Diana Hertati
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : DianaHertati.DH@gmail.com
ABSTRAK
55
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
kompeten masih belum cukup memadai masyarakat sendiri. Desa diberi kewenangan
tetapi akan diupayakan terus untuk untuk mengatur desanya secara mandiri
mencukupinya. Ketersediaan dukungan termasuk bidang sosial, politik dan ekonomi
system dan infrastruktur akan diupayakan sehingga diharapkan akan dapat
pengadaannnya oleh pemerintah desa; meningkatkan partisipasi masyarakat desa
Terakhir hasil penelitian ditemukan bahwa dalam pembangunan sosial dan politik.
strategi adopsi sistem informasi pemerintah
desa berbasis web melalui tiga indikator, 2. Desa
yaitu input, proses dan output. Dalam Undang-Undang Dasar
Berdasarkan permasalahan dan hasil Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
penelitian tahun pertama tersebut diatas, tentang Desa menjelaskan bahwa desa
maka perlu dikaji tentang Model adalah desa dan desa adat atau yang disebut
Implementasi Sistem Informasi dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa
Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi adalah kesatuan masyarakat hukum yang
Pemerintahah Desa Di Kabupaten Sidoarjo memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengatur dan mengurus urusan
dan akuntabilitas pengelolaan dana desa. pemerintah, kepentingan masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
mendeskripsikan dan menganalisis model hak asal ususl, dan/atau hak tradisional yang
implementasi sistem informasi pemerintahan diakui dan dihormati dalam sistem
desa berbasis web. pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA Kartohadikusumo (2014) juga
1. Otonomi Desa menyebutkan bahwa desa merupakan suatu
Otonomi desa merupakan otonomi wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan
asli, bulat, dan utuh serta bukan merupakan penduduk yang rendah dan dihuni oleh
pemberian dari pemerintah (Widjaja, 2003: penduduk dengan interaksi sosial yang
165). berdasarkan hak istimewa, Desa dapat bersifat homogen. Selain itu, penduduknya
melakukan perbuatan hukum baik hukum bermatapencaharian di bidang agraris serta
publik maupun perdata, memiliki kekayaan, mampu berinteraksi dengan wilayah lain di
harta benda serta dapat dituntut dan sekitarnya. Desa adalah sebagai kesatuan
menuntut di muka pengadilan karena masyarakat hukum yang mempunyai
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang susunan asli berdasarkan hak asal usul yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak bersifat istimewa. Landasan pemikiran
istimewa. dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah demokratisasi dan pemberdayaan
memberikan landasan kuat bagi desa dalam masyarakat (HAW. Widjaja, 2003: 3).
mewujudkan “Development Community”
dimana desa tidak lagi sebagai level 3. Keuangan desa
administrasi atau bawahan daerah tetapi Keuangan desa adalah semua hak dan
sebaliknya sebagai “Independent kewajiban dalam penyelenggaraan
Community” yaitu desa dan masyarakatnya pemerintahan desa yang dapat dinilai
berhak berbicara atas kepentingan dengan uang, termasuk didalamnya segala
56
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan bahwa Sistem Informasi merupakan suatu
hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan sistem didalam suatu organisasi yang
desa berasal dari pendapatan asli desa, mempertemukan kebutuhan pengolahan
APBD dan APBN Hak. Kewajiban transaksi harian, mendukung operasi,
menimbulkan pendapatan, belanja, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
Desa (UU No 6 Tahun 2014 Pasal 71 ayat 1 tertentu dengan laporanlaporan yang
dan 2). diperlukan.
Pendapatan Desa: bersumber dari: a) Menurut Kristarnto (2008:13)
pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, Komponen-komponen yang ada dalam
hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong sistem informasi meliputi beberapa blok,
royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa, yaitu : (1) Blok Masukan (Input); blok
b) alokasi Anggaran Pendapatan dan masukan ini mewakili data yang masuk
Belanja Negara, c) bagian dari hasil pajak kedalam sistem informasi. Input disini
daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, termasuk metodemetode dan media untuk
d) alokasi dana Desa yang merupakan menangkap data yang akan dimasukan, yang
bagian dari dana perimbangan yang diterima dapat berupa dokumen-dokumen dasar; (2)
Kabupaten/Kota, e) bantuan keuangan dari Blok Model; blok ini terdiri dari kombinasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah prosedur, logika dan model matematika
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan yang akan memanipulasi data input dan data
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, f) hibah yang tersimpan di basis data dengan cara
dan sumbangan yang tidak mengikat dari yang sudah tertentu untuk menghasilkan
pihak ketiga; dan g) lain-lain pendapatan keluaran yang diinginkan. (3). Blok
Desa yang sah (Pasal 72). Belanja Desa Keluaran (Output); produk dari sistem
diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan informasi adalah keluaran yang merupakan
pembangunan yang disepakati dalam informasi yang berkualitas dan dokumentasi
Musyawarah Desa dan sesuai dengan yang berguna untuk semua tingkat
prioritas Pemerintah Daerah manajemen serta semua pemakai sistem. (4)
Kabupaten/Kota, Blok Teknologi; teknologi merupakan alat
yang digunakan untuk menerima masukan,
4. Sistem Informasi menjalankan model, menyimpan dan
Menurut Havery (2006) mengatakan mengakses data, menghasilkan dan
bahwa Sistem adalah: Prosedur logis dan mengirimkan keluaran dan membantu
rasional untuk merancang suatu rangkaian pengendalian dari sistem secara
komponen yang berhubungan satu dengan keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
yang lainnya dengan maksud untuk utama, yaitu teknisi, perangkat lunak
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam (software) dan perangkat keras (hardware).
