Anda di halaman 1dari 36

[Type the document title]

PETUNJUK PENANGANAN
LAYANAN KASUS BULLYING.

A. DEFINSI BULLYING
Bullying merupakan suatu perilaku agresif yang diwujudkan
dengan perlakuan secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan
atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan
secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan dan/atau kekuasaan. Perilaku ini
dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik atau
pemaksaan, dan dapat diarahkan berulangkali terhadap korban
tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas,
atau kemampuan

B. TEKNIS PENANGANAN
1. PENGUMPULAN DATA KASUS BULLYING
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengolahan
data yang ada:
a. Pembuatan laporan Bullying ke BK atau Wakasek
Kesiswaan dari korban, saksi mata, pelaku.
b. Observasi, meliputi: kemampuan sosialisasi,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi
c. Wawancara
d. Angket bullying
e. Angket depresi, stress dan anxiety

GLORIA SMA 1
[Type the document title]
f. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT,
BAUM)
g. Angket agresif

2. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data:
a. Pengelolaan angket
b. Pengelolaan laporan kasus atau kejadian

3. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.

4. TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
a. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah
b. Menentukan Jenis Bullying dan Tingkatan Bullying.
c. Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh
siswa. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:
Preventif Kuratif Promotif
Keterampilan Surat Pernyataan Keterampilan
Asertif Sosial
Bimbingan Modifikasi Perilaku Management
kelompok konflik
Bimbingan Klasikal Gestalt therapy (top Dukungan Sosial
dog, empthy chair)

Layanan Konseling Kontrol Emosi


Pembelajaran kelompok (Monitoring)
Dukungan Sosial Konseling Coping skill
Individual training
Emotional Training Konfrensi Kasus
Psikoedukasi Advokasi
Home Visit atau
panggilan orang tua

GLORIA SMA 2
[Type the document title]
Dukungan Sosial
Terapi CBT
Pelaporan pada
pihak berwajib
(polisi)

5. PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


a. Yang harus ditulis dalam pencatatan:
1) Identitas
2) Hasil Anamnesa
3) Hasil Pemeriksaan Tes Psikologi dan Angket terkait
dengan emosi, komunikasi, asertif, bullying dan
dukungan social.
4) Diagnosis psikologik
5) Proses pelaksanaan intervensi
b. Pelaporan
1) Latar belakang siswa (Identitas, Kasus/Kejadian,
Anamnesa, Observasi dan wawancara, Evaluasi
psikologis, Diagnosa, Dinamika kepribadian,
Intervensi)
2) Catatan panggilan siswa
3) Catatan panggilan orangtua
4) Evaluasi
5) Observasi
c. Rujukan
1) Pihak berwajib (polisi)
2) Psikolog/psikiater

6. KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN


KONSELING
a. Angket psikologis (bullying, emosi, asertif, dan
komunikasi)
b. Tes Psikologi
c. Surat Pernyataan
d. Catatan Pemanggilan Siswa
e. Catatan pemanggilan orangtua
f. Surat Panggilan Orang Tua

GLORIA SMA 3
[Type the document title]
7. MONITORING DAN EVALUASI
a. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
b. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
c. Monitoring, tergantung pada layanan dan permasalahan
yang ada

PETUNJUK PENANGANAN
KENAKALAN REMAJA

A. DEFINISI KENAKALAN REMAJA


Suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum
dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi
masa anak-anak kedewasa. Kenakalan remaja yang dimaksud
melingkupi merokok, membolos, tawuran, kebut-kebutan,
narkoba, hamil di luar nikah.

B. MANFAAT PENANGANAN KENAKALAN REMAJA


1. Bagi Siswa
Memberikan gambaran terkait kenakalan remaja dan
dampak apa saja yang akan mereka hadapi apabila terlibat
dengan kenakalan remaja sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih pergaulan dan bertindak.
2. Bagi Guru BK
Merupakan tindakan preventif yang diberikan oleh sekolah
untuk mencegah anak-anak terjerumus ke dalam kenakalan
remaja.

GLORIA SMA 4
[Type the document title]

C. TEKNIS PENANGANAN KENAKALAN REMAJA


1. PENGUMPULAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengolahan
data yang ada:
a. Pembuatan Laporan Perilaku Bermasalah..
b. Observasi, meliputi: kondisi lingkungan dan keluarga,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi,
kenakalan.
c. Wawancara (teman, orang tua, guru)
d. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT,
BAUM)
e. Angket terkait dengan kategori kenakalan remaja.

2. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data:
a. Pengolahan angket
b. Pengolahan Laporan Kenakalan Remaja

3. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.
Catatan: Penting dalam melakukan analisa AUM, perlu
diperhatikan prioritas masalah siswa. Hal ini berguna untuk
membatasi permasalahan yang ada, sehingga tidak melebar.

4. TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
a. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah
b. Menentukan Jenis/kategori dan Tingkatan kenakalan
remaja
Tingkat Jenis Kenakalan Penanganan
RINGAN Terlambat Lebih dari 3 kali

GLORIA SMA 5
[Type the document title]
dalam sebulan.
Orangtua ditelpon,
Konseling
Individual
Pakaian tidak sesuai Lebih dari 3 kali
dengan aturan dalam sebulan.
Orangtua ditelpon,
Konseling
Individual
Tidak menyelesaikan Lebih dari 3 kali
PR dalam sebulan.
Orangtua ditelpon,
Konseling
Individual
Membuat Keributan Lebih dari 3 kali
dalam sebulan.
Orangtua ditelpon,
Konseling
Individual
SEDANG Membolos SP dari Wakasek
Home Visit
Konseling
Individual
Merusak Properti SP dari Wakasek
Sekolah Home Visit
Konseling
Individual
Pacaran berlebihan SP dari Wakasek
Home Visit
Konseling
Individual
berbohong SP dari Wakasek
Home Visit
Konseling
Individual
Berkata Kotor SP dari Wakasek
Home Visit
Konseling

