Anda di halaman 1dari 15

TUTORIAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gawat Darurat dan Bencana

Dosen pengampu : Khotimah S.Kep.Ns.,M.Kes.

Disusun oleh:

Kelompok V

1. Anisa Nurcahyati (7319002)


2. Ardi Laroybavie (7319007)
3. Egah wardahtul Thoyibah (7319008)
4. Mira Kartikasari (7319000)
5. Muhammad Farros Hanif D.M. (7319018)
6. Putri Fairuz Diana Zain (7319022)
7. Rani Sulistiani (7319023)
8. Tita Nuriyah (7319025)
9. Walidatush Sholicha (7319088)

SI KEPERAWATAN-FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
Tutorial Gawat Darurat” yang merupakan tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat dan Bencana Program Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIPDU Jombang.
Makalah ini dapat tersusun atas bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Pujiani S.Kep., Ners., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIPDU Jombang.
2. Ibu Khotimah, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku KaProdi S1 Keperwatan sekaligus
Dosen pengampu mata kuliah Keparawatan Gawat Darurat Dan Bencana.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis apabila pembaca dapat mengkritisi tulisan
serta memberikan masukan yang berharga demi perbaikan penulisan ini.
KASUS

Anda sedang jaga di ruang IGD suatu rumah sakit ketika itu datang bersamaan 6 pasien.
Pasien yang ada diantaranya:

1. Tn W, 25 tahun, tidak sadar, GCS 111, dengan tekanan darah 85/60 mmHg. Frekuensi
nadi 115 x/menit dan frekuensi nafas 17 x/m, tampak berlumuran darah pada derah
hidung, telingga dan mulut karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
2. Nn N usia 17 tahun, mengeluh pusing dan mimisan, hasil pemeriksaan TD 120/80
nadi: 100 x/menit, suhu 39, 6 derajad, GCS 456,
3. Ny. W 24 tahun mengeluh tidak dapat menggerakkan kaki kanannya. didapatkan
airway paten, frekuensi nafas 20 x/menit, nadi 130 x/menit, akral dingin, tekanan
darah 100/70 mmHg, GCS 335. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan adanya
deformitas pada femur (D) disertai dengan krepitasi tanpa ada luka dan terpasang
bidai.
4. Tn. M mengalami trauma multi. Kesadaran komposmentis, ada jejas di dada, sesak
dan nafas semakin memberat. Ada fraktur pada dorsalis pedis dan fraktur clavikula.
Pemerikasaan fisik TD 120/90, N: 100 x/M, RR 28x/M dan ada suara krepitasi Dextra
pada dada.
5. Perempuan 20 tahun Dari pemeriksaan triage didapatkan airway paten, frekuensi
nafas 16 x/menit reguler, SaO2 97%, nadi 132x/menit, akral hangat, GCS E3V4M6,
temperatur aksilla 38,1°C, Pemeriksaan fisik didapatkan mukosa mulut kering, turgor
menurun.
6. Nn T dengan keluhan digigit ular sejak 1 jam yang lalu. Mengeluh nyeri pada daerah
gigitan yang berada di kaki, kebiruan sekitar gigitan, bengkak, TD 150/90, nadi 130 x/
menit, suhu 36,5, RR 24x/ menit.

Sebagai perawat jaga UGD anda melakukan serta menentukan skala prioritas penanganan
terhadap pasien tersebut dengan menggunakan prinsip triage untuk menentukan yang mana
yang akan mendapatkan penanganan pertama terlebih dahulu.

Konsep Masalah yang di bahas

Hari pertama
1. Tentukan kata kata yang sulit di pahami
2. Triage semua kasus secara berurutan
3. Penilaian awal pada kegawatan dan penanganan masing-masing kasus
4. Diagnosa dan intervensi

Hari ke dua

5. Menetapkan tindakan prioritas pada semua kasus sesuai dg literatur


6. Mengumpulkan informasi tambahan penanganan terkini kasus diatas
7. Mengsintesis informasi baru melalui jurnal dan ebook semua kasus di atas terutama
pada penenganan semua kasus minimal 5 literatur

TUTORIAL
Setelah membentuk forum kelompok menentukan ketua, sekertaris, dan notulen sebagai
berikut:
1. Ardi Laroybavie (Ketua)
2. Egah wardahtul Thoyibah (Sekertaris 1)
3. Putri Fairuz Diana Zain (Sekertaris 2)
4. Tita Nuriyah (Notulen)
5. Mira Kartikasari (Anggota)
6. Muhammad Farros Hanif D.M. (Anggota)
7. Rani Sulistiani (Anggota)
8. Anisa Nurcahyati (Anggota)
9. Walidatush Sholicha (Anggota)
TAHAP 1
Tentukan kata kata yang sulit di pahami
Hasil : tidak ada kata-kata sulit yang ditemukan.

TAHAP 2
Triage semua kasus secara berurutan

No. Triage(warna) Penyebab Urutan


Kasus Penanganan
Prioritas
1. prioritas 1 GCS 111 (tidak sadar) 2
(merah) Nadi 115x/menit (takikardi)
Tekanan darah systol 85mmHg
2. prioritas 2 suhu tubuh 39,6OC 6
(kuning)
3. prioritas 1 GCS 335(penurunan kesadaran), akral 3
(merah) dingin
4. prioritas 1 typycal chest pain (trauma multi) 1
(merah) RR 28x/menit (sesak nafas)
Nadi 100x/menit (takikardi)
5. prioritas 2 nadi 132x/menit (takikardi) 5
(kuning) turgor kulit menurun
mukosa kering
6. prioritas 2 nadi 130x/menit(takikardi) 4
(kuning) Tekanan darah systol 150 mmHg

TAHAP 3
Penilaian awal pada kegawatan dan penanganan masing-masing kasus

No. Penilaian Awal Tindakan Awal


Kasus
1. A : tidak paten  Hentikan perdarahan
B : normal (RR 17x/menit)  Bebaskan jalan napas
C : Perdarahan hidung, mulut,  Pemberian cairan
telinga
2. A : paten  Hentikan perdarahan
B : normal
C: epistaksis
3. A : paten  Pemberian cairan
B : normal
C : akral dingin, TD 100mMhg,
nadi 130x/menit
4. A : paten  Nidle dekompresi
B : sesak napas (RR 28x/menit,  Pemberian oksigen
cripitasi dada
C : normal
5. A : paten  Pemberian cairan
B : normal
C : turgor kulit, mukosa kering
6. A : paten  Pemberian cairan untuk
B : normal maintanance
C : TD meningkat (systol
150mMhg), takikardi (nadi
130x/menit)

TAHAP 4
Diagnosa dan intervensi

DIAGNOSA

No. Analisis data Etiologi Masalah


Kasus
1. Ds : Cidera kepala Resiko perfusi cerebral
Do : perdarahan pada (perdarahan pada tidak efektif
hidung , mulut, dan telinga hidung , mulut, dan
telinga)
2. Ds : Penyebab penyakit Hipertermi
 Pasien mengeluh (infeksi)
pusing
 Pasien mengeluh
mimisan
Do :
 Suhu tubuh diatas
nilai normal
(39,6OC)
 Epistaksis
3. Ds : Trauma Resiko perdarahan
Do :
 Akral dingin
 TD 100mMhg
 nadi 130x/menit
4. Ds : Ketidakseimbangan Gangguan pertukaran
Do : ventilasi-perfusi gas
 PCO2 menurun
 Kesadaran
menurun (GCS
E3V4M6)
5. Ds : Ketidakseimbangan Resiko
Do : cairan ketidakseimbangan
- Nadi 132x/menit elektrolit
(takikardi)
- Turgor kulit
menurun
- Mukosa kering
- Akral hangat
6. Ds : Infeksi gigitan ular Nyeri akut
- Mengeluh digigit
ular
- Mengeluh nyeri
pada daerah
gigitan yang
berada di kaki
Do :
- Kebiruan sekitar
gigitan, bengkak
- TD 150/90, Nadi
130x/menit, suhu
36,5, RR
24x/menit
INTERVENSI

No. Diagnosa Keperawatan Intervensi


Kasus
1. Bersihan jalan napas tidak efektif Intervensi: manajemen jalan
nafas
Observasi
 Monitor pola nafas
(frekuensi,
kedalaman, usaha
nafas)
 Monitor bunyi nafas
tambahan
(mis.gurgling,
mengi,wheezing,
ronkhi kering)
 Monitor seputum
(jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
 Pertahankan
kepatenan jalan nafas
dengan healt-tilt dan
chin-lift ( jaw-thrust
jika curiga trauma
servikal)
 Posisikan semi fowler
/ fowler
 Berikan minum
hangat
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
 Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
edotrakeal
 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forest McGill
 Berikan O2 jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan 2000 ml per
hari, jika tidak kontra
indikasi
 Ajarkan tekhnik batuk
efektif
Kolaborasi
 Pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Hipertermi Intervensi: manajemen
hipertermi
Observasi
 Identifikasi penyebab
hipertermi (mis.
Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas,
penggunaan
incubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar
elektrolit
 Monitor komplikasi
akibat hipertermi

Terapeutik
 Sediakan lingkungan
yang dingin
 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
 Ganti linen lebih
sering
 Lakukan pendinginan
eksternal
 Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Pemberian cairan
elektrolit intravena
jika perlu
3. Resiko perdarahan Intervensi:pencegahan
pendarahan
Observasi
 Monitor tanda dan
gejala pendarahan
 Monitor nilai
hematokrit atau
hemoglobin sebelum
dan setelah
kehilangan darah
 Monitor ttv ortostatik
 Monitor keagulasi
Terapeutik
 Pertahankan bedrest
selama perdarahan
 Batasi Tindakan
intrasif jika perlu
 Gunakan Kasur
pencegah decubitus
 Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
 Anjurkan
menggunakan kaos
kaki saat ambulasi
 Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan untuk
menghindari
konstipasi
 Anjurkan
menghindari aspirin
atau anti koagulan
 Anjurkan
meningkatkan asupan
makanan dan vit K
 Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
 Pemberian obat
pengontrol
perdarahan jika perlu
4. Gangguan pertukaran gas Intervensi: pemantauan
respirasi
Observasi
 Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya nafas
 Monitor kemampuan
batuk efektif
 Monitor adanya
sumbatan jalan nafas
 Monitor saturasi
oksigen

Terapeutik
 Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu

5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit Intervensi: Manajemen


Cairan
Observasi
 Monitor saturasi
hidrasi (mis,
frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral,
kelembapan mukosa,
turgor kulit, tekanan
darah)
 Monitor berat badan
harian
 Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
 Catat intake/output
dan hitung balans
cairan 24 jam
 Berikan asupan cairan
sesuai kebtuhan
 Berikan cairan
intravena jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan
6. Nyeri Akut Intervensi: Manajemen nyeri
Observasi
 Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala
nyeri
 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor efeksamping
penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
 Control lingfkungan
yang memoperberat
rasa nyeri (suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetic secara benar
 Ajarkan
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu

TAHAP 5
Menetapkan tindakan prioritas pada semua kasus sesuai dg literatur
TAHAP 6
Mengumpulkan informasi tambahan penanganan terkini kasus diatas
TAHAP 7
Mengsintesis informasi baru melalui jurnal dan ebook semua kasus di atas terutama pada
penenganan semua kasus minimal 5 literatur

Anda mungkin juga menyukai