Anda di halaman 1dari 10

THE BEETLES: TEKNOLOGI BIOACOUSTIC MONITORING SYSTEM

UNTUK DETEKSI HAMA DAN REPELEN TIKUS GUNA


MEWUJUDKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS
INTEGRATED PEST MANAGEMENT

Diusulkan oleh:
1. Muhammad Restu Al Farisy (Agroteknologi)
2. Erik Setiawan (Agroteknologi)
3. Ananda Danti Edristi (Agroteknologi)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Essay : THE BEETLES: Teknologi Bioacoustic


Monitoring System Untuk Deteksi Hama dan
Repelen Tikus Guna Mewujudkan Pertanian
Berkelanjutan Berbasis Integrated Pest
Management

2. Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap : Muhammad Restu Al Farisy

b. NIM : 150510200130

c. Jurusan : Agroteknologi

d. Universitas/Instansi : Universitas Padjadjaran

3. Jumlah Anggota : 2 orang

Ketua Pelaksana

(Muhammad Restu Al Farisy)


NIM. 150510200130

1
THE BEETLES: Teknologi Bioacoustic Monitoring System Untuk Deteksi
Hama dan Repelen Tikus Guna Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan
Berbasis Integrated Pest Management

Muhammad Restu Al Farisy, Erik Setiawan, Ananda Danti Edristi

Pendahuluan
Sering dijumpai berbagai permasalahan yang dapat menurunkan hasil dan
produktivitas pada budidaya pertanian, salah satunya yaitu serangan serangga
hama dan tikus (Astriah dkk., 2017). Serangan dari serangga hama dan tikus
merupakan resiko yang harus dihadapi dan diminimalisir. Umumnya perlindungan
tanaman yang biasa dilakukan pada serangga hama adalah dengan memanfaatkan
pestisida kimiawi. Walaupun dalam praktiknya penggunaan pestisida kimiawi ini
mampu menyelesaikan permasalahan hama dalam waktu singkat, pada akhirnya
penggunaan pestisida kimiawi yang terus menerus dan tidak terkendali dapat
menimbulkan permasalahan baru berupa resistensi hama dan pencemaran
lingkungan (Budiono, 2022). Adapun pada hama tikus, tindakan perlindungan
tanaman yang umum dilakukan, yaitu menggunakan racun tikus dan jebakan tikus
(Wijanarko dkk., 2017). Walaupun dinilai efektif namun tindakan perlindungan
tanaman tersebut masih memiliki kelemahan seperti bau yang tidak sedap yang
ditimbulkan racun tikus (Wijanarko dkk., 2017)
Oleh sebab itu perlu adanya tindakan perlindungan tanaman yang tepat
untuk mengatasi permasalahan serangan serangga hama dan tikus tanpa
menimbulkan dampak negatif lainnya. Salah satu tindakan perlindungan tanaman
yang dapat dilakukan adalah perlindungan tanaman berbasis agroekologi. Adapun
tujuan perlindungan tanaman berbasis agroekologi yaitu menggantikan pestisida
atau senyawa kimia yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan melalui biodiversitas fungsional permukaan
tanah baik di atas maupun di bawahnya. Model perlindungan tanaman ini bersifat
preventif, yaitu usaha pencegahan terhadap populasi organisme pengganggu
tanaman (OPT) yang melampaui ambang ekonomi dengan cara mengatur faktor
lingkungan melalui pengendalian terpadu.