GLORIA SMA 6
[Type the document title]
Individual
BERAT Tawuran Dikeluarkan
Kebut-kebutan Dikeluarkan
Merokok Dikeluarkan
Narkoba Dikeluarkan
Hamil di luar nikah Dikeluarkan

c. Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh


siswa. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:

Preventif Kuratif Promotif


Bimbingan Konseling Dukungan
Klasikal atau individual Sosial
psikoedukasi /konseling
tentang kelompok
kenakalan
remaja
Bimbingan Modifikasi Konseling
kelompok perilaku (Token Kelompok
economy,
Reinformend,
Shapping, dll)
Layanan Dukungan Keterampilan
pembelajaran Sosial Sosial
Tes Narkoba Modifikasi Psikoedukasi
lingkungan
Classroom
management
CBT Therapy
Adlerian
Therapy (surat
pernyataan)
Konfrensi Kasus
Home Visit atau
panggilan
orangtua

GLORIA SMA 7
[Type the document title]

5. PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


a. Yang harus ditulis dalam pencatatan:
1) Identitas
2) Hasil Anamnesa
3) Hasil Pemeriksaan Angket dan Tes psikologi :
Catatan tes Narkoba dibutuhkan jika dalam proses
konseling ada indikasi siswa mengalami
kecanduan narkoba.
4) Diagnostic psikologi
5) Proses pelaksanaan intervensi
b. Pelaporan
1) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
2) Latar belakang siswa yang bermasalah.
3) Laporan terkait perilaku bermasalah
4) Laporan pada catatan komunikasi kepada kepala
sekolah, wakasek kesiswaan, wali kelas.
c. Rujukan
1) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.
2) Membuat surat referral bagi psikolog atau
psikiater.
3) Pelaporan kepada pihak berwajib (polisi)

6. KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN


KONSELING
a. Informed concent
b. Panduan observasi dan wawancara guide
c. Angket siswa (terkait dengan gangguan perilaku yang
dialaminya)
d. Tes psikologi
e. Data pribadi siswa
f. Catatan pemanggilan siswa
g. Catatan pemanggilan orang tua
h. Laporan home visit

7. MONITORING DAN EVALUASI

GLORIA SMA 8
[Type the document title]
a. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
b. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
c. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

PETUNJUK PENANGANAN
KECANDUAN INTERNET/GAME

A. DEFINISI KECANDUAN INTERNET/GAME


Perilaku yang kompulsif, kurangnya ketertarikan pada aktivitas
lain, berhubungan dengan ketergantungan yang lain, dan adanya
symptom fisik dan mental yang muncul ketika perilaku tersebut
berusaha dihentikan. Individu yang dinyatakan telah kecanduan
terhadap internet adalah individu yang menghabiskan banyak
waktunya dalam fungsi interaktif internet dan juga terlibat
dalam berbagai forum yang tersedia dalam internet.

GLORIA SMA 9
[Type the document title]
B. MANFAAT PENANGANAN KECANDUAN INTERNET
Bagi Siswa
Memberikan gambaran terkait kecanduan internet dan dampak
apa saja yang akan mereka hadapi apabila terlibat dengan
kenakalan remaja sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam memilih pergaulan dan bertindak.
Bagi Guru BK
Merupakan tindakan preventif yang diberikan oleh sekolah
untuk mencegah anak-anak mengalami kecanduan terhadap
penggunaan internet atau bermain game.

C. TEKNIS PENANGANAN KECANDUAN INTERNET/GAME


1. PENGUMPULAN DATA
a. Observasi
b. Wawancara
c. Angket kecanduan game atau internet
d. Tes Psikologis

2. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data
a. Rekap observasi
b. Rekap wawancara
c. Rekap angket

3. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami oleh siswa.

4. TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
a. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
kecanduan internet atau game yang dimiliki oleh siswa
b. Menentukan Jenis dan tingkatan kecanduan internet atau
game
c. Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh
siswa. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:

GLORIA SMA 10
[Type the document title]
Preventif Kuratif Promotif
Psikoedukasi Konseling
Individual
Bimbangan Behavior
kelompok/bimbin Modifikasi
gan klasikal (Token
economy,
shapping,
disentifikasi,
penguatan, self
monitoring)
Layanan
pembelajaran

5. PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


a. Yang harus ditulis dalam pencatatan:
1) Identitas
2) Perilaku kecanduan internet , meliputi latar belakang
penggunaan internet, frekuensi dan monitoring
penggunaan internet atau game, jenis atau konten
internet atau game, kemampuan mengakses internet
atau game, tempat menggunakan internet atau game,
sarana penggunaan internet atau game,pengawasan
penggunaan internet atau game.
3) Diagnostic psikologi
4) Proses pelaksanaan intervensi
b. Pelaporan
1) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
2) Latar belakang perilaku penggunaan internet atau
game.
3) Laporan pada catatan komunikasi wali kelas.
c. Rujukan
4) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.

6. KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


a) Data pribadi
b) Angket kecanduan internet

GLORIA SMA 11
[Type the document title]
c) Tes psikologi
d) Informed concent
e) Catatan pemanggilan siswa
f) Catatan pemanggilan orangtua
g) Panduan observasi dan wawancara

7. MONITORING DAN EVALUASI


d. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
e. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
f. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

PETUNJUK PENANGANAN
SEXUAL HARASSMENT

A. DEFINISI SEXUAL HARASSMENT


Perilaku atau tindakan verbal maupun nonverbal mengarah pada
hal seksual yang dilakukan tanpa seijin orang bersangkutan dan
dengan paksaan, seperti memeluk, mencium, membelai rambut,
menyentuh baju/tubuh, menatap pada area tubuh tertentu,
menggoda, bercanda, komentar yang bersifat seksual, dan
memperkosa.
MANFAAT PENANGANAN SEXUAL HARASSMENT

GLORIA SMA 12
[Type the document title]
Bagi Siswa
Memberikan gambaran terkait sexual harassment dan tanda-tanda
orang yang kecenderungan akan melakukan sexual harassment serta
cara-cara untuk mengantisipasi terjadinya sexual harassment.
Bagi Guru BK
Merupakan tindakan preventif yang diberikan oleh sekolah untuk
mengantisipasi terjadinya sexual harassment pada siswa.
TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN SEXUAL
HARASSMENT
PENGUMPULAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengumpulan
data yang ada:
f. Pembuatan Laporan kasus
g. Observasi, meliputi: kondisi lingkungan dan keluarga,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi,
kenakalan.
h. Wawancara (teman, orang tua, guru)
i. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT,
BAUM)
j. Angket terkait dengan kategori kenakalan remaja.
PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data:
c. Pengolahan angket
d. Pengolahan Laporan Kenakalan Remaja
ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.
Catatan: Penting dalam melakukan analisa AUM, perlu
diperhatikan prioritas masalah siswa. Hal ini berguna untuk
membatasi permasalahan yang ada, sehingga tidak melebar.

TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
d. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah
e. Menentukan Jenis/kategori dan Tingkatan Seksual Haras

GLORIA SMA 13
[Type the document title]
Jenis Seksual Penanganan
Pornografi (menguplode Dikeluarkan
foto, video)

Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh siswa.


Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:
Preventif Kuratif Promotif
Bimbingan Konseling Pendampingan
kelompok/bimbingan individual (bagi dan Advokasi
klasikal korban) Korban
Layanan Advokasi Coping skill
pembelajaran/psikoeduka training.
si
Dukungan social
Pemanggilan
orang tua
Traumatic
konseling
Pendampingan dan
Advokasi Korban

PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


Yang harus ditulis dalam pencatatan:
1. Identitas
2. Perilaku seksual harasment
3. Diagnostic psikologi
4. Proses pelaksanaan intervensi
Pelaporan
4) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
5) Latar belakang perilaku self injury
6) Laporan pada catatan komunikasi wali kelas.
Rujukan

GLORIA SMA 14
[Type the document title]
5) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.
6) Membuat surat rujukan kepada psikolog/psikiater
7) Membuat Laporan kepada polisi.

KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


Data pribadi
Tes psikologi
Informed concent
Catatan pemanggilan siswa
Catatan pemanggilan orangtua
Panduan observasi dan wawancara
Surat panggilan orang tua

MONITORING DAN EVALUASI


g. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
h. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
i. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

PETUNJUK PENANGANAN SELF INJURY

DEFINISI SELF INJURY


self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan
seseorang untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau
menghilangkan rasa kekosongan dalam diri dengan memberikan
sensasi pada diri sendiri.
MANFAAT PENANGANAN SELF INJURY
Bagi Siswa
Memberikan gambaran terkait self injury dan tanda-tanda orang
yang kecenderungan akan melakukan self injury serta dampak yang
akan dihadapi apabila melakukan self injury.
Bagi Guru BK
Merupakan tindakan preventif yang diberikan oleh sekolah untuk
mengantisipasi terjadinya self injury pada siswa.
TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN SELF INJURY

GLORIA SMA 15
[Type the document title]
1. PENGUMPULAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengumpulan data
yang ada:
a. Pembuatan Laporan kasus
b. Observasi, meliputi: kondisi lingkungan dan keluarga,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi,
kenakalan.
c. Wawancara (teman, orang tua, guru)
d. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT, BAUM)
e. Angket terkait dengan self injury dan permasalahan
emosi seperti Beck depression inventory, Skala
Himillton, dll

2. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data:
a. Pengolahan angket
b. Pengolahan Observasi dan wawancara

3. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.
Catatan: Penting dalam melakukan analisa angket, observasi
dan wawancara serta hasil analisa AUM perlu diperhatikan
prioritas masalah siswa. Hal ini berguna untuk membatasi
permasalahan yang ada, sehingga tidak melebar.

4. TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
f. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah
g. Menentukan Jenis/kategori dan Tingkatan Self Injury
Jenis Self Injury
memotong atau menggaruk kulit Anda dengan alat keras
Membakar bagian tubuh.
memukul diri sendiri atau membenturkan kepala Anda
meninju hal atau melempar tubuh pada dinding dan benda

GLORIA SMA 16
[Type the document title]
keras
Menempel atau memasukan benda ke dalam kulit
Secara sengaja mencegah luka dari penyembuhan
Menelan zat beracun atau benda yang tidak pantas
Merugikan diri juga dapat mencakup cara-cara yang
kurang jelas dari menyakiti diri sendiri atau menempatkan
diri dalam bahaya, seperti mengemudi sembrono, pesta
minuman keras, mengambil terlalu banyak obat, dan
berhubungan seks tidak aman.

Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh siswa.


Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:
Preventif Kuratif Promotif
Bimbingan Konseling Pendampingan
kelompok/bimbingan individual (bagi dan Advokasi
klasikal korban) Korban
Layanan Advokasi Coping skill
pembelajaran/psikoeduka training.
si
Dukungan social
Pemanggilan
orang tua
Traumatic
konseling

PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


b. Yang harus ditulis dalam pencatatan:
5) Identitas
6) Perilaku seksual harasment
7) Diagnostic psikologi
8) Proses pelaksanaan intervensi
d. Pelaporan
7) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
8) Latar belakang perilaku dalam menyakiti dirinya
9) Laporan pada catatan komunikasi wali kelas.
e. Rujukan
8) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.

GLORIA SMA 17
[Type the document title]
9) Membuat surat rujukan kepada psikolog/psikiater

KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


Data pribadi
Tes psikologi
Informed concent
Catatan pemanggilan siswa
Catatan pemanggilan orangtua
Panduan observasi dan wawancara
Surat panggilan orang tua

MONITORING DAN EVALUASI


a. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
b. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
c. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

PETUNJUK PENANGANAN BUNUH DIRI

DEFINISI BUNUH DIRI


Segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri
dalam waktu singkat.
MANFAAT PENANGANAN BUNUH DIRI
Bagi Siswa
Memberikan gambaran terkait bunuh diri dan tanda-tanda orang
yang kecenderungan akan melakukan bunuh diri, tindakan yang
dilakukan untuk mengantisipasi tindakan bunuh diri serta dampak
yang akan dihadapi apabila melakukan bunuh diri.

GLORIA SMA 18
[Type the document title]
Bagi Guru BK
Merupakan tindakan preventif yang diberikan oleh sekolah untuk
mengantisipasi terjadinya bunuh diri pada siswa.
TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN BUNUH DIRI
PENGUMPULAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengumpulan data
yang ada:
f. Pembuatan Laporan kasus
g. Observasi, meliputi: kondisi lingkungan dan keluarga,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi,
kenakalan.
h. Wawancara (teman, orang tua, guru)
i. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT, BAUM)
j. Angket terkait dengan self injury dan permasalahan
emosi seperti Beck depression inventory, Skala
Himillton, dll

PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengelola data:
c. Pengolahan angket
d. Pengolahan Observasi dan wawancara

ANALISA
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.
Catatan: Penting dalam melakukan analisa angket, observasi
dan wawancara serta hasil analisa AUM perlu diperhatikan
prioritas masalah siswa. Hal ini berguna untuk membatasi
permasalahan yang ada, sehingga tidak melebar.

TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
h. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah

GLORIA SMA 19
[Type the document title]
i. Menentukan Jenis/kategori dan Tingkatan Perilaku Bunuh
Diri.
keterangan Resiko Resiko Sedang Resiko Berat
Rendah
Rencana Tidak ada Tidak ada Sudah
atau spontan rencana tetapi direncanakan
menganam secara matang
(tempat dan
waktu)
Riwayat Belum Pernah (1X) Sudah
Bunuh diri pernah beberapa kali
mencoba
tetapi gagal
Tempat Di tempat Di tempat Di kamar yang
melakukan orang orang banyak terkunci,
banyak terpencil
Faktor Tidak Kurang Stressor
stressor bermakna bermakna psikososial
yang berat
Alat atau Tidak Mematikan
bahan yang berbahaya Kurang (baygon,
digunakan (shampo, mematikan racun, tikus,
minyak) (minyak tanah, arseninc, air
minyak kayu keras, dll)
putih)
Riwayat Tidak ada Ada tetapi Ada dan
penyakit tdak bahaya membahayaka
kronis contoh patah n jiwanya,
tulang, HIV, AIDS,
thypoid, tbc jantung stroke,
dll
Tempat Tangan Bagian tubuh Memotong
melukai diri bagian atas yang tidak urat nadi,
atau jari-jari membahayaka memotong alat
n tetapi cukup vital, menusuk
parah, ada organ-organ
bahaya infeksi visceral (hati,
jantung, dll)

GLORIA SMA 20
[Type the document title]
Dukungan ada Ada, tetapi Tidak ada
keluarga dan kurang kuat
masyrakat

Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh siswa.


Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:
Preventif Kuratif Promotif
Bimbingan Konseling Dukungan sosial
kelompok/bimbingan individual (bagi
klasikal korban)
Layanan Advokasi
pembelajaran/psikoeduka
si
Dukungan social
Pemanggilan
orang tua
Traumatic
konseling

 PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


Yang harus ditulis dalam pencatatan:
9) Identitas
10) Perilaku seksual harasment
11) Diagnostic psikologi
12) Proses pelaksanaan intervensi
Pelaporan
10) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
11) Latar belakang perilaku dalam menyakiti dirinya
12) Laporan pada catatan komunikasi wali kelas.
Rujukan
10) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.
11) Membuat surat rujukan kepada psikolog/psikiater

KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


Data pribadi
Tes psikologi

GLORIA SMA 21
[Type the document title]
Informed concent
Catatan pemanggilan siswa
Catatan pemanggilan orangtua
Panduan observasi dan wawancara
Surat panggilan orang tua

MONITORING DAN EVALUASI


a. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
b. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
c. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

PETUNJUK PENANGANAN MASALAH PENYESUAIAN DIRI


DEFINSI

MANFAAT

TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN PERMASALAHAN


PENYESUAIAN DIRI.
PENGUMPULAN DATA
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengumpulan data
yang ada:
k. Pembuatan Laporan kasus
l. Observasi, meliputi: kondisi lingkungan dan keluarga,
perkembangan emosi, status dan pola regulasi emosi,
kenakalan.
m. Wawancara (teman, orang tua, guru)
n. Pemeriksaan tes psikologis (DAP, HTP, FSCT, BAUM)
o. Angket terkait dengan self injury dan permasalahan
emosi seperti Beck depression inventory, Skala
Himillton
PENGOLAHAN DATA

GLORIA SMA 22
[Type the document title]
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka akan dilakukan
analisa data sehingga akan diketahui permasalahan yang
dialami siswa secara umum.
Catatan: Penting dalam melakukan analisa angket, observasi
dan wawancara serta hasil analisa AUM perlu diperhatikan
prioritas masalah siswa. Hal ini berguna untuk membatasi
permasalahan yang ada, sehingga tidak melebar.

TINDAK LANJUT
Persiapan tindak lanjut.
Ada beberapa langkah yang diambil dalam tindaklanjut
j. Konselor harus menentukan sejauhmana kondisi siswa
dalam memiliki masalah
k. Menentukan Jenis/kategori dan Tingkatan Masalah
Penyesuaian diri.
l. Tentukan tipe intervensi apa yang sangat diperlukan oleh
siswa. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Intervensi:
Preventif Kuratif Promotif
Bimbingan Konseling Dukungan sosial
kelompok/bimbingan individual (bagi
klasikal korban)
Layanan Advokasi
pembelajaran/psikoeduka
si
Dukungan social
Pemanggilan
orang tua
Traumatic
konseling
PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN
c. Yang harus ditulis dalam pencatatan:
13) Identitas
14) Perilaku seksual harasment
15) Diagnostic psikologi
16) Proses pelaksanaan intervensi
f. Pelaporan
13) Membuat dinamika psikologis, terkait dengan:
14) Latar belakang perilaku dalam menyakiti dirinya

GLORIA SMA 23
[Type the document title]
15) Laporan pada catatan komunikasi wali kelas.
g. Rujukan
12) Membuat surat panggilan bagi orang tua terkait
dengan perilaku siswa.
13) Membuat surat rujukan kepada psikolog/psikiater

KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING


Data pribadi
Tes psikologi
Informed concent
Catatan pemanggilan siswa
Catatan pemanggilan orangtua
Panduan observasi dan wawancara
Surat panggilan orang tua

MONITORING DAN EVALUASI


d. Feed back kepada siswa dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
e. Melakukan wawancara dan observasi terkait dengan
kondisi yang dialami oleh individu.
f. Monitoring, tergantung pada layanan dan
permasalahan yang ada

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.


Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu
primer terhadap penyesuaian diri. Penentu berarti faktor yang
mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses
penyesuaian diri. Penentu penyesuaian diri identik dengan faktor-
faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi
secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1.  Kondisi-kondisi fisik, termasuk didalamnya keturunan, konstitusi
fisik, susunan saraf,               kelenjar, dan system otot, kesehatan,
penyakit, dsb.
2.  Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan
intelektual, social, moral, dan emosional.
3.  Penentuan psikologis, termasuk didalamnya pengalaman,
belajarnya, pengkondisian, penetuan   diri, frustasi, dan   konflik.

GLORIA SMA 24
[Type the document title]
4. Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah.
5. Penentuan cultural termasuk agama.
B. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses
penyesuaian diri siswa khususnya di sekolah adalah:
1. Konselor  menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan
rasa “ betah” (at home) bagi anak-anak didik , baik secara social ,
fisik maupun akademis.
2.Konselor  memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi
belajar, social , maupun seluruh aspek  pribadinya.
3. Konselor mengunakan Metode yang tepat untuk menangani
masalah Siswa.
4. Konselor Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat
memperbesar motivasi belajar.
5. Peraturan / tata tertib yamg jelas dan dapat dipahami oleh siswa.
6.Konselor memberikan keteladanan pada siswa.
7. Konselor memmbangun kerja sama dan saling pengertian dari
para guru dan wali kelas  dalam menolong siswa yang
membutuhkan pertolongan dalam masalah penyesuaian diri.
8. Konselor memberikan program bimbingan dan penyuluhan yang
sebaik-baiknya.

1. Petunjuk Pendampingan Penanganan Perilaku


Bermasalah.
DEFINSI GANGGUAN PENYESUAIAN DIRI

  Cara Mengatasi Masalah-Masalah Perilaku siswa


1.             Konseling
  Memberikan konseling pribadi kepada siswa yang
bersangkutan untuk  membantu siswa dalam menghadapi persoalan
yang sedang dialami. Sehingga tercipta komunikasi yang bisa
membantu anak dalam menganalisa masalah – masalah yang
dihadapi, sehingga anak menemukan jatidirinya dan menghindari
perilaku – perilaku yang akan cenderung merugikan dirinya.
2.      Menasihati Anak untuk Menjalin Pertemanan yang Sehat
Baik Konselor  sebaiknya menasihati anak untuk menjalin
pertemanan yang sehat. Memang, sejak kecil anak sudah diajar
untuk tidak memilih-milih teman, tetapi Alkitab memberikan
nasihat-nasihat dalam menjalin sebuah persahabatan. Biasanya,

GLORIA SMA 25
[Type the document title]
siswa mengalami masalah yang berkaitan dengan perilaku karena
terus bergaul dengan teman sekelompoknya. Oleh sebab itu, baik
Konselor  hendaknya mendorong anak-anak untuk masuk di
lingkungan pertemanan yang sehat sehingga dapat menjalin
persahabatan di komunitas yang sehat pula.
3.      Memberikan Pendampingan, Perhatian, dan Kasih yang
Tulus
Ketika beranjak dewasa, anak-anak akan menghabiskan waktunya di
sekolah. konselor harus menjadi  motivator yang baik bagi siswa-
siswa di sekolah. Konselor  harus menunjukkan pendampingan,
perhatian, dan kasih yang tulus kepada siswa, tentu siswa akan
merasa dihargai dan memiliki semangat belajar yang tinggi di
sekolah.
3.      Petunjuk Pendampingan Siswa Berpacaran
           1.    Persiapkan Dengan Baik
                Konselor harus mendampingi dan mengetahui
tentang anak yang sedang membangun hubungan atau berpacaran,
Konselor memberikan gambaran kepada siswa yang sedang
berpacaran tentang konsep pacaran yang benar.
               2. Jelaskan Perbedaan “Falling In Love & Standing
In Love”
               Ketika anak jatuh cinta yang berfungsi adalah emotional
brain dan segalanya terlihat baik dan menyenangkan. Biarkan anak
menikmatinya sejenak. Setelah beberapa saat anak masuk  phase
tenang dan bisa mulai diajak dialog apa yang membuat anak jatuh
cinta karena hal ini akan menjadi panduan apakah hubungan
keduanya akan membawa kebaikan untuk “standing in love”?.
Konselor mmulai menjelaskan mengenai masalah ini
3. Pacaran Bagian Dari Perkembangan Mental Anak
                Ketika anak mulai pacaran artinya dia
mempunyai keberanian untuk belajar membangun hubungan, belajar
membangun sikap percaya diri, bersikap tegas “assertive”,
memegang komitmen,  berkompromi, menghargai perbedaan,
belajar untuk menjadi lebih baik dan saling mendukung.  Pastikan
Konselor memonitor dengan baik hal ini, jika tidak ada kebaikan
Anda mengajak dialog dan lakukan review
4. Terapkan Aturan/Kesepakatan
                Kalau siswa sudah mulai menunjukkan
ketertarikan maka orang tua harus bersikap sama dalam memberikan

GLORIA SMA 26
[Type the document title]
aturan main dan tidak berbeda pendapat. Misal anak boleh
berpergiaan berdua atau tidak, bertemu di rumah  dan di ruang tamu,
dan orang tua masing-masing sebaiknya saling mengenal sehingga
bisa saling mengawasi;
                5. Ajarkan Siswa Perbedaan “Healthy And
Abusive Relationship”
                Konselor memberikan pemahaman bahwa
Hubungan yang sehat adalah yang saling menghargai, mendukung,
berbicara dengan baik, menerima perbedaan, saling memaafkan dsb.
Hubungan yang penuh kekerasan adalah salah satu mendominasi,
merasa memiliki, banyak larangan, bicara kasar, mengancam,
berkata yang menyakitkan. Ajarkan Siswa untuk mampu
membedakan dan langsung memutuskan dengan baik jika hubungan
penuh kekerasan.
             6. Bicarakan Tentang Harapan Konselor:  
                Pacaran sebaiknya membawa pengaruh positive
dan tetap bisa menjankan kehidupan secara seimbang dan tetap
berjalan dengan baik apakah itu kegiatan sekolah, belajar, dan juga
mengerjakan tugas di rumah dsb.  
ANALISA DATA
TINDAK LANJUT
PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN
KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
MONITORING DAN EVALUASI

PETUNJUK PENANGANAN KETAKUTAN ATAU


KECEMASAN
A. DEFINISI

B. MANFAAT
C. TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN GANGGUAN
EMOSI
1. PENGUMPULAN DATA

2. PENGOLAHAN DATA
3. ANALISA DATA
4. TINDAK LANJUT
5. PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN

GLORIA SMA 27
[Type the document title]
6. KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN
KONSELING
7. MONITORING DAN EVALUASI

Faktor yang menyebabkan phobia dapat dialami oleh seseorang,


adalah :
1.      Faktor keturunan,
Phobia dapat disebabkan karena riwayat anggota keluarga pernah
mengalami hal yang sama. Misal : saat hamil sang ibu pernah
mengalami kejadian yang menakutkan terhadap kucing, sehingga
sang ibu phobia. Lalu hal itu diturunkan kepada anaknya.
2.      Faktor lingkungan.
Phobia yang disebabkan karena lingkungan yang kurang baik
terhadap kondisi psikologinya, sehingga membuat dia sering merasa
takut atau cemas yang berlebihan. Misal, di lingkungan tempat
tinggal sering terjadi kerusuhan yang menyebabkan seseorang
mengalami ketakutan ketika mendengar teriakan.
3.      Faktor budaya.
Phobia yang bisa terjadi karena tradisi yang harus ditaati oleh
seseorang, tetapi dia tidak bisa  menjalankannya. Misal, takut
kepada kebudayaan suatu negara atau kota tertentu.
Beberapa cara atau usaha untuk menyembuhkan penyakit phobia
adalah, sebagai berikut:
1.      Hypnotherapy
Adalah proses penyembuhan phobia dengan cara pemberian sugesti-
sugesti dari hypnotherapist kepada penderita untuk menghilangkan
ketakutannya terhadap suatu obyek atau keadaan tertentu.
2.      Desentiasi sistematis adalah penyembuhan phobia dengan cara
membuat penderita rileks sehingga membayangkan suasana yang
indah dan nyaman, setelah itu didatangkan sebuah obyek atau
keadaan tertentu yang ditakutinya.
3.      Abreaksi adalah penyembuhan phobia terhadap suatu objek
melalui cara pendekatan, mulai dengan foto atau gambar yang
ditakutinya, kemudian dilihatkan obyek tersebut dari kejauhan dulu
lalu didekatkan secara perlahan.
4.      Flooding adalah penyembuhan phobia dengan cara
menempatkan penderita dengan obyek yang ditakutinya, sampai ia
tidak merasakan ketakutan terhadap obyek tersebut.

GLORIA SMA 28
[Type the document title]
5.      Reframing adalah proses penyembuhan phobia dengan cara
membuat penderita membayangkan kejadian masa lalu, awalnya dia
mengalami phobia, dilanjutkan menyuruhnya bercerita pada yang
mengobatinya.
6.      Obat-obatan, penyembuhan phobia dengan penggunaan obat-
obat kimia, yang sebenarnya tidak dianjurkan untuk penderita
phobia. Biasanya penderita setelah melakukan beberapa kali terapi
bisa sembuh, tetapi penggunaan obat di dalamnya sebagai
pendamping ketika rasa cemas atau takut datang. Obat yang
biasanya digunakan adalah : antidepresan, beta-blocker.
7.   Konseling, mereka menyembuhkan phobia dengan
mendengarkan permasalahan seseorang, setelah itu baru
memberikan cara untuk menghilangkannya.

PETUNJUK PENANGANAN GANGGUAN EMOSI


A. DEFINISI
B. MANFAAT
C. TEKNIS PELAKSANAAN PENANGANAN GANGGUAN
EMOSI
1. PENGUMPULAN DATA
2. PENGOLAHAN DATA
3. ANALISA DATA
4. TINDAK LANJUT

5. PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN


6. KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN
KONSELING
7. MONITORING DAN EVALUASI

5.   Petunjuk penanganan rendah diri


Ciri – ciri orang yang rendah diri.
Orang yang merasa rendah diri dapat dilihat dari tingkah lakunya.
Tingkah laku orang yang rendah diri diantara lain sebagai berikut.

