Anda di halaman 1dari 19

TUGAS : KMB I

DOSEN : YATABA,S.KEp,NS

HERpEX SIMpLEKS DAN HERpEX ZOOSTER

OLEH:
KELOMPOK III
• ANDI ARAS

• HERY FANTRI WIJAYA.S

• SAIDIN

• VEVIANTI MAVIKA SARI

• NURJAYA

• WD.HERLIANTI

AKADEMI KEpERAWATAN pEMERINTAH

KABUpATEN MUNA
TAHUN 2012

KATA PENGATAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT


atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISITEM INTEGUMEN AKIBAT
VIRUS Herpes Zoster Dan Herpes Simpleks” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga
hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, September 2012

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
Bab II Pembahasan.............................................................................................................2
A. Pengertian...............................................................................................................2
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
E. Komplikasi................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik..............................................................................................
H. Konsep Keperawatan..................................................................................................
Bab III Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak diantara kita kalau sedang mengidap suatu penyakit seperti halnya
dengan herpes zoster tidak menghiraukannya. Nanti setelah dianggap besar, disaat
inilah barulah diambil suatu tindakan. Pada hal jenis penyakit ini sangat berbahaya.
Herpes zoster ini sendiri disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang dapat
menyerang kulit dan mukosa.Infeksi ini merupakan reaksi virus yang terjadi setelah
infeksi primer. Sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks
tipe I dan tipe Iiyang ditandai adanya fesikel yang berkelpmpok diatas kulit yang
sembab dan merah.
Di dalam makalah kami ini kami akan membahas lebih lanjut dan lebih
terperinci mengenai “Herpes Zoster & Heps Zoster”.

B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit Herpes zoster &
Herpes Simpleks
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk
menangani penyakit herpes zoster dan herpes simpleks ini sendiri

C. TINJAUAN PUSTAKA

Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil


literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi
melalui layanan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Herpes Zoster

A. Pengertian
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang
terjadi setelah infeksi primer.

B. Etiologi
Reaktivasi firus varisela zoster

C. Patofisiologi
Virus ini berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion
kranalis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah
persyarafan ganglion tersebut. Kadang firus ini juga menyerang ganglion anterior,
bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala – gejala gangguan motorik.

D. Tanda & Gejala


Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Frekuensi penyakt
ini pada pria dan wanita. Sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang
dewasa.Sebelum tingga gejala kulit terhadap gejala prodromal seperti demam, pusing,
malaise, maupun lokal seperti nyeri otot-tulang, gatal, pegal, dan sebagainya. Setelah
timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelimpok dengan
dasar kulit yang eritema dan edema.
Vesikel ini berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu)
dapat menjadi pastala dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah yang disebut
herpes zoster haemoragik dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan
ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrikas.

E. Komplikasi
Pada usia lanjut lebih dari 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca
herpetik.

F. Pemerikasaan Penunjang
Pada pemerikasaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti
banyak.

G. Penetalaksanaan medis
Pada herpes zoster oftalmikus mengingat komplikasinya diberikan antiviral
atau imunostimulator. Obat-obat ini juga dapat diberikan pada penderita dengan
defesiensi imunitas.
Indikasi pemberian kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hunt.
Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah terjadinya parasialis. Terapi sering
digabungkan dengan obat antiviral untuk mencegah finrosis ganglion.

H. Konsep asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
 Sistem pernapasan
Bersihan jalan napas dan pola napas baik
 Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah dan nadi dalam keadaan normal
 Sistem pencernaan
Pola makan baik, nafsu makan kurang baik dan terjadi malaise.
 Sistem perkemihan
BAK dan BAB dalam keadaan baik dan normal
 Sistem integumen
Adanya eritema, edema, pustule dan krusta.
 Sistem muscoloskeletal
- Nyeri otot-tulang
- Pegal
- Paralitas oto muka
B. Pengelompokan Data

