Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WANITA YANG NIFAS DIBULAN RAMADHAN,QODHA ATAU


FIDYAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Masai’lul Fiqh
Dosen pengampu : Dr. Ela Hodijah Noor, M.Pd.I

Dibuat oleh :
Serina Mustika (B.202011086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SEBELAS APRIL SUMEDANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak
memberikan beribu- ribu nikmat kepada kita umatnya.Shalawat, rahmat, dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni nabi besar Muhammad SAW. Atas limpahan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Wanita yang nifas pada bulan ramadhan,qadha atau fidyah" tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Masai’ilul Fiqh.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
Materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu ,kami
mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan
penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun teman-teman sekalian, sehingga dapat menambah pengetahuan
kita bersama .

Sekian, Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Sumedang ,28 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Puasa Ramadhan Bagi Wanita Yang Nifas ........................................................ 4
B. Cara Mengganti Puasa Ramadhan Pada Wanita Yang Nifas .......................... 7
BAB III............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas adalah sebuah proses yang harus dilalui oleh setiap wanita
setelah melahirkan. Tidak peduli bagaimana metode melahirkan yang dipilih,
seorang wanita itu akan tetap mengalami masa nifas usai melahirkan. Biasanya
masa nifas berlangsung selama 4-6 minggu. Di masa ini, wanita akan mengalami
beberapa perubahan mulai dari adaptasi mengurus si kecil hingga perubahan
tubuh.Tapi bagaimana ya kalau Ibu menjalankan masa nifas di bulan Ramadhan?
Nah, buat wanita yang menjalankan nifas di bulan Ramadhan hukumnya tidak
diwajibkan untuk berpuasa. Sebab, wanita dalam masa nifas termasuk golongan
kaum istimewa di mata Allah SWT.Namun, wanita yang sedang nifas itu tetap
wajib mengganti utang puasa tersebut di hari lain.1 Mereka tidak berpuasa dan
wajib qadha hari Ramadhan yang ditinggalkan,tidak wajib shalat dan tidak wajib
qadha shalat yang ditinggalkan; dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

.‫صالَ ِة‬
َّ ‫اء ال‬
ِ ‫ض‬َ َ‫ص ْو ِم َوالَ نُؤْ َم ُر ِبق‬
َّ ‫اء ال‬
ِ ‫ض‬َ َ‫ُصيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْ َم ُر ِبق‬
ِ ‫َكانَ ي‬

” Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk


mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha ’shalat’.” HR.
Muslim no. 3352

B. Rumusan Masalah
1. Apakah wanita yang sedang nifas wajib menjalankan puasa Ramadhan?
2. Bagaimana cara mengganti puasa Ramadhan bagi wanita yang sedang nifas?

1
https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/nifas-di-bulan-ramadan-wajib-ganti-
puasa-di-hari-lain
2
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-wanita-nifas-di-bulan-ramadhan

1
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui hukum puasa Ramadhan untuk wanita yang sedang nifas
2. Dapat mengetahui cara mengganti puasa Ramadhan bagi orang yang nifas

2
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam buku Tuntunan Puasa Tarawih & Ied oleh Ustaz Abdurrahman,
dijelaskan bahwa puasa menurut bahasa artinya menahan. Sedangkan menurut
istilah syari'i adalah menahan makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.Setiap orang
Islam yang percaya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, diwajibkan untuk berpuasa
di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Al Baqarah
ayat 183:

َ‫علَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِّ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ‫الص َيا ُم َك َما ُك ِت‬
َ ‫ب‬ َ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُك ِت‬
َ ‫ب‬
Satu syarat wajib puasa di bulan Ramadhan di antaranya suci dari haid dan nifas
bagi wanita. Wanita dalam kondisi ini tidak boleh berpuasa dan wajib
menggantinya di hari lain setelah bulan Ramadhan.

Hal tersebut berdasarkan hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang


berbunyi:

ْ َ‫صالَةَ فَقَال‬
‫ت‬ ِ ‫ص ْو َم َوالَ تَ ْق‬
َّ ‫ضى ال‬ َّ ‫ضى ال‬ ِ ِ‫شةَ فَقُ ْلتُ َما بَا ُل ْال َحائ‬
ِ ‫ض تَ ْق‬ َ ُ‫سأ َ ْلت‬
َ ِ‫عائ‬ ْ َ‫ع ْن ُم َعاذَةَ قَال‬
َ ‫ت‬ َ
‫ص ْو ِم‬
َّ ‫اء ال‬
ِ ‫ض‬َ َ‫ُصيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْ َم ُر ِبق‬
ِ ‫ت َكانَ ي‬ ِ ‫ت قُ ْلتُ لَ ْستُ ِب َح ُر‬
ْ َ‫ قَال‬.ُ‫وريَّ ٍة َولَ ِكنِِّى أَ ْسأَل‬ ِ ‫وريَّةٌ أَ ْن‬
ِ ‫أَ َح ُر‬
.ِ‫صالَة‬
َّ ‫اء ال‬
ِ ‫ض‬َ َ‫َوالَ نُؤْ َم ُر ِبق‬

"Dari Mu'adzah dia berkata, 'Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata,
'Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha'
shalat?' Maka Aisyah menjawab, 'Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ' Aku
menjawab, 'Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Aisyah
menjawab: 'Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk
mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat." (HR.
Muslim, no. 335).3

3
https://www.haibunda.com/moms-life/20200413162901-76-133616/suci-dari-haid-
dan-nifas-jadi-syarat-puasa-ramadhan-ini-ketentuannya

3
A. Puasa Ramadhan Bagi Wanita Yang Nifas
Secara bahasa nifas berarti proses kelahiran. Seseorang yang melahirkan
disebut nufasa, nuswah, atau nifas. Secara syariat, nifas berarti darah yang
keluar setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya segumpal
darah atau sepotong daging, karena keduanya masuk dalam wiladah (kelahiran).

Nifaas yaitu darah yang keluar dari wanita setelah melahirkan. Minimal tidak
ada batasnya, dan maksimal empat puluh hari sesuai dengan hadits Ummu
Salamah, di mana ia berkata,

‫ تَ ْقعُدُ َب ْعدَ ِنفَا ِس َها‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬


ِ َّ ‫سو ِل‬ َ ‫علَى‬
ُ ‫ع ْه ِد َر‬ َ َ‫ت ال ُّنف‬
َ ‫سا ُء‬ ِ ‫َكا َن‬
ً‫أ َ ْر َبعِينَ َي ْو ًما أ َ ْو أ َ ْر َبعِينَ لَ ْيلَة‬

“Dahulu di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, wanita menunggu


masa nifasnya selesai hingga 40 hari atau 40 malam.” HR. Abu Daud no. 311,
Tirmidzi no. 139 ,Ibnu Majah no. 648. Hadits ini dishahihkan Al Hakim dan
disepakati oleh Adz Dzahabi. Syaikh Al Albani mengatakan shahih4

Dengan kata lain, nifas adalah darah yang keluar mengiringi kelahiran
atau setelahnya. Ini pendapat Imam Syafii, adapun menurut Imam Malik adalah
Darah yang dikeluarkan dari rahim yang disebabkan persalinan, baik ketika
bersalin maupun setelahnya, bukan sebelumnya”. Imam Hambali
mendefinisikan nifas sebagai “Darah yang keluar bersama keluarnya anak, baik
sesudahnya maupun sebelumnya, dua atau tiga hari dengan tanda-tanda akan
melahirkan.” Menurut Imam Hanafi nifas adalah Darah yang keluar setelah
melahirkan, atau yang keluar ketika sebagian besar tubuh anaknya sudah keluar.
semua hal-hal yang diharamkan bagi wanita haid juga diharamkan bagi wanita
nifas.5 Haram bagi wanita yang sedang haid berpuasa, baik puasa wajib maupun

4
M. Nuruddin Marbu Banjar Al-Makky, Fiqh Darah Perempuan…, h. 162.

5
M Jawad Mughirah, Al-Fiqh Ala Madzahibil Khomsah, terjm. Masykur A.B, Afif
Muhammad, Idrus Al-Kaff..., h. 38-39.

4
sunah, dan puasanya tidak sah. Dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim, Abu
Said Al-Khudri r.a mengatakan:6

ُ َ‫ص ِِّل َولَ ْم ت‬


)‫ص ْم؟(رواه بخاري ومسلم‬ َ ُ ‫ت لَ ْم ت‬ َ ‫ْس ِإذَا َحا‬
ْ ‫ض‬ َ ‫أَل ََي‬
“Bukankah bila seorang perempuan haid maka ia tiddak sholat dan tidak puasa”?

