Anda di halaman 1dari 90

APA YANG AKAN KAMU

PELAJARI HARI INI ?


01 02 03 04 05 06

Apa tujuan Refreshing Penilaian Jenis cairan Aplikasi konsep ROSE


kamu ngasih fisiologi terhadap intravena Klinis dalam
terapi cairan dikit terapi apaan aja ? penggunaan pemberian
cairan ? lah... cairan yang Terapi cairan
kamu kasih Cairan !

MARKIMUL - MARI KITA MULAI !


2
PENDAHULUAN

Terapi cairan merupakan suatu Terapi cairan sering dianggap


terapi yang sudah sangat umum sepele. Cuma diberikan tanpa tahu
digunakan. isi, cara dan risiko pemberian.

Terapi cairan digunakan untuk


mencegah / memperbaiki status
cairan dan elektrolit pasien.

3
Kaidah pemberian cairan iv

Drug Dosing Duration De-escalation

Pemberian cairan intravena harus mengikuti kaidah 4D :


Drug - cairan iv adalah obat
Dosing - pemberian cairan iv harus tahu dosisnya
Duration - durasi pemberian cairan iv harus ditentukan
De-escalation - harus tahu kapan menghentikan atau
menurunkan jumlah cairan iv
4
Klasifikasi terapi cairan

6
tujuan pemberian cairan
Tujuan resusitasi : untuk mengembalikan volume intravascular → preload optimal →
cardiac output optimal→ perfusi ke jaringan menjadi adekuat.

Tujuan rumatan : untuk memenuhi kebutuhan tubuh (cairan, elektrolit dan nutrisi) saat
fungsi saluran cerna terganggu.

7
kompartmen cairan tubuh

Cairan tubuh dibagi menjadi beberapa kompartmen : ekstrasel dan intrasel.


Cairan transeluler tidak termasuk dalam regulasi cairan pada umumnya.
9
Distribusi cairan tubuh

Ruang intrasel paling besar (40% dari total body water)


Intravascular paling sedikit (5% dari total body water)

10
Distribusi elektrolit

Keseimbangan elektrolit terjadi di dalam dan luar sel.


Intraseluler lebih banyak mengandung K.
Ekstraseluler lebih banyak mengandung Na.
Yang harus diperhatikan adalah berapa osmolaritas
dari plasma ? Normalnya 285 - 295.
11
osmosis & tonisitas
Apa itu OSMOSIS ?
Osmosis adalah pergerakan air Apa itu TONISITAS ?
melintasi membran Perbandingan tekanan
semipermeabel dari sisi yang osmosis antara dua cairan
memiliki lebih sedikit solute (zat yang dipisahkan oleh
terlarut) ke sisi yang lebih membran semipermeable.
banyak solute.

OSMOLARITAS : Dengan pemberian cairan,


jumlah solut dalam 1 L larutan bentuk sel bisa berubah.
hipertonik : shrinkage
isotonik : tetap
hipotonik : swelling

12
dampak pemberian cairan resusitasi
Kemampuan cairan untuk bertahan di
dalam pembuluh darah ditentukan oleh :

JENIS dan SIFAT cairan :


Kristaloid atau koloid
Hipotonis, isotonis atau hipertonis
menentukan perpindahan cairan dari ekstra & intra-SEL
Iso-onkotik atau hiper-onkotik
menentukan perpindahan cairan dari intra ke ekstra-
VASCULAR
berkaitan dengan berat molekul→ oncotic pressure

13
sifat cairan berdasarkan tonisitas
1. ISOTONIS : osmolaritas 275 - 295 mOsm/L
2. HIPOTONIS : osmolaritas < 250 mOsm/L
3. HIPERTONIS : osmolaritas > 350 mOsm/L

Tonisitas cairan menentukan perpindahan cairan ekstra-intrasel.

sifat cairan berdasarkan tekanan onkotik


1. ISO - ONKOTIK :
Albumin 5%
HES 6%
2. HIPER-ONKOTIK :
Albumin 25%
HES 10%
Tekanan onkotik menentukan perpindahan dari intra ke ekstra - vascular
14
cairan untuk resusitasi

Komposisi cairan yang ideal adalah yang tidak banyak mempengaruhi keseimbangan
elektrolit, status asam-basa, koagulasi & osmolaritas. Apakah cairan ideal tersebut ada ?

15
cairan lari ke mana
Kalau kita memberikan Kristaloid akan lari ke mana ?

Kalau kita memberikan kristaloid, maka dia akan lari ke IS. Karena isotonis, maka tidak
ke IC. Dari 1 L hanya sekitar 180 mL yang bertahan di IV.

16
cairan lari ke mana
Kalau kita memberikan D5% akan lari ke mana ?

Kalau kita memberikan dextrose, maka sebagian besar akan masuk ke IC. Karena
sifatnya hipotonis. Kalau kita berikan dalam jumlah besar, maka akan terjadi
peningkatan tekanan hidrostatik, tetapi menurunkan tekanan onkotik.

17
penilaian terhadap terapi cairan
Semua pasien yang mendapatkan terapi cairan IV harus dimonitoring secara berkala.
Penilaian status cairan tidak dapat berdasarkan satu variabel saja.

19
fluid mismanagement

Kita harus selalu ingat bahwa


hipovolemia itu berbahaya.
Namun hipervolemia juga tidak
baik.

20
Endothelial Surface Layer (ESL)

Glycocalyx berfungsi melindungi


Cairan di plasma tidak bisa mudah keluar ke
internal vascular.
dalam cairan interstitial.
Kalau glycocalyx rusak akan menjadi
Dia harus melalui membran kapiler.
masalah.
Membran kapiler ini terdiri dari endothelium
dan glycocalyx (gambaran seperti pohon
kelapa).
21
glycocalyx degradation

Kalau Glycocalyx rusak, maka akan banyak cairan yang lolos ke interstitial.
Contoh pada sepsis / hipoksia
Glycocalyx rusak -> sehingga cairan mudah ke interstitial.
Sering muncul edema, walaupun cairan sudah dibatasi.

22
apa yang merusak glycocalyx

Salah satu yang merusak glycocalyx adalah iatrogenic acute hypervolemia. Kalau kita
memberikan cairan terlalu agresif, akan meningkatkan ANP dan menyebabkan
kerusakan glycocalyx.
23
evolusi cairan

Dulu orang menganggap NaCl sebagai normal saline. Namun dalam perkembangannya ternyata
Chloride yang berlebihan dalam saline itu dapat menimbulkan masalah (bisa menimbulkan
asidosis hiperchloremic). Sehingga terus dikembangkan cairan yang lebih fisiologis.

25
jenis cairan

26
kristaloid vs koloid
KEUNTUNGAN KERUGIAN

Perlu 3-4x jumlah perdarahan


KRISTALOID

Komposisi elektrolit seimbang


Risiko alergi kecil Bisa mengakibatkan edema
Tidak mempengaruhi hemostasis Lebih singkat bertahan di
Murah intravaskular
Mudah didapat Pada NaCl 0.9% dapat
menyebabkan asidosis
hiperchloremia
Ringer Lactate NaCl 0.9%
Mengembalikan volume Kelebihan beban cairan
KOLOID

intravaskular dengan lebih Menganggu hemostasis


sedikit waktu + volume Mempengaruhi fungsi ginjal
Lebih lama bertahan di Reaksi anafilaktoid
intravaskular Mahal
Risiko edema minimal Pemberian terbatas pada dosis
maksimal HES Albumin

27
2
perbandingan komposisi kristaloid

28
cairan Hipotonis

29
contoh Hipotonis
D5W
NaCl 0.45 %
5% Dextrose in Water
1/2 NS = 5 gram / 100 cc
Half-strength = 50 gram / 1 Liter
= 200 kkal / Liter
normal saline
Osmolarity : 252 mOsm/L
Osmolarity : 154 mOsm/L Glucose : 50 g/L
Na : 77 mOsm/L Indikasi :
To replace deficits of total body water in treatment of hypernatremia
Cl : 77 mOsm/L
To provide energy and prevent starvation ketosis
Indikasi : To treat hypoglycemia
To maintain basic requirements of IV administration of various drugs
Na+ Kontraindikasi :
To treat hypernatremia in a Cerebral edema : hypotonic aggravates cerebral edema
hypovolemic patient who has Prosedur neurosurgical : increases intracranial pressure.
greater water than solute deficit Acute ischemic stroke : hyperglycemiaa aggravates cerebral ischemic
Do not use in a patient with Hypovolemic shock : does not substantially increase intravascular volume
hypotonic hyponatremia Uncontrolled diabetes & severe hyperglycemia
30
cairan isotonis

31
nacl 0.9%

32
nacl 0.9% & asidosis metabolik
Pemberian Chloride yang berlebihan dalam Salt-Ed Trial : pada pasien non-kritis, kalau

saline itu dapat menimbulkan masalah kita berikan cairan NaCl berlebihan maka
menyebabkan hyperchloremic asidosis dampak tidak terlalu berat. Tetapi pada
metabolik pasien kritis, kalau kita berikan NaCl lebih
dari 2 L, maka dapat berdampak negatif.

33
ringer laktat

34
ringer acetate

35
sterofundin

36
plasma lyte
Cairan yang saat ini
komposisinya paling menyerupai
plasma
Angka kejadian AKI lebih
rendah (Plasmalyte
dibandingkan NaCl 0.9%)
Belum ada di Indonesia
Masih banyak penelitan tentang
Plasmalyte (A, B, dst)

37
cairan HIPERtonis

38
NaCl 3 %
contoh Hipertonis D5RL
Osmolarity : 1030 mOsm/L
Na : 513 mOsm/L Laktat Hypertonic
Cl : 513 mOsm/L (Totilac)

NaCl 5 % Osmolarity : 1020 mOsm/L


Osmolarity : 1710 mOsm/L Na : 504 mOsm/L
Na : 855 mOsm/L K : 4 mOsm/L
Ca : 1.36 mOsm/L D5NS
Cl : 855 mOsm/L
Cl : 6.74 mOsm/L
Indikasi :
To treat symptomatic hyponatremia Lactate : 504.15 mOsm/L
To treat trauma patients with Indikasi :
cerebral edema Resuscitation in intra and post operative
To treat hypotension and muscle Kontraindikasi: D5 1/2 NS
cramps in hemodialysis patients in the states of hypervolemia and
Caution : hypernatremia (plasma sodium is more than
should be infused at a very low 155 mmol/L)
rate to avoid risk of pulmonary Perhatian :
edema pemberian tidak boleh kurang dari 75 menit
39
koloid
Berisi : kristaloid + protein & polisakarid (dengan
ukuran besar)
Karena memiliki molekul berukuran besar → tidak
dapat berdifusi bebas menembus membran
semipermeabel → cenderung bertahan lama di
ruang intravaskular.
Termasuk cenderung bertahan di glomerolus
ginjal sehingga sulit dibuang, akibatnya dapat
terjadi AKI bila pemberian koloid terlalu banyak.
Selain itu koloid mempunyai efek plasma expander
→ efektif meningkatkan volume intravaskular dan
mempertahankan tekanan onkotik.

40
Perbandingan komposisi koloid

41
albumin

42
hes

43
dextran

44
gelatins

45
produk darah
Whole Blood (WB)
Packed Red Cell (PRC)
Trombosit Concentrate (TC)
Fresh Frozen Plasma (FFP)

Kelebihan :
Tidak menyebabkan interstitial edema.
Tidak menyebabkan kerusakan glomerolus dari
ginjal.
Kekurangan :
Jarang
Mahal
Berbahaya, karena dapat menyebabkan reaksi
transfusi dan TRALI
46
whole blood
Tidak mengandung functional platelet
(karena ada antikoagulan yang
merusak fungsi platelet)
Sehingga tidak tepat jika
mentransfusikan WB, tapi ingin
faktor pembekuan darah juga
terkoreksi.
Kalau ingin mengkoreksi faktor
pembekuan darah → mintanya
fresh whole blood (darah <4-6
jam, faktor pembekuan darahnya
masih fungsional)

47
packed red cell (PRC)

Isinya sel darah merah, karena


plasma sudah dikeluarkan
Tidak punya faktor
pembekuan darah
Indikasi : penggantian sel darah
merah pada pasien anemia.

48
thrombocyte concentrate (TC)

49
FRESH FROZEn PLASMA (FFP)
Disiapkan dari whole blood
Disentrifugasi kemudian akan terpisahkan
antara sel darah merah dan plasmanya
Kemudian dibekukan s/d -25 °C supaya
antikoagulan menjadi inaktif (karena yang
kita butuhkan adalah faktor koagulasinya).
Kalau mau dipakai : dikeluarkan dari
penyimpanan, baru kemudian dihangatkan
di suhu ruangan. Umurnya cuma 4 - 6 jam.
Langsung diberikan.
Indikasi :
PT dan/atau PTT > 1.5x normal
Dosis : 10 – 15 ml/kg

50
review distribusi cairan

51
cairan resusitasi
Jika pasien memerlukan cairan IV untuk resusitasi : gunakan kristaloid yang mengandung
Na sebanyak 130 - 154 mmol/L, dengan bolus 500 ml dalam waktu kurang dari 15 menit.

cairan rumatan
Jika pasien memerlukan cairan IV untuk rumatan : berikan cairan yang mengandung :

Kalau kita memberikan cairan maka


selalu kita harus memperhatikan hal ini.
Jangan sampai pemberian melebihi
kebutuhan harian.

53
komposisi cairan rumatan

54
Seberapa banyak pemberian cairan rumatan

If patients need IV fluids for routine Consider prescribing less fluid (for
maintenance alone, restrict the initial example, 20–25 ml/kg/day fluid)
prescription to: for patients who:
25–30 ml/kg/day of water and • • are older or frail
approximately 1 mmol/kg/day of For patients who are obese, adjust the • have renal impairment or cardiac
potassium, sodium and chloride and IV fluid prescription to their ideal body failure
approximately 50–100 g/day of weight. Use lower range volumes per kg • are malnourished and at risk of
glucose to limit starvation ketosis. (patients rarely need more than a total of refeeding syndrome
3 litres of fluid per day)
55
Seberapa banyak pemberian cairan rumatan

56
cairan rumatan pediatrik

Infant, BB 5 kg Infant, BB 5 kg
Kebutuhan cairan = 4 ml/kg/jam Kebutuhan cairan = 100 ml/kg/hari
=4x5 = 100 x 5
= 20 ml/jam = 500 ml/hari
= 480 ml/hari

Anak, BB 15 kg Anak, BB 15 kg
Kebutuhan cairan = 40 ml + (2 ml/kg di atas 10 kg/jam) Kebutuhan cairan = 1000 ml + (50 ml/kg di atas 10 kg/jam)
= 40 + (2x5) = 1000 + (50x5)
= 40 + 10 = 1000 + 250
= 50 ml/jam = 1250 ml/hari
= 1200 ml/hari

57
TRol

Kalau kita memberikan cairan kita


harus memikirkan mnemonic TROL :
1. TYPE : tipe cairannya apa ?
2.RATE : kecepatan pemberiannya
berapa ?
3. OBJECTIVE : tujuan apa ?
4. LIMIT : batasnya apa ?

59
sYOK HIPOVOLEMIK
INTRAVENOUS FLUID THERAPY IN ADULTS IN HOSPITAL
(NICE Clinical Guideline)

OBJECTIVE
Resusitasi cairan
TYPE
Kristaloid
RATE
500 ml dalam 15 menit
LIMIT
Reasses respon pasien (kesadaran,
heart rate, dll)
> 2000 ml → seek expert help

60
sYOK HIPOVOLEMIK (TERATASI)
INTRAVENOUS FLUID THERAPY IN ADULTS IN HOSPITAL
(NICE Clinical Guideline)

OBJECTIVE
Rumatan
TYPE
Kristaloid
RATE
H2O 25-30 ml/kg/hari
Na 1 mmol/kg/hari
Glukosa 50-100 g/hari
LIMIT
Stop IV fluid bila tidak dibutuhkan
61
MAINTENANCE IV FLUID
Kasih contoh laah biar ngga pusing !

Cowok, BB : 70 kg. Jika mengikuti Guideline


NICE tersebut : Bagaimana pemberian cairan
maintenance-nya dan cairan apa yang kamu
pakai ?

Kebutuhan cairan = 25 ml/kg/hari


= 25 x 70
Kita mau berikan :
= 1750 ml/hari
- 2 liter (4 kolf) D5 1/4NS dalam 1 hari :
Kebutuhan Natrium = 1 mmol/kg/hari
Kebutuhan cairan = 2000 ml/hari
= 1 x 70
Kebutuhan Na = 2 x 38.5 = 77 mmol/hari
= 70 mmol/hari
Kebutuhan Glucose = 2 x 50 = 100 g/hari
Kebutuhan glucose = 50 - 100 gram / hari

62
syok demam berdarah

OBJECTIVE
Resusitasi
TYPE
Kristaloid
RATE
10 - 20 ml/kg dalam 1 jam
LIMIT
Improvement kondisi klinis pasien,
vital sign, pulse volume, crt, akral.
Hematocrit

63
syok sepsis

OBJECTIVE
Resusitasi
TYPE
Kristaloid
RATE
30 ml/kg dalam 3 jam pertama
LIMIT
Ketika resusitasi cairan MAP < 65
bisa ditambahkan vasopressor.

64
World Allergy Organization
Anaphylaxis Guidance 2020 syok anafilaksis

OBJECTIVE
Resusitasi
TYPE
Kristaloid isotonik
RATE
Dewasa : 5 - 10 ml/kg dalam 5 - 10 pertama
Anak : 10 ml/kg
LIMIT
Terapi krusial : Inj Epinephrine IM di mid-anterolateral
paha
Dosis : 0.01 mg/kg Epinephrine 1:1000 (1 mg/ml)
Maksimum 0.5 mg (dewasa) atau 0.3 mg (anak)

65
ALGORITMA SYOK & HIPOTENSI
(ACLS PERKI 2020)
syok & hipotensi

OBJECTIVE
Resusitasi fluid challenge
TYPE
Kristaloid balance
RATE
2 - 4 cc/kgBB dalam 10 menit (diulang)
LIMIT
Apabila syok belum teratasi setelah
pengulangan fluid challenge → curiga
masalah pompa.

66
Syok hemoragik
SIGNS AND SYMPTOMS OF HEMORRHAGE CLASS
OBJECTIVE
(ATLS 10th Edition)
Resusitasi cairan
TYPE
Kristaloid ± koloid ± darah
RATE
Approximate blood loss x EBV
EBV
laki-laki : 75 ml/kgBB
perempuan: 65 ml/kgBB
infant : 80 ml/kgBB
neonatus : 85 ml/kgBB
LIMIT
Reasses kelas perdarahan
Atasi penyebab perdarahan
67
massive transfusion protocol
OBJECTIVE
Resusitasi
TYPE
Darah
RATE
MTP mengacu pada pemberian cepat
sejumlah besar produk darah
(setidaknya 4 unit PRBC) dalam rasio
tetap (biasanya 1:1:1) untuk pengelolaan
syok hemoragik.
LIMIT
Trombosit < 50.000 → 1 TC
INR > 1.5 → FFP 15 ml/kg

68
ACute kidney injury
ACUTE KIDNEY INJURY (EM-Crit Project)

OBJECTIVE
Evaluasi status volume pasien !
Hipovolemia → resusitasi
Euvolemia → tidak memerlukan IVF
Hipervolemia → loop diuretik ± dialisis
TYPE
Kristaloid balance
1st line : Hartmannn / Plasmalyte → mempunyai
efek alkalinisasi
Hindari : NS karena Chloride tinggi (154 mmol/L),
kecuali pasien hiperkalemia berat.
RATE
Fluid challenge bila hipovolemia
Prinsip : restriksi cairan
LIMIT
Monitor kadar K → hindari hiperkalemia
Hati-hati overload cairan
69
luka bakar
OBJECTIVE
Resusitasi
TYPE
Kristaloid
RATE
Volume cairan = 4 ml x BSA (%) x BB (kg)
Separuh jumlah cairan diberikan dalam 8
jam pertama, sisanya 16 jam berikutnya.
LIMIT
Perlu dicari penyebab lain dari syok, karena
hipovolemia yang signifikan jarang hanya
disebabkan oleh luka bakar saja.
Target UOP > 0.5 ml/kg/jam (dewasa) dan > 1
ml/kg/jam (anak). Jika target UOP tidak
tercapai, volume resusitasi harus dinaikkan.
70
LUKA bAKAR
Kasih contoh laah biar ngga kepanasan !