2
Pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Management) adalah prinsip
terbaik dalam pengendalian hama dengan mengelaborasikan seluruh strategi
pengendalian yang sesuai dan urutan penggunaannya. Perlindungan tanaman
harus menggunakan prinsip pengendalian terpadu karena tidak ada metode
pengendalian yang sempurna sehingga dengan mengelaborasikan satu metode
dengan yang lainnya dapat meningkatkan tingkat keberhasilan pengendalian dan
juga memenuhi ketentuan dari UU no. 22 tahun 2019 mengenai Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan Pasal 48 Ayat 1. Dalam implementasinya, agroekologi
terdiri atas 3 pilar penting, yaitu:
1. Sanitasi.
2. Pengendalian hayati.
3. Pengelolaan habitat.
Terdapat beberapa prinsip pada masing-masing perlindungan tanaman
sesuai objek OPT-nya. Adapun prinsip pada pengendalian hama terdiri atas 3 poin
utama, yaitu 1) Prevention, yaitu dengan melakukan monitoring atau pemantauan,
perbaikan kesehatan tanah, meningkatkan biodiversitas, dan menerapkan metode
budidaya yang menggunakan tanaman resisten atau toleran stress biotik, 2)
Suppresion, yaitu dengan melakukan pengendalian hama secara bijak dan
konservasi musuh alami hama, 3) Eradication, menekan populasi hama supaya
tidak mengganggu proses budidaya tanaman komoditas melalui pengendalian
hama terpadu.
Adanya kemajuan teknologi dapat mendukung tindakan pengendalian
yang lebih efektif dan efisien pada pengendalian serangga hama dan tikus.
Adapun salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan, yaitu bioacoustic
monitoring system. Pemanfaatan bioakustik pada rangkaian pengendalian hama
terpadu (IPM) mendukung pertanian berkelanjutan karena lebih ramah lingkungan
dan mempertahankan ekologi.

Pembahasan
Merujuk Nugroho et al., (2020) bahwa bioakustik dapat menjadi salah satu
metode dalam pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Management). Metode
ini menggunakan rangsangan getaran dan gelombang suara yang dihasilkan oleh

3
organisme terutama serangga untuk monitoring keberadaan dan mempelajari
tingkah laku mereka. Rangsangan akustik sangat efektif untuk mendeteksi,
menjebak, dan mengganggu komunikasi serangga. Diketahui bahwa penggunaan
gelombang suara berfrekuensi 24 kHz berpotensi mengurangi serangan kumbang
Scolytinae. Karena hal tersebut monitoring melalui pemanfaatan rangsangan
akustik relatif lebih mudah dan memungkinkan dilakukan dibandingkan dengan
mengumpulkan atau mengamati secara fisik.
Konsep pemanfaatan bioakustik untuk monitoring hama adalah dengan
menangkap gelombang suara dari hama. Gelombang suara yang ditangkap
merupakan gelombang suara yang cenderung sulit bisa didengar telinga manusia.
Pada dasarnya, manusia memiliki batasan frekuensi pendengaran dalam
gelombang antara 20Hz - 20.000 kHz (Kustaman. R., 2017). Pendekatan
gelombang akustik ini memungkinkan hama yang memiliki frekuensi rendah
dapat mudah diketahui. Setelah itu suara ditransmisikan menjadi sebuah data yang
selanjutnya diinterpretasikan untuk mengetahui darimana sumber suara tersebut.
Komponen yang dibutuhkan dalam bioakustik di antaranya mikrofon sebagai
node yang akan merekam suara dari lingkungan. Data suara perlu ditransmisikan
dan disimpan ke internet menggunakan GSM router supaya dapat mudah
dianalisis juga data dapat lebih aman. Sistem kerja bioakustik seperti alat sensor
lain membutuhkan microcontroller berupa satu papan minimalis untuk
mengendalikan sistem perangkat elektronik. Selain itu, power supply diperlukan
juga sebagai penyimpan daya listrik untuk komponen perangkat elektronik.
Selain dalam monitoring hama, rancangan teknologi ini juga bisa
dimanfaatkan dalam upaya repelen tikus. Tikus merupakan hewan yang memiliki
kepekaan tinggi terhadap gelombang ultrasonik dengan jangkauan jarak dengar
sekitar 5-60 kHz (Arzenda, 2022). Pemanfaatan teknologi bioakustik dengan
menerima suara infrasonik dari hama yang sulit terdengar manusia dan keluaran
gelombang suara ultrasonik dapat memonitoring hama dan juga repelen secara
khusus terhadap tikus.
Kelebihan pemanfaatan bioakustik untuk monitoring hama dan repelen
tikus di antaranya dapat lebih akurat mengetahui keberagaman hama pada satu
lahan pertanian karena bisa lebih sensitif terhadap suara dengan frekuensi rendah

4
dan lebih efisien waktu karena jika diintegrasikan dengan internet data bisa
diakses kapan saja. Kekurangan sekaligus yang menjadi tantangan, yaitu harga
dari setiap komponen perangkat keras cukup mahal dan susah diperoleh petani
biasa sehingga penggunaannya cenderung dimanfaatkan oleh industri pertanian
atau petani dengan modal tinggi.

Penutup
Permasalahan produktivitas pada budidaya pertanian yang sering dijumpai
adalah dikarenakan serangan hama. Atas dasar ini diperlukan upaya preventif
pengendalian hama berupa monitoring populasi hama yang ada di lahan
pertanaman. Pemanfaatan teknologi bioakustik bisa menjadi salah satu cara
monitoring dalam upaya pengendalian preventif pada hama tanaman. Teknologi
ini dapat menangkap frekuensi suara rendah dari hama yang tidak dapat didengar
manusia sehingga monitoring dapat lebih presisi. Selain itu, bioakustik masih bisa
digunakan untuk repelen tikus dengan fungsinya yang juga bisa mengeluarkan
output suara ultrasonik. Untuk lebih efisiennya lagi, teknologi dikombinasikan
dengan penggunaan penyimpan awan di internet dan juga sumber energi listrik
dari panel surya. Pemanfaatan teknologi dengan prinsip gelombang suara ini
dengan semua kombinasi teknologi lainnya relatif aman untuk digunakan.

5
DAFTAR PUSTAKA
Arzenda, S.A., 2022. Rancang Bangun Prototype Alat Pengusir Tikus Dengan
Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik Berbasis Internet Of Things.
Jurnal JEETech, 3(2), pp.57-63.
Astriah, E., Useng, D. and Prawitosari, T., 2017. Analisis jenis dan tingkat
serangan hama dan penyakit pada tanaman padi menggunakan alat
spektrometer. Jurnal AgriTechno, pp.71-88.
Bari, I.N., 2017. Pengaruh Suara Predator terhadap Metabolisme dan Aktivitas
Harian Tikus Sawah (Rattus argentiventer) di Laboratioum.
Agrikultura, 28(3).
Binuang, BBPP, 'Bahan Ajar Pengendalian OPT Padi Lahan Rawa Dengan
Konsep PHT', repository.pertanian.go.id,
<http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/16269/
pht%20%20kapuas%20barat15-
17%20maret%202022.pdf?sequence=1>
Fitriani, I.M., Cendikiawan, A., Kurniawan, R., Aprilia, K.T. and Winarno, T.,
2016. Sistem Pengusir Tikus Berbunyi Jangkrik Pada Tanaman Padi
Bertenaga Surya. SENTIA 2016, 8(2).
Kustaman, R. (2017). Bunyi dan manusia. ProTVF, 1(2), 117-124.
Nugroho et al, 2020. Development of cloud-based bioacoustics monitoring system
for supporting Integrated Pest Management in agriculture production. In
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 449, No.
1, p. 012032). IOP Publishing.
Purnamasari, A, Hadi, S, & Suputa, S, 2022, 'Acoustic Playback Stimulus
Experiment to Study Mating Behavioral Responses of Bactrocera
cucurbitae Coquillett (Diptera: Tephritidae)', AGRIVITA,
agrivita.ub.ac.id,
<https://agrivita.ub.ac.id/index.php/agrivita/article/download/3789/1509>
Syauqi, A., Rosadi, A. and Haryanti, T., 2021. Prototipe Pengusir Hama Tanaman
Padi Berbasis Arduino Uno Dengan Energi Alternatif Solar Cell.
Computing Insight: Journal of Computer Science, 2(2).

6
Wijanarko, D, Widiastuti, I, & Widya, A, 2017, 'Gelombang Ultrasonik Sebagai
Alat Pengusir Tikus Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8', Jurnal
Teknologi Informas, 103.109.209.243,
<http://103.109.209.243/index.php/jtit/article/view/79>
Zulfikri, Z., Bulan, R. and Mustaqimah, M., 2022. Alat Pengusir Hama Burung
Pipit Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Arduino UNO. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian, 7(3), pp.332-337.

7
LEMBAR ORISINALITAS

8
LAMPIRAN
Lampiran 1.

Gambar 1. Logo THE BEETLES

Lampiran 2.

Gambar 2. Flowchart Pengaruh Penggunaan THE BEETLES

Anda mungkin juga menyukai