1. Data Subjektif
Biasanya klien mengatakan :
• Demam
• Pusing
• Malaise
• Nyeri otot-tulang
• Gatal dan pegal
• Hipenestesi
• Stres pada penyakitnya
• Perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya
2. Data Objektif
• Eritema, vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang
eritema dan edema. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi
keruh (berwarnah abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta.
Kadang vesikel mengandung darah, dapat pula timbul infeksi
sekunder sehingga menimbulkan aleus dengan penyembuhan
berupa sikatrik.
• Dapat pula dijumpai pembesaran kelenjar lymve regional. Lokasi
penyakit ini adalan unilateral dan bersifat dermafonal sesuai
dengan tempat persyarafan.
• Paralitas oto muka
• Klien nampak pusing

C. Analisa Data

Problem Etiologi Symptom


Gangguan rasa VHS DS : pusing, nyeri otot,
nyaman nyeri Nukles sel tulang pegal
Infeksi primer DO : erupsi kulit
Timbu vesikel-vesikel berupa papul eritema
Edema kulit yang berat vesikel, pustula,krusta
Nyeri
Gangguan VHS DS : klien mengatakan
integritas kulit Infeksi primer gatal-gatal
Dermis dan epidermis DO :
Gingivos stomstis • Kulit eritem
Gangguan integritas kulit vesikel
• Krusta pustula
• Paralitas oto
muka
Ansietas Adanya penyakit DS :
Kurang terpapannya informasi • Klien
Kurang pengetahuan mengatakan
Stress psikologis takut wajahnya
Ansietas cacat
• Klien
mengatakan
stres pada
penyaktnya
DO :
• Tampak
khawatir lesi
pada wajahnya
• Klien tampak
cemas dan takut
Ganggaun Adanya penyakit DS : pasien engatakan
konsep Adanya lesi pada wajah perasaan tidak ada
Dapat mengandung rasa malu harapan dan tidak
pasien berdaya
Pasien menjadi rendah diri DO : Adanya masalah
Konsep diri terganggu dalam hubungan
interpersonal

2. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan infeksi virus, ditandai dengan


DS : pusing, nyeri otot, tulang pegal
DO : erupsi kuliit berupa papul eritema, vesikel, pustula, krusta.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan vesikel yangmudah pecah,
editandai dengan :
DS : -
DO : kulit eritem vesikel, krusta pustula
3. Ansietas berhubungan dengan adanya lesi pada wajah, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan takut wajahnya cacat
- Klien mengatakan stres pada penyaktnya
DO :
- Tampak khawatir lesi pada wajah
- Klien tampak cemas dan takut
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya penyakit yang ditandai
dengan :
DS : pasien mengatakan perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya
DO :
- penghindaran terhadap kontak sosial
- adanya masalah dalam hubungan interpersonal
3. Perencanaan

No Tujuan Rencana keperawatan


Intervensi Rasional
1 Tujuan : • Kaji kualitas • Mengidentifikasi
Rasa nyaman terpenuhi kuantitas nyeri dan kebutuhan untuk
setelah tindakan kaji respon klien interfensi dan juga
keperawatan terhadap nyeri tanda-tanda
Kriteria hasil : • Ajarkan teknik perkembangan/
- Rasa nyeri distrasi dan relaksasi resolusi komplikasi
berkurang / • Libatkan keluarga • Untuk mengurangi
hilang untuk menciptakan rasa nyeri dengan
- Klien bisa lingkungan yang cara mengalihkan
istrahat dengan terapeutik pasien terhadap
cukup nyeri
• Kolaborasi
- Ekspresi wajah • Memberi semangat
pemberian sesuai
tenang pasien dan
program
mempercepat proses
penyembuhan
• Untuk menurunkan
atau mengurangi
nyeri
2 Tujuan: • Kaji tingkat • Mengetahui sejauh
Integritas kulit tubuh kerusakan kulit mana tingkat
kembali dalam waktu • Jauhkan lesi dari keparahan
7-10 hari manipulasi dan kerusakan kulit
Kriteria hasil: kontaminasi • Agar tidak
- Tidak ada lesi • Berikan diet TKTP terkontaminasi oleh
baru bakteri yang bersifat
- Lesi lama patogen yang akan
mengalami menyebabkan
infolusi infeksi
• Agar tidak terjadi
tingkat keparahan
dan akan
mempercepat proses
penyembuhan.
3 Tujuan : • Kaji tingkat • Mengetahui sejauh
Setelah dilakukan kecemasan klien mana pasien takut
tindakan keperawatan • Jelaskan tentang dengan penyakit
cemas akan hilang / penyakitnya dan yang dideritanya
berkurang prosedur perawatan • Diharapkan dapat
Kriteria hasil : • Tingkatkan mengerti dengan
- Pasien merasa hubungan terapeutik keadaan dan
yakin • Libatkan keluarga menambah
penyakitnya untuk memberi pengetahuan klien
akan sembuh dukungan • Membantu pasien
sempurna mempercepat proses
- Lesi tidak ada penyembuhan
infeksi sekunder penyakitnya
• Pasien akan merasa
diperhatikan dan
dapat memberi
semangat
4 Tujuan : • Beri penjelasan • Agar pasien dapat
Setelah diberikan tentang penyakitnya mengerti tentang
tindakan keperawatan • Tingkatkan mental penyakitnya
pasien mulai meraas pasien dengan • Untuk
percaya diri dan mau memberi contoh menghilangkan
berinteraksi dengan orla kasus yang sama perasaan rendah diri
Kriteria hasil : • Libatkan keluarga dan membentuk
- Pasien mulai untuk untuk memberi pasien untuk
mengerti tentang suport pada pasien menerima keadaan
penyakitnya dirinya
- Pasien mulai
berinteraksi dan
bersosialisasi
dengan baik
2. Herpes Simpleks

A. Pengertian
Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe 1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan
merah. Vesikel ini paling sering terdapat disekitar mulut, hidung, daerah genital, dan biokong,
walaupun dapat juga terjadi dibagian tubuh lain. Berdasarkan perbedaan imunilogi dan kliks, virus
herpes simpleks dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
1. Virus herpes simpleks tipe I
2. virus herpes simpleks tipe II

B. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan tipe II. Virus herpes
simpleks tipe I berperan dalam kelainan disekitar mulut sedangkan virus simpleks tipe II berperan
dalam kelainan disekitar genital. Daerah sering ini sring kacau karena adanya cara hubungan seksual
seperti oral-genital, sehingga herpes yang terdapat di daerah genital kadang-kadang disebabkan oleh
virus herpes simpleks tipe I sedangkan di daerah muulut dan rongga mulut dapat diakibatkan oleh
virus herpes simpleks tipe II.

C. Patofisiologi

Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dan menyerang baik priaa dan wanita dengan
frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-
anak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya terjadi pada usia dewasa dan
berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.

D. Tanda & Gejala

Gejala herpes simpleks dapat bervariasi dari atu individu ke individu lain. Infeksi
pertama berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan disertai gejala lain seperti
demam, lema, nyeri disekitar mulut, tidak mau makan.

E. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosi herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anmnesis dn penampilan klinis.


Diagnosis dapat dibuat diperkuat dengan melakukkan biakan herpes, yang positif pada sekitar 80%
penderita. Tes Tsank positif pada 50% - 80% penderita herpes. Pada tes ini bhan dari fesikel
diletakkan pada gelas objek dan diwarnai deengan biru toilidin 1%. Dari hapusan yang diambiil dari
penderita herpes simpleks dapat terlihat sel-sel raksa yang berinti banyak dan besar.

F. Penatalaksanaan Medis

Untuk mengobati herpes simpleks, dokter memberikan pengobatan antivirus dalam


bentuk krim dan pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembhkan hepes simpleks, namun dapat
mengurangi durasi terja FDA antara lain : Acyclovir, Valacyclovir dan Famcyclovir. Jika seseorang
telah mendapat pengobatan untuuk herpes simpleks, maka pasangan seksualnya disarankan untuk
diperiksa, dan bila perlu diobati juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko
terjadinya komplikasi yang serius pada infeksi herpen simpleks yang tidak terdiagnosis atau
mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain.
G. Konsep Askep

1. Pengkajian

A. Pengumpulan Data

 Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama : Nyeri

b. Riwayat kesehatan utama

Yang menyebabkan nyeri adalah adanya vesikel

c. Riwayat kesehatan masa lalu

- Apakah klien pernah menderita penyakiit yang sama ?

- Apakah klien pernah dirawat dirumah sakit ?

- Pakh klien prnah menderita alergi ?

d. Riwayat kesehatan sebelumnya

Apakah ada keeluarga yang menderita penyakit yang sama atau penyakit
lain dan keturunan ?

 Pola aktivitas sehari – hari

B. Klasifikasi Data

1. Data Ssubjektif

- Rasa nyeri pada daerah mulut

- Sering demam dan menggil

- Leman dan cepat lelah

- Malas makan

- Klien bertanya mengenai penyakit yang dialami

- Mearas kuurang percaya diri

2. Data Objektif

- dinya p Tampak meringis

- Badan terasa hangat

- Nampakm lemah dan letih

- Porsi makan tidak disiapkan


- Nampak tidak ada selera / naafsu makan

- Berat badan turun

- Tampak gelisah

- Tampak malu dengan keadaannya.

C. Analisa Data

No Problem Etiologi Symptom

1 DS : Infeksi primer
klien mengatakanmerasa
nyeri pada daerah mulut Peradangan
DO : Nyeri
Klien nempak meringis Hipotalamus

Gangguan korteks serebri

Nyeri dipersepsikan
2 DS : Infeksi primer
- Klien mengatakan
sering demam dan Peradangan
menggil
- Klien mengatakan Pyrogen endogen
badannya terasa Gangguan rasa nyaman
panas Stimulasi di hipotalamus dan panas
- Klien mengatakan
lemah dan cepat Pergeseran set point
lelah
DO : Gangguan rasa nyaman dan
- Badan klien terasa panas
hangat
- Klien nempak lemah
dan letih
3 DS : Peradangan
Klien mengatakan malas
makan Timbul kelemahan
DO : Nutrisi kurang dari
- Porsi makan tidak Nafsu makan berkurang kebutuhan tubuh
dihabiskan
- Klien nampak Malas makan
kurang selera/nafsu
makan Nutrisi kurang dari kebutuhan
- Berat badan turun tubuh
4 DS : Pembentukan vesikel yang
berkelpompok
Klien mengatakan merasa
kurang percaya diri

DO : kusta Gangguan body image

Klien tampak malu dengasn Kerusakan integritas kulit


penampilannya
Gangguan body image

5 DS : Kurang informasi

Klien bertanya mengenai Salah interprestasi


penyakit yang dialaminya
Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan
DO :

Klien tampak gelisah

2. Dianosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyeri, berhubungan dengan ulserasi dan gatal ditandai dengan :

DS : klien mengatakan merasa nyeri pada daerah mulut

DO : klien tampak meringis

2. Gangguan rasa nyaman (panas) berhubungan dengan peradangan ditandai dengan :

DS :

- Klien mengatakan sering demam dan menggigil

- Klien mengatakan badannya terasa panas

- Klien mengatakan lemah dan cepat lelah

DO :

- Badan klien terasa hangat

- Klien nampak lemah dan letih

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurang nafsu makan ditandai dengan :

DS : klien mengatakn malas makan

DO :

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Klien nampak kurang selera/nafsu makan