Dari Mu’azah, ia berkata:

‫ضي‬ ِ ‫ص ْو َم الَ تَ ْق‬َّ ‫ضي ال‬ ُ ‫ َما َبا ُل ْال َحي‬:‫ت‬


ِ ‫ْض تَ ْق‬ ْ َ‫ فَقَال‬،‫ع ْن َها‬
َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ِ ‫شةَ َر‬ َ ُ‫سأ َ ْلت‬
َ ‫عا ِئ‬ َ
‫اء‬
ِ ‫ض‬َ َ‫سلَّ َم فَنُؤْ َم ُر ِبق‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫س ْو ِل‬ ُ ‫ُص ْيبُنَا ذَلِكَ َم َع َر‬
ِ ‫ت َكانَ ي‬ْ ‫صالَة َ؟ قَا َل‬
َّ ‫ال‬
)‫صالَةِ(رواه الجماعة‬
َّ ‫اء ال‬
ِ ‫ض‬َ َ‫ص ْو ِم َوالَ نُؤْ َم ُر ِبق‬
َّ ‫ال‬
“Saya bertanya kepada ‘Aisyah r.a :” Mengapa orang haid harus mengqodlo
puasa, tapi tidak mengqodlo sholat?. Jawabnya :Hal demikian telah kami alami
dimasa Rosulullah. Kami diperintahkan mengqodlo puasa dan tidak diperintahkan
mengqodlo sholat. (H.R Muslim)

Ibnu Qayim menerangkan hikmah diwajibkannya mengqodlo puasa bagi


perempuan haid dan tidak diwajibkan mengqodlo sholat. Ia berkata: Adapun
diwajibkannya qodlo puasa bagi perempuan haid dan tidak diwjibkannya
mengqodlo sholat, maka ini adalah bagian dari kesempurnaan kebaikan, kearifan
dan pemeliharaan syariat Islam bagi kemaslahatan orang-orang mukallaf. Haid
yang dianggap sebagai penafi amal ibadah tidak mungkin dipakai untuk
mengerjakannya. Adapun tentang sholat, ketika perempuan itu suci telah memiliki
hari-hari sholat yang telah cukup dan tidak lagi membutuhkan tambahan dimasa-
masa haid. Kemaslahatan sholaat telah dapat dicapai pada masa-masa suci karena
ia dilakukan secara berulang-ulang setiap hari. Ini berbeda dengan puasa. Puasa
wajib tidak dikerjakan berulang-ulang. Ia hanya datang sebulan selama setahun.
Jika ia idak mengerjakan karena datangnya haid,maka ia tidak lagi mendapakan
gantinya dan hilanglah manfaat yang bisa ia petik. Karena itu ia harus berpuasa di

6
Moh. bin Ismail al Bukhori, Shohih Bukhori..., h. 83.

5
masa-masa sucinya agar mendapatkan kemaslahatannya, yang itu merupakan
rahmat dan kebajikan Allah bagi hamba dengan syariat-Nya.

Pernyataan di atas senada dengan apa yang dikatakan An-Nawawi dalam Syarah
Muslim: Para ulama berkata: Perbedaan diantara keduanya, yakni sholat dan puasa,
kalau sholat itu banyak dilakukan berkali-kali maka sulit mengqodlonya, lain
halnya puasa karena puasa itu wajib dilakukan setahun sekali saja, dan barangkali
orang yang haid itu hanya satu hari atau dua hari.7

Adapun pandangan pandangan dari madhab madhab terkenal di


dunia sunnai,untuk lebih jelasnya kutipan kutipan berikut akan memperjelas
pandangannya:

a. Imam Syafi'i berpendapat bahwa masa nifas yang paling panjang selama
60 hari. Demikian pula dengan pendapat Imam Malik. Menurut Mazhab
Maliki, 40 hari merupakan masa yang dialami oleh umumnya kaum
wanita, dan masa nifas yang terpanjang selama 60 hari.
b. Mazhab Maliki dalam masalah ini berbeda dengan kedua mazhab
tersebut di atas. Menurut mazhab ini, jika darah nifas terhenti selama 15
hari dalam masa nifas, maka ia dianggap suci. Dan darah yang keluar
setelah itu adalah darah haid. Tetapi jika darah yang terhenti kurang dari
setengah bulan, maka darah yang keluar selanjutnya termasuk darah
nifas.
c. Mazhab Hanbali. Mazbab ini berpandangan bahwa ketika darah nifas
terhenti dalam waktu-waktu nifas, maka saat itu yang bersangkutan
dalam kondisi suci. Dengan demikian, ia wajib melaksanakan
kewajiban-kewajiban agama seperti pada hari-hari biasa

Semua imam mazhab itu menyepakati status hukum wanita nifas seperti halnya
wanita yang haid. Ia dilarang mengerjakan shalat, puasa, berdiam diri di masjid,

7
M. Nuruddin Marbu Banjar Al-Makky, Fiqh Darah Perempuan…, h. 58

6
menyentuh Alquran, thawaf di Masjidil Haram, dan berhubungan badan dengan
suami.8

B. Cara Mengganti Puasa Ramadhan Pada Wanita Yang Nifas


Allah memberikan keringanan pada wanita atau orang orang yang terhalang
dalam melakukan puasa ramadhan karena alasan yang diperbolehkan oleh
sumber syariat islam, seperti ketika sakit, berada dalam perjalanan,wanita nifas
dan juga wanita yang haidh dan menyusui. Allah ‘azza wa jalla berfirman,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa yang menyaksikan hilal, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu.

‫ضانَ الَّذي اُنز َل فيه القُر ٰا ُن ُهدًى لِّل َّناس َو َب ِّي ٰنت ِّمنَ ال ُه ٰدى َوالفُرقَان فَ َمن‬ َ ‫شه ُر َر َم‬ َ
َ ‫ع ٰلى‬
‫سفَر فَعدَّة ِّمن اَيَّام اُخ ََر‬ َ ‫ضا اَو‬ ً ‫صمهُ ۗ َو َمن َكانَ َمري‬ َّ ‫ۗشَهدَ من ُك ُم ال‬
ُ ‫شه َر فَل َي‬
‫ع ٰلى َما‬ َ ٰ ‫ّللاُ ب ُك ُم اليُس َر َو َل يُريدُ ب ُك ُم العُس َر ۖ َولتُكملُوا العدَّة َ َولت ُ َك ِّب ُروا‬
َ ‫ّللا‬ ٰ ُ‫يُريد‬
َ‫َه ٰدى ُكم َولَ َعلَّ ُكم تَش ُك ُرون‬
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajib baginya mengqodho’ puasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).

Dari firman Allah tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum wanita


nifas di bulan ramadhan ialah boleh meninggalkan puasa ramadhan karena

8
https://www.republika.co.id/berita/qburhz430/hukum-nifas-menurut-imam-mazhab

7
memang berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berpuasa,
namun tetap wajib menggantinya di hari yang lain ketika ia telah mampu.

Tentunya wanita nifas ialah sebagaimana wanita haid yang tidak


mungkin menjalankan ibadah puasa ramadhan dan yang lain seperti
membaca Al Qur’an sebab dalam kodisi yang belum suci, kondisinya yang
lemah dan butuh banyak energi untuk mengurus bayinya juga menjadi
alasan dari segi kesehatan dimana pada masa tersebut wanita tidak mungkin
mendapat beban yang berat yang dikhawatirkan akan berpengaruh pada
kondisinya juga bayi yang baru saja dilahirkannya.Hal itu juga sama seperti
ibadah shalat di bulan ramadhan yang juga tidak boleh dilakukan karena
belum berada dalam keadaan suci, namun ibadah shalat berbeda dengan
ibadah puasa ramadhan, walaupun sama sama ibadah yang wajib, shalat
tidak untuk diganti atau didobel di hari lain, hanya ibadah puasa ramadhan
saja yag diganti di hari lain.

Hal ini juga ditegaskan dalam riwayat berikut, Disebutkan dalam


Bukhari Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya beliau
ditanya oleh seorang wanita, “Mengapa wanita hadih diharuskan
mengqodho’ puasa dan tidak diharuskan mengqodho’ shalat?” ‘Aisyah
menjawab, “Dulu kami mendapati haidh. Kami diperintahkan (oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam) untuk mengqodho’ puasa dan kami tidak
diperintahkan untuk mengqodho’ shalat.” Inilah dalilnya.9

Hukum Mengganti Puasa Ramadhan Wanita Nifas

Adapun terdapat riwayat dari sebagian ulama salaf yang memerintahkan


nifas yang terjadi di bulan ramadhan (jika tidak puasa) cukup menggantinya dengan
membayar fidyah (memberi makan) dan tidak perlu mengqodho’ hutang puasanya,

9
https://www.haibunda.com/moms-life/20200413162901-76-133616/suci-dari-haid-
dan-nifas-jadi-syarat-puasa-ramadhan-ini-ketentuannya

8
maka yang dimaksudkan di sini adalah untuk mereka yang tidak mampu berpuasa
selamanya seperti orang yang tua atau sakit sakitan.

Dan berbeda lagi hukumnya bagi orang yang masih mampu, diwajibkan
untuk menggantinya di hari lain ketika ia sudah pulih atau sudah selesai dari masa
nifas dan sudah memungkinkan untuk melakukan puasa untuk mengganti puasa
ramadhan yang ditinggalkannya. dan ia tetap akan mendapat pahala yang sama
seperti ketika dilakukan di bulan ramadhan jika ia melakukannya dengan ikhlas.

‫علَى‬ َ ‫ع ٰلى‬
َ ‫سفَر فَعدَّة ِّمن اَيَّام اُخ ََر ۗ َو‬ ً ‫يَّا ًما َّمعدُو ٰد ۗت فَ َمن َكانَ من ُكم َّمري‬
َ ‫ضا اَو‬
ُ َ‫ع خَي ًرا فَ ُه َو خَير لَّه ۗ َواَن ت‬
‫صو ُموا‬ َ ‫الَّذينَ يُطيقُونَه فد َية‬
َ َ‫طعَا ُم مسكي ۗن فَ َمن ت‬
َ ‫ط َّو‬
َ‫خَير لَّ ُكم ان ُكنتُم تَعلَ ُمون‬
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankan puasa (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan satu orang miskin (bagi satu
hari yang ditinggalkan). Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka Itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 184).

Jelas dari ayat tersebut bahwa bagi yang tidak mampu misalnya wanita nifas
yang memang sudah tua atau sudah sakit sakitan dan tak kuat atau tak
memungkinkan bagi kesehatannya untuk berpuasa, ia boleh membayar fidyah atau
memberi makan kepada orang miskin yang membutuhkan sesuai jumlah hari yang
ia tinggalkan.Namun jika ia masih mampu misalnya ibu nifas yang masih muda dan
masih sehat serta masih memiliki kekuatan penuh untuk nantinya membayar hutang
puasanya maka ia wajib membayarnya di kala ia mampu, upayakan untuk tidak
menumpuk hutang dan segera membayar ketika dirasa telah mampu untuk
menggantinya.

Hukum Wanita Nifas di Bulan Ramadhan Menurut Ulama

Pendapat ulama di bawah ini ialah pendapat yang diutarakan berdasarkan


ayat ayat Al Qur’an dan hadist dan telah diakui oleh umat muslim.

9
1. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, yakni sebagai
berikut, Allah Ta’ala telah menjadikan fidyah sebagai pengganti puasa di awal-
awal diwajibkannya puasa, yaitu ketika manusia punya pilihan untuk
menunaikan fidyah (memberi makan) dan berpuasa. Kemudian setelah itu,
mereka diperintahkan untuk berpuasa saja. [Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibni
‘Utsaimin, 17/121-122, Asy Syamilah].
Fatwa ini menjelaskan bahwa asalnya kewajiban nifas ketika mereka tidak
berpuasa adalah mengqodho’ puasa di hari lainnya (di saat mereka kuat untuk
berpuasa). Namun jika keadaan mereka tidak mampu lagi menunaikan qodho’
puasa, maka diganti fidyah sebagaimana halnya orang yang sudah di usia senja
dan tidak mampu lagi berpuasa. Dari sini penjelasan beliau rahimahullah di atas,
menunjukkan bahwa kurang tepatnya sebagian orang yang mengeluarkan
fidyah langsung padahal ia masih mampu mengqodho’ di hari lainnya.
Jelas bahwa pendapat ulama memiliki makna yang sama, yakni bagi wanita
yang nifas di bulan ramadhan diberi keringanan untuk tidak berpuasa dan jika
ia mampu wajib mengganitinya di hari lain, tidak hanya sekedar membayar
fidyah, kecuali jika ia memang tidak mampu barulah ia diperbolehkan
membayar fidyah.
2. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah
Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan: “Hukum wanita nifas sama
halnya dengan hukum wanita haidh dalam seluruh perkara yang diharamkan
dan kewajiban yang gugur bagi mereka, kami tidak mengetahui ada perselisihan
dalam masalah ini”. (Al-Mughni 1/350). Aisyah berkata: “Aku punya utang
puasa Ramadhan dan aku tidak mampu membayarnya kecuali pada bulan
Sya’ban”. (HR.Muslim: 1146)10

10
https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/nifas-di-bulan-ramadan-wajib-ganti-
puasa-di-hari-lain

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa wanita yang sedang nifas itu diharamkan
untuk melakukan puasa Ramadhan seperti hal nya wanita yang sedang haid
karena semua hal hal yang diharamkan untuk wanita haid juga diharamkan
untuk wanita nifas.untuk mengantikan puasa Ramadhan yang dilewatinya oleh
wanita yang nifas maka ia wajib mengadha di hari lain ketika ia sudah pulih
atau sudah selesai dari masa nifas dan sudah memungkinkan untuk melakukan
puasa untuk mengganti puasa ramadhan yang ditinggalkannya. dan ia tetap akan
mendapat pahala yang sama seperti ketika dilakukan di bulan ramadhan jika ia
melakukannya dengan ikhlas.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankan puasa (jika mereka
tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan satu orang miskin
(bagi satu hari yang ditinggalkan). Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka Itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 184).
Jelas dari ayat tersebut bahwa bagi yang tidak mampu misalnya wanita nifas
yang memang sudah tua atau sudah sakit sakitan dan tak kuat atau tak
memungkinkan bagi kesehatannya untuk berpuasa, ia boleh membayar fidyah
atau memberi makan kepada orang miskin yang membutuhkan sesuai jumlah
hari yang ia tinggalkan.
Namun jika ia masih mampu misalnya ibu nifas yang masih muda dan masih
sehat serta masih memiliki kekuatan penuh untuk nantinya membayar hutang
puasanya maka ia wajib membayarnya di kala ia mampu, upayakan untuk tidak
menumpuk hutang dan segera membayar ketika dirasa telah mampu untuk
menggantinya.

B. Saran
Kami sebagai penyusun apabila dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini terdapat kekurangan dan kelebihan maka kritik dan saran maupun
hal lainnya berkenaan dengan mata kuliah masai’lul Fiqih,kami harapkan

11
bimbingannya ya baik dalam makalah ini maupun dalam hal lainnya untuk
kebaikan kita bersama.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/nifas-di-bulan-ramadan-wajib-ganti-
puasa-di-hari-lain

https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-wanita-nifas-di-bulan-ramadhan

https://www.haibunda.com/moms-life/20200413162901-76-133616/suci-dari-
haid-dan-nifas-jadi-syarat-puasa-ramadhan-ini-ketentuannya

M. Nuruddin Marbu Banjar Al-Makky, Fiqh Darah Perempuan…, h. 162.

M Jawad Mughirah, Al-Fiqh Ala Madzahibil Khomsah, terjm. Masykur A.B, Afif
Muhammad, Idrus Al-Kaff..., h. 38-39.

Moh. bin Ismail al Bukhori, Shohih Bukhori..., h. 83.

M. Nuruddin Marbu Banjar Al-Makky, Fiqh Darah Perempuan…, h. 58

https://www.republika.co.id/berita/qburhz430/hukum-nifas-menurut-imam-
mazhab

https://www.haibunda.com/moms-life/20200413162901-76-133616/suci-dari-
haid-dan-nifas-jadi-syarat-puasa-ramadhan-ini-ketentuannya

https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/nifas-di-bulan-ramadan-wajib-ganti-
puasa-di-hari-lain

iii

Anda mungkin juga menyukai