Anda di halaman 1dari 13

RENAL OSTEODYSTROPHY

Pembimbing
dr. Rury Rachmawati Arifin, Sp. Rad

Oleh
Febri Fatma Lailatul Laeli
202011101076
SMF/LAB RADIOLOGI
RSUD dr. HARYOTO
2022
Renal Osteodystrophy (ROD)
DEFINISI Renal Osteodystrophy (ROD) adalah kelainan
metabolisme tulang yang terjadi pada pasien
dengan gagal ginjal kronik (CKD) dan ditandai
dengan defisiensi mineralisasi tulang akibat
gangguan metabolisme kalsium, fosfor, PTH,
dan vitamin D.

MANIFESTASI
Osteomalacia , Secondary Hiperparathyroidism,
Osteoporosis/Osteopenia, Osteitis Fibrosa
ETIOLOGI
Hiperparatiroidisme sekunder adalah penyebab utama osteodistrofi
Retensi fosfat  Kadar fosfat yang tinggi dalam darah dapat merangsang sekresi PTH
Kalsium  Penurunan kalsium serum akan merangsang sekresi PTH.
serum ↓
Kalsitriol ↓  Penurunan penyerapan kalsium melalui usus dan peningkatan refleks
PTH

FGF 23 ↓  FGF-23 bertanggung jawab untuk menurunkan kadar fosfat dalam tubuh,
dan penurunan kadar FGF-23 dapat menyebabkan peningkatan
PTHhiperparatiroidisme sekunder. 

3
PATOGENESIS
PATOGENESIS
- S. Fosfat ↑ PATOGENESIS
- S. Kalsium ↓
- Alkalin
Phosphatase ↑
- PTH ↑
Makanan /zat yang tidak bisa diserap
- Calcitriol ↓
Tekanan osmotik dalam rongga usus ↑

Isi rongga usus yang berlebihan


merangsang usus untuk Pergerseran air dan elektrolit ke dalam
mengeluarkannya--> diare lumen usus

DIARE KARENA GANGGUAN MOTILITAS USUS


. Terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati,
post reseksi usus serta hipertiroid.
4
KLASIFIKASI

High Turn Over (PTH ↑)  PTH ↑ diakibatkan oleh retensi fosfor, penurunan
kadar kalsitriol, perubahan intrinsik dalam kelenjar
paratiroid, resistensi tulang terhadap aksi PTH dan
Low Turn Over (PTH N) hipokalsemia.
 Terjadi peningkatan bone resorption dan ↓ bone
formation
Mixed Pattern Disease  Osteitis Fibrosa , Subperiosteal Bone Resorption,
Osteosclerosis
OSTEITIS FIBROSA SUBPERIOSTEAL BONE
RESORPTION
OSTEOSCLEROSIS
Jersey Rugger
KLASIFIKASI

High Turn Over (PTH ↑)  Kadar PTH normal dengan lesi tulang khas yang
ditandai dengan ↓ bone formation.
 Kelebihan pengendapan aluminium ke dalam tulang
Low Turn Over (PTH N) mempengaruhi mineralisasi tulang merusak
diferensiasi perkusor menjadi osteoblas dan
poliferasi osteoblas.
Mixed Pattern Disease  Adynamic bone dan osteomalacia
OSTEOMALACIA
Looser Zones
KLASIFIKASI

High Turn Over (PTH ↑)  Beberapa pasien dengan CKD memiliki gambaran
histologis osteitis fibrosa dan osteomalasia
 Ada bukti biokimia dari hiperparatiroidisme sekunder,
tetapi faktor lain menjelaskan defek pada mineralisasi
Low Turn Over (PTH ↓)
tulang.
 pada pasien dengan osteitis fibrosa yang sedang dalam
proses mengembangkan penyakit tulang terkait
Mixed Pattern Disease aluminium
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Biopsi Tulang gold standart


 Hormon paratiroid  Digunakan untuk membedakan antara keadaan turnover
tulang yang tinggi dan rendah.
 Alkaline fosfatase spesifik tulang bsALP merupakan indikator aktivitas
osteoblastik.  
 Osteocalcin dan propeptida kolagen tipe I  Penanda pembentukan tulang ini
dapat ditemukan dalam darah pasien dengan osteodistrofi
 Pemeriksaan Radiografi
TATALAKSANA

 Vitamin D: Jika kadar vitamin D dalam darah <30 ng/ml, direkomendasikan


suplementasi vitamin D2 20.000 U/hari.
 Cinacalcet: Ini digunakan untuk menurunkan kadar PTH dengan meningkatkan
sensitivitas reseptor penginderaan kalsium di kelenjar paratiroid.
 Fosfat: Untuk menekan peningkatan kadar PTH, mempertahankan serum fosfat di
bawah 5,5 mg/dL sangat penting. 
 Kalsium: Tingkat kalsium dijaga mendekati batas atas kisaran normal dengan
memodifikasi konsentrasi kalsium dalam dialisat. Hal ini dilakukan untuk menekan PTH
dan menurunkan produk kalsium dan fosfor (Ca XP). 
 Asidosis: Asidosis harus dikelola menggunakan natrium bikarbonat.
 Jika dicurigai adanya osteomalasia yang diinduksi aluminium, khelasi dengan
desferrioksamin dapat dimulai. 
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai