DISUSUN OLEH :
Diana Hertati
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : DianaHertati.DH@gmail.com
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dan mendorong masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa diperlukan adanya sistem informasi berbasis
web. Penelitian ini dilakukan karena terdapat indikasi pengelolaan keuangan desa yang masih
belum sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, terutama pada tahap pelaksanaan. Tahap
pelaksanaan merupakan eksekusi dari rencana yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, kualitas pada
tahap pelaksanaan mempengaruhi tahap pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model implementasi sistem informasi
pemerintahan desa berbasis web. Penelitian dilakukan pada dua desa dan dua wilayah Kecamatan
yaitu desa Tambak Oso Kecamatan Waru dan desa Sedati kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan interview, focused group dan discussion. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis kualitatif. Kajian ini menemukan bahwa pengelolaan keuangan
pemerintahan desa baik di Desa Tambak Oso maupun Segoro Tambak sudah menggunakan
aplikasi Siskeudes baik online maupun offline, selain memiliki tampilan yang mudah digunakan,
juga dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan implementasi maupun manual aplikasi, mengingat
penggunanya memiliki rentang kemampuan yang berbeda-beda, seperti ditemukan bahwa Desa
segoro Tambak belum mewujudkan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel
dibandingkan desa Tambak Oso serta belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan. Beberapa
kendala yang dihadapi desa Segoro Tambak, di antaranya belum efektifnya pembinaan terhadap
aparatur desa, Aplikasi siskeudes ini juga dibangun dengan built-in internal control sehingga
kesalahan-kesalahan yang terjadi juga dapat diminimalisir. Dan hal yang sangat ditekankan,
aplikasi ini dapat diperoleh secara “gratis” oleh pemerintah desa. Namun.
55
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
kompeten masih belum cukup memadaitetapi masyarakat sendiri. Desa diberi kewenangan
akan diupayakan terus untukmencukupinya. untuk mengatur desanya secara mandiri
Ketersediaan dukungan system dan termasuk bidang sosial, politik dan ekonomi
infrastruktur akan diupayakan sehingga diharapkan akan dapat
pengadaannnya oleh pemerintah desa; meningkatkan partisipasi masyarakat desa
Terakhir hasil penelitian ditemukan bahwa dalam pembangunan sosial dan politik.
strategi adopsi sistem informasi pemerintah
desa berbasis web melalui tiga indikator, 2. Desa
Dalam Undang-Undang Dasar
yaitu input, proses dan output.
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Berdasarkan permasalahan dan hasil
tentang Desa menjelaskan bahwa desa
penelitian tahun pertama tersebut diatas,
adalah desa dan desa adat atau yang disebut
maka perlu dikaji tentang Model
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa
Implementasi Sistem Informasi
adalah kesatuan masyarakat hukum yang
Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi
memiliki batas wilayah yang berwenang
Pemerintahah Desa Di Kabupaten Sidoarjo
untuk mengatur dan mengurus urusan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
pemerintah, kepentingan masyarakat
dan akuntabilitas pengelolaan dana desa.
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
Penelitian ini bertujuan untuk
hak asal ususl, dan/atau hak tradisional yang
mendeskripsikan dan menganalisis model
diakui dan dihormati dalam sistem
implementasi sistem informasi pemerintahan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik
desa berbasis web.
Indonesia.
Kartohadikusumo (2014) juga
KAJIAN PUSTAKA
menyebutkan bahwa desa merupakan suatu
1. Otonomi Desa
wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan
Otonomi desa merupakan otonomi
penduduk yang rendah dan dihuni oleh
asli, bulat, dan utuh serta bukan merupakan
penduduk dengan interaksi sosial yang
pemberian dari pemerintah (Widjaja, 2003:
bersifat homogen. Selain itu, penduduknya
165). berdasarkan hak istimewa, Desa dapat
bermatapencaharian di bidang agraris serta
melakukan perbuatan hukum baik hukum
mampu berinteraksi dengan wilayah lain di
publik maupun perdata, memiliki kekayaan,
sekitarnya. Desa adalah sebagai kesatuan
harta benda serta dapat dituntut danmenuntut
masyarakat hukum yang mempunyai
di muka pengadilan karenasebagai kesatuan
susunan asli berdasarkan hak asal usul yang
masyarakat hukum yang mempunyai susunan
bersifat istimewa. Landasan pemikiran
asli berdasarkan hak istimewa.
dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah
demokratisasi dan pemberdayaanmasyarakat
memberikan landasan kuat bagi desa dalam
(HAW. Widjaja, 2003: 3).
mewujudkan “Development Community”
dimana desa tidak lagi sebagai level
administrasi atau bawahan daerah tetapi 3. Keuangan desa
Keuangan desa adalah semua hak dan
sebaliknya sebagai “Independent
kewajiban dalam penyelenggaraan
Community” yaitu desa dan masyarakatnya
berhak berbicara atas kepentingan pemerintahan desa yang dapat dinilaidengan
uang, termasuk didalamnya segala
56
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan bahwa Sistem Informasi merupakan suatu
hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan sistem didalam suatu organisasi yang
desa berasal dari pendapatan asli desa, APBD mempertemukan kebutuhan pengolahan
dan APBN Hak. Kewajiban menimbulkan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
pendapatan, belanja, pembiayaan, dan manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
pengelolaan Keuangan Desa (UU No 6 organisasi dan menyediakan pihak luar
Tahun 2014 Pasal 71 ayat 1 tertentu dengan laporanlaporan yang
dan 2). diperlukan.
Pendapatan Desa: bersumber dari: a) Menurut Kristarnto (2008:13)
pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, Komponen-komponen yang ada dalam
hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong sistem informasi meliputi beberapa blok,
royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa, yaitu : (1) Blok Masukan (Input); blok
b) alokasi Anggaran Pendapatan dan masukan ini mewakili data yang masuk
Belanja Negara, c) bagian dari hasil pajak kedalam sistem informasi. Input disini
daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, termasuk metodemetode dan media untuk
d) alokasi dana Desa yang merupakan bagian menangkap data yang akan dimasukan, yang
dari dana perimbangan yang diterima dapat berupa dokumen-dokumen dasar; (2)
Kabupaten/Kota, e) bantuan keuangan dari Blok Model; blok ini terdiri dari kombinasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah prosedur, logika dan model matematika yang
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan akan memanipulasi data input dan data yang
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, f) hibah tersimpan di basis data dengan cara yang
dan sumbangan yang tidak mengikat dari sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran
pihak ketiga; dan g) lain-lain pendapatan yang diinginkan. (3). Blok Keluaran
Desa yang sah (Pasal 72). Belanja Desa (Output); produk dari sistem informasi
diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan adalah keluaran yang merupakan informasi
pembangunan yang disepakati dalam yang berkualitas dan dokumentasi yang
Musyawarah Desa dan sesuai dengan berguna untuk semua tingkat manajemen
prioritas Pemerintah Daerah serta semua pemakai sistem. (4) Blok
Kabupaten/Kota, Teknologi; teknologi merupakan alat yang
digunakan untuk menerima masukan,
4. Sistem Informasi menjalankan model, menyimpan dan
Menurut Havery (2006) mengatakan mengakses data, menghasilkan dan
bahwa Sistem adalah: Prosedur logis dan mengirimkan keluaran dan membantu
rasional untuk merancang suatu rangkaian pengendalian dari sistem secarakeseluruhan.
komponen yang berhubungan satu dengan Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
yang lainnya dengan maksud untuk teknisi, perangkat lunak (software) dan
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalamusaha perangkat keras (hardware).
