Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AKHLAK
TUJUAN RISALAH NABI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah

Pendidikan Akhlak

Dosen penguji mata kuliah :

Nuruddin Araniri M.Pd. I.

Disusun oleh :

1. Nisa Nurhidayah
2. Siti Sopiah

Prodi : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MAJALENGKA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tujuan Risalah Nabi” ini. Shalawat serta
salam kami haturkan kepada Rasulullah SAW yang menjadi teladan terbaik bagi umat manusia. Rasul
yang membawa kita dari jalan kegelapan menuju cahaya terang benderang.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan maupun tata bahasa dan struktur penulisannya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca.

Majalengka, 25 Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………………………….

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………….

A. Tujuan Diutusnya Para Rasul ………………..………………………………………………………………………………

B. Tujuan Wahyu Bagi Kehidupan Masyarakat …………………………………………………………………………

C. Misi Para Nabi Dan Rasul …………………………………………………………………………………………………….

D. Risalah Dan Kenabian Dalam Prespektif Pendidikan ……………………………………………………………

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………………………..

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah telah mengutus para utusannya untuk member petunjuk dan pedoman
hidup serta membimbing manusia di bumi. Allah mengharuskan setiap muslim untuk
beriman kepada semua Rasul yang telah diutusnya. Untuk menyampaikan risalah dan
petunjuknya pada semua umat manusia. Agar umat manusia tidak mengalami kesesatan
dalam kehidupannya. Sebab salah satu rukun iman adalah mengimani para utusan-
utusan Allah. Sebenarnya bukan rasul yang membutuhkan mansuia namun manusia lah
yang membutuhkan kehadiran para rasul. Untuk mendapat petunjuk dan tuntunan serta
suritauladan dari para rasul Allah. Seperti halnya dalam tata cara beribadah yang benar
dan baik, semua itu hanya akan diperoleh melalui ajaran-ajaran, bimbingan-bimbingan
dan petunjuk yang langsung dari rasul. Sesungguhnya seluruh rasul diutus dengan
membawa kemurnian ibadah dan tauhid.Perlu diketahui antara definisi nabi dan rasul.
Nabi dari segi bahasa berarti orang yang memberi kabar, sedangkan dari segi syari’at
berarti orang yang menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan tidak ada
kewajiban baginya untuk menyampaikan kepada orang lain. Sedangkan Rasul berarti
utusan dan sedangkan rasulullah adalah seorang nabi yang menerima wahyu Allah
untuk dirinya sendiri dan berkewajiban menyampaikan kepada orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Tujuan Diutusnya Para Rasul?


2. Apa Tujuan Wahyu Bagi Kehidupan?
3. Apa Misi Para Nabi Dan Rasul?
4. Apa Risalah Nabi Dan Kenabian Dalam Prespektif Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Tujuan diutusnya Para Rasul


2. Untuk Mengetahui Tujuan Wahyu Bagi Kehidupan
3. Untuk Mengetahui Misi Para Nabi dan Rasul
4. Untuk Mengetahui Risalah Dan Kenabian Dalam Prespektif Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Diutusnya Para Rasul

1. Pembawa Kebenaran

‫اك ِب ْال َح ِّق بَشِ يرً ا َو َنذِيرً ا َوِإنْ مِنْ ُأ َّم ٍة ِإاَّل َخاَل فِي َها‬
َ ‫ِإ َّنا َأرْ َس ْل َن‬
‫َنذِي ٌر‬
Artinya :

Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi
peringatan. (QS. Al-Fatir : 24).

Allah Telah mengutus Nabi Muhammad membawa perkara yang tetap yang membawa kebenaran,
tegas, dan tidak akan menyesatkan umat manusia. Namun justru akan membahagiakan bagi siapapun
yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk. Hal inipun akan membuat hati tenang dengan
keyakinan yang mantap.

Masalah-masalah yang beliau bawa adalah menyakup masalah akidah yang sesuai dengan
kenyataannya dan mengandung masalah syari’at yang menuntun pemeluknya kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat.

2. Pembawa Kabar Gembira dan Peringatan

‫ب‬
ِ ‫ َحا‬$$‫ص‬ْ ‫َأ ُل َعنْ َأ‬$$‫ ذِيرً ا َواَل ُت ْس‬$$‫يرً ا َو َن‬$$‫بِال َح ِّق َب ِش‬
ْ َ ‫ ْل َنا‬$$‫ِإ َّنا َأرْ َس‬
‫ك‬
)119( ‫ِيم‬ ْ
ِ ‫ال َجح‬
Artinya :

Sesunguhnya kami telah mengutusmu dengan haq, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.
(QS. Al-Baqarah : 119).

Dalam redaksi ayat di atas langsung ditunjukkan kepada Nabi Muhammad yang disertai dengan kata
yang mengandung pengukuhan, “Sesungguhnya” dan penegasan “Kami telah mengutusmu” hai Nabi
Muhammad “dengan haq” yakni dengan benar dengan membawa kebenaran. Pemilihan beliau sebagai
rasul adalah benar dan haq. Risalah dan ajaran yang disampaikannya juga benar dan haq. Karena
semuanya berasal dari Allah SWT.1 namun pada kenyataanya pada saat itu orang-orang Arab enggan
percaya, dan keengganan mereka sangat menyedihkan dan merisaukan nabi, karena itu beliau
diingatkan oleh Allah bahwa beliau hanya ditugaskan oleh Allah sebagai pembawa kabar gembira dan
peringatan. Dan karena itu pula, pada penutup ayat Al-Baqarah di atas ditujukan untuk menghibur
beliau “Dan kamu Hai Muhammad tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni
neraka”. Yaitu mereka yang mengingkari risalahmu dan menolak Al-Quran sebagai firman Allah adalah
penghuni neraka. Wajar jika mereka tidak mau beriman sebab mereka adalah penghuni neraka.

Belaiu diutus Allah untuk memberi kabar gembira kepada orang yang taat dan memberi peringatan
pada pelaku maksiat bukan untuk memaksa seseorang agar mau beriman.

3. Sebagai Rohmat Seluruh Alam

Sebenarnya rasul diutus ke dunia bukan hanya untuk satu kaum saja, namun beliau diutus oleh
Allah untuk semua umat manusia dan seluruh Alam.

َ ‫َو َما َأرْ َس ْل َنا‬


َ ‫ك ِإاَّل َرحْ َم ًة ل ِْل َعالَم‬
( ‫ِين‬
)107
Artinya :

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Surat Al-
Anbiya’ : 107)

Dalam ayat ini dikemukakan tentang salah satu keistemewaan beliau. Yaitu tentang
kepribadiannya yang merupakan rahmat, disamping ajaran-ajaran beliau yang disampaikan dan
diterapkan. Dalam redaksinya ayat diatas akan singkat namun mengandung makna yang sangat luas.
Ayat ini menyebut empat hal pokok, yaitu :

 Rasul, dalam hal ini adalah Nabi Muhammad


 Yang mengutus beliau adalah Allah
 Yang diutus kepada manusia (Al-Amin)
 Dan risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya yakni rahmat yang sifatnya sangat
besar ditambah lagi dengan menggambarkan ketercakupan sasaran dalam semua waktu dan
tempat.

Rasul adalah rahmat bukan saja datangnya beliau membawa ajaran, namun sosok dan
kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugrahkan oleh Allah pada beliau. Ayat di atas tidak
menyatakan bahwa “Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, namun sebagai rahmat atau
agar engkau menjadi rahmat diseluruh alam”.

Tidak ditemukan dalam al-quran seorangpun yang dijuluki dengan rahmat kecuali Rasulullah dan
tidak juga satu makhluk pun yang disifati dengan sifat Allah Ar-Rahim kecuali Rasulullah.

4. Mengeluarkan Umat Dari Kegelapan Menuju Cahaya

Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Talaq ayat 11 yang artinya adalah sebagaimana berikut
(Dan Mengutus) Seorang rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan
(bermacam-macam hukum) supaya dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan
mengerjakan amal yang saleh, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
memberikan rizki yang baik kepadanya. (QS. At-Talaq : 11).

Allah mengutus seorang rasul mulia yang akhlak dan tingkah lakunya adalah cermin dari
tuntunan kitab suci al-quran. Beliau yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan
secara jelas bermacam-macam tuntunan Allah supaya Allah mengeluarkan orang-orang yang beriman
dengan keimanan yang benar dan membuktikan ketulusan iman mereka dengan mengerjakan amal-
amal yang saleh. Mengeluarkan mereka dari kegelapan pada cahaya yakni cahaya ilahi.

Barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya dia akan
merasakan kenikmatan hidup duniawi, dan Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang
mengalir di bawah pepohonan dan istana-istananya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Sungguh dengan anugrah yang sangat menakjubkan itu Allah telah memberikan kepadanya
secara khusus rizki yang baik yakni cukup. Tidak kurang sedikitpun dari yang kita harapkan dan juga tidak
berlebih dengan kelebihan yang dapat menimbulkan kekeruhan.

5.Membenarkan Ajaran-Ajaran Nabi-Nabi Sebelumnya

Sebagaimana diterangkan dalam Surat Al-Maidah ayat 48, yang artinya adalah sebagaimana
berikut :

Dan kami telah turunkan kepadamu Al-qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikannya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberiannya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kamu semua kembali
lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan. (QS. Al-Maidah : 48).

Setelah Allah menurunkan taurat, lalu injil kepada bani israil, dan Allah menerangkan suatu
petunjuk dalam kedua kitab itu, serta menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus mereka tunaikan,
serta ancaman-ancaman-Nya terhadap mereka berupa hukuman apabila tidak menggunakan kedua
kitab tersebut dalam memutuskan perkara, maka sesudah itu Allah juga menerangkan bahwa Allah
menurunkan Alqur’an kepada nabi-Nya yang terahir, dan tingginya kedudukan Alqur’an diantara kitab-
kitab sebelumnya.

Martabat Alqur’an dan kedudukannya lebih tinggi dari kitab-kitab Allah sebalumnya.5 Yaitu
merupakan pengawas dan saksi serta ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang
diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.

6. Menunjukkan Jalan Yang Lurus

Agama islam merupakan agama yang lurus dan mengajarkan manusia menuju jalan yang benar.
Selain itu juga memberikan teguran kepada manusia yang lalai terhadap kewajibannya sebagai hamba
Allah. Dijelaskan dalam Surat Yasin ayat 3-6, yang artinya adalah sebagaimana berikut :

Sesungguhnya kamu salah seorang dari para rasul. (Yang berada) di atas jalan yang lurus.
(Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh maha perkasa lagi maha penyayang. Agar kamu memberi
peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan karena itu mereka
lalai. (QS. Yasin : 3-6).

B. Tujuan Wahyu bagi Kehidupan Masyarakat

Beberapa tujuan diturunkannya wahyu adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad. Untuk
meyakinkan manusia atau para rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan dapat dijangkau oleh manusia.
Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal yang tidak mungkin dapat mereka lakukan sebagaimana
manusia biasa. Bukti-bukti tersebut dalam agama islam disebut mukjizat.

Para nabi atau rasul terdahulu mempunyai mukjizat yang bersifat temporal, lokal dan material.
Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Ini jelas berbeda
dengan misi Nabi Muhammad, beliau diutus untuk seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun
hingga ahir zaman. Maka bukti kebenaran beliau tidak mungkin bersifat temporal, lokal, dan material,
namun harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia.
Inilah letak fungsi Alqur’an sebagai mukjizat.

Seringkali Alqur’an turun secara spontan guna menjawab pertanyaan atau mengomentari suatu
peristiwa. Misal seperti pertanyaan orang Yahudi tentang hakekat ruh. Pertanyaan ini dijawab langsung
dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi peluang untuk memberi peluang untuk berfikir dan
menyusun jawaban dengan redaksi yang indah dan teliti bagi mereka. Namun demikian, setelah
Alqur’an selesai diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang redaksi-
redaksinya ditemukanlah hal-hal yang menakjubkan, ditemukan adanya keseimbangan antara kata-kata
yang digunakan seperti keserasian antara jumlah dua kata yang bertolak belakang.

Banyak sekali syarat ilmiah yang ditemukan dalam Alqur’an. Seperti diisyarakannya bahwa
cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri. Sedangkan cahaya bulan adalah pantulan sebagaimana
termaktub dalam surat Yunus ayat 5, yang artinya :

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manjilah-
manjilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan yang haq. Dia menjelaskan tanda-tanda
kebesaran-Nya kepada yang mengetahui. (QS. Yunus : 5).
C. Misi Para Nabi Dan Rasul

Misi yang dibawa Nabi Muhammad tetap sama dan memiliki hubungan dengan para nabi dan
rasul yang terdahulu. Hal itu karena sumber ajaran dan pengutusnya sama yaitu Allah.

1. Mengajarkan ke-Esa-an Allah.

Para rasul terdahulu mengajarkan kepada manusia agar mengakui ke-Esa-an Allah. Hal tersebut
dilanjutkan dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad sebagai nabi terahir. Ajaran tersebut berlaku
untuk sepanjang masa, meskipun setelah Nabi Muhammad wafat.

‫يرُوا‬$‫اَل َل ُة َف ِس‬$‫الض‬
َّ ‫ ِه‬$‫ت َعلَ ْي‬ َّ ‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َرسُواًل َأ ِن اعْ بُدُوا هَّللا َ َواجْ َتنِبُوا‬
ْ ‫ دَى هَّللا ُ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ َح َّق‬$‫الطا ُغوتَ َف ِم ْن ُه ْم َمنْ َه‬
)36( ‫ين‬ ِّ ْ ُ
َ ‫ان َعاقِ َبة ال ُم َكذ ِب‬ َ ‫ْف َك‬ ُ
َ ‫ض َفا ْنظرُوا َكي‬ ‫َأْل‬
ِ ْ‫فِي ا ر‬

Artinya :

Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul kepada setiap umat; “sembahlah Allah dan jauhilah
Thaghut, “maka diantara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantara mereka yang
telah pasti atasnya kesesatan. Maka berjalanlah di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para
pendusta”. (QS. An-Nahl : 36).

Ayat ini ditujukan untuk menghibur Nabi Muhammad dalam menghadapi para pembangkang
dari kaum beliau. Seakan ayat ini menyatakan Allah pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu
yang menerima baik ajakanmu dan ada juga yang membangkang. Dan keadaan yang kau alami itu sama
juga yang dialami oleh para rasul sebelummu. Karena sesungguhnya kami telah mengutus rasul kepada
setiap umat sebelum kami mengutusmu, lalu mereka menyampaikan kepada kaum mereka masing-
masing bahwa sembahlah Allah, yakni tunduk dan patuhlah dengan penuh pengagungan kepada Allah
saja, jangan menyembah selain-Nya. Dan jauhilah Thaghut, yakni segala macam yang melampau batas
seperti penyembahan berhala dan kepatuhan kepada tirani. Ajakan para rasul itu telah diketahui oleh
umat masing-masing rasul, maka diantara mereka, yakni umat para rasul itu ada orang-orang yang
hatinya terbuka dan pikirannya jernih sehingga Allah memberi petunjuk kepadanya, dan ada pula
diantara mereka yang keras kepala dan bejat hatinya sehingga mereka menolak ajaran rasul. Dan
dengan demikian telah pasti sangsi kesesatan yang mereka pilih sendiri. Wahai umat Muhammad jika
kamu ragu tentang yang disampaikan rasul, termasuk kebinasaan para pembangkang maka berjalanlah
kamu semua di muka bumi dan perhatikanlah kesudahan para pendusta rasul-rasul.Berdasarkan di atas
jelaslah bahwa rasul-rasul Allah memiliki tugas yang sama yaitu menyeru kepada manusia agar tidak
menyekutukan Allah dan hanya menyembah kepada-Nya.
2.Menegakkan Agama Islam

Agama islam adalah agama yang mengajarkan tentang ke-esa-an Allah. Ajaran para rasul dan
nabi terdahulu pada dasarnya adalah islam. Namun mereka tidak menyebutnya islam, melainkan agama
tauhid. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 67, yang artinya :

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang
lurus dan berserah diri pada Allah dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang yang
musyrik. (QS. Ali Imran : 67).

Ayat ini membantah kebohongan mereka. Nabi ibrahim bukan seorang Yahudi sebagaimana
diakui orang-orang Yahudi dan bukan pula orang Nasrani sebagaimana diakui orang-orang Nasrani.
Dengan dalil yang telah dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang lurus selagi berserah diri kepada
Allah dan juga sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik yang dapat diduga oleh
orang-orang musyrik Mekah yang mengku mengikuti agama beliau.Rasul dan nabi terdahulu
mengajarkan ke-Esa-an Allah, kewajiban menyembah Allah, tentang larangan berbuat maksiat dan lain
sebagainya seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.

3. Membawa berita gembira dan peringatan bagi umatnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah ayat 119 diatas, bahwa
tujuan rasul dan nabi diutus salah satunya untuk membawa berita gembira dan peringatan.

D.Risalah Dan Kenabian Dalam Perspektif Pendidikan

1.Sebagai calon pendidik seharusnya mampu mencontoh sikap yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad ketika menghadapi umat beliau yang selalu membangkang. Beliau selalu sabar dalam
menghadapinya.

2.Sebagai calon pendidik diharapkan mampu mengkondisikan dirinya untuk menjadi suri tauladan yang
baik bagi siswa didiknya.

3.Sebagai umat islam yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, seharusnya menjadikan Al-qur’an sebagai
pedoman dalam kehidupan.

4.Sebagai generasi pemuda calon pemimpin dimasa datang, hendaknya mencontoh sifat Nabi
Muhammad yang selalu amanah untuk menyampaikan wahyu Allah tanpa mengurangi ataupun
menambahi sedikitpun.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
A. Tugas-tugas rasul adalah pembawa kebenaran, membawa kabar gembira dan peringatan. Nabi
Muhammad juga merupakan rahmat bagi seluruh alam yang mengeluarkan umat dari kegelapan menuju
cahaya ilahi.

B. Ajaran-ajaran Nabi Muhammad juga membenarkan ajaran-ajaran para rasul sebelumnya serta beliau
adalah suri tauladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia.

C. Tiga tujuan pokok Al-quran adalah sebagai berikut :

1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang terikat dalam keimanan dan
ke-Esa-an Tuhan dan kepercayaan akan hari pembalasan.

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila
yang harus diikuti oleh manusia dan kehidupannya.

3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan menerangkan dasar-dasar syari’at yang harus diikuti
oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan antar sesama manusia. Dengan kata lain Al-quran
adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan dunia dan
akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akidah Akhlak kelas 9 Madrasah Tsanawiyah

https://googlewebsite.com/ risalah dan kenabian

Anda mungkin juga menyukai