Laporan Pendahuluan Stemi Icu Ungaran
Laporan Pendahuluan Stemi Icu Ungaran
Disusun Oleh :
Indriani Anggesti Ningrum
1907031
Usia
Ras
Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dari pada orang
kulit putih.
Riwayat keluarga
Hiperlipidemia
Merangsang
Penurunan curah Terjadi nekrosis miokardium pelepasan zat-zat
jantung Sel-sel otot kimiawi adenosin
Disfungsi otot jantung akibat jantung rusak dan bradikinin
nekrosis mengeluarkan
Distribusi o2 ke sistemik
enzim dalam Merangsang aktivasi
tidak adekuat
darahrkan nociceptor
Kompensasi peningkatan
kinerja miokardium
Penurunan kadar oksigen
ke sistemik Troponin cTn Timbulnya reseptor
Terjadi penebalan dan T dan cTn I, nyeri
kekakuan otot jantung CK, MB
Kompensasi dengan (Hipertrofi miokardium)
peningkatan nafas Angina pektoris
k. Tromboembolisme
Nekrosis endotel ventrikel akan membuat
permukaan endotel menjadi kasar yang merupakan
predisposisi pembentukan thrombus. Pecahan thrombus
mural intrakardium dapat terlepas dan terjadi embolisasi
sistemik.
l. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan
epikardium yang langsung berkontak dan menjadi kasar,
sehingga merangsang permukaan pericardium dan
menimbulkan reaksi peradangan.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Elektrokardiogram
a) Pre Hospital
b) Hospital
Aktivitas
c) Farmakoterapi
Nitrogliserin
Aspirin
Aspirin merupakan tatalaksana dasar pada pasien
yang dicurigai STEMI dan efektif pada spektrum SKA.
Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan
reduksi kadar tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi
aspirin bukkal dengan dosis 160-325 mg di UGD.
Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis 75-162
mg.
Beta-adrenoreceptor blocker
Pemberian beta blocker intravena secara akut dapat
memperbaiki hubungan supply-demand oksigen,
menurunkan nyeri, menurunkan ukuran infark, dan
menurunkan insiden ventricular aritmia.
Terapi reperfusi
Status sirkulasi
Monitor intake dan output
Tekanan nadi tidak ada
deviasi dalam kisaran Penilaian sirkulasi perifer (mis.
normal Cek nadi perifer, edema, suhu
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam
proses keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harus direncankan untuk
menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi tujuan rencana
keperawatan.
Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat
mengarahkan, menolong, mengobservasi dan mendidik semua personil
keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan,
merupakan supervisi keperawatan yang penting (Hidayah, 2014).
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari asuhan keperawatan,
dimana pada tahapan ini mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan
sudah efektif atau belum untuk mengatasi masalah keperawatan pasien
atau dengan kata lain, tujuan tersebut tercapai atau tidak. Evaluasi ini
sangat penting karena manakala setelah dievaluasi ternyata tujuan tidak
tercapai atau tercapai sebagian, maka harus di reassesment kembali
kenapa tujuan tidak tercapai (Purwanto, 2018). Dalam evaluasi
menggunakan metode SOAP (subyektif, obyektif, assessment,
planning)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2018. ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) pada Laki-Laki 54 Tahun Memiliki
Brunner & Suddarth, 2019 Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall, 2018. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Jakarta EGC
Doenges, E. Marilynn. 2020 Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Kowalak. Welsh.2018 Buku Ajar Patofisiologi, Jakarta: EGC
Reeves, Charlene J., dkk, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: Salemba Medika
Price, A. Sylvia. 2018. Paofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ST+Elevasi+Miokard-Infark+
%28STEMI%29+pado÷Laki-Laki÷54÷Tahun÷Memiliki Kebiasaan+Minum+Alkohol,
(diakses 24 Oktober 2017)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22069/4/Chapter2011.pdf (diakses 24
Oktober 2019
1 Putu Juniartha Semara Putra