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (5) Blok Basis Data; basis data merupakan
Sedangkan Jogiyanto, 2005 menyampaikan kumpulan data yang saling berhubungan satu
bahwa Informasi diartikan sebagai data yang dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna keras komputer, basis data diakses atau
dan lebih berarti bagi yang menerimanya. dimanipulasi dengan menggunakan paket
Menurut leitch dan Davis dikutip Jogiyanto perangkat lunak yang disebut database
(2005) menyatakan manajemen sistem
57
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
(DBMS). (6) Blok Kendali; beberapa jelas, (2) Interpretasi : Mereka yang
pengendalian perlu dirancang dan bertanggungjawab dapat melaksanakan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal tugasnya dan bertanggung jawab sesuai
yang dapat merusak sistem bisa dicegah dengan peraturan atau ketentuan yang
ataupun bila terlanjur terjadi berlaku, harus dilihat apakah
kesalahankesalahan dapat langsung cepat pelaksanaannya telah sesuai dengan
diatasi. peraturan atau ketentuan yang berlaku begitu
dengan pelaksanaannya, apakah telah sesuai
5. Model Implementasi Kebijakan dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
Perkembangan implementasi teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang
kebijakan, terdapat dua pendekatan guna berwenang, (3) Aplikasi (penerapan).
memahami implementasi kebijakan, yakni Peraturan/kebijakan berupa petunjuk
pendekatan Top-Down dan Bottom Up. pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan
Pendekatan yang bersifat top-down dipakai sesuai dengan ketentuan untuk dapat melihat
untuk mengklasifikasikan para peneliti yang ini harus pula dilengkapi dengan adanya
menggunakan logika berfikir dari „atas‟ prosedur kerja yang jelas, program kerja serta
kemudian melakukan pemetaan „ke bawah‟ jadwal kegiatan disiplin.
untuk melihat keberhasilan atau kegagalan
implementasi suatu kebijakan. Menurut 6. Metode Prototype untuk
Nugroho (2014:680) model “top-downer” Pengembangan Sistem Informasi
mudahnya ialah berupa pola yang dikerjakan Sistem informasi merupakan struktur
oleh pemerintah untuk rakyat, dimana sistem yang sangat kompleks yang dibangun
partisipasi lebih berbentuk mobilisasi. berdasarkan tujuan khusus untuk
Sedangkan pendekatan bottom-up mendukung kegiatan suatu organisasi. Setiap
menggunakan logika berfikir dari „bawah ke proses pengembangan sistem memerlukan
atas‟ dan menekankan pentingnya suatu kerangka yang digunakan sebagai
memperhatikan dua aspek penting dalam pedoman dalam menyusun dan memantau
implementasi suatu kebijakan, yaitu birokrat kemajuan proses pengembangan sistem pada
pada level bawah (street level bureaucrat), setiap tahap dalam pengembangan sistem
dan kelompok sasaran kebijakan. Model (Issaia P and Isaaias, 2015). Kemudian
“bottom-upper” bermakna meski kebijakan Ogedebe, dkk (2012), menyampaikan bahwa
dibuat oleh pemerintah, namun pelaksaan prototyping merupakan metode
oleh rakyat. pengembangan perangat lunak, yang berupa
Beberapa model implementasi model fisik kerja sistem dan berfungsi
kebijakan dari beberapa para ahli sebagai versi awal dari sistem. Dengan
diantaranya yaitu Model Charles O.Jones. metode prototyping ini akan dihasilkan
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas prototype sistem sebagai perantara
tersebut dapat mempengaruhi implementasi pengembang dan pengguna agar dapat
kebijakan yaitu : (1) Organisasi : Setiap berinteraksi dalam proses kegiatan
organisasi harus memiliki struktur pengembangan sistem informasi.
organisasi, adanya sumber daya manusia Model waterfall, model iteratif
yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana waterfall, model prototype dan model spiral
dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta merupakan beberapa metode yang dapat
didukung dengan perangkat hukum yang digunakan dalam pengembangan sistem
58
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
59
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
60
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
61
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
Tidung”,eJurnal Pemerintahan
Integratif. Volume 1, Nomor 1, Hal.
51-64.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang pemerintah daerah
memberikan
PP nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan
pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014
tentang desa.
http://www.springer.com/978-1-4614-9253-
5, 2015, Issaia P and Isaaias T, High
Level Models and Methodologies for
Information Systems, diakses 16
Januari 2015.
62