- Berat badan turun

4. Gangguan body image behubungan dengan integrasi kulit ditandai dengan :


DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya

DO : Klien tampak gelisah

5. Ansietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya di tandai dengan :

DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya

DO : Klien tampak gelisah

3. Rencana Keperawatan

No Tujuan Infeksi Rasional

1 Tupan : setelah diberi tindakan 1. Kajinpeneyab kult 1. Memperoleh data


keperawatan selama 3 hari nyeri terssa gatal dan nyeri dasar dan
berkurang yang diarasakan memudahkan dalam
klien menentukan intervensi
Tupen : setelah diberi tindakan lebid lanjut
keperawatan selama 1 hari nteri 2. Anjurkan kopmpre
teratasi dengan kriteria : uilserasi, jangan 2. Menghindari
menggsruj jika terwujudnya lesi yang
- Menyatakan tingkat kitwsa berulang akibat
nyeri menurun garukkan yang
3. Alihkan perhatian memburuk ulserasi
- Tidak ad petunjuk non klien sangan nyeri
verbal tentang nyeri, 3. Mengalihkan perhatian
ulserasi dan gatal 4. Kolaborasi pembrian dengan mengajak
aspirin dan analgeti berdiskusi diharapkan
nyeri tidak
dipersepsikan

4. Aspirin dan
analgetikefektif untuk
mengontrol nyeri
2 Tupan : Setelah diberi tindakan 1. Ukur suhu setiap 2 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 hari suhu jam perubahan suhu
tubuh membaik
2. Berikan kompres 2. Membuka pori-pori
Tupen : Setelah diberi tindakan hangat kulit sehingga
keperawatan selam 1 hari suhu meningkatkan
tubuh berangsur normal dengan 3. Berikan selimut tiois penguapan
kriteria : 4. Atur ventilasi yang 3. Untuk meningkatkan
- Tidak ada menggigil cukup evaporasi panas
atau gemetar 5. Anjurkan minum air 4. Menuurunkan panas
- Klien tampak lebih sebanyak mungkin dengan prinsip radiasi
tenang
5. Untuk mengimbangi /
- Ekspresi wajah klien mengganti cairan yang
cerah keluar akigat evaporasi

3 Tupan : Setelah diberi tindakan 1. Kaji pola makan 1. Mengetahui tingkat


keperawatan selam a 3 hari nafsu makan
kebutuhan nutrisi terpenuhi 2. Memberi makananan klien,makanan yang
dalam bentuk yang disuka dan tidak
Tupen : Setelah diberi tindakan menarik disuka
keperawatan selama 1 hari
kebutuhan nutrisi membaik 2. Membantu
dengan kriteria : meningkatkan nafsu
makan
Nafsu makan kembali normal

4 Tupan : setelah diberi tindakan 1. Observasi gangguan 1. Dengan pemahaman


keperawatan selama body image body iamage yang jelas mengenai
terpenuuhi penyakitnya klien
2. Dorong pasien untuk dapat beradaptasiv dan
Tupen : setelah diberikan bertanya atau membantu dalam
tindakan keperawatan selama 1 mengekspresikan pelaksanaan
hari body image teratasi dengan perasaannya perawatannya
kritrian:
2. Dukungan akan
- Mekanisme koping yang membawa klien
efektif mengenal dirinya
membagi perasaan
- Menyatakan
akan mengurangi
penerimaanterhadap
gangguan perasaannya
situasi diri
serta menunjukkan
bahwa pasien
menerima
pembelajaran

5 Tupan : setelah diberi tindakan 1. Observasi tingkat 1. Sebagai data dasar


keperawatan selam a 3 hari kecemasan klien untuk melanjutkan
perasaan bingung berkurang.
Tupen : setelah diberi tindakan 2. Berikan penjelasan intervensi selanjutnya
keperawatan selama 1 hari kepda klien tentang
perasaan klien tampak tenang penyakitnya 2. Membantu kliien agar
dengan kriteria : dapat memahami
penyakitnya.
- Menjawab secara verbal
pertanyaan yang
diberikan tentang
penyakitnya

- Kooperatif dalam terapi


& perawatan

- Bebas dari kebingungan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang
terjadi setelah infeksi primer.
2. Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe
1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab
dan merah.
3. Pengidap penyakit Herpes zoster dan Herpes Simpleks manifestasinya dapat
menimbulkan penurunan harga diri atau akan menutup diri dari pergaulan,dan lain
sebagainya

B. SARAN
Herpes zoster & Herpes simpleks merupakan penyakit yang jarang
ditemukan namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu,
kita sebagai mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani
dan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut.
Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal
penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.virus-herpes-zoster.blogspot.co.id
www.virus-herpes-simpleks.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai