Anda di halaman 1dari 16

Langkah Anya masuk ke dalam kelas Karel, penglihatannya tertuju pada Karel

dan Delan di meja belakang, senyumannya terus mengembang.

"Karel"

Yang di panggil Karel tapi yang ikut menoleh Delan, itu lah yang di namakan
Gerakan refelks, gerakan tanpa disadari.

Delan meneliti Anya dari atas sampai bawah seperti punya dendam satu
sama lain. Untuk hari ini Delan tidak akan membiarkan Anya duduk di
samping Karel, biarin aja duduk di depan, udah di pastikan akan adu mulut.

"Sibuk gak, nanti pulang sekolah?"

"Karel ada kerjaan gak bisa keluar" potong Delan cepat yang di tanya siapa
yang jawab siapa.

Anya berdengus kesal, yang di tanya Karel malah Delan yang menjawab?
Kalau gak ada Karel udah di pastikan Anya akan hajar.

"Oh! Kerjaan apa? Sampai gak bisa pergi sama gue?".

"Kepo banget" sahut Delan sekali lagi dari tadi Karel ingin menjawab tapi
Delan terus memotong pembicaraan jadi alhasil gini.

"Yang gue tanya Karel bukan lo" sewot Anya mulai kesal.

"Teserah gue! mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot" balas Delan kembali
memainkan ponselnya, udah di bilang tidak akan membiar cewek ini betah di
dalam biar bosen ganggu Karel.

"Kalau nanti malem bisa gak, Rel?" Tanya Anya sekali lagi melirik Karel
kemudian Delan.

"Tetap gak bisa, Karel kalau udah sama gue gak boleh keluar" sewot Delan.

"Gue tanya Karel bukan lo, kenapa sih pancing emosi gue" semprot Anya
mulai kesal. Ia udah sabar menghadapi cowok ini, tapi lihat semakin di
biarkan semakin ngelunjak.

Karel pusing berada diantara mereka berdua, hilang Aldo dateng Anya.
Terjadilah adu mulut, ingin sekali tenang tanpa ada gangguan dari orang.
Lihat betapa ngeselinnya mereka berdua dan Delan senang banget cari
masalah udah tahu yang di tanya dirinya malah Delan yang sewot. Dan yang
di katakan Delan ada benar nya juga nanti pulang sekolah berencana
membujuk Geshia untuk membantu mengerjakan tugas pak Ridwan.

Karel membuang nafas melirik mereka berdua bergilir. "Maaf, yang di katakan
Delan benar, gue gak bisaa keluar nanti ada yang harus di kerjakan" tolak
Karel halus.

"Lo sih gak percayaan banget" sahut Delan ikut nimburung

"Kalau udah gue bilang gak, iya gak. Susah sekali percaya" tambahnya

Anya senyum lebar, ini kan enak di ajak ngobrol, sopan, lembut semakin Anya
jatuh cinta dengan Karel bukan seperti Delan yang suka sewot sendiri

"Lain waktu aja" ujar Anya senang dengan sikap Karel yang lemah lembut
tidak seperti Delan yang penuh dengan emosi.

Anya melirik Delan penuh dengan tatapan dengki, ini mulut cowok seperti
mulut perempuan.

"Jangan lihatin gue kayak gitu nanti naksir" sahut Delan tiba-tiba

"Idih! Gue suka sama lo gak iya" sewot Anya mengalihkan pendangan ke arah
Karel, lebih baik ia lihat Karel yang paripurna dari pada lihat Delan yang super
nyebelin.
"Lo, bukan tipe gue" lanjutnya menatap Karel penuh dengan senyuman.

Memandang cowok ini sangat tidak membosankan, kenapa dulu tidak satu
kelas dengan Karel, dengan begitu Anya bisa setiap jam ketemu Karel. Tidak
capek bolak-balik.

"Ada orang gila, senyum sendiri" sindir Delan

ini cowok jeli banget penglihatannya padahal lagi asik main game tapi bisa
jelas lihat Anya lagi senyum, sepertinya Delan mempunyai indra ke enam.

Karel beneran muak lihat mereka berantem gak jelas. "Pusing gue lihat kalian
berantem" Karel gelengkan kepala bosan lihat mereka berantem
"Ini Delan yang duluan" tuduh Anya sambil tunjuk Delan.

"Gue kan tanya lo, malah dia yang jawab, siapa coba yang gak kesal"
tambahnya, dan memasang wajah sedihnya.

"Enak aja, sorry ya ganggu lo. Gak level banget"  Delan gak terima dengan
tuduhan yang di berikan Anya.
"Delan mau permen mint?" Tawar Karel hanya cara ini bisa melerai keributan
mereka pisahkan.

Delan dengan cepat menoleh kemudian berhenti main game. Meletakan


ponsel di atas meja

"Mau" sahut Delan semangat empat lima

Karel memberikan selembar kertas berwarna hijau, gak masalah keluar uang
dari pada pusing dengar mereka ribut gak jelas.

"Iya udah lo beli permen mint ke kantin, ini uangnya"

Wajah Delan langsung senyum setelah di traktir Karel permen, tanpa melirik
Anya Delan tetap melanjutkan langkahnya keluar kelas.

"Makasih Rel"

Anya dengan cepat pindah tempat duduk di samping Karel memajangkan


lehernya memastikan Delan beneran pergi ke kantin. Kalau balik lagi kan bisa
hancur berduaannya dengan Karel, hal seperti ini lah yang Anya inginkan
berduaan dengan Karel tanpa ada gangguan.

Oke untuk tadi di skip aja, ada gangguan sedikit, baik kembali ke Anya dan
Karel.

"Kok lo bisa sih berteman dengan makhluk seperti Delan? Lo ketemu mereka
dimana?"  Anya penasaran aja dengan Karel bisa memiliki teman yang
awkward banget.

Karel menoleh memberikan senyuman manisnya terhadap Anya. "Mereka


teman kecil gue"

Deg! Anya ingin menghilang saat ini, gak sanggup lihat senyum manisnya
Karel. Ada aliran darah yang entah apa itu tidak bisa di jabarkan dengan kata-
kata. Kupu-kupu berterbarangan di dalam perutnya. Ini baru Karel
memberikan senyuman gimana jadi pacarnya bikin temor dah, setiap hari
ketemu. Anya sangat lemah saat ini. Kebahagiannya tidak bisa di
sembunyikan lagi benar-benar di luar dugaannya.

"Karel boleh peluk gak?" Izin Anya ingin sekali memeluk cowok ini.

"Sini"
Anya langsung berhamburan masuk dalam pelukan Karel, ingin rasanya
pinjem kantong doraemon untuk menghentikan waktu sebentar untuk bisa
peluk Karel sepuasnya, aliran darah Anya semakin gak karuan merasakan
ada sentuhan di belakang kepalanya. Sepertinya Karel mengelus rambut
belakangnya.

"Gak kuat" batin Anya

Anya menguatkan peluk tidak mau menghilangkan momen seperti ini


bersamaa Karel, kapan lagi bisapoeluk Karel tanpa ada penolakan.
 
🍁🍁🍁🍁🍁

Ilona dan Salsa lagi difoto Geshia, mereka bertiga berada di lapangan
termasuk Azel disana duduk memerhatikan mereka bertiga, masih kesal
dengan Aldo yang mengganggunya. sekarang ia punya dendam dengan Aldo
dengan kejadian hari ini.

"Sekali lagi Ges" perintah Salsa berpose seperti seorang model.

Geshia hanya menuruti kemauan Salsa memfoto temannya. "Gantian Sa, gue
juga mau di foto" protes Ilona berdiri disamping Geshia.

"Gue bukan Fotografi kalian ya" protes Geshia kesal malah dijadikan tukang
foto, niat pinjem kamera Karel ingin berfoto malah sekarang jadi tukang foto

"Jangan pelit Ges sama teman, sama teman aja perhitungan dan cuman lo
yang bisa foto bagus, lo suruh Ilona gak mau gue nanti foto gue hancur bukan
astetik malah jelek" sindir Salsa melirik Ilona, mereka tidak pernah akur selalu
aja berantem kecil

Mata Ilona melotot dengar perkataan temannya emang mulut temannya lemes
gak bisa di filter.

"Gue juga gak sudi difotoin sama lo nanti hasilnya gak bagus" sewot Ilona
Salsa mengabaikan Ilona lanjut berpose dengan berat hati Geshia
mengiyakan Salsa memfoto temannya.

"Ayo ges sekali lagi"

"Idih! Sok jadi model, padahal hasil nya biasanya aja" sewot Ilona melipatkan
kedua tangannya di dada.

"Bilang aja iri, gak lihat body gue kayak model" balas Salsa berpose seperti
model..
"Ngaca, mbak. Body kayak rempek reginang" ledek Ilona bercanda gak serius
emang sudah sering begini dengan Salsa saling sindir body

"Lo iri ya sama body gue yang kayak Gigi Hadid" sewot Salsa memperlihatkan
posenya supaya Ilona buka mata ada cewek cantik.

"Gigi Hadid dari mananya, dari Amerika lihatnya" ledek Ilona sekali gak mau
kalah.

Azel dateng ke lapangan ingin menghilangkan beban pikirannya, bukannya


tenang malah bertambah. mereka berdua malah adu mulut, perkara di foto aja
mereka berdebat apa susahnya sih foto bareng. Begitu aja pada ribet banget,
Azel memijit pelipis pusing teman-temannya gak bisa tenang dalam bicara
semuanya serba nyolot dan sewot.

"Gue foto kalian bedua, bosen gue dengar ocehan cari kalian" Geshia
memberikan jalan tengah, ia sebagai tukang foto pengap telinganya
dengarnya.

Ilona maju jalan ketengah ikut berpose sehingga mereka berdua di foto gak
sampai semenit merekaa berdua udah akur malah berfoto saling berpelukan.

"Ges, Karel mau ambil kameranya" suara seseorang dari belakang Geshia,
siapa lagi kalau bukan Aldo suruhan Karel.

Azel yang dengar suara itu langsung memejamkan mata kenapa harus
ketemu lagi sama yang namanya Aldo?. Sehari gak ketemu dengan cowok ini
bisa gak? Bosen debat dengan Aldo yang tak ada ujungnya.

Ilona belum puas di foto sama Geshia kapan lagi ia difoto dengan kamera
Karel.

"Kita pinjem sebentar" ujar Ilona kesal baru aja dapet di foto udah di ambil aja

Kejadian di kantin seperti tidak terjadi apa-apa, yang ada biasa-biasa aja
reaksi Ilona ketemu Aldo.

Aldo berjalan ke arah mereka belum sadar dengan kehadiran Azel yang
duduk di bawah pohon.

"Karel ada yang mau di ambil di kamera itu"

Salsa merasa sedih kameranya mau diambil padahal baru aja ia senang
karena di foto pakai kamera Karel tapi sekarang malah mau diambil.

"Belum aja selesai Do"

Aldo menoleh ke arah sisi kanan di mana Salsa berdiri. "Nanti lo pinjem lagi,
soalnya Karel ada yang mau di ambil di kamera ini"
Geshia menoleh memerhatikan Aldo sehingga mereka saling tatapan dan
tidak biasanya Karel suruh orang buat ambil kameranya

"Kenapa gak orangnya yang ngambil?" Tanya Geshia

"Lagi berduaan dengan Anya" jawab Aldo rada gak suka dengan Anya karena
kelengketannya pada Karel gak mau lepas.

"Malah lagi berpelukan di kelas" lanjut Aldo bisa aja tadi memisahkan mereka
tapi mikir Anya itu cewek.

"Gak lo pisahin" sewot Geshia gak suka lihat Karel berduaan dengan Ilona.

"Gue lagi males debat" Aldo cepat

Geshia hanya memberikan anggukan kemudian memberikan kamera Kepada


Aldo, dua orang itu tidak bisa lepas, Geshia juga heran kenapa mereka tidak
pacaran kalau sedekat itu. Gak salah gosip mengenai mereka pacaran,
bagaimana tidak kemana aja berdua kayak orang pacaran.

Bukannya pergi Aldo menempelkan kamera mengarahkan pada Azel karena


ia sadar kehadiran Azel diantara mereka. Terukir senyum tipis dibibirnya
memfoto Azel dalam diam, apalagi posisinya sangat bagus. mereka bertiga
mengikuti kemana arah  nya Azel.

