Kasus • Zh (6) mengalami ketagihan gadget, hal ini membuat matanya mengalami minus 4 yang membuatnya sulit untuk melihat. Disekolah Zh mengalami kebosanan belajar, dia sulit memahami pelajaran karena tidak terlihat, sering tidak mengalami konsentrasi. • Orangtua merujuk ke psikolog untuk menghentikan perilaku ketagihan gadget. Berdasarkan hasil asesmen diketahui, ibu Zh abai dengan kebutuhan anak, ayah penyuka gamer begitujuga kakak-kakaknya yang bisa main game online sampai jam 2 dini hari. • Zh mengadopsi perilaku tsb dari kk dan ayahnya. Sehingga permasalahan Zh tidak bisa berdiri sendiri harus mengintervensi keluarganya. Isu Kasus Anak • Isu kasus anak tidak hanya menyangkut pada anak namun bergubungan pada attachment dan object permanent, sehingga situasi keluarga berhubungan pada satu dan yang lain. • Normal pada usia anak memerlukan pertimbangan umur sebagai aspek kunci psikopatologi. • Developmental perspectives variabilitas individual dalam hal kapan seorang anak mencapai kematangan, umur merupakan indeks penting kematanag biologis, perkembangan kognitif dan pengalaman hidup, • Pendekatan diagnostic dewasa dikritik karena terlalu sedikit memberikan perhatian pada anak. Sistem Diagnostik Untuk Anak • Model tradisional melihat perspektif gangguan anak-anak sama dengan gangguan orang dewasa adultomorphism. • Contoh di dunia medis, gejala strep throat (sakit tenggorokan karena bakteri streptotokus) adalah radang tenggorokan dan demam, tidak peduli penderitanya anak-anak atau dewasa. Secara analogis pandangan ini sama seperti gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada anak-anak maupun orang dewasa yang dianggap sama saja. • Pandangan moderat melihat fitur esensial pada gangguan yang dialami anak-anak dan orang dewasa terkaut pada spesifik umur. PTSD pada anak dan dewasa
PTSD pada anak dimanifestasikan dari permainan repetitif
dimana aspek trauma diekspresikan. • Menurut Garber, pertimbangan penting untuk kasus anak: 1. Umur dan sex trend (tren terkait jenis kelamin) 2. Taraf fungsi dan progresi perkembangan 3. Tugas perkembangan Umur dan tren jenis kelamin • Bedakan simtom gejala dan masalah tertentu dan sindrom pola atau klaster dari sebuah gangguan • Studi epidemologis menunjukkan gejala cukup lazim terlihat di usia tertentu namun sindrom jarang tertentu. Misal mimpi buruk pada anak-anak, dan bila muncul tidak dianggap psikopatologi. • Namun jika gejala ini co-occur (muncul berbarengan) dengan gejala lain misalnya distress setiap kali berpisah dengan orangtua dan tidak mau pergi ke sekolah, hal ini meunjukkan adanya sindroma Speration Anxiety Disoder. Taraf Fungsi dan Progresi Perkembangan
• Salah satu kriteria untuk menetapkan apakah perilaku individ bersifat
patologis adalah dengan mempertimbangkan tentang seberapa baik orang tersebut menghadapi tuntutan lingkungannya. • Biasanya perilaku dikatakan abnormal bila pola perilaku tsb mengakibatkan hendaya atau terjadinya kemunduran ke taraf fungsi sebelumnya. Tugas Perkembangan • Tugas perkembangan adalah taraf fungsi sosial yang mempengaruhi kompetensi dan penyesuaian anak. • Misal: absensi sekolah mengakibatkan deficit dalam keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk materi akademis kelak, perilaku ini menganggu fungsi akademisnya dan perkembangan akademisnya kelak. • Perspektif perkembangan dikritik karena tidak cukup menyediakan alternatif yang mudah bagi pengguna kriteria diagnostik untuk orang dewasa yang tidak dimodifikasi dalam diagnosis maupun studi psikopatologi anak. Strategi Intervensi Mengatasi Kasus Anak: KONTEKS INTERVENSI TIPE INTERVENSI 1. Intervensi anak remaja Psikoterapi Individual Psikoterapi kelompok Terapi bermain Terapi behavioral dan kognitif behavioral Latihan keterampilan Psikofarmakologi 2. Intervensi Orangtua Konsultasi Latihan pendidikan 3. Intervensi Keluarga Terapi keluarga Dukungan pembeedayaan keluagra 4. Intervensi Sekolah dan masyarakat Konsultasi dengan pelayanan sosial Konsultasi dengan sistem hukum Konsultasi dalam setting medis. • Terapi anak dan remaja dianggap de facto family- context therapy karena masalah anak harus ditangani dalam konteks sistem keluarga dan sistem sosial yang lebih besar. • Anak dan lingkungan (misal keluarga) dianggap sebagai bagian dari hubungan utuh dan setiap masalah atau perubahan pada tingkat anak atau tingkat lingkungan mempengaruhi seluruh sistem. • Gangguan pada anak harus dilihat dalam kerangka psikopatologi dan psikososial. Kritik pada terapi
• Menurut Shrik (1999) pendekatan terapi anak didasari informasi
perkembangan harus meliputi berbagai konteks sosial, khususnya konteks pengasuhan anak, yang menopang atau justru menghalangi perkembangana nak. • Terapi psikodinamika menekanan penanganan anak yang terfokus pada deficit pada perkembangan awal daripada interaksi dengan pengasuhnya. • Terapi kognitif- behavioral difokuskan pada individu anak debgan keterlibatan yang kurang rill dan mengabaikan isu sistem lebih luas. • Terapi behavioral melatih orangtua mengajari manajemen perilaku yang lebih efektif namun tidak mempertimbangkan faktor kontekstual seperti stressor finansial dan masalah perkawinan. • Menurut Hanley dan Wright (1995) kekurangan professional kesehatan mental pada kasus anak digambarkan sebagai missing link. • Oleh karena itu kekurangan ini harus diatasi dengan mencapai upaya integrasi antara organisasi professional, college, universitas , yayasan swasta, otoritas kesehatan mental dan pemerintah federal. • Sehingga dibutuhkan peran secara multifungsi antara keluarga, sistem sosial, sekolah dan kebijakan di masyarakat.