Cowok, BB : 70 kg, luka bakar 20%


Cairan yang dibutuhkan = 4 ml x BSA (%) x BB (kg)


= 4 x 20 x 70
= 5600 ml
Hari pertama =
8 jam pertama = 2800 ml
16 jam berikutnya = 2800 ml
Hari kedua =
1/2 dari hari ke-1 = 1400 ml
Hari ketiga =
1/2 dari hari ke-2 = 700 ml

71
chronic heart failure
OBJECTIVE
Optimalkan preload tanpa menyebabkan
overload (ingat mekanisme Frank-Starling)
TYPE
Pasien seperti ini biasanya tidak memerlukan
IVF, tetapi jika IVF diperlukan, dapat
diberikan Kristaloid balanced.
RATE
Small fluid boluses jika pasien hipovolemia
Prinsip : restriksi cairan
LIMIT
Endoint resusitasi (TD, nadi, UOP) dievaluasi
15 menit setelah fluid challenge.
Hati-hati fluid overload (edema pulmo).
Pelajari tatalaksana edema pulmo.
72
DKA & HHS
OBJECTIVE
Optimalkan preload tanpa menyebabkan
overload (ingat mekanisme Frank-Starling)
TYPE
Normal saline + potassium
RATE
1 L / jam
LIMIT
Tidak ada bukti NS lebih superior daripada
Hartmann solution pada kasus ini.
Keunggulan NS adalah bisa mudah
ditambahkan Kalium jika diperlukan.
Terapi Fixed Rate Intravenous Insulin
Infusion (FRII) setelah IVF.
Tidak ada salahnya belajar tatalaksana pada
imbalance elektrolit (Natrium & Kalium).
73
Johnson RJ, Feehally J, Floege J. Comprehensive
Clinical Nephrology. Elsevier Saunder; 2015. hiponatremia

OBJECTIVE
Rumatan
Target : meningkatkan Na serum 10% atau 8 - 10
mEq/L
TYPE
Kristaloid (mis : NaCl 3%)
RATE
Na deficit = 0.6 x BB (kg) x (Na target - Na aktual)
LIMIT
Laju koreksi TIDAK boleh melebihi 1.0 - 1.5 mEq/L/jam
Kenaikan Na serum TIDAK boleh > 12 mEq/L dalam
24 jam
Jalur vena sentral lebih dipilih

74
hiponatremia
Kasih contoh laah biar ngga pusing !

Cewek, BB : 70 kg, kadar Na 112, bicara ngelantur mulai delirium.


Na deficit = 0.6 x BB (kg) x (Na target - Na aktual)
= 0.6 x 70 x (125 - 112)
= 0.6 x 70 x 13
= 546 mEq/L
Misal dikoreksi pakai NaCl 3 % (mengandung Na : 513 mEq dalam 1 liternya
(alias 2 kolf).
Jadi butuh berapa Liter NaCl 3%-nya ?
= 546 / 513
= 1.06 liter NaCl 3%
Supaya pemberian ngga kecepetan, kasih aja 1 kolf per hari.
Sehingga untuk mengkoreki Hiponatremia di kasus ini : berilah 1 kolf per
hari selama 2 hari.

75
hipernatremia
Diagnosis and Management of Hypernatremia OBJECTIVE
(Mayo Clinic Internal Medicine) Rumatan & Volume replacement
TYPE
Kristaloid (mis : D5%; D5 1/4NS; D5 1/2NS)
RATE
Jika dalam hipovolemia berat :
tatalaksana syok hipovolemia dengan RL/NS
Jika dalam kondisi hipovolemia ringan / euvolemia :
a
b
c
Penurunan Na tidak boleh > 12 mEq/24 jam
Koreksi lambat dibagi dalam 2 - 3 hari
LIMIT
Overload cairan
Overcorrection -> cerebral edema
76
hipernatremia
Kasih contoh laah biar ngga bingung !
5.88 Liter dihabiskan dalam 3 hari
= 5.88 : 3
Cowok, BB : 70 kg, kadar Na 160, tidak sadar post = 1.96 liter / hari
trauma kepala, status euvolemia.
Plus cairan maintenance harian
TBW = 0.6 x BB = 30 cc/kg/hari
= 0.6 x 70 = 30 x 70
= 2100 cc/hari
= 42
Water deficit (dalam liter) = TBW x ((Na/140) - 1))
Total cairan per hari :
= 42 x ((160 / 140) - 1)) = 1960 cc + 2100 cc
= 42 x (1.14 - 1) = 4060 cc
= 42 x (0.14)
= 5.88 liter Jadi koreksinya dengan D5 1/2NS
sebanyak 4060 cc/24 jam selama 3
hari.
77
hipokalemia
Treatment of Hypokalemia
(FCCS 7th Edition) OBJECTIVE
Rumatan
TYPE
KCl iv atau cairan rumatan
RATE
Koreksi Kalium = 0.4 x BB (kg) x ΔK
LIMIT
Hitung kebutuhan maintenance kalium (jika
pasien tidak bisa intake oral) = 1-3 mEq/kg/hari
Koreksi cepat (via CVC)
max rate 40 mEq/jam
Koreksi lambat (via perifer)
max rate 20 mEq/jam

78
hipokalemia
Kasih contoh laah biar ngga galau !

Cowok, BB : 70 kg, kadar K 2.0, klinis lemas dan diare kronis.


Koreksi kalium = 0.4 x BB x ΔK
= 0.4 x 70 x (3.5 - 2.0)
= 0.4 x 70 x 1.5
= 42 mEq
Pilihan rute :
Koreksi cepat (via CVC) :
42 mEq dalam 2 jam
Koreksi lambat (via perifer)
Pakai WIDA KN2 1000 cc (isinya 40 mEq/L) dalam 24 jam
Pakai Premix Kcl 25 mEq dalam 500 cc NS / 12 jam, kemudian diulang lagi :
Premix Kcl (kira-kira) 20 mEq dalam 500 cc NS / 12 jam berikutnya.

79
hiperkalemia
OBJECTIVE
Option for Treating Hyperkalemia Membran sel stabilizer
(FCCS 7th Edition)
Inj Ca glukonas 10% sebanyak 10 - 20 cc IV
Shifting Kalium ke Intrasel
Insulin 10 unit dalam 2 flash (50 cc) D40% IV
selama 5-10 menit.
Inj NaBic 1 mEq/kg (via CVC untuk koreksi
cepat / via perifer untuk koreksi lambat)
Nebu Salbutamol 1 flash (2.5 mg) diencerkan
menjadi 4 cc, selama 20 menit.
Eksresi Kalium
Furosemide 1 - 2 mg/kg
Removal Kalium
Hemodialisa

80
hiperkalemia
Kasih contoh laah biar ngga bimbang !
Cowok, BB : 70 kg, kadar K 6.9, setelah kecelakaan crush injury
Koreksi kalium :
Inj Ca gluconas 10% sebanyak 10 cc (1 ampul) → 5 - 10 menit

Inf syringe pump isi : Insulin 10 Unit + D40% 2 flash 5 - 10
menit
Pasang CVC
Inj NaBic 1 mEq/kg = 1 x 70

= 70 mEq (1 flash Meylon isi 25 mEq
berikan 3 flash / 3 jam
Inj Furosemide 1 - 2 mg/kg = 1 x 70
= 70 mg (1 amp Furosemide = 20 mg/2 cc
→ berikan mis 4 ampul
Cek elektrolit 1 jam post koreksi
Jika K masih > 6 → hemodialisa cito
81
standard operating procedure

Ada banyak SOP pemberian cairan. Pertanyaannya apakah ini bisa kita terapkan
semua pasien ? Di mana SOP tadi apabila tidak diberikan dengan benar justru
akan menimbulkan kelebihan cairan.

