alat pendidikan dan evaluasi, dll. Guru harus dapat secara individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubuah kepdada pola baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal. c. Guru masa depan harus mampu memiliki motivasi utnuk terus belajar dan belajar, tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya. Sehingga ilmu atau wawasan yang dimilikinya selalu up to date mengikuti perkembangan jaman yang ada. d. Guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif. e. Guru harus terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa depan harus menimba keterampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEK, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer, internet, dan berbagai model pembelajaran multimedia. Jadi, guru masa depan adalah guru yang bertindak sebagai fasilitator, pelindung, pembimbing dan punya figure yang baik (disiplin, loyal, bertanggungjawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah), termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan kelas yang kondusif secara intelektual fisik dan social untuk belajar, menguasai materi, kelas dan teknologi, serta wawasan dan kemampuannya mampu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Sebagai tokoh pendidikan Indonesia, Ki. Hadjar Dewantara memberikan beragam
pemikiran yang mewarnai pendidikan di Indonesia, antara lain adalah yang sering disebut dengan tiga fatwa pendidikan : a. Tetep, Mantep, Antep Tetep, antep, mantep artinya bahwa pendidikan itu harus membentuk ketetapan pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dan membentuk kemantapan dalam prinsip hidup. Istilah tetep di sini dapat dimaknai dalam kerangka yang prinsipil, yakni memiliki ketetapan pikiran (untuk berkomitmen) yang selaras dengan nilai-nilai sosial. Pendidikan membentuk seseorang untuk mampu berpikir kritis dan memiliki ketetapan pikiran dalam khasanah nilai-nilai. Artinya, pikirannya tidak gampang terombang-ambingkan oleh tawaran-tawaran hidup yang tidak selaras dengan nilai-nilai. Istilah antep menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk memiliki “kepercayaan diri” dan keuletan diri untuk maju terus dalam mengatasi segala tantangan kehidupan secara kstria (bersahaja). Dalam praksis kehidupan, orang yang antep adalah yang memiliki keteguhan hati ke arah kualitas diri sebagai manusia personal dan anggota komunitas sosial. Sementara istilah mantep menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk berkanjang dalam kemajuan diri, memiliki orientasi yang jelas untuk menuju tujuan yang pasti, yakni kemerdekaan diri sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga dunia. Jadi, landasan operasinal pendidikan adalah upaya membentuk kualitas pribadi peserta didik sampai pada tingkat yang maksimal. b. Ngandel Kandel, kendel lan Bandel Ngandel adalah istilah dalam bahasa Jawa yang artinya “berpendirian tegak”. Pendidikan itu harus menghantar orang pada kondisi diri yang ngandel (berpendirian tegak/teguh). Orang yang berpendirian tegak adalah yang berprinsip dalam hidup. Kendel adalah istilah yang menunjukkan keberanian. Pendidikan membentuk seseorang untuk menjadi pribadi yang berani, berwibawa dan ksatria. Orang yang berpendidikan adalah orang yang berani menegakkan kebenaran dan keadilan, matang dan dewasa dalam menghadapi segala cobaan. Sementara istilah bandel menunjukkan bahwa orang yang terdidik adalah yang “tahan uji”. Segala cobaan hidup dan dalam segala situasi hidup dihadapinya dengan sikap tawakal, tidak lekas ketakutan dan hilang nyali. c. Neng, Ning, Nung, Nang Artinya bahwa pendidikan pada tataran terdalam bercorak religius. Pendidikan itu menciptakan kesenangan perasaan (neng), keheningan (ning), ketenangan (nang), dan renungan (nung). Dalam dan melalui pendidikan, seseorang bisa mengalami kesucian pikiran dan ketenangan batin. Menurut Ki Hadjar, kekuasaan akan datang manakala seseorang sudah mengalami kesucian pikiran, ketenangan batin dan hati. 3. Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensi pada saat ini. Sebagai calon guru yang professional, implementasi pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) untuk mendukukng profesi : Hakikat belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup atau yang lebih dikenal denagan istilah life long education dan life long learning, bukan mendapat pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang terus tumbuh dan berkembang selama alur kehidupan manusia, dalam arti belajar tidak ada putus-putusnya. Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara terus menerus, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan masyarakat yang diakibatkannya, dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan serta mau dan mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Mengenai urgensi pendidikan sepanjang hayat sebagai calon guru yang professional, implementasi pendidikan sepanjang hayat dapat tercapai apabila semua aspek-aspek yang dibutuhkan dan merupakan tantangan zaman saat ini dapat dipenuhi oleh seorang guru. Seorang guru sangatlah berperan penting dalam mewujudkan pendidikan sepanjang hayat guna untuk membentuk karakter-karakter generasi yang unggul dan cemerlang. Untuk menciptakan anak didik yang unggul dan cemerlang seorang pendidik yang dalam hal ini adalah guru haruslah memiliki karaker yang cemerlang juga. Guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Guru harus mampu mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.