Anda di halaman 1dari 13

Menangani Kasus Anak

Diana Putri Arini, M.Psi.M.A.,Psikolog


Kasus
• Zh (6) mengalami ketagihan gadget, hal ini membuat matanya mengalami
minus 4 yang membuatnya sulit untuk melihat. Disekolah Zh mengalami
kebosanan belajar, dia sulit memahami pelajaran karena tidak terlihat,
sering tidak mengalami konsentrasi.
• Orangtua merujuk ke psikolog untuk menghentikan perilaku ketagihan
gadget. Berdasarkan hasil asesmen diketahui, ibu Zh abai dengan
kebutuhan anak, ayah penyuka gamer begitujuga kakak-kakaknya yang
bisa main game online sampai jam 2 dini hari.
• Zh mengadopsi perilaku tsb dari kk dan ayahnya. Sehingga permasalahan
Zh tidak bisa berdiri sendiri harus mengintervensi keluarganya.
Isu Kasus Anak
• Isu kasus anak tidak hanya menyangkut pada anak namun bergubungan pada
attachment dan object permanent, sehingga situasi keluarga berhubungan pada
satu dan yang lain.
• Normal pada usia anak memerlukan pertimbangan umur sebagai aspek kunci
psikopatologi.
• Developmental perspectives  variabilitas individual dalam hal kapan seorang
anak mencapai kematangan, umur merupakan indeks penting kematanag
biologis, perkembangan kognitif dan pengalaman hidup,
• Pendekatan diagnostic dewasa  dikritik karena terlalu sedikit memberikan
perhatian pada anak.
Sistem Diagnostik Untuk Anak
• Model tradisional melihat perspektif gangguan anak-anak sama
dengan gangguan orang dewasa  adultomorphism.
• Contoh di dunia medis, gejala strep throat (sakit tenggorokan karena
bakteri streptotokus) adalah radang tenggorokan dan demam, tidak
peduli penderitanya anak-anak atau dewasa. Secara analogis
pandangan ini sama seperti gejala Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) pada anak-anak maupun orang dewasa yang dianggap sama
saja.
• Pandangan moderat melihat fitur esensial pada gangguan yang
dialami anak-anak dan orang dewasa terkaut pada spesifik umur.
PTSD pada anak dan dewasa

PTSD pada anak dimanifestasikan dari permainan repetitif


dimana aspek trauma diekspresikan.
• Menurut Garber, pertimbangan penting untuk kasus anak:
1. Umur dan sex trend (tren terkait jenis kelamin)
2. Taraf fungsi dan progresi perkembangan
3. Tugas perkembangan
Umur dan tren jenis kelamin
• Bedakan simtom  gejala dan masalah tertentu dan sindrom pola
atau klaster dari sebuah gangguan
• Studi epidemologis menunjukkan gejala cukup lazim terlihat di usia
tertentu namun sindrom jarang tertentu. Misal mimpi buruk pada
anak-anak, dan bila muncul tidak dianggap psikopatologi.
• Namun jika gejala ini co-occur (muncul berbarengan) dengan gejala
lain misalnya distress setiap kali berpisah dengan orangtua dan tidak
mau pergi ke sekolah, hal ini meunjukkan adanya sindroma Speration
Anxiety Disoder.
Taraf Fungsi dan Progresi
Perkembangan

• Salah satu kriteria untuk menetapkan apakah perilaku individ bersifat


patologis adalah dengan mempertimbangkan tentang seberapa baik
orang tersebut menghadapi tuntutan lingkungannya.
• Biasanya perilaku dikatakan abnormal bila pola perilaku tsb
mengakibatkan hendaya atau terjadinya kemunduran ke taraf fungsi
sebelumnya.
Tugas
Perkembangan
• Tugas perkembangan adalah taraf fungsi sosial yang mempengaruhi
kompetensi dan penyesuaian anak.
• Misal: absensi sekolah mengakibatkan deficit dalam keterampilan
dasar yang dibutuhkan untuk materi akademis kelak, perilaku ini
menganggu fungsi akademisnya dan perkembangan akademisnya
kelak.
• Perspektif perkembangan dikritik karena tidak cukup menyediakan
alternatif yang mudah bagi pengguna kriteria diagnostik untuk orang
dewasa yang tidak dimodifikasi dalam diagnosis maupun studi
psikopatologi anak.
Strategi Intervensi Mengatasi Kasus
Anak:
KONTEKS INTERVENSI TIPE INTERVENSI
1. Intervensi anak remaja Psikoterapi Individual
Psikoterapi kelompok
Terapi bermain
Terapi behavioral dan kognitif behavioral
Latihan keterampilan
Psikofarmakologi
2. Intervensi Orangtua Konsultasi
Latihan pendidikan
3. Intervensi Keluarga Terapi keluarga
Dukungan pembeedayaan keluagra
4. Intervensi Sekolah dan masyarakat Konsultasi dengan pelayanan sosial
Konsultasi dengan sistem hukum
Konsultasi dalam setting medis.
• Terapi anak dan remaja dianggap de facto family-
context therapy karena masalah anak harus
ditangani dalam konteks sistem keluarga dan
sistem sosial yang lebih besar.
• Anak dan lingkungan (misal keluarga) dianggap
sebagai bagian dari hubungan utuh dan setiap
masalah atau perubahan pada tingkat anak atau
tingkat lingkungan mempengaruhi seluruh sistem.
• Gangguan pada anak harus dilihat dalam kerangka
psikopatologi dan psikososial.
Kritik pada terapi

• Menurut Shrik (1999) pendekatan terapi anak didasari informasi


perkembangan harus meliputi berbagai konteks sosial, khususnya konteks
pengasuhan anak, yang menopang atau justru menghalangi perkembangana
nak.
• Terapi psikodinamika menekanan penanganan anak yang terfokus pada
deficit pada perkembangan awal daripada interaksi dengan pengasuhnya.
• Terapi kognitif- behavioral  difokuskan pada individu anak debgan
keterlibatan yang kurang rill dan mengabaikan isu sistem lebih luas.
• Terapi behavioral  melatih orangtua mengajari manajemen perilaku yang
lebih efektif namun tidak mempertimbangkan faktor kontekstual seperti
stressor finansial dan masalah perkawinan.
• Menurut Hanley dan Wright (1995) kekurangan professional
kesehatan mental pada kasus anak digambarkan sebagai missing link.
• Oleh karena itu kekurangan ini harus diatasi dengan mencapai upaya
integrasi antara organisasi professional, college, universitas , yayasan
swasta, otoritas kesehatan mental dan pemerintah federal.
• Sehingga dibutuhkan peran secara multifungsi antara keluarga, sistem
sosial, sekolah dan kebijakan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai