Anda di halaman 1dari 1

Patogenesis pasti dari dermatitis seboroik masih belum

sepenuhnya jelas, tetapi dermatosis ini seringnya dikaitkan dengan yeast Malassezia, abnormalitas
imunologik, aktivitas kelenjar sebaseus, dan kerentanan individu yang diturunkan disebut status
seboroik (seborrheic state) Jumlah sebum yang dihasilkan bukanlah faktor penting, karena tidak
semua individu dengan dermatitis seboroi mempunyai kadar produksi sebum yang meningkat. Di
lain pihak, beberapa individu dengan peningkatan kadar sebum dapat tidak mengalami dermatitis
seboroik. Individu dengan dermatitis seboroik menunjukkan kadar lemak trigliserida dan kolesterol
pada permukaan kulit yang tinggi, tetapo sedikit kadar asam lemak bebas dan squalene. Spesies
Malassezia dan Propionibacterium acnes yang merupakan flora normal kulit manusia mempunyai
aktivitas lipase yang menyebabkan transformasi trigliserida menjadi asam lemak bebas/free fatty
acids (FFA). Oksigen radikal reaktif dan FFA yang diproduksi mempunyai aktivitas antibakterial yang
mengganggu flora normal kulit. Adanya gangguan pada flora normal, aktiviatas lipase dan oksigen
radikal bebas berkaitan dengan kejadian dermatitis seboroik Terdapat peningkatan insiden
dermatitis seboroik pada pasien Parkinson, paralisis fasial dan pasien imunokompromise (HIV/AIDS
dan transplantasi jantung). Lesi yang menyerupai dermatitis seboroik (SD-like lesions) muncul pada
keadaan defisiensi nutrisi seperti defisiensi Zinc, eksperimental niacin dan defisiensi piridoksin)

Anda mungkin juga menyukai