usaha mencapai suatu tujuan yang telah (5) Blok Basis Data; basis data merupakan
ditentukan. Sedangkan Jogiyanto, 2005 kumpulan data yang saling berhubungan
menyampaikan bahwa Informasi diartikan satu dengan yang lainnya, tersimpan
sebagai data yang diolah menjadi bentuk diperangkat keras komputer, basis data
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi diakses atau dimanipulasi dengan
yang menerimanya. Menurut leitch dan menggunakan paket perangkat lunak yang
Davis dikutip Jogiyanto (2005) menyatakan disebut database manajemen sistem
57
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
(DBMS). (6) Blok Kendali; beberapa jelas, (2) Interpretasi : Mereka yang
pengendalian perlu dirancang dan bertanggungjawab dapat melaksanakan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal tugasnya dan bertanggung jawab sesuai
yang dapat merusak sistem bisa dicegah dengan peraturan atau ketentuan yang
ataupun bila terlanjur terjadi berlaku, harus dilihat apakah
kesalahankesalahan dapat langsung cepat pelaksanaannya telah sesuai dengan
diatasi. peraturan atau ketentuan yang berlaku
begitu dengan pelaksanaannya, apakah telah
5. Model Implementasi Kebijakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan
Perkembangan implementasi petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh
kebijakan, terdapat dua pendekatan guna pejabat yang berwenang, (3) Aplikasi
memahami implementasi kebijakan, yakni (penerapan). Peraturan/kebijakan berupa
pendekatan Top-Down dan Bottom Up. petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah
Pendekatan yang bersifat top-down dipakai berjalan sesuai dengan ketentuan untuk
untuk mengklasifikasikan para peneliti yang dapat melihat ini harus pula dilengkapi
menggunakan logika berfikir dari „atas‟ dengan adanya prosedur kerja yang jelas,
kemudian melakukan pemetaan „ke bawah‟ program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.
untuk melihat keberhasilan atau kegagalan
implementasi suatu kebijakan. Menurut 6. Metode Prototype untuk
Nugroho (2014:680) model “top-downer” Pengembangan Sistem Informasi
mudahnya ialah berupa pola yang dikerjakan Sistem informasi merupakan struktur
oleh pemerintah untuk rakyat, dimana sistem yang sangat kompleks yang dibangun
partisipasi lebih berbentuk mobilisasi. berdasarkan tujuan khusus untuk
Sedangkan pendekatan bottom-up mendukung kegiatan suatu organisasi.
menggunakan logika berfikir dari „bawah ke Setiap proses pengembangan sistem
atas‟ dan menekankan pentingnya memerlukan suatu kerangka yang digunakan
memperhatikan dua aspek penting dalam sebagai pedoman dalam menyusun dan
implementasi suatu kebijakan, yaitu birokrat memantau kemajuan proses pengembangan
pada level bawah (street level bureaucrat), sistem pada setiap tahap dalam
dan kelompok sasaran kebijakan. Model pengembangan sistem (Issaia P and Isaaias,
“bottom-upper” bermakna meski kebijakan 2015). Kemudian Ogedebe, dkk (2012),
dibuat oleh pemerintah, namun pelaksaan menyampaikan bahwa prototyping
oleh rakyat. merupakan metode pengembangan perangat
Beberapa model implementasi lunak, yang berupa model fisik kerja sistem
kebijakan dari beberapa para ahli dan berfungsi sebagai versi awal dari sistem.
diantaranya yaitu Model Charles O.Jones. Dengan metode prototyping ini akan
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas dihasilkan prototype sistem sebagai
tersebut dapat mempengaruhi implementasi perantara pengembang dan pengguna agar
kebijakan yaitu : (1) Organisasi : Setiap dapat berinteraksi dalam proses kegiatan
organisasi harus memiliki struktur pengembangan sistem informasi.
organisasi, adanya sumber daya manusia Model waterfall, model iteratif
yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana waterfall, model prototype dan model spiral
dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta merupakan beberapa metode yang dapat
didukung dengan perangkat hukum yang digunakan dalam pengembangan sistem
58
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
59
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
60
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo
61
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020
Tidung”,eJurnal Pemerintahan
Integratif. Volume 1, Nomor 1, Hal.
51-64.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang pemerintah daerah
memberikan
PP nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan
pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014
tentang desa.
http://www.springer.com/978-1-4614-9253-
5, 2015, Issaia P and Isaaias T, High
Level Models and Methodologies for
Information Systems, diakses 16
Januari 2015.
62