Anda di halaman 1dari 9

MODEL IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DESA BERBASIS

WEB BAGI PEMERINTAHAN DESA


DI KABUPATEN SIDOARJO

Diana Hertati
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : DianaHertati.DH@gmail.com

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dan mendorong


masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa diperlukan adanya sistem
informasi berbasis web. Penelitian ini dilakukan karena terdapat indikasi pengelolaan keuangan
desa yang masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, terutama pada tahap
pelaksanaan. Tahap pelaksanaan merupakan eksekusi dari rencana yang telah ditetapkan. Oleh
sebab itu, kualitas pada tahap pelaksanaan mempengaruhi tahap pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model implementasi
sistem informasi pemerintahan desa berbasis web. Penelitian dilakukan pada dua desa dan dua
wilayah Kecamatan yaitu desa Tambak Oso Kecamatan Waru dan desa Sedati kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan interview, focused group dan discussion.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Kajian ini menemukan bahwa
pengelolaan keuangan pemerintahan desa baik di Desa Tambak Oso maupun Segoro Tambak
sudah menggunakan aplikasi Siskeudes baik online maupun offline, selain memiliki tampilan
yang mudah digunakan, juga dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan implementasi maupun
manual aplikasi, mengingat penggunanya memiliki rentang kemampuan yang berbeda-beda,
seperti ditemukan bahwa Desa segoro Tambak belum mewujudkan pengelolaan keuangan secara
transparan dan akuntabel dibandingkan desa Tambak Oso serta belum sepenuhnya sesuai dengan
peraturan. Beberapa kendala yang dihadapi desa Segoro Tambak, di antaranya belum efektifnya
pembinaan terhadap aparatur desa, Aplikasi siskeudes ini juga dibangun dengan built-in internal
control sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi juga dapat diminimalisir. Dan hal yang sangat
ditekankan, aplikasi ini dapat diperoleh secara “gratis” oleh pemerintah desa. Namun.

Kata Kunci : Model Implementasi, Sistem informasi, Pemerintahan Desa, Akuntabilitas,


Pengelolaan Keuangan Desa

PENDAHULUAN pelimpahan wewenang pemerintah pusat


Latar Belakang kepada pemerintah daerah dalam mengurus
Tonggak baru negara dengan sistem wilayahnya sendiri secara efektif, efisien,
pembangunan bottom-up ditandai dengan ekonomis, transparan dan akuntabel dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun berbagai karakteristik dan potensi-potensi
2014 tentang desa (Azhar, 2015). Undang- yang ada di setiap wilayah Indonesia
Undang Desa memberikan kedudukan (Manan, 2005). Desa memiliki batas-batas
kepada desa untuk lebih diakui dan wilayah yang diberikan wewenang untuk
memberikan payung hukum kuat terhadap mengatur dan mengurus kepentingan
eksistensi desa (Ismadani, 2015) dan desa masyarakatnya tanpa meninggalkan adat
akan menjadi subyek pemerintahan istiadat yang diakui dan dihormati dalam
(Hoesada, 2014). Otonomi daerah sebagai sistem pemerintahan (Risadi, 2015). Dalam
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo

Undang-Undang Desa telah memberikan sistem akuntabilitas penggunaan dana desa


kewenangan yang sangat besar kepada desa agar pengawasan pembangunan desa akan
untuk mengurus tata pemerintahannya semakin jelas dan tepat sasaran dan
sendiri dengan tujuan untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam
mensejahterakan dan meningkatkan kualitas pembangunan desa. Melalui Sistem
hidup masyarakat desa (Fauzi, 2015). pengelolaan keuangan dana desa kondisi dan
Dengan adanya berbagai wewenang sektor-sektor yang menjadi potensi
yang ada pada pemerintah desa untuk unggulan desa dapat didokumentasikan dan
membuat kebijakan-kebijakan, terutama di kedepankan dengan baik. Hal tersebut
dalam memberi pelayanan, peningkatan sebagaimana disampaikan oleh Indah
peran serta, prakarsa dan pemberdayaan Kurnia, dari Komisi XI DPR RI,
masyarakat desa untuk mewujudkan mengatakan bahwa :
kesejahteraan masyarakatnya sendiri, “Kegiatan workshop Siskeudes tersebut agar
sehingga menjadikan kewenangan desa dimanfaatkan dengan baik oleh para Kades
tersebut sangat penting untuk dilakukan di Kabupaten Sidoarjo. Sebab dari sejumlah
dengan tepat dengan berbagai pendapatan temuan, masih ada Kades yang ternyata
yang diterima oleh desa. Keterbatasan masih belum paham. Kelihatan remeh tapi
sumber daya dan sumber pembiayaan tapi akan jadi masalah besar. Sedangkan dari
tentunya menjadi salah satu penghambat Kepala BPK Perwakilan Jawa Timur, Hari
pemerintahan desa dalam mewujudkan Purwaka, dari Siskeudes masih ditemukan
pelaksanaan otonomi desa tersebut. Oleh laporan keuangan yang kurang pertanggung
sebab itu muncul gagasan pemerintah untuk jawaban. Dari hasil temuan, maka Desa
membantu pemerintah desa dengan harus memberbaiki pengelolaan keuangan
memberikan bantuan dana desa melalui desa” (http://harian bhirawa.com, diakses
Dana Desa (DD) (Thomas, 2013,hal.1). tanggal 8 Juli 2019)
Dalam melaksanakan otonomi daerah Berdasarkan hasil penelitian tahun
dibidang keuangan, prinsip “money should pertama menunjukkan bahwa terdapat
follow function” membawa konsekuensi beberapa manfaat dalam penggunaan
pada penyerahan anggaran (Bahl, 1999). sistem informasi berbasis Web untuk
Hal ini berlaku untuk pengelolaan keuangan pengelolaan dana desa, yaitu mempermudah
dana desa menjadi kewenangan desa yang penggunaan dan pengawasan dana desa baik
diatur dalam APBDes (Anggaran di desa Segoro Tambak maupun Desa
Pendapatan dan Belanja Desa). Pengelolaan Tambak Oso dan membantu dan
keuangan dana desa menjadi kunci utama memperbaiki metode pengalokasian dana
keberhasilan otonomi desa desa sehingga sasaran penggunaan dana
Saat ini perkembangan teknologi desa semakin jelas; sedangkan dalam
informasi memberikan banyak kemudahan persepsi tentang kemudahan penerapan
bagi pemerintahan desa untuk menyediakan system menunjukkan bahwa dengan
informasi secara lebih cepat, lengkap dan diterapkannya sistem informasi
berkualitas. Untuk meningkatkan layanan pemerintahan desa berbasis web, kondisi
informasi bagi pemerintahan desa salah satu realitas yang ada baik di desa Segoro
terobosannya adalah dengan menggunakan Tambak maupun Tambak Oso masih belum
sistem informasi berbasis web, yang mendapatkan kemudahan; Ketersediaan
bermanfaat untuk mendukung transparansi sumber daya manusia yang potensial dan

55
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

kompeten masih belum cukup memadai masyarakat sendiri. Desa diberi kewenangan
tetapi akan diupayakan terus untuk untuk mengatur desanya secara mandiri
mencukupinya. Ketersediaan dukungan termasuk bidang sosial, politik dan ekonomi
system dan infrastruktur akan diupayakan sehingga diharapkan akan dapat
pengadaannnya oleh pemerintah desa; meningkatkan partisipasi masyarakat desa
Terakhir hasil penelitian ditemukan bahwa dalam pembangunan sosial dan politik.
strategi adopsi sistem informasi pemerintah
desa berbasis web melalui tiga indikator, 2. Desa
yaitu input, proses dan output. Dalam Undang-Undang Dasar
Berdasarkan permasalahan dan hasil Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
penelitian tahun pertama tersebut diatas, tentang Desa menjelaskan bahwa desa
maka perlu dikaji tentang Model adalah desa dan desa adat atau yang disebut
Implementasi Sistem Informasi dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa
Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi adalah kesatuan masyarakat hukum yang
Pemerintahah Desa Di Kabupaten Sidoarjo memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengatur dan mengurus urusan
dan akuntabilitas pengelolaan dana desa. pemerintah, kepentingan masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
mendeskripsikan dan menganalisis model hak asal ususl, dan/atau hak tradisional yang
implementasi sistem informasi pemerintahan diakui dan dihormati dalam sistem
desa berbasis web. pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA Kartohadikusumo (2014) juga
1. Otonomi Desa menyebutkan bahwa desa merupakan suatu
Otonomi desa merupakan otonomi wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan
asli, bulat, dan utuh serta bukan merupakan penduduk yang rendah dan dihuni oleh
pemberian dari pemerintah (Widjaja, 2003: penduduk dengan interaksi sosial yang
165). berdasarkan hak istimewa, Desa dapat bersifat homogen. Selain itu, penduduknya
melakukan perbuatan hukum baik hukum bermatapencaharian di bidang agraris serta
publik maupun perdata, memiliki kekayaan, mampu berinteraksi dengan wilayah lain di
harta benda serta dapat dituntut dan sekitarnya. Desa adalah sebagai kesatuan
menuntut di muka pengadilan karena masyarakat hukum yang mempunyai
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang susunan asli berdasarkan hak asal usul yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak bersifat istimewa. Landasan pemikiran
istimewa. dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah demokratisasi dan pemberdayaan
memberikan landasan kuat bagi desa dalam masyarakat (HAW. Widjaja, 2003: 3).
mewujudkan “Development Community”
dimana desa tidak lagi sebagai level 3. Keuangan desa
administrasi atau bawahan daerah tetapi Keuangan desa adalah semua hak dan
sebaliknya sebagai “Independent kewajiban dalam penyelenggaraan
Community” yaitu desa dan masyarakatnya pemerintahan desa yang dapat dinilai
berhak berbicara atas kepentingan dengan uang, termasuk didalamnya segala

56
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan bahwa Sistem Informasi merupakan suatu
hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan sistem didalam suatu organisasi yang
desa berasal dari pendapatan asli desa, mempertemukan kebutuhan pengolahan
APBD dan APBN Hak. Kewajiban transaksi harian, mendukung operasi,
menimbulkan pendapatan, belanja, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
Desa (UU No 6 Tahun 2014 Pasal 71 ayat 1 tertentu dengan laporanlaporan yang
dan 2). diperlukan.
Pendapatan Desa: bersumber dari: a) Menurut Kristarnto (2008:13)
pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, Komponen-komponen yang ada dalam
hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong sistem informasi meliputi beberapa blok,
royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa, yaitu : (1) Blok Masukan (Input); blok
b) alokasi Anggaran Pendapatan dan masukan ini mewakili data yang masuk
Belanja Negara, c) bagian dari hasil pajak kedalam sistem informasi. Input disini
daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, termasuk metodemetode dan media untuk
d) alokasi dana Desa yang merupakan menangkap data yang akan dimasukan, yang
bagian dari dana perimbangan yang diterima dapat berupa dokumen-dokumen dasar; (2)
Kabupaten/Kota, e) bantuan keuangan dari Blok Model; blok ini terdiri dari kombinasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah prosedur, logika dan model matematika
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan yang akan memanipulasi data input dan data
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, f) hibah yang tersimpan di basis data dengan cara
dan sumbangan yang tidak mengikat dari yang sudah tertentu untuk menghasilkan
pihak ketiga; dan g) lain-lain pendapatan keluaran yang diinginkan. (3). Blok
Desa yang sah (Pasal 72). Belanja Desa Keluaran (Output); produk dari sistem
diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan informasi adalah keluaran yang merupakan
pembangunan yang disepakati dalam informasi yang berkualitas dan dokumentasi
Musyawarah Desa dan sesuai dengan yang berguna untuk semua tingkat
prioritas Pemerintah Daerah manajemen serta semua pemakai sistem. (4)
Kabupaten/Kota, Blok Teknologi; teknologi merupakan alat
yang digunakan untuk menerima masukan,
4. Sistem Informasi menjalankan model, menyimpan dan
Menurut Havery (2006) mengatakan mengakses data, menghasilkan dan
bahwa Sistem adalah: Prosedur logis dan mengirimkan keluaran dan membantu
rasional untuk merancang suatu rangkaian pengendalian dari sistem secara
komponen yang berhubungan satu dengan keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
yang lainnya dengan maksud untuk utama, yaitu teknisi, perangkat lunak
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam (software) dan perangkat keras (hardware).
usaha mencapai suatu tujuan yang telah (5) Blok Basis Data; basis data merupakan
ditentukan. Sedangkan Jogiyanto, 2005 kumpulan data yang saling berhubungan
menyampaikan bahwa Informasi diartikan satu dengan yang lainnya, tersimpan
sebagai data yang diolah menjadi bentuk diperangkat keras komputer, basis data
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi diakses atau dimanipulasi dengan
yang menerimanya. Menurut leitch dan menggunakan paket perangkat lunak yang
Davis dikutip Jogiyanto (2005) menyatakan disebut database manajemen sistem

57
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

(DBMS). (6) Blok Kendali; beberapa jelas, (2) Interpretasi : Mereka yang
pengendalian perlu dirancang dan bertanggungjawab dapat melaksanakan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal tugasnya dan bertanggung jawab sesuai
yang dapat merusak sistem bisa dicegah dengan peraturan atau ketentuan yang
ataupun bila terlanjur terjadi berlaku, harus dilihat apakah
kesalahankesalahan dapat langsung cepat pelaksanaannya telah sesuai dengan
diatasi. peraturan atau ketentuan yang berlaku
begitu dengan pelaksanaannya, apakah telah
5. Model Implementasi Kebijakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan
Perkembangan implementasi petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh
kebijakan, terdapat dua pendekatan guna pejabat yang berwenang, (3) Aplikasi
memahami implementasi kebijakan, yakni (penerapan). Peraturan/kebijakan berupa
pendekatan Top-Down dan Bottom Up. petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah
Pendekatan yang bersifat top-down dipakai berjalan sesuai dengan ketentuan untuk
untuk mengklasifikasikan para peneliti yang dapat melihat ini harus pula dilengkapi
menggunakan logika berfikir dari „atas‟ dengan adanya prosedur kerja yang jelas,
kemudian melakukan pemetaan „ke bawah‟ program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.
untuk melihat keberhasilan atau kegagalan
implementasi suatu kebijakan. Menurut 6. Metode Prototype untuk
Nugroho (2014:680) model “top-downer” Pengembangan Sistem Informasi
mudahnya ialah berupa pola yang dikerjakan Sistem informasi merupakan struktur
oleh pemerintah untuk rakyat, dimana sistem yang sangat kompleks yang dibangun
partisipasi lebih berbentuk mobilisasi. berdasarkan tujuan khusus untuk
Sedangkan pendekatan bottom-up mendukung kegiatan suatu organisasi.
menggunakan logika berfikir dari „bawah ke Setiap proses pengembangan sistem
atas‟ dan menekankan pentingnya memerlukan suatu kerangka yang digunakan
memperhatikan dua aspek penting dalam sebagai pedoman dalam menyusun dan
implementasi suatu kebijakan, yaitu birokrat memantau kemajuan proses pengembangan
pada level bawah (street level bureaucrat), sistem pada setiap tahap dalam
dan kelompok sasaran kebijakan. Model pengembangan sistem (Issaia P and Isaaias,
“bottom-upper” bermakna meski kebijakan 2015). Kemudian Ogedebe, dkk (2012),
dibuat oleh pemerintah, namun pelaksaan menyampaikan bahwa prototyping
oleh rakyat. merupakan metode pengembangan perangat
Beberapa model implementasi lunak, yang berupa model fisik kerja sistem
kebijakan dari beberapa para ahli dan berfungsi sebagai versi awal dari sistem.
diantaranya yaitu Model Charles O.Jones. Dengan metode prototyping ini akan
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas dihasilkan prototype sistem sebagai
tersebut dapat mempengaruhi implementasi perantara pengembang dan pengguna agar
kebijakan yaitu : (1) Organisasi : Setiap dapat berinteraksi dalam proses kegiatan
organisasi harus memiliki struktur pengembangan sistem informasi.
organisasi, adanya sumber daya manusia Model waterfall, model iteratif
yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana waterfall, model prototype dan model spiral
dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta merupakan beberapa metode yang dapat
didukung dengan perangkat hukum yang digunakan dalam pengembangan sistem

58
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo

informasi. Setiap pengembang sistem akan lainnya yang berkenaandengan penelitian


menggunakan model yang dianggap sesuai ini.
dan tepat untuk proyek yang akan Metode pengumpulan data yang
dikembangkannya. Tahap dasar setiap digunakan adalag indepth interview dan
metode dalam pengembangan sistem adalah Focus Group Discussion (FGD).
sebagai berikut :: a) penentuan kebutuhan Wawancara mendalam (Indepth Interview)
sistem, b) disain Sistem, c) pengembangan dilakukan agar didapat gambaran yang
kode /program dan d) pengujian sistem lengkap dan utuh terkait dengan aplikasi
(Maheswari and Jain, 2012). sistem informasi pemerintahan desa berbasis
Siklus pengembangan sistem web, bagi pemerintahah desa Tambak Oso
menggunakan metode Propyotype menurut dan Desa Segoro Tambak Kabupaten
Carr and Verner (1997) meliputi empat Sidoarjo. Diskusi kelompok terarah (Focus
tahap kegiatan, yaitu : a) identifikasi dan Group Discussion) digunakan dengan
analisis kebutuhan pengguna. B) pertimbangan karena intensitas persoalan
mengembangkan prototype, c) pengujian dan prospektifnya baru akan ditemukan
dan Umpan Balik Oleh Pengguna dan d) secara akurat jika informan dilibatkan
merilis Sistem Final. secara kognitif dan emosional dalam
forum atau kesempatan terarah. Teknik ini
METODE PENELITIAN digunakan untuk memperoleh data
Subyek Penelitian dan Obyek tentang pandangan, persepsi dan sikap
Penelitian ini adalah Kantor Desa Tambak tentang pengelolaan keuangan desa berbasis
Oso dan Desa Segoro Tambak Kabupaten siskeudes.
Sidoarjo. Instrumen Penelitian Informan Selanjutnya Teknik Analisa Data
yang dipilih adalah informan yang terlibat Penelitian ini yaitu analisis deskriptif
langsung serta memahami dan dapat dengan metode kualitatif dengan
memberikan informasi (gambaran) tentang mendeskripsikan atau menggambarkan
pengelolaan keuangan dan kekayaan desa, secara utuh dan nyata mengenai model
yaitu Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa, implementasi sistem informasi pemerintahan
Sekretaris Desa, Bendahara, Kepala seksi, desa berbasis web.
dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
yang ada dipermerintah Desa Tambak oso HASIL PENELITIAN DAN
dan Segoro Tambak. PEMBAHASAN
Sumber Data dan Jenis Data Data Berdasarkan hasil pengamatan dan
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah wawancara terhadap pimpinan dan staf Desa
: Data primer yang merupakan sumber data Tambak Oso dan Desa Segoro Tambak
yang diperoleh langsung dari informan didapatkan informasi bahwa model
melalui Intervew maupun observasi berupa implementasi sistem informasi pemerintahan
identitas responden dan hasil tanggapan desa dalam pengelolaan keuangan sudah
responden tentang bagaimana pengelolaan menggunakan aplikasi Siskeudes baik
keuangan dan kekayaan di ke dua Desa. online maupun offline, selain memiliki
Sedangkan Data sekunder yaitu data tampilan yang mudah digunakan, juga
pendukung yang di peroleh dari dokumen, dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan
buku-buku, serta hasil-hasil penelitian implementasi maupun manual aplikasi,
mengingat penggunanya memiliki rentang

