Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PUBLIC RELATION

KARAKTERISTIK OPINI PUBLIK DAN PEMBENTUKAN CITRA

Dosen Pengampu : Juminah, M.I.Kom.

Disusun Oleh :
1. Lia Oktoviani (120100001)
2. Komalasari (120100019)
3. Niti Nugrahani (20012079)
4. Sri Wahyuni (190403008)
5. ApriliantyAbdullah (14732012013) Psikologi
6. Siti Muna Warah (14732012021) Psikologi
7. Ikrima Dianti Istiqomah (14732012024) Psikologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


SORONG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
perlindungannya telah memberikan daya dan kekuatan sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam khasanah
dunia pendidikan perguruan tinggi bagi mahasiswa-mahasiswi khususnya
perguruan tinggi yang dalam hal ini penulis tujukkan hasil dari penulisan makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas dengan judul ” Pembentukan Citra.”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari pada kata
sempurna baik dalam penulisan, isi, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis
sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran kedepan yang bertujuan untuk
membangun.
Akhirnya, penulis ucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan YME
membalas semua kebaikan kita dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat.

Sorong, 28 November 2022


TTD

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................2
C. Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Opini Publik....................................................................................................3
1. Pengertian Opini Publik......................................................................................3
2. Karakteristik Opini Publik...................................................................................4
3. Opini Publik Dan Public Relations.......................................................................6
B. Citra................................................................................................................7
1. Pengertian Citra..................................................................................................7
2. Jenis-jenis Citra...................................................................................................8
3. Peran Citra..........................................................................................................8
4. Proses Pembentukan Citra.................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia, semakin meningkat pula persaingan terutama


didunia bisnis di Indonesia. Industri modern telah memasuki masa yang dikenal sebagai
persaingan pasar terbuka. Begitu banyak perusahaan berlombalomba untuk menjadi yang
terdepan dan membentuk citra yang positif sehingga dikenal oleh masyarakat dan mudah
dicerna. Menurut Canton dalam Ardianto (2010 : 99), citra merupakan gambaran dari diri
publik yang menimbulkan perasaan yang disengaja akibat dari suatu objek atau organisasi
yang ada. Kemajuan teknologi yang pesat melahirkan fenomena baru di dunia periklanan
terutama bisnis. Adapun pengertian citra menurut Kasali (2008: 30 ) yang dimana citra
merupakan kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu
sendiri muncul karena adanya informasi yang diberikan. Perkembangan industri jasa saat ini
semakin kompetitif, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan sejenis yang
menawarkan jasa kepada masyarakat dengan karakteristik yang berbeda-beda. Suatu
perusahaan yang memiliki citra yang baik akan lebih muda melakukan berbagai hal untuk
berkembang. Dalam membangun citra perusahaan dapat dilakukan tanpa pengiklanan, tetapi
dengan melakukan public relations keseluruh dunia tanpa mengenal lelah untuk
memperkenalkan produk atau jasanya.
Berbagai perusahaan jasa berdiri dalam dunia bisnis di Indonesia. Magnivate sebagai
salah satu perusahaan yang menyediakan jasa mengelola pemasaran produk melalui
pengembangan berbagai ide kreatif dan teknis. Pihak konsultan perlu menunjukkan kreatfitas,
kelebihan dan kekuatannya dalam menciptakan suatu karya. Dalam perusahaan Magnivate,
proses penyampaian sebuah pesan dilakukan melalui komunikasi dengan berbagai pihak yang
dimana kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan. Oleh karena itu Magnivate sebagai
salah satu perusahaan jasa yang ingin membentuk citra perusahaannya dengan strategi public
relations yang diluncurkan melalui komunikasi didalamnya, baik melalui pihak internal
maupun eksternal. Hal ini berkaitan dengan peran Public Relations dalam perusahaan, dalam
bidang ilmu komunikasi, Public Relations akan terus menjadi berkaitan dengan menjalin
hubungan yang efektif dengan berbagai organisasi serta pihak-pihak yang dianngap penting.
Public Relations merupakan ujung tombak dalam pembentukan citra dimata publik sesuai
dengan sistem dan nilai-nilai yang dianut. (Edwina, Account Manager).
B. Tujuan Penulisan Makalah

Bagaimana karakteristik opini public dalam public relation?

Bagaimana peran public relation dalam mendukung strategi yang dijalankan guna
membentuk citra perusahaannya?

C. Manfaat Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini Untuk memahami Peran public relation dalam


pembentukan suatu citra yang positif dan mengetahui karakteristik opini public.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Opini Publik

B. Pengertian Opini Publik


Nimmo (2005: 3) menyatakan bahwa opini publik adalah penggabungan pikiran,
perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang bertanggung jawab atas ketertiban sosial
dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan pendapat
tentang apa yang akan dilakukan serta bagaimana melakukannya.

Emory S. Bogardus, dalam The Making of Public Opinion, mengatakan bahwa opini
publik adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi dalam masyarakat
demokratis. Cutlip (2007 : 239) Herbert Blumer menyatakan opini publik merupakan
sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama, berhubungan dengan arah
opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial.

Leonard W. Doob (1948) dalam buku Opini Publik (Soemirat dan Yehuda 2001),
menyatakan bahwa opini publik menyangkut sikap orang orang mengenai suatu masalah,
di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Doob juga
menyebutkan yang membentuk opini publik adalah sikap pribadi seseorang atau
kelompok yang berasal dari kelompoknya.

Ferdinand Tonnies (Sunarjo, 1997: 30) menyebutkan tiga tahap opini


publik dalam perkembangannya, yaitu die luftartige, die flussige, dan die
feste. Pada tahap pertama, opini publik laksana uap yang tahap per-
kembangannya masih terombang ambing mencari bentuk nyata. Tahap
selanjutnya, opini publik mempunyai sifat-sifat seperti air yang sudah
mempunyai bentuk nyata, namun masih dapat dialirkan menurut
saluran yang dikehendaki. Tahap terakhir, opini publik sudah kuat dan
tidak mudah berubah.

Berdasarkan beberapa definisi opini publik menurut beberapa ahli, penulis


menyimpulkan bahwa opini publik adalah:
1. Gabungan antara pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga
negara terhadap pilihan kebijakan komunikator politik.
2. Hasil interaksi individu melalui sebuah perdebatan.
3. Sekumpulan pandangan individu terhadap isu/permasalahan yang sama dengan
pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial.

3
4. Unit sosial dalam jumlah yang besar dan aktif berkomunikasi sehingga semua
pihak terlibat dan mengenali masalah bersama.
5. Sikap pribadi seseorang atau kelompok yang berasal dari dalam kelompoknya.
6. Terbentuk dari proses awal yang belum nyata berubah menjadi nyata, kemudian
menetap kuat dan tidak mudah berubah.

C. Karakteristik Opini Publik


Opini publik merupakan refleksi dari perilaku manusia, baik sebagai aktor politik
maupun khalayak politik. Pesan politik yang dikemas sebagai berita/ informasi yang
dipublikasikan melalui media massa, media baru (new media), dan media sosial (social
media) mewakili rencana, tujuan, dan kepentingan aktor politik, sekaligus
mempertimbangkan secara serius setting peristiwa, keinginan, harapan, dan tujuan
khalayak. Floyd Allport (dalam Arifin, 2010:14) mengumpulkan 12 karakteristik opini
publik, yaitu:
1. Merupakan perilaku manusia individu-individu
2. Dinyatakan secara verbal.
3. Melibatkan banyak individu.
4. Situasi dan objeknya dikenal secara luas.
5. Penting untuk orang banyak.
6. Pendukungnya bersedia untuk terlibat.
7. Disadari, kesadaran bahwa setiap situasi berbeda reaksinya.
8. Diekspresikan, sikap atau pendapat melibatkan ekspresi.
9. Pendukungnya tidak harus berada pada tempat yang sama.
10. Bersifat menentang atau mendukung sesuatu, adanya pro kontra.
11. Mengandung unsur pertentangan sebagai upaya menuju tujuan bersama.
12. Efektif untuk mencapai objektivitas dalam mencapai tujuan bersama.

Opini publik juga mempunyai sifat-sifat yang mencirikan proses pem-


bentukan opini publik. Menurut Sunarjo (1997), ciri-ciri ataupun sifat-
sifat tersebut, yakni:
1. Sederhana. Pesan politik pada pembentukan opini publik disampaikan
dalam pernyataan atau bahasa yang sederhana agar khalayak atau publik
dapat memahami pesan tersebut dengan mudah.
2. Labil. opini publik sangat mudah berubah jika terdapat pesan politik
baru yang memudahkan diterima oleh publik. Artinya, pesan opini
publik bukan sesuatu yang menetap, melainkan terbuka untuk dipe-
ngaruhi oleh sumber komunikasi politik lainnya guna membentuk opini
publik baru.
3. Afinitas. Bahasa adalah alat yang paling kuat dan mudah dalam mengonstruksi
sebuah realitas. Penggunaan struktur bahasa, gaya menulis, idiom-idiom,
metafora, leksikon, serta huruf abjad yang dipakai dan cara menyajikan suatu
berita menentukan efek yang muncul.

4
Lebih lanjut, Nimmo (2009: 25) berpendapat opini publik mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdapat isi, arah, dan intensitas mengenai opini publik. Komunikator


politik, peristiwa, serta karakteristik dan tujuan opini publik adalah alasan
sebuah pesan politik dikonstruksi dan dipublikasikan.
2. Terdapat kontroversi. Kontroversi menandai adanya opini publik yang tidak
dipercayai oleh rakyat. Sebuah opini publik tidak selalu diterima bulat-bulat oleh
masyarakat, melainkan sangat mungkin menimbulkan perdebatan karena perbedaan
perspektif dalam banyak sektor di antara publik. Perbedaan partai politik, ideologi,
agama, pendidikan, kepentingan,dan lain-lainnya ikut memengaruhi munculnya
kontroversi di tengah masyarakat.
3. Mempunyai volume. Kontroversi yang terjadi menciptakan afiliasi kelompok yang
sepakat dan mendukung sebuah isu yang diperdebatkan. Sedangkan yang kontra atau
tidak mendukung akan menjadi sebuah kelompok yang mengkritik, membantah, dan
tidak mendukung isu yang menjadi perdebatan.
4. Relatif tetap walaupun dapat diubah dari positif ke negatif, atau sebaliknya. Opini
publik cenderung bisa bertahan selama komunikator politik terus memelihara pesan-
pesan tersebut dan khalayak menilai hal tersebut ‘benar’ serta setuju dengan pesan
politik tertentu. Oleh karenanya, opini public dapat bertahan dalam waktu tertentu.

Selanjutnya, Susanto (1975: 170) dengan mengacu kepada pendapat Cultip dan Center,
menyatakan bahwa pembentukan opini publik terjadi karena:

1. Sejumlah orang menyadari suatu situasi dan masalah yang dianggap perlu
dipecahkan. Maka dari itu, mereka mencari beberapa alternatif sebagai pemecah
masalahnya berdasarkan pada fakta yang diperoleh.
2. Beberapa alternatif lain sebagai saran pemecahan masalah ditemukan
sehingga terjadilah diskusi tentang kemungkinan penerimaan salah satu
atau beberapa alternatif
3. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pilihan terhadap salah satu atau
beberapa alternatif yang disetujui bersama melalui pelaksanaan keputusan yang telah
diambil, terbentuklah suatu pengelompokan baru dan dipupuklah kesadaran
kelompok.
4. Berdasarkan keputusan tersebut, dirumuskanlah suatu perincian pelaksanaan dan
tindakan dalam bentuk program sebagai konsep kerja yang mencari dukungan lebih
luas, bukan saja dalam kelompok yang telah menerimanya, melainkan di luar
kelompok sehingga terjadilah diskusi secara menjalar di kelompok-kelompok lain.

Berdasakan karakteristik opini publik, aktor politik sangat penting membentuk opini publik
yang dapat memudahkan, memperkuat, dan mampu memelihara kekuasaan. Emory S.
Bogardus (1949: 484 dalam Anwar Arifin, 2008: 16) mengemukakan bahwa opini publik
mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik, yakni:

5
1. Penguat undang-undang dan peraturan-peraturan. Tanpa dukungan pendapat umum,
undang-undang dan peraturan-peraturan tidak akan berjalan.
2. Pendukung moral dalam masyarakat.
3. Pendukung eksistensi lembaga sosial dan lembaga politik.

Menurut Dan Nimmo (2005) fungsi kekuatan opini publik bagi komunikator politik dan
institusi politik, yakni:

1. Menjadi kekuatan sosial.


2. Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma dalam masyarakat.
3. Mengancam karier seseorang, keberadaan organisasi atau perusahaan.
4. Mempertahankan atau menghancurkan organisasi atau perusahaan.

D. Opini Publik Dan Public Relations


Semua orang pasti pernah memberikan opininya tentang suatu hal, baik itu kepada
teman, keluarga, maupun kenalan lainnya. Opini tersebut bisa positif atau negatif.
Umumnya, opini berkaitan erat dengan pencitraan perusahaan. Opini publik memiliki
kaitan erat dengan Public Relations dalam organisasi. Opini publik dapat menjadi
cerminan bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan kualitasnya lebih baik lagi. Berikut
hubungan opini publik dengan Public Relations suatu organisasi tentang pencitraan
dalam Soemirat (2010):
1. Opini publik dapat meninggikan atau sebaliknya mengecilkan citra suatu
organisasi. Misalnya, kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat
menimbulkan citra positif organisasi sekaligus membentuk opini publik yang
positif. Sementara jika ada pemberitaan korupsi yang dilakukan oleh salah satu
anggota organisasi, hal itu dapat menimbulkan opini publik yang negatif. Ini
semua terkait erat dengan citra perusahaan.
2. Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik (masyarakat) terhadap
organisasi. Tingkat kepercayaan ini nantinya akan memengaruhi keputusan-
keputusan masyarakat terhadap produk organisasi.
3. Opini publik dapat memengaruhi eksistensi atau keberadaan organisasi.

Jika opini publik yang tercipta negatif maka masyarakat pun tidak akan mengizinkan
keberadaan organisasi tersebut di daerah tempat tinggal mereka. Selanjutnya, masyarakat
juga tidak akan mengizinkan anggota keluarga maupun kenalan mereka untuk bekerja
atau bergabung dengan organisasi tersebut.

6
E. Citra

1. Pengertian Citra
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda.
Gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi, atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang
ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau puisi.
Menurut terjemahan Collins English Dictionary yang dikutip dalam buku Strategi
Public Relations memberikan definisi citra sebagai suatu gambaran tentang mental; ide
yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh
seseorang, organisasi, dan sebagainya (Oliver,2007:50). Pengertian lain, citra adalah
perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga; kesan
yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi
(Ardianto,2011:62). Jadi dapat disimpulkan citra adalah gambaran diri baik personal,
organisasi maupun perusahaan yang sengaja dibentuk untuk menunjukkan kepribadian
atau ciri khas,
Menurut Siswanto Sutojo yang dikutip dalam buku Handbook of Public Relation
(2011:63) citra perusahaan dianggap sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan atau organisasi. Menurut Siswanto Sutojo yang dikutip Ardianto (2011:63)
manfaat citra perusahaan yang baik dan kuat yakni :
1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap Perusahaan berusaha
memenangkan persaingan pasar dengan menyusun stategi pemasaran taktis.
2. Menjadi perisai selama krisis Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau
memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik, yang
menyebabkan mereka mengalami krisis.
3. Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset
perusahaan. 4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran
4. Menghemat biaya operasional karena citranya yang baik.
Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai dengan apa yang dikehendaki
perusahaan, dapat dilakukan dengan bertahap :
1. Membentuk persepsi segmen sasaran Citra yang ingin dibentuk harus
mencerminkan jati diri perusahaan yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kuran
2. Memelihara persepsi Upaya mempertahankan citra dengan mempertahankan
pelaksanaan program periklanan dan PR sesuai dengan rencana perusahaan.
3. Mengubah persepsi segmen pasaran yang kurang menguntungkan Perusahaan
yang dikelola secara profesional akan berusaha keras mengubah persepsi segmen
sasaran yang tidak menguntungkan, dengan bebenah diri dari dalam.
Menurut Siswanto Sutojo (2004:42) yang dikutip dalam buku Handbook of Public
Relation (Ardianto,2011:72) ada tiga jenis citra yang dapat ditonjolkan perusahaan :
1. Citra eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaanperusahaan
besar. Yang dimaksud eksklusif adalah kemampuan menyajikan berbagai macam
manfaat terbaik kepada konsumen dan pelanggan.

7
2. Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai
menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama dengan produk
sejenis yang beredar di pasaran.
3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang mampu
menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya murah.

B. Jenis-jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011: 229-300), terdapat 6 jenis citra, yaitu:

1. Citra bayangan (Mirror Image)

Citra ini biasanya melekat kepada pemimpin oraganisasi yang terkait pandangan
orang lain. Pemimpin tersebut selalu merasa semua orang mempunyai pandangan
yang positif terhadap organisasi. Biasanya, perasaan pemimpin tersebut tidak tepat
karena hampir serupa dengan fantasi.

2. Citra yang berlaku (Current Image)

Citra yang berlaku merupakan merupakan kesan baik milik orang lain tentang
organisasi dan hal lain berkaitan dengan produk.

3. Citra yang Diharapkan (Wish Image)

Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan manajemen atau organisasi

4. Citra Perusahaan (Corporite Image)

Berkaitan dengan sosok perusahaan untuk menciptakan citra positif, lebih dikenal
serta diterma public

5. Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana pihak
PR, misalnya mengenalkan identitas perusahaan.

6. Citra Penampilan (performance image)

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau
penampilan diri para profesional.

C. Peran Citra
Organisasi atau perusahaan pasti memiliki nilai-nilai atau karakteristik unik
yang ingin dijaga. Hal ini sering dikenal dengan citra perusahaan. Keberadaan citra
perusahaan bersumber dari pengalaman atau upaya komunikasi sehingga penilaian
maupun pengembangannya terjadi pada salah satu atau kedua hal tersebut. Upaya
perusahaan sebagai sumber informasi dan terbentuknya citra perusahaan memerlukan
dorongan yang kuat. Informan yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang
dapat menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran.

8
Menurut Shirley Harrison (2004:71) informasi yang lengkap mengenai citra
perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut :
 Personality
Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti
perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung
jawab sosial.
 Reputation
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi
seluruh bank.
 Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan
seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang
cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.
 Corporate Identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan

D. Proses Pembentukan Citra


Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian
tentang fakta-fakta atau kenyataan (Soemirat dan Ardianto, 2007:115). Untuk
mengetahui nilai citra perlu menelaah persepsi dan sikap seseorang terhadap citra
organisasi tersebut. Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi
dan pengetahuan yang kita miliki. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan
informasi-informasi yang diterima seseorang.
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang dikuti Danasaputra sebagai
berikut :

 Stimulus : rangsangan (kesan lembaga yang diterima dari luar untuk


membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima
informasi dari langganan

9
 Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung
dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada stimulus
indrawi.
 Kognisi : aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan, ide dan
konsep.
 Motivasi : kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi
individu setiap saat.
 Sikap : hasil evaluasi negatif atau positif terhadap konsekuensinya
penggunaan suatu objek.
 Tindakan : akibat atau respons individu sebagai organism terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun lingkungan.
 Respons : tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap rangsangan
atau stimulus.
Pada saat stimulus (rangsangan) diberikan, maka masyarakat akan lanjut ke tahap
selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini memberikan makna
terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai objek. 16 Selanjutnya akan
dilakukan kognisi, dimana ia mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu
muncul dorongan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan
motif atau motivasi. Terakhir munculah sikap, yang merupakan kecenderungan
bertindak, berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek,
ide, situasi, dan nilai

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Opini publik memiliki peranan yang besar trhadap pembentukan citra sebuah organisasi
atau produk dari organisasi tersebut. Opini publik terbentuk dari masyarakat yang menaruh
perhatian pada sebuah isu atau hal yang sama. Opini piblik harus dihimpun dan kemudian
dianalisa oleh Public Relations organisasi tersebut sebagai acuan dan pertimbangan dalam
pengambilan langkah selanjutnya. Melalui cara ini, akan diketahui seberapa baik atau buruk
citra sebuah organisasi di mata publik

Pada dasarnya sebuah perusahaan selalu menginginkan citra yang positif bagi
perusahaannya di mata publik. Tentunya untuk membangun suatu citra positif tidaklah mudah
dan membutuhkan berbagai upaya yang perlu direalisasikan dan perusahaan tidak ingin jika
citra perusahaannya di mata publik ini negatif karena akan berdampak pada seluruh kinerja
perusahaan dan mengancam hidup mati perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan
berupaya dengan keras untuk menciptakan citra yang positif di mata publik, hingga
perusahaanpun bersedia mengeluarkan tenaga dan biaya yang cukup besar untuk memperoleh
citra yang positif. Membangun dan mempertahankan citra dibutukan waktu yang cukup lama
dimana perlu adanya perjuangan yang ekstra bagi perusahaan untuk menjaga citranya di mata
publik. Namun jika perusahaan tidak berhati-hati, maka hal ini akan berdampak negatif bagi
perusahaan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjaga
citranya di mata publik dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan
menerapkan corporate social responsibility (CSR).

11
DAFTAR PUSTAKA

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-01241-MC%20Bab1001.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/11520749.pdf

https://maglearning.id/2021/01/09/opini-publik-dan-public-relations/

Dr. Umimah Wahid, M.Si. 2016. Buku Komunikasi Politik Bab 7 Opini Publik. Simbiosa
Rekatama Media

12

Anda mungkin juga menyukai