GLORIA SMA 29
[Type the document title]
a. Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Orang
yang menganggap dirinya tidak memepunyai kemampuan yang
berarti biasanya tidak mau bergaul dan menarik diri dari pergaulan.
b.   Selalu ragu dalam bertindak. Orang yang merasa tidak
mempunyai kemampuan yang berarti akan selalu ragu – ragu dalam
bertindak. Perasan seperti itu akan merugikan diri sendiri.
Cara mengatasi masalah rendah diri terhadap siswa
1. Dukung keahlian dan kemandirian siswa
Konselor melatih siswa untuk melakukan keterampilan yang sesuai
dengan usianya dan dijamin bahwa ia akan memperoleh perasaan
aman dalam proses menguasai keterampilan tersebut. Jika siswa
menghadapi masalah, Konselor memberi dorongan untuk berpikir.
2. Meningkatkan pemahaman diri siswa
siswa harus diberi pengertian bahwa tidak ada orang yang sempurna
dan bahwa semua orang memiliki kekuatan dan kekurangan yang
berbeda-beda.
3. Menyediakan Kehangatan dan penerimaan
Rasa harga diri yang tinggi diperoleh jika siswa merasa dirinya
diterima. Dukungan emosional merupakan hal yang penting karena
siswa membutuhkan perasaan aman.
4. Fokus pada hal-hal positif  yang dapat dilakukan siswa
Konselor  perlu mengenali dan mendukung kekuatan siswa.
Fokuskan pada kelebihan dan bukan pada kelemahan siswa. Catat
hal-hal yang baik tentang anak, baik keterampilan maupun usaha-
usaha yang dilakukannya. Sebisa mungkin, berilah umpan balik
yang positif disetiap kesempatan.
5. Menyediakan pengalaman yang konstruktif
Konselor  dapat merencanakan bermacam-macam kegiatan dan
menggunakan cara-cara yang tepat untuk menjamin agar siswa mau
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pengalaman konstruktif
hendaknya dibuat secara realistis, dengan tujuan yang dapat dicapai
anak.
6. Meningkatkan rasa percaya diri siswa
Percaya diri siswa juga dapat ditingkatkan dengan berangsur-angsur
melalui pengalaman keberhasilan berkali-kali dilakukan siswa.
Konselor membuat  tugas-tugas sederhana yang sebisa mungkin
dapat diselesaikan oleh siswa. Ajari pula siswa  untuk
mentoleransikan kegagalan, Konselor  bisa mengajarakan dan

GLORIA SMA 30
[Type the document title]
memberitahukan anak bahwa kegagalan lebih baik dari padapada
tidak mau mencoba sama sekali.
7. Memberikan Reward (Penghargaan)
Biasakan anak memahami arti penting pengharagaan dari usahanya,
setiap kali anak menunjukan sikap optimisme dan tidak mudah kecil
hati, beri ia reward yang dapat memperkuat perilakunya. Salah satu
bentuk reward yang efektif adalah dengan memberikan sesuatu yang
disukai anak.

6.      PETUNJUK PENANGANAN DEPRESI  


1.   Berbicaralah empat mata dan nyatakan perhatian dan kepedulian
Remaja biasanya malas kalau mendengar nasehat apalagi yang itu-
itu melulu, namun jauh di lubuk hati mereka tetap membutuhkan
perhatian dan kepedulian Konselor . Hanya saja, ukuran dan jenis
perhatian dan sikap dalam menyatakan perhatian itu mungkin sudah
mesti berbeda dari yang kita berikan ketika mereka masih anak-
anak. Salah-salah, maksud baik kita malah di tolak hanya karena
cara kita mengekspresikan kasih sayang, tidak pas dengan mereka.
2.   Jelaskan Bahwa Konselor  Mengamati Tanda-Tanda Tertentu
Dan Ingin Mendengar Penjelasannya
Menghadapi remaja, susah-susah gampang, perlu waktu dan
kesabaran, tapi juga perlu logika rasional supaya Konselor  tidak
terbawa emosi atau salah menangkap arti. Kalau menghadapi remaja
yang sedang sedih dan berubah menjadi pemurung, pendiam dan
suka menarik diri, maka sikap dominan dan otoriter, memaksa
mereka untuk berterus terang malah memperburuk hubungan.
Sebaliknya, sikap terbuka membuat remaja melihat bahwa Konselor
juga manusia. Konselor  bisa menceritakan pengalaman buruk  di
masa lalu, dan bagaimana rasanya waktu itu. Konselor bisa cerita
tanpa tendensi mempersuasi anak untuk mau cerita, atau mau “adu
susah” dengan kesusahan anak.  
3.   Posisikan Diri Konselor Untuk Lebih Mendengarkan
Oleh karenanya, menjadi teman dan penguat akan jauh lebih
diperlukan dari pada sekedar nasehat apalagi menjadi hakim.
Kehadiran Konselor  dengan sikap memahami, tanpa banyak
berkata-kata pun, bagi mereka sesuatu yang menenangkan.
4.   Ajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk bercerita
(eksploratif).

GLORIA SMA 31
[Type the document title]
Konselor harus siap mental dan emosional untuk menghadapi cerita
anak. Mungkin anak merasa takut bercerita dan cemas jangan-
jangan dia akan kena marah. Kalau Konselor bisa menguasai diri
dan bersikap rasional, Konselor bisa melihat masalah yang siswa
ceritakan dengan obyektif dan kepala dingin. Konselor bisa
memisahkan antara perasaan dengan solusi yang harus di ambil.
Hargai keterbukaan dan kejujuran siswa, karena bagi mereka yang
mengalami depresi, bercerita dan berekspresi adalah hal yang sangat
sulit.
5.   Pancinglah  Siswa Untuk mencari solusi
Dengan memancing pola pikir anak untuk mencari solusi yang
rasional, Konselor  membimbing pola pikir anak keluar dari situasi
“tidak ada jalan keluar” yang selama itu ada di dalam pikirannya.
Jika anak ragu untuk mengambil keputusan, berikan pandangan
mengenai plus minus tiap alternative yang ada, namun berikan
keyakinan bahwa Konselor akan membantu mereka menghadapi
apapun yang terjadi.
6.  Pikirkan langkah untuk mendapatkan bantuan profesional jika
dibutuhkan
Hal-hal di atas bisa dilakukan selama stress dan depresi yang
dialami belum dalam taraf berat, dimana anak masih bisa
berkomunikasi dan mengekspresikan perasaannya. Namun, ada pula
yang mengalami depresi berat hingga membutuhkan penanganan
professional, seperti Psikiater atau psikolog yang bisa membantunya
mengatasi depresinya setahap demi setahap sambil meluruskan
kembali pola pikir yang keliru serta mengembalikan tujuan dan
semangat hidupnya.
ANALISA DATA
TINDAK LANJUT
PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN
KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
MONITORING DAN EVALUASI

1. Petunjuk penanganan stress

       
8.      Petunjuk penanganan student performance appraisal
       

GLORIA SMA 32
[Type the document title]
9.      Petunjuk Pelaksanaan Pencatatan Laporan Pelaksanaan
Harian.
1.   Melakukan pencatatan setiap kegiatan sehari – hari yang
dilakukan meliputi kegiatan administrasi dan konseling.
2.   Melaporkan hasil laporan harian kepada pihak – pihak terkait.
10.  Petunjuk Pelaksanaan Home Visit    
a. Perencanaan
1)            Menetapkan kasus yang memerlukan kunjungan rumah
2)            Menetapkan materi kunjungan rumah
3)            Meyakinkan siswa pentingnya kunjungan rumah
4)            Menyiapkan  informasi pokok yang akan di
komunikasikan pada keluarga
5)            Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b.        Pelaksanaan
1)                     Mengkomunikasikan rencana kunjungan rumah
kepada pihak terkait
2)                     Melakukan kunjungan rumah
3)                     Bertemu orang tua/wali/anggota keluarga
4)                     Membahas permasalahan siswa
5)                     Melengkapi data
6)                     Mengembangkan komitmen orang tua/wali/keluarga
7)                     Merekam dan menyimpulkan hasil pembahasan
c.         Evaluasi
1)      Mengevaluasi  kelengkapan dan kemanfaatan hasil
kunjungan rumah, dan   komitmen orang   tua/   wali/ anggota
keluarga dalam penanganan kasus
2)      Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah
d.        Analisis Hasil Evaluasi
Melakukan analisis terhadap efektivitas hasil kunjungan rumah
terhadap penanganan kasus
e.         Tindak lanjut
1)     Menggunakan hasil kunjungan rumah dalam penanganan
kasus
2)     Bahan pertimbangan untuk perlunya  melengkap data lebih
lanjut
f.         Laporan
1)         Menyusun laporan kegiatan kunjungan rumah
2)         Menyiapkan laporan kepada pihak terkait
3)         Mendokumentasikan laporan kegiatan kunjungan rumah

GLORIA SMA 33
[Type the document title]

11.  Petunjuk Penanganan Sosial Media (Cyber Bulling )


Hal – hal yang harus disampaikan oleh konselor kepada siswa
mengenai tentang bagaimana cara mengakses internet yang baik
supaya tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
1)             Jangan pernah memberikan informasi pribadi secara
online pada orang atau website secara online tanpa pengawasan atau
sepengetahuan dari orang-tua atau wali kamu, informasi tersebut
dapat berupa nama lengkap kamu, password, alamat rumah, alamat
sekolah, nama teman ataupun nomor teleponmu.
2)             Jangan langsung percaya pada semua yang dilihat di
internet. Percaya pada insting, apabila merasa hal tersebut bersifat
menyesatkan dan tidak benar, kemungkinan besar hal tersebut
benar-benar menyesatkan. Mintalah selalu pendapat orang-tua, wali
atau guru guru yang lebih berpengalaman.
3)             Apabila melihat sesuatu yang membuat merasa tidak
enak, tinggalkan segera website tersebut dan beritahu orang tua,
wali atau Guru.
4)             Jangan pernah membeli sesuatu ataupun mengikuti
kontes/pertandingan tanpa meminta ijin dari orang-tua atau wali .
5)             Minta bantuan atau tanyakan pada orang-tua,wali  atau
gurusebelum men-download, membuka, ataupun mengirim
attachment pada satu email. Attachment ini termasuk foto, gambar,
program, atau apa saja!
6)             Jangan meng-klik link pada email apabila email tersebut
berasal dari orang yang tidak dikenal atau dipercaya.
7)             Hormati orang lain yang sedang online dan mereka akan
menghargai kita juga.
8)             Jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Twitter, My
Space dan sebagainya baik untuk mempererat tali silaturahmi,
berdiskusi akan banyak hal, tapi gunakanlah secara bijak, atur waktu
mengakses agar tetap produktif dan jangan sembarangan menerima
ajakan ”kopi darat”/bertemu dengan orang yang belum dikenal.
9)             Selalu log out setelah log in suatu aplikasi maupun
transaksi apapun. Keadaan tetap log in beresiko jika ada pihak lain
yang kemudian melanjutkan aplikasi maupun transaksi terutama
untuk akses internet di tempat umum seperti Warnet.
10)         Selalu ikuti nasihat dan aturan dari keluargamu mengenai
penggunaan internet.

GLORIA SMA 34
[Type the document title]
ANALISA DATA
TINDAK LANJUT
PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN
KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
MONITORING DAN EVALUASI

12.  PETUNJUK PEMANGGILAN ORANGTUA


Surat panggilan orang tua dibutuhkan jika ada masalah-masalah
yang butuh di konfirmasikan dengan orang tua siswa. Surat
panggilan orang tua harus ditandatangani oleh wali kelas siswa yang
mau di panggil orang tuanya, hal ini agar tidak terjadi miss
komunikasi antara guru BK dengan pihak wali kelas, karena sekecil
apapun masalah siswa, wali kelas harus lebih mengetahuinya.
kriteria pemangilan orang tua siswa
1.   Pelanggaran peraturan sekolah oleh siswa
2.   Prestasi belajar menurun
13. Petunjuk Pemangilan Siswa Untuk Konseling
a. Inisiatif dari siswa
1.   Siswa datang ke ruang Bk
2.   Siswa meminta surat keterangan untuk melakukan
konseling dari pihak BK
3.   Siswa memberikan surat keterangan itu kepada guru yang
mengajar di jam tersebut dan meminta ijin untuk melakukan
konseling
b.Inisiatif dari Guru BK
Indikator pemangilan siswa
a.    Siswa mengalami masalah baik pribadi atau akademis
b.   Memberikan layanan prefentif  kepada Siswa
c.    Pemilihan masalah penjurusan
d.   BK memberikan layanan klasikal
Tahapan pelaksanaan
1.   Guru BK membuat surat keterangan
2.   Guru BK memberikan surat tersebut kepada Guru yang
mengajar di kelas dan meminta ijin untuk anak tersebut di
perbolehkan untuk proses layanan konseling.
ANALISA DATA
TINDAK LANJUT
PENCATATAN, LAPORAN DAN RUJUKAN
KELENGKAPAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

GLORIA SMA 35
[Type the document title]
MONITORING DAN EVALUASI

PETUNJUK PEMA

GLORIA SMA 36

Anda mungkin juga menyukai