59
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

kemampuan yang berbeda-beda, seperti PENUTUP


dalam temuan riset yang dilakukan bahwa Kesimpulan
Desa segoro Tambak belum mewujudkan Berdasarkan hasil penelitian dan
pengelolaan keuangan secara transparan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
akuntabel dibandingkan desa Tambak Oso sebagai berikut :
serta belum sepenuhnya sesuai dengan a. Model implementasi sistem informasi
peraturan. Beberapa kendala yang dihadapi pemerintahan desa dalam pengelolaan
desa Segoro Tambak, di antaranya belum keuangan sudah menggunakan
efektifnya pembinaan terhadap aparatur aplikasi Siskeudes baik online
desa, Aplikasi siskeudes ini juga dibangun maupun offline.
dengan built-in internal control sehingga b. Desa segoro Tambak belum
kesalahan-kesalahan yang terjadi juga dapat mewujudkan pengelolaan keuangan
diminimalisir. Dan hal yang sangat secara transparan dan akuntabel
ditekankan, aplikasi ini dapat diperoleh dibandingkan desa Tambak Oso serta
secara “gratis” oleh pemerintah desa. belum sepenuhnya sesuai dengan
Kebutuhan akan kegiatan pengolahan peraturan.
data dan penyajian informasi dalam c. Beberapa kendala yang dihadapi desa
pengelolaan keuangan desa tersebut dapat Segoro Tambak, di antaranya belum
dilakukan dengan menggunakan sebuah efektifnya pembinaan terhadap
sistem informasi berbasis teknologi aparatur desa, Aplikasi siskeudes ini
informasi (web). Hal ini sesuai dengan juga dibangun dengan built-in internal
pendapat Havery (2006) yang mengatakan control sehingga kesalahan-kesalahan
bahwa Sistem adalah: Prosedur logis dan yang terjadi juga dapat diminimalisir.
rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan Saran
yang lainnya dengan maksud untuk Berdasarkan hasil kesimpulan, diusulkan
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam beberapa saran yaitu :
usaha mencapai suatu tujuan yang telah a. Desa Segoro Tambak agar lebih baik
ditentukan. Kemudian juga dipertegas oleh lagi dalam pengelolaan keuangan desa
Jogiyanto, 2005 menyampaikan bahwa secara trabnsparan dan akuntabel.
Informasi diartikan sebagai data yang diolah b. Perlu adanya pembinaan terhadap
menjadi bentuk yang lebih berguna dan aparatur desa yang terkait dengan
lebih berarti bagi yang menerimanya. dengan pengelolaan keunagan desa.
Penerapan sistem teknologi informasi
berbasis web akan bermanfaat jika DAFTAR PUSTAKA
penerapannya sesuai dengan tujuan, visi dan Arifiyanto, D.F dan Kurrohman, T. (2014).
Akuntabilitas pengelolaan alokasi
misi organisasi sehingga dibutuhkan suatu
dana desa di Kabupaten Jember. Jurnal
analisis berbagai faktor yang mempengaruhi Riset Akuntansi dan Keuangan
terbentuknya suatu perencanaan strategi Volume 12 Nomor 2, Januari 2013:
sistem atau teknologi informasi yang sesuai 94-103
dan selaras dengan kebutuhan pengelolaan Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen
keuangan desa yaitu dengan aplikasi sistem Pemerintahan Daerah. Graha Ilmu.
keuangan desa (Siskeudes). Makassar.
Bayo-Moriones, A, Galdon-Sanchez, J.E.

60
Diana Hertati: Model Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Berbasis Web Bagi Pemerintahan Desa di
Kabupaten Sidoarjo

and Martinez-de-Morentin, S., 2011, Comparative Analysys of Different


Performance Appraisal : Dimension s Types of Models in Software
and Determinants, IZA Discussion Development Life Sycle, International
Paper No 5623, Forschunginstitut zur Journal of Advaced Research in
Zukunft der Arbeit Institute for the Computer Science and Software
Study of labor, Bonn, Germany, April Engineering, Vol 2, Issue 5, 2012, p
2011. 285-290.
Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Mahmudi, (2013), Manajemen Kinerja
Daerah,Pusat Studi Hukum, Sektor Publik. Sekolah Tinggi
Yogyakarta, 2005. IlmuManajemen YKPN, Yogyakarta.
Bachrein, S. (2010). Pendekatan desa Mardiasmo, (2004), Otonomi Dan
membangun di Jawa Barat: strategi Manajemen Keuangan Daerah, Andi,
dan kebijakan pembangunan Yogyakarta.
perdesaan. Jurnal Ilmu Administrasi Machfud, S., Mahi, B.R., Simanjutak, R.,
Negara Volume 8 No.2, Juni 2010: dan Brojonegoro, B. (2002). Dana
133-149 alokasi umum konsep hambatan dan
Bukhari. 2012, Sistem pemerintahan desa. prospek di era otonomi daerah,
http://bukharistyle.blogspot.com Jakarta: Salemba Empat.
/2012/01/sistem-pemerintahan Mardiasmo. (2002). Otonomi daerah dan
desa.html. manajemen keuangan daerah.
Carr, M., & Verner, J. (1997). Prototyping Yogyakarta: Andi.
and software development approaches. Nugroho, I. (2000). Pengembangan ekonomi
Department of Information Systems, pedesaan menyongsong otonomi
Hong Kong: City University of Hong daerah. Analisis CSIS, XXIX(1):102-
Kong. 114. Jakarta: CSIS.
Dura, J. (2016). Pengaruh akuntabilitas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
pengelolaan keuangan alokasi dana Tahun 2006 tentang Pedoman
desa, kebijakan desa, dan Pengelolaan Keuangan Daerah
kelembagaan desa terhadap Ogedebe, P.M.,& Jacob, B.P. , 2012,
kesejahteraan masyarakat (studi kasus Software Prototyping: A Strategy to
pada desa Gubugklakah Kecamatan Use When User Lacks Data
Poncokusumo Kabupaten Malang). Processing Experience. ARPN Journal
Jurnal Jibeka Volume 10 Nomor 1 of Systems and Software. VOL. 2,
Agustus 2016 hal 26 – 32. NO.6 , 2012, http://scientific
Earl, M.J., 1989. Management Strategies for journals.org/journal of system sand
Information Technology. Prentice software/-archive/vol 2 no 6/vol 2 no
Hall, HemelHempstead. 6_4.pdf.
Jogiyanto. M.M. 2007. Model Kesuksesan Sabale, R., & Dani, A. (2012).Comparative
Sistem Teknologi Informasi. study of prototype model for software
Yogyakarta: Andi engineeringwith system development
Jan Kooiman, 2003, Governing as Life Cycle. IOSR Journal of
Governance, SAGE Engineering, 2(7), 21–24.
Kumar, N., Zaggaonkar A.S. and Shukla A., Sedarmayanti. 2012. Good Governance
2013, Evolving a New Software “Kepemerintahan yang Baik. Bagian
Develompent Life Cycle Model Kedua Edisi Revisi. CV Mandar Maju.
(SDLC-2013 with Client Satisfaction, Bandung
International Journal of Soft Thomas.2013,”Pengelolaan Alokasi Dana
Computing an Engineering, Vol 3 Desa Dalam Upaya Meningkatkan
Issue 1, March 2013, p 216-221 Pembangunan Di Desa Sebawang
Maheswari, S. And Jain, D.Ch. 2012, a Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana

61
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

Tidung”,eJurnal Pemerintahan
Integratif. Volume 1, Nomor 1, Hal.
51-64.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang pemerintah daerah
memberikan
PP nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan
pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014
tentang desa.
http://www.springer.com/978-1-4614-9253-
5, 2015, Issaia P and Isaaias T, High
Level Models and Methodologies for
Information Systems, diakses 16
Januari 2015.

62

Anda mungkin juga menyukai