1 DAN
Piper Sp. 2) SERTA AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN SITOTOKSIK
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
TAUFIK HIDAYAT
NIM. 1610411028
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
“Isolasi dan Analisis Minyak Atsiri dari Piperaceae (Piper Sp. 1 dan Piper
Sp. 2) serta Aktifitas Antibakteri Dan Sitotoksik” merupakan proposal
penelitian yang diajukan oleh Taufik Hidayat (1610411028) sebagai salah satu
syarat untuk melakukan penelitian di bidang Kimia Organik Bahan Alam pada
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Padang.
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
1
baccatum, Piper porphyrophylum, Piper sylvaticum, Piper betle, Piper muricatum,
Piper villipedunculum, Piper umbellatum, Piper flavomarginatum, Piper majusculum,
Piper mossilasum, Piper acutilimbum dan masih banyak lagi baik telah ataupun
yang belum teridentifikasi1. Berdasarkan data penelitian sebelumnya untuk
bioaktivitas minyak Piper L dan keanekaragaman Piper L yang ditemukan tumbuh di
Sumatera Barat serta masih minimnya penelitian terhadap kandungan senyawa
minyak atsiri dari Piper L tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini akan dilakukan untuk
mengetahui kandungan minyak atsiri dari Piper L dan aktivitas antibaketri serta
toksisitas dari minyak atsiri tumbuhan tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Beberapa spesies Piper L, dari kiri kekanan. Piper aduncum, Piper
batle , Piper porphyrophylum, Piper stylosum3
3
menguap dan memiliki bau yang khas. Senyawa ini tersusun atas berbagai
kumpulan senyawa metabolit sekunder yang berikatan secara komplek. Umumnya
minyak atsiri merupakan golangan senyawa terpenoid yang berikatan dengan gugus
alkohol, aldehid, amida dan keton. Minyak atsiri merupakan produk alami dari
tumbuhan yang disintesis melalaui jalur asam mevalonat13,14. Minyak atsiri banyak
digunakan sebagai parfum, kosmetik, antibiotik, dan juga digunakan sebagai aroma
terapi untuk menghilangkan stress yang ringan15.
linalool borneol
safrole myristicin
Gambar 2.4 Struktur senyawa kelompok fenilpropanoid.
4
humulene caryophyllene
Gambar 2.5 Struktur senyawa kelompok sesquiterpen hidrokarbon
spathulenol cadinol
Gambar 2.6 Struktur senyawa kelompok sesquiterpen dioksigenase
2.4 Distilasi
Menurut Rubiyanto distilasi adalah suatu teknik pemisahan senyawa berdasarkan
titik didih atau volatilitasnya. Teknik pemisahan ini terdiri atas banyak cara seperti
distilasi fraksinansi, distilasi vakum, distilasi normal, desilasi uap dan lainnya. Semua
itu bergantung terhadap senyawa yang akan dipisahkan dengan metoda distilasi17.
Distilasi uap dapat digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri tumbuahan, tanaman
yang mengandung minyak atsiri direbus dalam wadah yang tertutup, uap air
bersama minyak atsiri akan naik ke kondensor dan mengalami kondensasi. Air dan
minyak atsiri akan mengalir dari kondensor ke separator dimana air dan minyak akan
terpisah secara otomatis dikarenakan perbedaan berat jenisnya masing-masing18.
6
2.6.1 Analisis Data Uji BSLT
LC50 merupakan suatu nilai yang menunjukan konsentrasi dari zat yang bersifat
toksik (senyawa uji) yang mampu untuk membunuh hewan uji sampai 50% dari
jumlah totalnya. Penentuan nilai LC50 dengan persen kepercayaan 95% dilakukan
dengan analisis probit22. Persen kematian hewan uji dapat ditentukan dengan rumus
uji - kontrol
Persen kematian = X 100%
kontrol
Nantinya berdasarkan nilai kematian hewan uji, dapat dicarai nilai probit
menggunakan tabel probit, yang kemudian dimasukan kedalam grafik persaman
linear20
Y = a + bX
Dimana:
Y = Nilai probit
a = Konsentrasi regresi
b = Slope/kemiringan regresi
x = Logaritma konsentrasi uji
Untuk nilai LC50 dapat dikategorikan sebagai berikut. Jika nilai LC50 besar dari 1000
µg /mL maka dikategorikan tidak beracun, dan nilai LC50 kecil dari 1000 µg /mL
dikategorikan beracun21.
2.7 Bakteri
Senyawa metabolit sekunder hasil isolasi memiliki kemungkinan untuk menghambat
pertumbahan atau mematikan bakteri. Akitivitas ini dinamakan sebagai aktivitas
antibakteri23. Pencencegah dan pengendalian untuk penyakit yang disebabkan oleh
bakteri sangatlah penting, karena bakteri dapat menginfeksi makhluk hidup dan
dapat menyebabkan berbagai penyakit. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri
antara lain seperti kolera, diare, maningitis, tetanus, tuberkolosis, tipus, infeksi
terhadap mata dan telinga serta keracunan melalui makanan dan lain sebagainya.
7
Seperti bakteri E. coli yang hidup dalam saluran usus manusia, bakteri ini tidak
berbahaya selama masih dalam usus, tetapi bakteri ini akan mengakibatkan penyakit
apa bila masuk kedalam saluran cacing, aliran darah atau luka. Bakteri dapat
menginfeksi manuasia melalui kulit, mata, telinga, sistem pernapasan, dan pada
bagian oral24.
9
BAB III
METODOLOGI
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel Piper Sp, bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, larva udang Artimia salina, akuades, air laut, Na2SO4 anhidrat,
DMSO, agar NA, NaCl fisiologis, ampicilin.
10
3.3.2.1 Penentuan Rendemen
Rendemen minyak atsiri hasil isolasi dihitung terhadap berat basah sampel dengan
menggunakan rumus:
Output
Rendemen= x 100%
Input
Keterangan:
Output = berat minyak atsiri hasil Distilasi (gram)
Input = berat sampel basah (gram)
11
Pengenceran dilakukan dengan cara yang sama hingga didapatkan pengenceran
sampai 10-5. Masing-masing hasil pengencaran dari 100 sampai 10-5 diambil
sebanyak 1mL dengan mikropipet ke cawan petri yang steril lalu ditambahkan media
NA dan dihomogenkan. Dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37℃27.
13
DAFTAR PUSTAKA
2. Hieu LD, Thang TD, Hoi TM, Ogunwande IA. Chemical composition of
essential oils from four Vietnamese species of Piper (Piperaceae). J Oleo Sci.
2014;63(3):211-217.
5. Hertiani T, Purwantini I. Minyak Atsiri Hasil Distilasi Ekstrak Etanol Daun Sirih
(Piper betle L.) dari Beberapa Daerah di Yogyakarta dan Aktivitas Antijamur
terhadap Candida albicans. J Farm Indones. 2002;13(4):193-199.
6. da Silva JK, da Trindade R, Alves NS, Figueiredo PL, Maia JGS, Setzer WN.
Essential Oils from Neotropical Piper Species and Their Biological Activities. Int
J Mol Sci. 2017;18(12).
10. Febriyanti. Analisis Komponen Kimia Fraksi Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper
bettle Linn.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Beberapa Jenis Bakteri
Gram Positif. 2010.
14
11. Yasmin H, Abushama M., Abdalgadir H, Khalid A, Khalid H. Essential oils of
common spices traditionally used in Sudan as potential antioxidantsMedicine,
Traditional. J Ethnobiol Tradit Med. 2014;122:848-853.
13. Tajidin NE, Ahmad SH, Rosenani AB., Azimah H, Munirah M. Chemical
composition and citral content in lemongrass ( Cymbopogon citratus ) essential
oil at three maturity stages. African J Biotechnol Vol. 2012;11(11):2685-2693.
15. Pratiwi A, Utami LB. Isolasi Dan Analisis Kandungan Minyak Atsiri Pada
Kembang Leson. Bioeksperimen J Penelit Biol. 2018;4(1):42.
17. Handa SS, Khanuja SPS, Longo G, Rakesh DD, eds. Extraction Technogies
for Medical and Aromatic Plants. Trieste: Internasinal Center for Science High
Technolgy; 2008.
18. Sparkman OD, Penton ZE, Kitson FG. Gas Chromatography and Mass
Spectrometry (Second Edition). In: Section 1: The Fundamentals of GC/MS. ;
2011:15-83.
19. Valadares ACF, Alves CCF, Alves JM, et al. Essential Oils from Piper aduncum
Inflorescences and Leaves: Chemicacomposition and Antifungal Activity
Against Aclerotinia sclerotiorum. An Acad Bras Cienc. 2018;90(3):2691-2699.
21. Meyer BN, Ferrigni NR, Putnam JE. Brine shrimp: A convenient general
bioassay for active plant constituents. Planta Med. 1982;45(1):31-34.
15
22. Darmawan I. Bioaktivitas Minyak Atsiri Pohon Suren (Toona sinensis Roemor)
Berdasarkan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Skripsi. 2011.
24. Engelkirk PG, Duben-Engelkirk J. Burton’s Microbiogy for the Health Sciences.
2011.
26. Balouiri M, Sadiki M, Ibnsouda SK. Methods for in vitro evaluating antimicrobial
activity : A review. J Pharm Anal. 2015;6(2):71-79.
28. Brooks, G.F.; Butel JS. MSA. Mycobacteriaceae in Jawetz Medical Microbiologi,
22ed, McGraw-Hill Companies Inc:453-65.; 2001
16
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skema Kerja Isolasi Minyak Atsiri dengan Metode Distilasi Uap
- dipotong kecil-kecil
- ditimbang 30 gram
- dimasukkan kedalam labu distilasi
- ditambahkan akuades
- didistilasi selama ± 8 jam
Hasil distilasi
Minyak atsiri
17
LAMPIRAN 2. Skema Kerja Uji Aktifitas Antibakteri
a. Pembuatan Sampel Uji Antibakteri
Minyak atsiri
Sampel uji
Nutrien agar
Bakteri uji
(S. aureus dan E. coli)
Bakteri
Larutan 100
18
Larutan 100
- diambil 1mL
- ditambah dengan NaCl fisiologis sebanyak 9 mL
- diaduk sampai homogen
Larutan 10-1
Suspensi bakteri
Ampicilin
Kontrol positif
Hasil 19
Minyak atsiri
- ditimbang sebanyak 20 mg
- ditambahkan 5 tetes DSMO
- ditambahkan air laut 10 mL dan dihomogenkann
Larutan
- diambil 1 mL
- dilarutkan dengan air laut hingga 10 mL
Larutan induk
100 µg/mL
Larutan induk
100 µg/mL
Telur udang
- dimasukan kekotak
- direndam dalam air laut
- disinari dengan lampu biasa selama 24 jam
Larva udang
Larutan uji
- dipipet masing-masing sebanyak 5 mL kebotol vial kecil
- dimasukan 10 ekor lavar udang ke botol vial
- dibiarkan selama 24 jam
- dihitung jumlah udang yang mati
- dilakukan analisis untuk menentukan nilai LC50
Hasil
20
21