"Jangan di foto nanti orangnya marah" timpal Salsa takut tiba-tiba Azel buka
mata, terus ngamuk munculah masalah lagi, dan melihat Aldo memfotonya
masalah akan semakin runyam kejadian dikantin aja masih hangat sekarang
Aldo menambah masalaah dengan gadis itu

"Biarin aja kapan lagi kita dapat foto Azel" balas Ilona mengizinkan Aldo
memfoto Azel diam-diam karena Azel orangnya susah mau diajak berfoto.

"Secantik Azel gak mau di foto, kalau gue mungkin handphone penuh dengan
foto gue sendiri" lanjutnya heran juga alasan Azel gak mau di foto apa, kalau
orang memiliki paras cantik seperti Azel tidak akan bosan mengambil foto
untuk dijadikan pajangan sosmed

"Bagaimana pun caranya akan tetap bagus, mau dia tutup mata akan bagus"
timpal Geshia membiarkan Aldo memfoto Azel diam-diam, kalau ketahuan
bisa panjang urusannya jadi kalau mau foto Azel lebih baik diam-diam cewek
itu akan marah kalau di foto.

Aldo selesai memfoto Azel lumayalah hasilnya mereka mendekat melihat hasil
jepretan Aldo bagus mata Aldo langsung tertuju pada Azel. Karena gadis itu
masih memejamkan mata menikmati angin
Lewat dan sampai Azel tidur dalam keadaan duduk

"Azel jelek" teriak Aldo lari tidak mau dapat amukan dari Azel.

Azel yang dengar langsung buka mata memijat pelipisnya pusing ladenin Aldo
bikin darah tinggi naik, bukan Azel aja kaget mereka bertiga juga kaget Azel
langsung mengelus dadanya sabar menghadapi Aldo.
"Untung gue sabar"
🍁🍁🍁🍁🍁

"Geshia bantuin" rengek Karel kayak anak kecil yang gak di belikan permen

Geshia lagi main ke rumah Karel kebetulan Delan dan Aldo di sana. Emang
gak salah rumah Karel dianggap rumah sendiri oleh mereka berdua seenak
asal masuk begitu saja.

Merasa di panggil Geshia menoleh lihat tiga cowok memasang wajah sedih,
kapan lagi ia menang lawan tiga cowok ini. Disekolah di puja-puja
dihadapannya gak ada harga dirinya

"Gak, gue banyak urusan gak sempet ngerjain tugas kalian" tolak Geshia
halus bersedekap dada fokus ke depan, mau lihat sampai mana mereka akan
melangkah. Apakah akan terus membujuk atau berhenti dan Geshia tidak
akan menghilangkan kesempatan mengerjain mereka.

Karel dan Delan duduk di samping Geshia membujuk cewek ini hanya Geshia
harapan satu-satunya membantu mengerjakan tugas pak Ridwan.
Aldo dengan inisiatif sendiri memijat pundak Geshia supaya luluh hatinya.

"Apa yang lo mau biar kita turutin yang penting lo bantuin kita?" Tanya Delan
sok manis

ini adalah contoh teman kalau ada maunya baiknya masyallah, tanpa di suruh
dengan inisiatif sendiri. Kalau udah gak dibutuh di tendang. Geshia tidak mau
kehilangan momen kapan lagi bisa ngerjain mereka bertiga.

"Mau pizza? Burger? Marbatak? Bakso? Mie Ayam? Es boba? Satrback?"


Karel menyembutkan makanan dan minuman kesukaan Geshia.

Geshia meluruskan kakinya di atas meja lirik Delan dan Karel bergilir.
"Pijetkan kaki gue pegel banget tadi habis lari" perintah Geshia seperti bos
pada babunya

"Karel ambilkan gue minum haus banget" perintah Geshia seperti ratu yang di
layani

Tiga cowok udah seperti bodyguardnya aja, tanpa penolakan mereka


mengikuti perintah Geshia, enak juga ngerjain cowok yang diidam-idamkan
siswa SMA Gurana dengan gampangnya Geshia menginjak harga diri tiga
cowok ini gara-gara tugas pak Ridwan.

Karel kembali dengan membawa segelas air putih, menghampiri Geshia di


ruang tamu. Kemudian memberikan segelas air putih, Geshia memasang
wajah ketus lirik air dan Karel.

"Gue mau jus mangga Karel" minta Geshia gak apa-apa sekali ia menginjak
harga dirinya Karel

Karel ngumpat didalam hati bisa-bisanya ia dikerjain seperti ini oleh Geshia,
kalau bukan karena Tugas pak ridwan males Karel seperti ini, karena tidak
ada pilihan lain nurut aja yang di perintahkan Geshia daripada gak dikerjain.

"Do, lo aja yang buat jus Mangga, gue gak bisa" Karel lelah dan males kalau
terpaksa gak akan Karel melakukannya

Aldo memijat sambil mikir orang yang akan di suruh kecuali Geshia.
Dengan kesalnya Aldo menteor kepala Geshia sampai nunduk kesal, malah
dijadikan babu beberapa menit.

"Gue gak jadi bantuin kalian ngerjain tugas pak Ridwan" protes Geshia
merasa tersakiti dengan tindakan Aldo.

"Aldo baik-baik sama Geshia, mau lo dihukum pak Ridwan?" Protes Delan
setia memijat kaki Geshia dan hanya gadis ini yang bisa, minta bantuan ke
lain Delan gak tahu harus minta bantuan sama siapa.
Aldo melangkah ke dapur berhenti memijat pundak Geshia.
"Bodoh amat di hukum, daripada gue jadi babunya Geshia"

Aldo mengambil mangga dan susu di dalam kulkas membuat jus. entah mau
buatkan siapa Geshia atau dirinya sendiri?.
Geshia lirik Delan dan Karel bergilir "Kalian mau juga dihukum pak Ridwan?"
"Gak mau, kapok gue dihukum pak Ridwan" jawab Karel geleng kepala
seperti anak kecil.

"Iya udah pijetkan pundak gue" balas Geshia menepuk-penuk pundaknya.

Karel mengambil alih posisi Aldo memijat pundak Geshia gak apa-apa
harganya dirinya hancur sebentar daripada gak dikerjakan tugasnya

Selesai buat Jus Aldo duduk dikursi bar memerhatikan tindakan dua
temannya yang menjadi babu Geshia sementara.

"Gue udah tebak nanti lo minta bantuan sama dia" kata Aldo minum jus
mangga yang ia buat.

Geshia menoleh dengan senyuman lebar, emang Aldo susah dibohongin tahu
aja isi pikirannya. Mana mungkin juga ia mengerjakan tugas mereka pasti
akan oper ke orang percayaannya

"Nanti gue suruh dia aja ngerjain daripada gue jadi babu lo" balas Aldo
ternyata tebakannya benar, Geshia akan suruh dia mengerjakan tugas Delan
dan Karel

"Dia yang capek malah lo yang enak" lanjut Aldo


"Emang dia akan bantuin lo ngerjain? Setiap ketemu aja dia udah males lihat
wajah lo? Apalagi tadi dengan sengajanya lo bilang dia jelek?" Balas Geshia
Yang maksud mereka, Azel.

hanya gadis ini yang pinter matematika nilainya dibidang matematika gak di
ragukan lagi, siswa berprestasi mewakilkan sekolah dalam ajang olimpiade
matematika tingkat nasional. Bukan pinter dibidang akademik tapi pinter di
bidang non akademik juga

"Kalau gue kan sekali ngomong langsung di ikutin? Kalau lo yang minta gak
yakin banget gue, dia akan bantuin lo?" Lanjut Geshia gak yakin Aldo berhasil
bujuk Azel apalagi yang ia tahu Aldo dan Azel bermusuhan satu sama lain.
Yakin Aldo tidak akan dibantu Azel
"Kita lihat Aja" balas Aldo percaya diri akan dibantu Azel

Delan dan Karel hanya menjadi pendengar yang baik gak ngerti pembicaraan
mereka apa, tangan gak berhenti memijat Geshia, di iming-imingkan
dikerjakan tugas pak Ridwan ini lah contohnya nurut.

"Kalian lagi bahas apaan? Kita gak ngerti?" Sahut Delan nimbrung dalam
pembicaran Aldo dan Geshia. Penasaran mereka membahas apa malah
seperti penonton keributan.

"Gak ada" balas Geshia bisa bahaya kalau bukan dirinya yang akan ngerjain
tugas mereka melainkan Azel

Geshia menarik kakinya hingga Delan berhenti memijat kaki Geshia


"Berhenti, nanti gue bantuin ngerjain tugas pak Ridwan"

Geshia meraih tasnya mengambil handphone ucah cukup ia mendpatkan


perhatian tiga cowok ini walau Aldo sangat menjengkelkan

"Gue pulang dulu, ada yang mau dikerjakan"

"Bener ya di bantuin?" Tanya Karel memastikan yang dikatakan Geshia benar


takut cewek ini bohong apalagi udah capek mijet malah gak ada dapet.

"Iya, takut banget gue gak bantuin, nanti gue kasih kalau udah selesai" balas
Geshia sewot, kesal dengan Aldo

"Gue gak akan bantuin lo ngerjain tugas pak Ridwan ya Aldo, gue gedek
sama lo gara-gara lo teor kepala gue tadi" ucap Geshia serius sekarang
punya dendam dengan Aldo.

"Bodoh amat" Aldo santai gak ada takut-takutnya dihukum pak Ridwan. Kalau
masih ada Azel yang akan membantunya

"Nyebelin banget lo" timpal Geshia malah kesal dengan Aldo.

"Gue pulang dulu, di satukan dengan Aldo tambah pusing"


🍁🍁🍁🍁🍁

"Kalau nilai lo jelek lagi gimana?" Tanya Delan kasihan lihat Aldo gak
dibantuin Geshia, gak tahu aja orang dalam yang di pakai Aldo siapa.
"Bodoh amat gue gak peduli" jawab Aldo santai memainkan handphone
seperti chatan sama seseorang tangannya lincah bergerak di atas keyboard.

"Coba lo hilangkan ego lo tadi sebentar pasti Geshia bantuin lo" timpal Karel
gak habis pikir Aldo akan menjawab seperti itu.

Aldo mengabaikan Karel dan Delan sibuk dengan handphonenya bisa dilihat
nama yang ada dilayar handphonenya, Azel. Ternyata diam-diam cowok ini
chatan sama Azel.
Aldo
Azel bantuin gue ngerjain tugas pak
Ridwan
Azel
Males
Aldo
Bantuin Azel
Azel
Gak mau🤪
Aldo
Cewek cerewet bantuin
Azel
Ogah
Aldo
Gue gak akan berhenti ganggu lo besok sebelum bantuin gue ngerjain tugas
pak Ridwan.
Azel
Bodoh amat
Aldo
Cantik bantuin iya😊
Azel
Sory gue gak bisa banyak kerjaan
Aldo
Gue kasih es coklat dua, gimana?
Azel
Oke👌

Aldo senyum dengan balasan Azel. Gadis itu cepat banget luluh setelah mau
di kasih minuman kesukaannya. Aldo melempar ponselnya asal senang
akhirnya gak pusing lagi mikirin tugas pak Ridwan, ternyata bujuk Azel
gampang diiming-imingkan es coklat langsung luluh. Delan dan Karel hanya
jadi penonton kegilaan Aldo di tambah Aldo loncat-loncat gak jelas di tempat
tidur semakin penasaran.

Aldo kesenangan Azel mau membantunya mengerjakan tugas walau ada


imbalannya.

"Akhirnya gue gak pusing lagi mikirin tugas pak Ridwan"

"Tanpa minta bantuan Geshia, gue udah dapat orang yang akan bantauin
gue" lanjut Aldo seperti mendapatkan hadiah senangnya.
"Siapa?" Tanya Karel penasaran Aldo minta bantuan sama siapa sampai
sesenang ini.

Aldo berhenti loncat-loncat duduk bersila melihat Delan dan Karel bergilir.
"Musuh gue di sekolah" beri tahu Aldo

Karel dan Delan saling lirik satu sama lain gak ngerti yang di maksud Aldo.

"Ilona?" Tebak Delan santai yang ia tahu musuh Aldo ya Ilona, dua orang
yang gak pernah akur selalu adu mulut yang gak ada ujung. Sama seperti
dirinya dengan Aldo yang gak mau kalah sama lain

"Selain Ilona" balas Aldo

"Yang gue ganggu di kantin" lanjut Aldo memberikan kelu pada mereka
karena di lihat wajahnya mereka mikir keras

"Azel?" Tebak Karel, ingat betul Aldo ganggu Azel tadi di kantin

"Iya"

"Emang dia mau bantuin lo?" Karel meremehkan Aldo, bukan tanpa alasan
Karel berpikir begini. lihat di kantin tadi cowok ini iseng banget ganggu Azel,
jadi gak salah Karel berpikir ke sana.

"Mau lah" balas Aldo bangga.

"Cepet banget bujuknya" Karel masih belum bisa percya secepat itu Aldo
membujuk Azel.

"Iya lah cepat di sogok pakai minuman kesukaan nya selesai" balas Aldo
senyum lebar puas dengan keberhasilannya membujuk Azel.

"Beda banget Azel di luar dan di sekolah" gumam Delan sadar dengan
perubahan Azel

"Seperti memiliki kepribadian yang berbeda" tambahnya, semakin penasaran


dengan Azel

"Kalau di luar Auranya terlihat mahal" tambahnya tidak berhenti memuji Azel.

"Ceritakan tentang Azel, dong Do" Delan yang duduk di bawah berdiri lalu
tiduran di ranjang penasaran dengan Azel.

"Mau gue ceritakan apa?" Tanya Aldo melirik Delan.

"Azel udah punya pacar belum?" Tanya Delan melirik Aldo dengan senyuman
tipis
"Mana mau Azel sama lo" Balas Karel mengusap wajah Delan supaya sadar.

Delan menepis tangan Karel dari wajahnya, tidak ada angin dan hujan Karel
dan Aldo ketawa, entah mereka ketawakan apa. Sampai buat Delan
mendengus kesal lihat kedua temannya yang tak bersahabat.

"Nyebelin banget kalian"

🍁🍁🍁🍁🍁

Hening hanya suara garpu dan sendok dimeja makan bukan mereka berdua
aja yang makan melainkan Geshia, cewek itu datang dalam keadaan Rian
dan Azel makan malam. jadi alhasil Geshia ikut makan walau gak enak
bertamu malam-malam ke rumah Azel.

Azel was-was sendiri dengan masalah di sekolah tadi pagi, soal ia bolos
pelajaran. apalagi dua orang ini seperti macan serem kalau marah, Azel
berdoa semoga Salsa dan Ilona tidak memberi tahu Geshia bisa panjang
urusannya. Bisa aja Geshia ngadu ke Rian soal masalah bolosnya tadi.

"Pantesan masak banyak gak tahunya ada pujaan hatinya dateng" guma Azel
kecil nihil mereka berdua dengar dan tahu Geshia dan Rian saling suka tapi
entah alasan mereka gak pacaran. Azel akan senang kalau kakaknya
bahagia.

"Bagaimana kabar kamu?" Tanya Rian membuka pembicaraan setelah


hening beberapa menit dan Geshia udah lama gak main ke rumahnya lagi
menemui Adeknya.

"Baik, kak" hati Geshia berdisko kesenangan perhatian Rian ini yang di suka
Geshia.

"Kakak gimana?" Tanya Geshia balik.

"Baik"

"Ck! Gak ada pembahasan lain, kalau bisa itu langsung ke intinya" sahut Azel
yang kesal dengan pembahasan kedua sejoli ini

"Geshia kapan kita pacaran? Gitu" goda Azel senyum lebar ke arah kakaknya
tahu Geshia suka dengan kakaknya pasti setiap dateng ke rumah yang di
tanya Rian bukan dirinya.

"Azel" tegur Rian gak mau terlalu memberikan harapan lebih ke Geshia dan
gak mau perhatiannya ke Azel berkurang karena ada cewek lain yang
berlabuh di hatinya.

Prioriatasnya untuk hari ini adalah Azel, membahagian adeknya dulu kalau
Azel udah menemukan pangerannya baru berani membuka hati buat cewek
lain. Ia harus menjaga Azel extra gak mau adeknya kenapa-napa.

"Maaf" balas Azel langsung melanjutkan makan merasa canggung di meja


makan dan bodohnya kenapa kata itu bisa keluar dari mulutnya sekarang
kena amarah dari Rian.

Geshia malu sendiri bisa-bisanya Azel bilang gitu di depan Rian, seketika
pengen hilang dari hadapan Rian. Mulut Azel perlu di tutup kalau udah
ketemu Rian sangat berbeda dengan sekolah di sini banyak bicara di sekolah
seperti orang gak kenal diam.

"Maaf, kakak belum bisa bales perasaan kamu" ucap Rian merasa bersalah
dengan Geshia dengan ucapan Azel

"Gpp kak, Geshia ngerti" balas Geshia canggung pengen hilang dari sini,
malu.

"Kakak mau bahagiakan Azel dulu" balas Rian sadar prioritasnya sekarang
adalah adeknya, bukan cewek. Kalau Azel udah bahagia Rian bisa membuka
hati untuk Geshia. Tapi untuk sekarang ini Rian tidak bisa menjadikan Geshia
pacar karena masih ada Azel yang masih membutuhkannya.
Gak salah emang gue suka sama kak Rian,
cowok seperti ini yang gue cari. Sama adeknya aja seperti ini, apalagi dengan
pasangannya nanti. batin Geshia senyum bangga dengar jawaban Rian.

Geshia tidak mempermasalahkan itu dan tahu Rian emang sayang pada Azel,
jadi ia gak mau mengambil kebahagian Azel. gara-gara kedatangannya yang
berlabuh di hati Rian. Ia akan setia menunggu kapan Rian akan membuka
hati untuk dirinya.

Azel sangat beruntung memiliki kakak seperti Rian, yang selalu di nomorkan
satu tidak akan kata nomor dua. Azel menompang dagunya dengan tangan
memerhatikan tingkah aneh keduannya, satu sisi Azel senang kakaknya
peduli dengannya, tapi di sisi lain. ia juga mau Rian bahagia dengan
pasangannya.
Seketika Azel di ingatkan dengan kenyataan, bahwa Rian sangat keras
kepala di kasih tahu. jadi Percuma ngebantah yang ada, ia yang kena
semprot Rian lebih baik memilih diam.
"Makasih kakak ku yang ganteng" guma Azel kecil nihil mereka bisa dengar
dan benar Rian selalu menuruti kemauannya.

Rian berhenti makan yang ada malah kecanggungan dimeja makan gara-gara
Azel merusak semuanya.

"Kalian makan aja kakak mau ke kamar"


Rian mendorong kursi mundur keluar berjalan menuju kamarnya di lantai Atas
sampai Azel putar tubuhnya lihat Rian.

Sebuah tabokan maut mendarat di lengan Azel siapa lagi pelakunya kalau
bukan Geshia.

"Mulut lo gak bisa di rem" Geshia kesal setengah mati dengan Azel dengan
tindakan bodohnya tadi

"Gue malu setengah mati Azel, sama kak Rian" lanjut Geshia ingin meremas
wajah Azel kesal

"Kalau begini gue semakin malu ketemu kak Rian" Geshia beneran malu
setelah Azel mangatakan itu

"Nyesel gue cerita sama lo dulu soal perasaan gue ke kak Rian gimana kalau
mulut lo lemes" Geshia memutar tubuhnya mengambil jus yang dibuat Rian
meminumnya sampai habis tenggorokannya kering dengar jawab Azel.

"Gue lelah lihatnya, yang di tanya hanya itu aja, seperti gak ada kata-kata lain
aja" balas Azel lempeng gak ada merasa bersalah sama sekali dan
membantu teman

Azel hanya senyum duduk tegap capek menompang dagu. "Kak Rian juga
suka sama lo, hanya itu dia mau bahagiakan gue dulu. Sabar ya kakak ipar"
ledek Azel sambil menepuk pundak Geshia.

"Kalau jodoh gak akan kemana" lanjut Azel

"Nyebelin banget lo" balas Geshia mood nya langsung hilang walau di sisi lain
hatinya kesenangan

"Lo malem-malem ke sini mau ngapain?" Tanya Azel mengalihkan


pembicaraan gak mau ia dan Gehsia ada kecanggungan lagi gara-gara Rian.

Geshia sampai lupa tujuan awalnya ke rumah Azel apa. "Besok gue kasih
tahu, lupa gara-gara lo" balas Geshia beneran lupa tujuan awalnya ke rumah
Azel apa
"Maaf"
🦋🦋🦋🦋🦋

Anda mungkin juga menyukai