Anda di halaman 1dari 10

TRAUMA VERETEBRA 4.

Flexion Teardrop Fracture


A. Cervical
1. Atlanto Axial Subluxation

- cedera aksial/fleksi yang


parah pada tulang belakang
servikal.
- pada tulang belakang leher
bagian tengah/bawah (C4, C5,
atau C6)
- sebuah fragmen segitiga
(tanda tetesan air mata)
5. Locked Facet/ Bilateral Facet
Dislocation

- Gangguan C1-C2→ g3 rotasi


leher
- Di atas garis McGregor
2. Anterior Wedge Fracture

- Faset inferior dari satu tubuh


vertebra meluncur ke atas dan
di depan faset superior tubuh
di bawah → ec cedera
hiperfleksi
- Cidera hiperfleksi ec. Beban 6. Unilateral Occipital Condyle
aksial
- Etio : osteoporosis >> trauma
- Disrupsi kortikal dg impaksi
endplate tanpa keterlibatan
dinding posterior “wedge
sign”
3. Clay Shover Fracture Fracture

- Dislokasi cranioservikal →ec


trauma tumpul energi tinggi
(CT SCAN)
7. Hangmasn’s Fracture

- Fraktur procesus spinosus


vertebra servikal bawah
- Lucency oblik melalui proses
spinosus (C7)
- Fraktur elemen posterior C2 - Paling sering pada regio
- cedera hiperekstensi→ servikal, thoracal, dan lumbal
penumpang kecelakaan bagian atas.
kendaraan bermotor yang - Akibat pembebanan aksial
dahinya terbentur kaca depan berenergi tinggi→kecelakaan
- pelebaran kanal tulang secara kendaraan bermotor
keseluruhan, biasanya tidak - Fragmen tulang posterior
terkait dengan defisit terdorong ke kanal tulang
neurologis belakang (retropulsed
8. Cervical Spine Floating Pillar fragmen), dan aspek anterior
tubuh vertebra displasia ke
depan

B. Thorako Lumbal
1. Compression Fracture

- fraktur melalui pedikel dan


lamina vertebra tulang
belakang leher yang
menciptakan fragmen pilar
- Fraktur kompresi →
artikular yang mengambang
pembebanan aksial berenergi
bebas.
tinggi yang mengakibatkan
9. Jefferson Fracture
gangguan pelat ujung tubuh
vertebral dan korteks tubuh
vertebral posterior.
- Gx: nyeri punggung dan atau
- Fraktur C1, biasanya defisit neurologis tungkai
melibatkan lengkung anterior bawah
dan posterior. - Terjadi pada T9-L5, paling
- cedera beban aksial (seperti sering terjadi pada L1
menyelam ke dalam kolam 2. Thorakolumbar Brust Fracture
renang dan kepala terbentur di
dasar)
- “self decompression fracture"
di mana kanal tulang belakang
pada tingkat fraktur cukup
lebar untuk mengakomodasi
pembengkakan spinal cord.
10. Sevical Brust Faracture
- Fraktur kompresi →
pembebanan aksial berenergi
tinggi yang mengakibatkan
gangguan pelat ujung tubuh
vertebral dan korteks tubuh
vertebral posterior.
- Retropulsi fragmen korteks
posterior ke kanal tulang
belakang
- Gx : nyeri punggung dan atau
defisit neurologis tungkai
bawah
- Terjadi pada T9-L5, paling - Fraktur horizontal menembus
sering terjadi pada L1 korpus vertebra, pedikel, dan
- prosesus spinosus
3. Thoracic Spine Fracture- C. Sacral

Dislocation
- fraktur tulang belakang
bersamaan dengan dislokasi
sendi facet dan/atau ruang
diskus intervertebralis.
- cedera neurologis berat yang
menyebabkan kelemahan
ekstremitas bawah dan/atau
penurunan sensasi pada tubuh
bagian bawah. D. Coccygeal
4. Translation Rotation Injuries

- perpindahan horizontal atau


- rotasi satu corpus vertebra
terhadap yang lain → gaya
puntir dan gaya geser SCURVY
5. Trasverse Process Fracture
Kondisi kekurangan Vit C (Asam
askorbat)
Gx :
- Pada bayi rewel dan anemia
- penyembuhan luka yang buruk,
pembengkakan gingiva dengan
- fraktur tulang belakang kehilangan gigi, petechiae mukokutan,
lumbar minor dan stabil. ekimosis, dan hiperkeratosis
6. Chance Fracture - Kelainan tulang berupa perdarahan
sub-periosteal menyebabkan rasa sakit
dan nyeri yang luar biasa di dekat
sendi besar, fraktur atau pemisahan Defisiensi Vit D
epifisis dapat terjadi akibat gangguan
- Penurunan densitas tulang
pembentukan tulang endochondral
- Temuan okular termasuk perdarahan,
cotton-wool spots, dan perdarahan
retrobulbar ke dalam saraf optik,
mengakibatkan atrofi dan papilledema

- Penebalan lempeng epifisis

Subperiosteal hemorrhage :
peningkatan permeabilitas kapiler,
Tampak di ujung tulang panjang (femur,
tibia, humerus)
Trummerfeld zone : Pita radiolusen
transversal berdekatan dengan zona
kalsifikasi sementara akibat aktivitas
osteoblastic yang tertekan dengan
mineralisasi normal
Wimburgers Sign : Epifisis kecil - Kepala → frontal bossing, wormian
dibatasi oleh tepi sklerotik dengan bagian bones, maupun craniotabes;
tengah lebih radiolusen karena penurunan
proliferasi kartilago dan mineralisasi
normal
Whiteline of Frankle : Dense zone of
provisional calcification

Proliferasi kartilago menurun dengan


mineralisasi normal menghasilkan zona
kalsifikasi sementara yang melebar dan
padat
Pelkin’s Fracture : Zona kalsifikasi
sementara melampaui batas metafisis
yang mengakibatkan elevasi periosteal
dan pembentukan marginal spur
Tonjolan tulang ini terjadi pada margin
metafisis, memanjang menjauhi poros

RICKETS
- Dapat dijumpai fraktur greenstick,
skoliosis, frying bones
- Keterlambatan erupsi gigi dan
hipoplasia enamel gigi.

PAGET DISEASE

- Genu → genu varum maupun genu Peningkatan kinerja osteoklas yang


valgum; berlebihan dan diikuti oleh pembentukan
tulang baru yang juga berlebihan oleh
osteoblast.
GX:
• tampak seperti kera (ape like)
dengan tungkai yang
membengkok dan lengan
menggantung di depan tubuh
pasien.
- Tibia →tampak saber shin,
- Pelvis → triradiate pelvis serta epifisi - Flmaeshaped lesion
caput femur yang mengalami slipped;

- Torax → rachitic rosary dan pectus


carinatum.
- osteoporosis circumscripta pada
tulang frontal dan occipital ,
berkembang pada fase
intermediate ( mixed phase )
dengan bercak sklerosis
multifokal yang mirip dengan
gambaran cotton wool.

- Subperiosteal Bone Resorption

- Tulang Vertebrae
Korpus menjadi besar dengan
batas cortical yang menyolok ,
atau menjadi sclerotic ,
menyerupai lymphoma atau
penyakit metastasis ( ivory
vertebrae ) - Osteosclerosis (Jersey Rugger)

RENAL OSTEODYSTROPHY
kelainan metabolisme tulang yang terjadi
pada pasien dengan gagal ginjal kronik B. Low Turn Over PTH
(CKD) dan ditandai dengan defisiensi - Looser Zones
mineralisasi tulang akibat gangguan
metabolisme kalsium, fosfor, PTH, dan
vitamin D.
A. High Turn Over PTH
- Osteitis Fibrosa

C. Mixed Pattern Disease


OSTEOGENESIS IMPERFECTA - Popcorn calcification: area
radiolusen bergigi dengan tepi
Kelainan genetik
sklerotik di metafisis dan epifisis
kongenital, non-sex-
linked, akibat sintesis
abnormal dan defek
struktural kolagen
tipe I mengakibatkan
kelainan pada tulang,
gigi, ligamen, sklera,
dan kulit.
Ciri khas :
- Osteopenia
- Osteoporosis→Kemungkinan patah
tulang, fraktur kompresi tulang
belakang
- Zebra tipe sign: garis pemulihan
pengobatan bifosfonat siklik

- Kelemahan ligamen
- Pewarnaan biru pada sklera

- Dentinogenesis imperfekta
-

- Cacat tulang gracile (overtubulated)


- K/L : sclera memiliki warna
biru/ungu/abu-abu, wajah segitiga,
gangguan pendengaran, dentinogenesis
imperfecta
Tipe IV-Moderate Severe
• Tulang mudah patah, kebanyakan
sebelum pubertas
• Lebih pendek dari rata-rata perawakan
untuk usia
• Kelainan bentuk tulang ringan sampai
sedang
• K/L: sklera sering berwarna biru lalu
menjadi putih di masa anak/pubertas,
wajah segitiga, kemungkinan
dentinogenesis imperfekta, gangguan
pendengaran
Tipe I-Mild (50%) Tipe V
- Kerapuhan tulang umum -> • Calluses hipertrofik besar di lokasi
kecenderungan untuk patah tulang fraktur
- Perawakan normal/mendekati normal • Kalsifikasi membran interoseus antara
- Sendi kendur dan kelemahan otot radius dan ulna -> membatasi rotasi
- Deformitas tulang tidak ada atau lengan bawah dan dislokasi kaput
minimal radius
K/L : sklera sering berwarna biru, ungu, Tipe VI
atau abu-abu, dentinogenesis imperfecta, Tipe VII dan VIII
subtipe IA (tanpa) dan IB (dengan DI),
cenderung mengalami gangguan
pendengaran
Tipe II-Perinatal Lethal
- Bentuk paling parah dan lethal saat/
segera setelah lahir
- Patah tulang rusuk multipel dan
hipoplasia paru
- Mutasi dominan baru ke gen kolagen
tipe I
- Klinis :
Fraktur multiple dan deformitas tulang
IUGR
Wormian bones
Tipe III-Progresive Deforming
- saat lahir, bayi umumnya memiliki
anggota tubuh yang sedikit memendek
dan membungkuk, dada kecil, dan
calvarium lunak
- tulang mudah patah
- bertubuh pendek
- rotoscoliosis dan fraktur kompresi
vertebra
- struktur yang berubah di metafisis dan
diafisis -> popcorn like appearance
OSTEOPOROSIS

kepadatan mineral tulang rendah yang


disebabkan oleh perubahan struktur
mikro tulang yang pada akhirnya
membuat pasien rentan mengalami patah
tulang
Bone Mineral Density (BMD)-2,5 SD

3. Pada tulang tubular (terutama


metakarpal), akan terjadi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI penipisan korteks. Ketebalan
1. Berkurangnya atau hilangnyat kortikal <25% dari seluruh
trabekula→hilangnya kapasitas ketebalan metacarpal menandakan
menahan beban osteoporosis

2. penilaian osteoporosis adalah dengan


indeks singh dengan cara melihat pola
traebkular di tulang femur proksimal
4. Fraktur dan deformitas Lokasi
umum fraktur di tulang belakang,
pinggul, dan femur proksimal.
Fraktur juga dapat terjadi pada
humerus proksimal, panggul,
klavikula, dan skapula.
5. Klasifikasi Genant → Fraktur
Osteoporosis Pada Vertebrae

6. Femoral Neck Fracture

 Disrupsi garis sherton


 Asimetri leher / kepala femoralis
lateral
 Sklerosis pada bidang fraktur akibat
impaksi.
 Trabekula tulang bersudut
 Tulang paha sering diposisikan dalam
fleksi dan rotasi eksternal

7.

Anda mungkin juga menyukai