Anda di halaman 1dari 10

Self and Identity

Kelompok 4
Eunike Anita Pabiri
Aprilianty Abdullah
Nakhlah Sugiarto
A. Budaya dan Konsep Diri
Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri. Organisasi dari bagaimana kita
mengenal, menerima dan mengenal diri kita sendiri. Suatu deskripsi tentang siapa kita,
mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip
Asumsi-asumsi akan pentingnya konsep diri berakar dari pemilikiran individualistik barat.
Dalam masyarakat barat, diri dilihat sebagai sejumlah atribut internal yang meliputi
kebutuhan, kemampuan, motif, dan prinsip-prinsip. Konsep diri adalah inti dari keberadaan
(existence) dan secara naluriah tanpa disadari mempengaruhi setiap pikiran, perasaan dan
perilaku individu tersebut.
Pengaruh konsep diri

Pengaruh terhadap Pengaruh pada social


persepsi diri explanitanion

Pengaruh pada Pengaruh pada emosi


peningkatan diri
B. Kepribadian dalam Lintas Budaya

• Definisi Kepribadian

Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas budaya dan kepribadian adalah
perbedaan diantara keberagaman budaya dalam memberi definisi kepribadian.
Dalam literature-literatur Amerika umumnya kepribadian dipertimbangkan sebagai
perilaku, kognitif dan predisposisi yang relatif abadi. Definisi lain menyatakan bahwa
kepribadian adalah serangkaian karakteristik pemikiran, perasaan dan perilaku yang
berbeda antara individu dan cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi.
Semua definisi di atas menggambarkan bahwa kepribadian didasarkan pada stabilitas dan
konsistensi di setiap konteks, situasi dan interaksi. Definisi tersebut diyakini dalam tradisi
panjang oleh para psikolog Amerika dan Eropa.
• Locus of control

Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter (1966) yang menyatakan bahwa setiap orang
berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar kontrol diri mereka terhadap perilaku dan
hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan.

Locus of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya, yaitu
internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka sangat
ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka. Sedangkan locus of
control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat
ditentukan oleh dirinya sendiri.
• Budaya dan Perkembangan Kepribadian

Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter yang lebih
jelas dan matang. Perubahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi lingkungan dengan fungsi–
fungsi bawaan sebagai dasarnya. dapat disimpulkan bahwa budaya memberi pengaruh pada
perkembangan kepribadian seseorang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak
yang tinggal bersama orangtua ketika beranjak dewasa tentunya sangat berbeda dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang tinggal di panti asuhan.
• Budaya dan Indigenous Personality

Sebagai contoh kajian indigenous personality adalah penelitian yang dilakukan Doi (1973). Doi
mengemukakan adanya Amae yang dikatakan sebagai inti konsep dari kepribadian orang-orang
Jepang. Amae berakar pada kata ‘manis’, dan secara perlahan dirujukkan sebagai sifat pasif,
ketergantungan antar individu. Dipaparkan pula bahwa Amae berakar pada hubungan antara
bayi dengan ibunya. Menurut Doi, relationship seluruh orang Jepang dipengaruhi dan
berkarakteristik Amae, sebagaimana Amae ini secara mendasar mempengaruhi budaya dan
kepribadian orang Jepang. Suatu konsep yang memandang kepribadian sebagai bagian tak
terpisahkan dari konsep hubungan sosial
Self-Esteem dan Self-Enchancement
Self-esteem atau harga diri mengarah pada evaluasi kognitif dan afektif yang kita buat
tentang diri kita sendiri. Self-esteem adalah konstruk berdasarkan budaya yang melihat
diri sendiri sebagai makhluk hidup yang memiliki nilai budaya pada umumnya yang
kemudian diintegrasikan menjadi pandangan dunia individual yang unik oleh setiap
orang.

Self-enhancement atau peningkatan diri adalah proses-proses psikologis yang terjadi


ketika kita meningkatkan harga diri (self-esteem) kita. Self-enhancement merupakan
proses psikologis universal, sehingga individu-individu secara universal akan bekerja
atau berusaha untuk meningkatkan harga diri mereka.
Setiap individu digambarkan sebagai sosok yang unik, self-esteem
dan self enchancement muncul dari kebutuhan terhadap keunikan.
Juga melalui ekspresi terhadap ideologi budaya yang bisa
meningkatkan atau mendorong self-esteem. Contoh : Pada beberapa
budaya, laki-laki yang telah melakukan sunat dianggap lebih jantan,
maka bagi pria yang telah melakukan hal tersebut harga diri (self-
esteem)nya pun meningkat.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai