Anda di halaman 1dari 2

AKSI NYATA

Nita Oktaviani
Bahasa Indonesia

1. Apa yang Anda ketahui tentang peserta didik pada jenjang pendidikan yang Anda
ampu? Apa kekhawatiran/keprihatinan pribadi Anda terhadap mereka? Apa hal
tentang mereka yang belum Anda pahami dan ingin Anda ketahui?

Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan remaja awal dan madya (12-18
tahun) sedang berada pada tahap mulai menyukai lawan jenis (masa pubertas), lebih
memperhatikan penampilan, berada difase ingin diakui oleh teman-temannya, senang
menjadi pusat perhatian, dan mulai berpikir dengan logika.

Peserta didik pada jenjang menengah yaitu jenjang SMP dan SMA sudah mengalami
peningkatan dalam aspek kognitifnya. Rata-rata, peserta didik pada jenjang ini sudah
memiliki kemandirian dalam belajar seperti memiliki kemampuan dalam menganalisis
informasi, mengevaluasi, mengambil simpulan dan keputusan dalam suatu permasalahan
yang diberikan serta mampu mengonstruksi pengetahuan dan pemahamannya sendiri.

Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah pada fase pubertas ini, ketertarikan terhadap
lawan jenis sudah dimulai dan juga mudah terangsang secara erotis. Dikhawatirkan adanya
ketertarikan untuk melihat gambar atau video yang tidak senonoh bahkan sampai
kecanduan. Rasa ingin tahu yang tinggi bisa saja mendorong mereka ke hal yang negative.
Oleh karena itu peran pendidik dan orang tua akan penanaman nilai moral dan agama
haruslah diperkuat.

Adapun yang ingin saya ketahui lebih jauh tentang mereka adalah sudut pandang mereka
tentang keluarga dan teman-temannya. Seperti apa sosok keluarga di mata mereka. Pada
fase ini, anak lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya dan lebih sensitf
dengan orang tua terlebih orang tua yang banyak memberikan larangan atau batasan kepada
anaknya.
2. Permasalahan apa yang Anda rasa paling mengganggu terkait bidang studi yang
Anda ampu? Jika ada kesempatan, apa yang ingin Anda tanyakan/gali dari peserta
didik terkait bidang studi tersebut?

Permasalahan yang cukup menggangu pada studi Bahasa Indonesia adalahnya


kurangnya minat baca dari peserta didik. Menumbuhkan budaya membaca atas kesadaran
sendiri saya rasa sangat sulit. Tak jarang mereka mengeluh ‘mengantuk’ ketika membaca
suatu karya sastra.

Kriteria bacaan seperti apa yang bisa membuat mereka tertarik untuk membaca
buku pelajaran, apakah dari penggunaan kombinasi warna pada layout buku pelajaran, teks
dongeng yang diberikan banyak ilustrasi lebih membuat mereka tertarik dibandingkan
yang hanya berisi teks saja? Lebih tertarik membaca buku atau digital.

Anda mungkin juga menyukai