Anda di halaman 1dari 3

Diskusi

1. Frekuensi otot lambung dan arah pergerakannya


2. Pengaruh macam-macam obat yang diberikan terhadap frekuensi dan tonus gerakan
lambung
3. Maksud dari gerakan antiperistaltik dan kapan terjadinya

Pada praktikum kerja Otot Polos (Lambung ) pada Katak dilakukan percobaan dari
visceral smooth muscle untuk mengetahui pengaruh adrenergic dan cholinergic terhadap
gambaran kontraksi otot polos visceral secara in-vitro

Visceral smooth muscle merupakan sel-sel otot yang terletak berhimpitan satu sama
lain, dimana membrane antara sel-sel berdekatan saling berlekatan seluruhnya atau
sebagian, oleh karenanya tipe ini disebut unitary smooth muscle. Contohnya Dinding alat
pencernaan makanan, saluran empedu, Ureter, Uterus.

Membran potensial otot polos besarnya bervariasi, berkisar antara 55 sampai 69


milivolt. Potensial aksi dari visceral smooth muscle ada 2 macam yaitu: -Spike potential. -
Action potential dengan plateau.

Potensi aksi pada visceral smooth muscle aksi dapat terjadi akibat pengaruh :
hormon, neurotransmitter dan spontan.

Ritme gelombang lambat ( slow wave rhytm ) sering mengawali terjadinya potensial
aksi pada otot polos ini.Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial aksi. Apabila slow wave
ini mampu mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt), maka timbulah potensial aksi yang
selanjutnya akan menyebar ke seluruh visceral smooth muscle yang akhirnya akan disusul
kemudian terjadi kontraksi. Mengingat karakter slow wave seperti itu, slow waves sering
disebut pula sebagai gelombang pace maker.

Pengamatan ditujukan terhadap variabel : amplitudo, frekuensi dan tonus. Pada


awal percobaan lambung dipotong pada bagian cardiac dan pylorus, kemudian segera
dimasukkan ke dalam tabung perendam yang sebelumnya sudah diisi larutan thyrode yang
telah dialiri oksigen dari udara dengan kecepatan optimal. Larutan tersebut mempunyai
susunan elektrolit yang hampir mendekati susunan elektrolit cairan tubuh katak. Dan
diperhatikan frekuensi, amplitudo dan tonus. Frekunsi adalah banyaknya gelombang yang
dibentuk oleh kontraksi otot polos per sataun waktu yang ditentukan, amplitudo adalah
simpangan yang paling jauh dari titik keseimbangan pada getaran, sedangkan tonus adalah
tegangan yang terjadi pada otot.

Keadaan Normal

Pada keadaan normal dapat terlihat adanya sifat-sifat otot polos sebagai berikut :

a) Rhytmicity yaitu terjadinya kontraksi secara ritmis dari otot polos tanpa rangsangan
dari luar
b) Tonik kontraksi yaitu otot polos mempunyai tonus tertentu, baik dalam keadaan
relaksasi maupun kontraksi. Tapi sewaktu-waktu tonus dapat meningkat dan
beberapa lama menurun lagi tanpa adanya rangsangan dari luar.
c) Plasticity, sifat ini terutama pada otot visceral. Pada panjang yang berbeda tegangan
otot polos bisa sama maupun sebaliknya, pada panjang yang sama bisa mempunytai
tonus yang berbeda

Penambahan Asetilkolin

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada penambahan Asetilkolin pada


larutan thyrode terjadi kenaikkan frekuensi (kontraksi per menit) pada tonus otot polos lambung
katak. Asetilkolin merupakan parasymatic agent yang menurunkan potensial membran dengan
threshold agar tetap. Dan kenyataannya pada percobaan kami naik-turun yang mungkin disebabkan
lambung katak kami. Dipolarisasi disini disebabkan penurunan permeabilitas Na dan Influx Na ke
dalam membran karena adanya pemasukan Ca ke dalam sel.

Penambahan Adrenalin

Pada penambahan adrenalin terjadi penurunan potensial sehingga frekuensi dan


kontraksi ritmis turun. Adrenalin merupakan suatu sympatic agent yang meningkatkan
potensial membran dengan threshold tetap,sehingga depolarisasi sukar terjadi,akibatnya
potensial yang terjadi kecil. Adrenalin juga menghambat permeabilitas Na, sekaligus
menghambat pemasukan Na ke dalam sel, sehingga frekuensi kontraksi meningkat dan otot
sulit mencapai nilai ambang karena jarang terjadi potensial aksi. Peningkatan frekuensi ini
juga menyebabkan peningkatan tonus otot. Penghambatan ini juga berhubungan dengan
penurunan arus keluar Ca dari sel-sel otot.
Penambahan Pilokarpin

Penambahan pilokarpin bersifat menurunkan potensial membran sehingga


amplitudo meningkat. Bahan ini juga menyebabkan peningkatan permeabelitas membran
terhadap Na,sehingga terjadi peningkatan frekuensi kontraksi yang diikuti oleh peningkatan
tonus otot
Penambahan Atropin Sulfat

Atropin sulfat mempunyai fungsi yang sama dengan adrenalin yang menaikkan
potensial membran sehingga permeabilitas membrane menurun. Atropin sulfat merupakan
parasympatolitic agent yang menghambat asetilkolin agar tidak dapat bekerja pada
membran, akibatnya frekuensi, amplitude, dan tonus yang didapatkan dari percobaan lebih
rendah dari kontrolnya.

Kesimpulannya

1. Otot polos dapat berkontraksi seara ritmis tanpa adanya rangsangan dari luar.
2. Adrenalin dan Pilokarpin dapat menyebabkan peningkatan kontraksi otot polos.
Keduanya meningkatkan frekuensi, amplitudo, dan tonus otot sehingga dapat
digolongkan obat para symphatonimetikum.
3. Asetilkolin dan Atropin Sulfat dapat menyebabkan penurunan frekuensi, amplitudo,
dan tonus sehingga dapat digolongkan sebagai obat symphatonimetikum

Referensi
Ganong, W.F. 1999. Fisiologi Kedokteran ed 17. EGC: Jakarta
Guyton, Arthur C. 1997 : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 9. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai