Anda di halaman 1dari 2

Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


A. PROFIL WP

Nama WP
Nama Usaha
NPWP
Alamat Tempat Usaha

1. Sejak kapan mendirikan usaha ini?


2. Apakah Bapak/ Ibu memiliki NPWP?
3. Sejak kapan menjadi wajib pajak?

B. KEWAJIBAN PERPAJAKAN
1. Apakah Bapak/Ibu melakukan pembukuan/pencatatan?
2. Bagaimana menghitung jumlah pajak yang terutang secara umum?
3. Apakah Bapak/Ibu tepat waktu dalam proses pembayaran dan pelaporan pajak?
4. Apakah Bapak/ Ibu mengalami kesulitan dalam menghitung pajak?
5. Apakah Bapak/ Ibu mengalami kesulitan dalam pengisisan SSP dan SPT pajak serta
pelaporannya?
6. Apakah Bapak/ Ibu mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak?
7. Jika mengalami kesulitan apa yang Bapak/ Ibu lakukan?
8. Apakah sudah membuat Pencatatan atau sudah melakukan Pembukuan terhadap Laporan
Keuangannya?
9. Apakah sudah melakukan penyetoran?
10. Apakah sudah melakukan pelaporan SPT Bulanana/Tahunan?

C. PENGETAHUAN PERPAJAKAN
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mengenai pengenaan pajak final dan pajak tidak final?
2. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu mengenai aturan terbaru terkait tarif pajak UMKM
sebesar 0,5% yang mulai diterapkan tahun 2018?
3. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak mengenai PP
No.23 Tahun 2018 ?
4. Apakah WP pernah mengikuti pelatihan Perpajakan?
5. Pemerintah menyatakan bahwa maksud dikeluarkannya PP No.46 tahun 2013 adalah
untuk memberi kemudahan dalam penghitungan pajak. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu
terhadap kemudahan dan penyederhanaan pajak pada PP No.23 Tahun 2018?
6. Apakah WP pernah melakukan Konsultasi dengan Account Representative (AR)?
AR adalah Seseorang yang ditunjuk untuk memberikan bimbingan, himbauan, konsultasi,
analisis, dan pengawasan terhadap WP.

D. LAMPIRAN
1. Bukti Pencatatan atau Pembukuan
2. Bukti Setor
3. Dokumentasi SPT Bulanan/Tahunan
PENJELASAN
PP No.23 Tahun 2018
Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki
Peredaran Bruto < 4,8 M pada tanggal 8 Juni 2018 (mulai berlaku 1 Juli 2018). Tarif PPh yang
dikenakan dalam Peraturan Pemerintah ini adalah sebesar 0,5% dan bersifat final.
Tujuan diterbitkannya Peraturan Pemerintah ini adalah sebagai masa pembelajaran bagi WP yang
memiliki peredaran bruto (seluruh imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang
diterima atau diperoleh dari usaha, sebelum dikurangi potongan penjualan, potongan tunai, dan/atau
potongan sejenis) tertentu untuk dapat menyelenggarakan pembukuan sebelum dikenai Pajak
Penghasilan dengan tarif umum sehingga lebih mudah dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Mendorong masyarakat berperan serta dalam kegiatan ekonomi formal dengan cara memberikan
kemudahan dan kesederhanaan kepada WP yang memiliki peredaran bruto tertentu dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan diberikan jangka waktu tertentu. Memberikan
keadilan kepada WP yang memiliki peredaran bruto tertentu yang telah mampu melakukan
pembukuan, sehingga WP dapat memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif umum
Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Jangka waktu yang diberikan oleh Pemerintah bagi WP yang ingin memanfaatkan tarif final
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini adalah:
 Bagi WP orang pribadi adalah paling lama 7 (tujuh) Tahun Pajak;
 Bagi WP badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, atau firma adalah paling lama 4
(empat) Tahun Pajak; dan
 Bagi WP badan berbentuk perseroan terbatas adalah paling lama 3 (tiga) Tahun Pajak.
Wajib Pajak (WP) yang dapat memanfaatkan tarif final berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) ini
adalah WP orang pribadi dan WP badan yang berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,
atau perseroan terbatas yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha dengan peredaran
bruto tidak melebihi Rp 4,8M dalam satu Tahun Pajak. Peredaran bruto dalam 1 (satu) tahun dari
Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak bersangkutan, yang ditentukan berdasarkan keseluruhan
peredaran bruto dari usaha, termasuk peredaran bruto dari cabang. Bagi WP yang telah melakukan
pembayaran PPh final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, maka WP tersebut dianggap telah
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai dengan tanggal validasi Nomor Transaksi
Penerimaan Negara yang tercantum pada Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang
dipersamakan dengan Surat Setoran Pajak.
Jangka waktu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini terhitung sejak:
a. Tahun Pajak WP terdaftar, bagi WP yang terdaftar sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini;
atau
b. Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, bagi WP yang telah terdaftar sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini.

Anda mungkin juga menyukai