Boleh menggunakan rumus-rumus itu, tapi yang terpenting rumus itu diberikan
dengan monitoring. Menggunakan rumus tanpa dimonitor, maka bisa berbahaya. 83
Rose concept
Gunakan prinsip ROSE ketika memberikan cairan :

84
ROSE

85
volume status pada rose

1. Pada saat resuscitation - kita lakukan EAFM (Early Adequate Fluid Management)
dengan IV bolus.
2. Pada saat optimization - kita lakukan titrasi atau fluid challenges.
3. Pada saat stabilization - kita lakukan LCFM (Late Conservative Fluid Management),
yaitu balance negatif 3 hari berturut-turut dalam waktu 1 minggu.
4. Pada saat evacuation - kita lakukan LGFR (Late Goal Fluid Removal) atau De-eskalasi.
86
Resuscitation OPTIMIZATION

Prinsipnya adalah organ rescue (setelah kita


Prinsipnya adalah life saving (kalau tidak
menyelamatkan nyawanya, kita selamatkan
kita tolong maka akan meninggal).
organnya).
Biasanya pasiennya syok.
Biasanya pasien masih tidak stabil.
Goalnya adalah mengkoreksi syok-nya.
Goalnya adalah optimalisasi dan maintain
Caranya dengan Fluid bolus (memasukkan
pefusion (memberikan cairan tanpa
cairan secepat mungkin) untuk treatment.
menyebabkan overload).
Hitungannya dalam menit.
Caranya dengan titrasi atau fluid challenges.
Hitungannya dalam jam. 87
STABILIZATION EVACUATION

Prinsipnya adalah organ support. Prinsipnya adalah organ recovery.


Biasanya pasien sudah mulai stabil. Biasanya pasien sudah mulai recovery.
Goalnya adalah balance nol atau negatif. Goalnya adalah evakuasi cairan.
Caranya dengan minimal infusion bila oral Caranya dengan intake oral saja,
tidak adekuat. cairan iv tidak terlalu dibutuhkan.
Hitungannya dalam hari. Hitungannya dalam hari s/d minggu.

88
take home message

Cairan adalah obat There is no one-size-fit-all Selalu lakukan assesment ulang


- tepat indikasi therapy terapi cairan yang kita berikan.
- tepat jenis Sebaik-baiknya terapi cairan,
- tepat dosis apalah artinya tanpa
- tahu kontraindikasi monitoring yang baik.

89
sumber bacaan

Basic Intensive Care Course Clinical Transfusion Practice


The Clinical Use of Blood CPD Fluid, Electrolyte and World Allergy Organization The Resuscitation Crisis Instan Access Acid-Base,
(PERDICI) Guidelines for Medical
(WHO) Acid Base (PERDATIN) Anaphylaxis Guidance 2020 Manual Fluids & Electrolytes
Interns (WHO)

Cairan Resusitasi A-Z Terapi Cairan Intravenous Fluid Therapy Koreksi Cepat dan Tepat
Making Sense of Fluid & Fundamental Critical Care Transfusi Darah Rasional
(dr. Teddy Ferdinand SpAn (Dr. dr. Bambang Pudjo in Adults in Hospital Gangguan Elektrolit
Electrolytes Support (7th Edition) (dr. Robert SpPD.
- KAKV) SpAn - KIC) (NICE) (dr. Rudy SpPD)

Hipokalemia - Diagnosis dan Elektrolit Imbalance : Make Tatalaksana Awal Koreksi


Fluids And Electrolytes Fluids : How to Choose Pedoman Cairan Infus Practical Guidelines on Fluid
Tatalaksana It Simple Cairan pada Kasus Syok
(Nurse Academy) (dr. Yudha SpAn.) (PT. Otsuka Indonesia) Therapy
(Maggie Nathania) (dr. Yudha SpAn.) (dr. Rudy SpPD)

90

Anda mungkin juga menyukai