Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan secara singkat pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan senyawa


aktif pestisida yang baru!
Jawab :
Untuk mendapatkan senyawa aktif pestisida yang baru dapat menggunakan
Structure-Activity Relationship (SAR) dengan menghubungkan antara struktur
kimia dalam pestisida dan aktivitas biologisnya untuk memodifikasi efek atau
potensi senyawa bioaktif dengan mengubah struktur kimianya sehingga terbentuk
senyawa atau molekul pestisida yang baru. Efek biologis suatu senyawa kimia
pestisida baru diprediksi dari struktur molekulnya dengan menggunakan data
tentang senyawa lain yang sejenis karena senyawa tersebut mungkin memiliki sifat
fisik dan biologis yang serupa. Senyawa baru tersebut kemudian di screening dan
dievaluasi lebih lanjut untuk memprediksi aktivitas biologisnya, mengkarakterisasi
hingga menguji efek samping yang dihasilkan.

2. Bagaimana nanoteknologi digunakan dalam bidang perlindungan tanaman?

Jawab :
Nanoteknologi digunakan untuk memperkecil partikel hingga berukuran
nano (≤10-9 m) dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bahan
aktif suatu pestisida. Contohnya bahan aktif minyak atsiri yang mudah menguap
dienkapsulasi agar tidak mudah menguap dan lebih stabil. Teknik nanopestisida
seperti nanoenkapsulasi dan nanoemulsi sudah banyak digunakan dan diyakini
efektif untuk pengendalian penyakit tanaman.

3. Apa manfaat penggunaan nano partikel dalam formulasi pestisida?

Jawab :

Penggunaan nano partikel dalam formulasi pestisida dianggap lebih efektif,


memiliki tingkat efikasi dan keamanan yang tinggi, mengurangi dosis/konsentrasi
penggunaan pestisida pada tanaman, mengurangi residu beracun dan mengurangi
emisi lingkungan di lahan pertanian. Nano pertikel yang berukuran sangat kecil
akan mempermudah penetrasi ke dalam tubuh serangga melalui spirakel, mulut dan
anus mereka sehingga dinilai lebih cepat dan efektif. Ukuran yang sangat kecil juga
mempermudah penguraian di alam sehingga lebih ramah lingkungan. Nasib
pestisida di alam umumnya lebih banyak yang tersebar di udara dibandingkan pada
tanaman, hal tersebut menjadikan pestisida berbahaya bagi lingkungan, namun
dengan ukuran partikel yang lebih kecil memungkinkan dosis/konsentrasi pestisida
menjadi lebih rendah dan lebih efektif sehingga dapat mengurangi dampak buruk
dari pestisida sintetis biasa.

4. Bagaimana nanopartikel digunakan dalam formulasi pestisida?

Jawab :
Nanopartikel dalam formulasinya ada yang bertindak sebagai bahan aktif
dan sebagai bahan pembawa, nanopartikel digunakan dalam formulasi pestisida
dengan cara nanoemulsi yaitu dibentuk lebih stabil dengan memperkecil ukuran
partikelnya hingga berukuran nano (10-9 m) yang diharapkan bisa meningkatkan
efisiensi dan efektivitas bahan aktif kemudian dilakukan juga enkapsulasi agar
bahan aktif tidak mudah menguap dan lebih stabil. Teknik nanoemulsi dan
nanoenkapsulasi tersebut merupakan teknik nanopestisida yang efektif dan sudah
banyak digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman.

5. Sebutkan interaksi bahan aktif dan nanopartikel sebagai carrier?

Jawab :
Nanopartikel sebagai carrier maksudnya pada pestisida nanopartikel dicampurkan
sebagai bahan pembawa.
Pilihan enkapsulasi bahan aktif :
- Enkapsulasi obat oleh polimer hidrofilik atau cangkang hidrofobik
- Penjebakan bahan didalam matriks polimer
- Adsorpsi atau penyerapan obat pada permukaan nanopartikel
- Lampiran obat ke nanopartikel menggunakan linker yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai